Pesona Istri Desa sang Bupati

Pesona Istri Desa sang Bupati

By:  Celebes  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
22 ratings
113Chapters
2.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Menjadi bupati sama dengan menjadi raja kecil di sebuah daerah. Presiden sekalipun tak bisa berbuat banyak melawan mereka. Namun, Sera justru tak sengaja mengakibatkan anak dari Anggoro, bupati di daerahnya, lumpuh kala kabur dari pria yang melecehkan dirinya! Karena itu, Sera terpaksa menikahi Anggoro dan harus selalu menurut pada pria itu. Lantas, mampukah Sera bertahan di pernikahan yang sangat tak seimbang itu? Terlebih, ia baru mengetahui pria yang melecehkan Sera masih sepupu dari seorang Anggoro?

View More
Pesona Istri Desa sang Bupati Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
VityGether
suka ama ceritanya
2023-12-23 04:21:54
0
default avatar
sari123yuliana
Baru baca sudah tertarik
2023-12-22 20:59:53
0
default avatar
lmak8442
ceritanya terbaik seru
2023-12-22 20:53:14
0
default avatar
amaliaalvaro61
Cerita yang menarik
2023-12-22 09:57:14
0
user avatar
biasandiri
lanjut seru banget
2023-12-22 09:52:34
0
default avatar
dina1saja123
ceritanya semakin bagus
2023-12-22 09:49:05
0
default avatar
masimusganteng
wow bagus ceritanya
2023-12-05 09:43:38
0
user avatar
biasandiri
ceritanya bagus
2023-12-03 13:58:31
0
default avatar
martina12edi12
bagus banget semoga Sera bisa terus mempesona Bupati dingin itu
2023-12-03 08:16:31
0
default avatar
arkanaalman3
Cerita yang menarik untuk dibaca
2023-11-28 22:23:51
0
user avatar
Celebes
Halo maaf hari ini belum up. besok akan up banyak bab ya. makasih love
2023-11-27 23:47:33
0
user avatar
kalijagasunan938
ceritanya menarik sekali
2023-11-22 22:18:11
0
default avatar
zamar5003
bagus banget
2023-11-19 23:27:03
0
default avatar
bersinarmatahari60
aku suka ama ceritanya.
2023-11-19 11:56:37
0
user avatar
MerryZumer
bagus sekali lanjut
2023-11-18 23:16:44
0
  • 1
  • 2
113 Chapters
BAB 1
“Bagaimana bisa Sera menikahi seorang Anggoro Wicaksoro?”Salah seorang kerabat dekat membuka gosip di tengah pesta pernikahan kala pengantin wanita muncul. Meski parasnya cantik, tetapi mereka tahu sekali asal-usul gadis itu.“Benar! Bukankah dia hanya anak seorang lelaki yang menikahi wanita hina? Kok, Simbah mau menerimanya sebagai menantu?” balas yang lain, “mana bapaknya lagi dirawat di rumah sakit,” sinis yang lain.“Tunggu … apa mungkin Simbah ingin menghukumnya karena telah membuat cucunya kecelakaan?”Para hadirin yang berasal dari kerabat dekat saja, masih berbisik satu sama lain kala melihat Sera Arabella menjadi pengantin dari ahli waris perusahaan multinasional nomor satu di negeri mereka. Apalagi Simbah adalah orang yang sangat terhormat dan disegani.Bila disandingkan, status keduanya bahkan bagai langit dan bumi. Tak ada yang dapat menahan gosip menyebar di sana tentang orang paling kaya di daerah mereka yang bahkan sedang mencalonkan diri sebagai Bupati.Sementara it
Read more
BAB 2
Mendengar suara sang anak, Anggoro segera berlari meninggalkan Sera.Pria itu sangat terkejut melihat kamar Satria sangat berantakan. Tubuh bocah 13 tahun itu terjatuh dari kursi roda dan tergeletak di lantai. Wajahnya tampak pucat pasi. "Satria!" teriak Anggoro kemudian memapah Satria dan membantu untuk duduk kembali. Tuan Besar yang selama ini terlihat perkasa dan dihormati, berlutut di hadapan sang anak. Dia berusaha menahan tubuh Satria yang terus meronta."Aku tidak bisa berjalan. Aku tidak berguna!" teriak Satria sambil menangis keras. Tanpa disadari keduanya, Sera ikut menyusul.Wanita itu merasa semakin bersalah kala melihat pemandangan di depannya."Satria, Ayah mohon tenang," balas Anggoro masih saja menahan tubuh anak kesayangannya yang terus meronta dan berteriak."Lepaskan!"Beberapa suster yang ditugaskan di sana untuk mengamati kesehatan Satria dari kamar sebelah segera datang. Mereka memberikan suntikan penenang seperti biasanya.Tiba-tiba saja, Anggoro mendekat ke
Read more
BAB 3
Sera melangkah mundur kala menyadari tatapan aneh sang tuan. Dia sendiri tidak percaya dengan pandangan itu. Ia pun jatuh berlutut sambil menundukkan wajah. "Saya tahu ini semua salah saya. Tolong, berikan saya waktu untuk memperbaikinya. Saya akan bertanggung jawab." Tangis Sera menetes hingga membasahi lantai.Anggoro kembali mengusap wajahnya. Dia berkali-kali menarik napas panjang untuk mengatasi dirinya yang semakin tidak jelas."Diam!" balas Anggoro lalu memalingkan wajah. Entah mengapa, dia tak sanggup melihat Sera menangis."Tuan ...""Aku bilang diam!" teriak Anggoro masih membelakangi Sera dengan penuh amarah. Sera tidak ingin membuat suaminya semakin meluapkan amarah. Ia bangkit, lalu menunduk, dan mengambil sandal yang sudah terlepas dari kaki lelaki itu. Kemudian memungut kemeja yang sebelumnya berada di lantai. Masih sambil menunduk, Sera kembali mendekati almari. 'Aku tidak boleh ceroboh lagi. Aku akan berusaha.'Diamatinya dengan seksama semua baju itu karena tidak m
Read more
BAB 4
Sera sontak mengalihkan pandangannya. 'Dia ... tidak boleh berbicara denganku.'Sera harus melakukan apa pun untuk membuat dirinya selamat dari pandangan tajam pria yang sudah menghancurkan dirinya itu. Sudah cukup penderitaan yang dia alami sampai saat ini. Dia tidak akan pernah menambah masalah. Semuanya akan dia tutup dengan rapat!Hanya saja, lamunan Sera teralihkan saat lelaki di sebelah suaminya mendadak mendekat."Kedua matanya indah sekali. Sangat bening, seperti air sungai mengalir. Bahkan, aku bisa melihat diriku seolah-olah berada di dalam kedua mata itu," ucap Willem, sahabat Anggoro dari Belanda. Mereka sudah berteman sejak Anggoro berkuliah di Negara kincir angin itu dan terus berlanjut. Willem bahkan sempat bekerja dua tahun di Indonesia untuk mempelajari bahasa sang sahabat dan membangun bisnis di sini."Belum pernah aku melihat ini pada wanita mana pun," lanjut lelaki itu tak mengalihkan pandangannya sama sekali.Sementara itu, Sera tampak bingung. Terlebih, Willem
Read more
BAB 5
Di sisi lain, Sera menghentikan langkahnya. Karena emosi, dia tidak sadar jika berjalan tanpa arah, hingga menuju ke halaman belakang. "Apa yang aku lakukan? Aku seharusnya tidak berbuat itu. Tapi, Bima datang. Dia bisa membuatku dihabisi suamiku sendiri, jika tahu aku–” ucapnya terhenti saat seseorang menariknya dari belakang. Kedua mata Sera melotot tak percaya ketika Bima mendekapnya erat. Pria itu memang diam-diam keluar kala Anggoro tengah ribut dengan Willem melalui pintu samping."Hentikan Bima!" teriak Sera sembari mendorong kuat tubuh Bima. Namun, dia kalah kuat. Bima kembali mendekapnya erat. "Oh, jadi kau menolakku gara-gara akan menikahi kakakku yang lebih kaya. Dan ... ingin menjadi istri Bupati? Haha, tidak aku percaya. Ternyata kau ... licik juga." Bima semakin menarik Sera ke balik pohon yang cukup besar menutupi tubuh mereka berdua. Pria itu langsung mendekap kuat tubuh Sera dan mulai merayapi leher wanita itu dengan bibirnya."Hentikan Bima!" Sera meronta, ingi
Read more
BAB 6
Anggoro masih saja tidak percaya. Bagaimana mungkin, Satria akan meminta hal itu kepada wanita yang jelas-jelas sudah merusak masa depannya!"Satria! Dia yang menyebabkanmu lumpuh," ucapnya pelan dengan pandangan tajam."Hahaha," tawa Satria mendadak kencang, semakin mengejutkan Anggoro. Tawa itu terhenti ketika Sera kembali menatap dan menggelengkan kepala.Sera mengusap wajah anak itu dan semakin tersenyum. "Satria, kau anak yang sangat baik. Aku akan menemani ayahmu. Itu tanggung jawab seorang istri. Hmm, besok aku akan menemanimu seharian. Bagaimana?"Sera mencium kening Satria, seperti seorang Ibu pada anaknya.Dan … putranya itu tak memberontak?Melihat itu, Anggoro semakin tak percaya karena Sera berhasil “mengendalikan” Satria.Terlebih, kala melihat Satria kembali tertidur sembari tersenyum. Anggoro lantas meninggalkan kamar Satria begitu saja. Dia tak bisa berkata apa pun dengan drama mengejutkan barusan.Tentu saja, Sera mengikuti suaminya itu.Anehnya, Anggoro mendadak b
Read more
BAB 7
Sera terkejut akan tindakan Anggoro. Bagaimana bisa, lelaki yang sangat membencinya itu melakukan suatu hal yang bisa dikatakan, peduli?Keduanya sempat bertatapan beberapa detik, sebelum tatapan Anggoro berubah tajam. "Cepat! Waktumu hanya satu menit," lanjutnya.Sera sontak mengangguk. Tanpa berpikir lagi, dimasukkannya roti bulat berisi selai kacang ke dalam mulutnya, lalu mengunyahnya cepat. Hanya saja, dia tiba-tiba tersedak. “Uhuk!”"Apa kau tidak bisa memakan roti?" sela Anggoro sembari mengernyitkan kedua alisnya. Spontan Sera menghentikan giginya. "Ma–maafkan, saya," balas Sera sambil menepuk-nepuk dadanya."Jangan membuatku menunggu." Tanpa kata, Anggoro membuka pintu mobil dan keluar.Hanya saja, yang membuat Sera tak percaya adalah Anggoro meletakkan satu botol minum di dekatnya. Dia kembali terpaku."Mungkin dia tidak mau aku pingsan saat di sana dan membuatnya malu," gumam Sera pelan lalu meneguk pelan minuman itu. Tok tok tok!Tak lama, seorang pengawal mengetuk jend
Read more
BAB 8
Tubuh Sera menegang. Jantungnya berdetak lebih hebat dari sebelumnya. Dia khawatir dengan apa yang akan dikatakan Maya barusan. Bisa-bisa, Anggoro dan Simbah menghabisinya hari ini.Namun, Maya justru tak menjawab sama sekali dan hanya tersenyum. “Selamat pagi, Pak Bupati.”Anggoro pun mengangguk. Tanpa banyak kata, dia pun menjemput Sera dari sana dan “mengenalkannya” pada para warga. Sera bisa menarik napas lega mengetahui sang suami tidak membahasnya. Dia mengikuti langkah Anggoro yang sangat cepat."Ada apa ini?" Hanya saja, Anggoro tiba-tiba merasakan jantungnya berdebar cepat. Dia rasanya ingin marah kala menyadari mata para lelaki memandang Sera tanpa berkedip. Tanpa sadar, dia menarik lengan Sera dengan sangat kasar–mendekat padanya.Maya yang masih memperhatikan keduanya pun terkekeh pelan. Sangat senang melihat Sera diperlakukan kasar. "Itulah yang pantas didapatkan oleh anak wanita panggilan," gumamnya masih tersenyum puas."Kenapa anak dari wanita panggilan bisa sangat can
Read more
BAB 9
Mendengar pembelaan Anggoro, Sera tercengang.Yang lain, juga sama. Maya bahkan sampai bergeming kaku. Bayangannya, Sera akan mendapat tamparan keras dari suaminya. Namun, ada apa ini? "Sialan!" umpatnya. Tak mungkin dia ke sana dan ikut campur lebih dalam. Bisa-bisa, Anggoro membalasnya berkali lipat. Kadi, Maya pun segera meninggalkan tempat. Di sisi lain, lelaki biang onar yang dibayar Maya itu tidak menyerah. Dia menunjuk Sera dengan tegas. Kedua matanya melotot. "Kamu tidak pantas! Bupati harus turun!""Bupati, kami memilih Bapak. Jadi, tolong jelaskan saja masalah ini," sela warga lainnya yang diikuti sorak semua warga. "Ya, kami ingin penjelasan!"Suasana memanas dan lelaki pembuat masalah itu tersenyum, sampai Willem tiba-tiba datang. Perawakannya yang berbeda dari warga kebanyakan, jelas membuat atensi warga tertuju padanya. "Istri Bupati tidak hanya cantik. Dia cerdas dan jago berbahasa asing," ucap Willem tiba-tiba sembari tersenyum menatap Anggoro. Dia kini men
Read more
BAB 10
Anggoro masih terpaku. Kedua alisnya mengernyit sangat dalam. Kejutan apalagi ini?"Apa yang kau lakukan?" Anggoro melangkah perlahan. Mendekati Sera yang kini menutup sebagian wajahnya dengan kain hitam. Hanya terlihat kedua matanya yang bewarna abu-abu."Untuk apa kau melakukan itu?" tanya Anggoro dengan nada pelan. Kedua mata hitam itu tidak terlepas dari wajah Sera."Wajah ini hanya untuk suamiku. Saya memang bersalah. Paling tidak, izinkan saya membalas dengan pengabdian."Balasan itu, semakin membuat jantung Anggoro berdebar. Tidak ada wanita yang akan tahan dengan siksaan. Tapi ... memang kali ini dia menghadapi wanita yang sangat berbeda. Hanya saja, apakah kedua mata itu bisa menutup kecantikannya?Anggoro masih saja terpaku dengan keindahan kedua mata itu. Bahkan, semakin terpaku saat bulu mata lentik itu bergerak ketika mengedip. Sontak dia kembali memalingkan wajahnya."Kau akan menemaniku bertemu Bapak Gubernur. Lakukan saja tugasmu dengan baik."Anggoro berjalan keluar
Read more
DMCA.com Protection Status