Share

BAB 17

Satria menekan tombol di kursi rodanya. Menggerakkan roda itu hingga tepat di hadapan Sera yang masih bergeming kaku.

"Kenapa diam? Apa benar kau meniduri Om Bima?"

Seperti biasanya, Sera meremas ke -10 jemarinya ketika dia sangat gugup. Tak dia sangka pertanyaan Satria benar-benar di luar dugaannya.

"Jadi benar. Diam artinya kau memang melakukannya," ucap Satria kini terkekeh pelan.

"Seharusnya aku tidak perlu menjawab pertanyaan konyol itu. Kenal saja tidak. Lagi pula, menikahi ayahmu syarat utamanya adalah suci."

Dengan santai Sera akhirnya menjawab. Dia kini bersujud di hadapan anak itu. Memberikan senyuman sangat cantik seperti biasanya.

"Anak seumuran dirimu seharusnya belajar rajin agar menjadi apa pun yang kau inginkan."

"Aku ingin menjadi pemain bola dunia. Tapi ... apakah kau bisa bertanggung jawab? Ingatlah, ibu tiriku. Aku lumpuh karena dirimu," balasnya dengan nada dingin.

Hati Sera benar-benar lemas seketika. Memang dia yang menyebabkan Satria seperti ini. Namun, berpur
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status