Share

BAB 16

Simbah berjalan mendekati Sera. Dia menatap tak seperti biasanya. Lebih tajam dan sangat dingin. Kelima jemari kanannya meremas kuat ujung tongkat. Bahkan pandangan itu bisa diartikan siap menerkam Sera saat ini juga.

"Aku dari tadi mengamati kalian. Hmm ... jadi kau sudah kenal menantuku?" ucapnya kini menatap Bu Broto yang biasa dipanggil Jeng Wuri.

"Katakan apa yang harus aku ketahui."

"Mbakyu," balas Jeng Wuri kini duduk di sebelah Sera. Dia mengambil selembar tisu dan menyodorkan tepat ke wajah Sera sambil berkata, "bersihkan mulutmu itu. Sangat tidak pantas istri Bupati kotor. Makan saja urakan. Tapi, gadis desa memang selalu seperti itu. Kam-pu-ngan."

"Kamu sudah mengabaikan aku, Wuri," sela Simbah lalu duduk tepat di hadapan mereka. Simbah kini memicingkan kedua mata ke arah Maya yang sangat senang melihat Sera masih bergeming kaku.

"Apa yang kalian berdua ingin katakan? Aku tidak suka berbelit."

"Mbakyu, maafkan," balas Jeng Wuri sambil menggelengkan kepala, "Mbak tahu sendi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
bersinarmatahari60
semakin seru
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status