Wanita berparas cantik itu terlebih dahulu mengendarai kendaraannya menuju mansion mewah keluarga Eloise. Begitu tiba di halaman, dia merasa sedikit lega karena sudah tidak melihat kendaraan milik kedua orang tuanya.Dengan sedikit terbaru-buru. Agnes segera menuju kamarnya, dan langsung melepaskan seluruh pakaiannya.Lagi-lagi ia tersenyum dan menggelengkan kepalanya melihat kiss mark yang di bubuhi oleh Brice di seluruh tubuhnya. Warna merah dan kebiruan begitu terlihat jelas di atas kulitnya yang seputih susu.“Oh my…!” gumamnya dengan bulu kuduk yang meremang. Lagi-lagi tubuhnya bereaksi dengan nakal saat mengingat pria itu.Pria yang kedua kalinya menggoyahkan pertahanan kuat oleh seorang Agnes. Dan lebihnya, semalam mereka melakukannya dengan kesadaran penuh. Terutama dirinya, setiap sendi dan nadi di tubuhnya tidak dapat menolak sentuhan dari Brice.Nalurinya dan tubuhnya mengkhianati pikirannya yang masih ingin mempertahankan dirinya saat itu.Agnes segera mengambil foundatio
Brice membaca file yang ada di tangannya. Awalnya dia tercengang, kaget melihat foto Agnes berada di antara semua foto dan data-data wanita yang pernah menghabiskan satu malam dengannya.Tapi karena ingat para the angel’s mengetahui apa yang ia kerjakan jadi wajar saja Agnes masuk dalam target mereka.“Aku tidak menduga kalau dia adalah salah satu putri dari seorang pengusaha di negeri ini,” gumamnya dalam hati.Brice semakin tertarik membaca siapa Agnes sebenarnya. Di file tersebut mengatakan kalau wanita cantik itu adalah seorang CEO di sebuah perusahaan ternama.Bahkan informasi tersebut terlalu mendetail, di sebutkan bahwa Agnes sudah melakukan pertemuan perjodohan sebanyak 99 kali dengan beberapa para pengusaha muda.Brice menyeringai saat membaca kalimat yang membuat dirinya merasakan angin segar dan memiliki sebuah ide gila.“Apa ini informasi valid?” tanya Brice kepada para The Angel’s.“Iya Tuan, ini semua valid,”“Kalau begitu kalian adakan pertemuan. Sepertinya aku sudah m
Agnes saat ini berada di ruangan pakaiannya. Pertama kali dia membuat effort yang besar untuk bertemu dengan pria teman kencan butanya. Ini adalah dress ke empat yang ia pakai. Setiap kali ia mematut dirinya di depan cermin besar di depannya. Ada hal yang ia rasa kurang. Apalagi begitu banyak bercak merah yang masih terlihat jelas di bagian leher dan tulang belikatnya. Bahkan jika ia ingin memakai gaun dengan model kerah rendah. Bagian dada yang yang seputih kapas itu akan menjadi pusat perhatian karena ada 3 tanda tercetak dan begitu sulit ia tutupi dengan foundation. “Argghh! Dasar pria mesum! Karena dia aku tidak bisa memakai gaun yang cantik!” kesal Agnes melihat tanda yang ada di gundukan dadanya. Namun percayalah kekesalan itu hanya di mulut saja, karena kini sudah berganti semburat merah di wajahnya. Mengingat bagaimana Brice melahap tubuhnya dengan penuh nafsu dan begitu liar. Agnes melihat gaun hitam yang jauh lebih tertutup dengan akses sequin. “Hmm, apa ini saja?” gumam
“Ah sorry, and thank you.” Agnes pun duduk di kursinya. Tiba-tiba saja ia merasa gugup di depan pria ini.Dan begitu ia duduk, betapa terkejutnya Agnes saat pria itu memutar kursinya lalu merengkuhnya. Kedua lengan kuat itu dengan mudahnya memutar kursi yang sudah ia duduki, dan kini kedua lengan keras itu menghimpit dirinya. Pria itu memegang sisi kiri dan kanan kursi. Menatap lurus dan tajam ke dirinya. Sampai-sampai ia menahan napasnya. Tapi tetap saja, semerbak aroma tubuh pria ini terlalu kuat dan membuat tubuhnya meremang.Namun, lagi-lagi ia berusaha tetap tenang di depan pria ini. Menjaga ekspresinya adalah salah satu kelebihan wanita cantik ini.“Tidak sampai 24 jam, kita sudah bertemu kembali. Apakah aku bisa mengambil achievement atas usahaku ini.”Suara berat dan mendominasi yang kini berbicara tepat di depan bibirnya.Agnes tersenyum, dan membuka mulutnya untuk berbicara, “Seperti apa?” tanyanya dengan nada menggoda nan seksi.“This,” Pria itu tanpa aba-aba dan izin merau
Beberapa jam sebelumnya…Setelah menerima titah dari Mr. B, para The Angel’s dengan gerakan cepat mengatur segala hal untuk menjalankan misi terpenting selama mereka menjadi bawahan dari Mr.B. The Angel's mulai dari membuat identitas yang akan Brice gunakan dalam misi ini.Baik dari data diri dan perusahaan yang Brice miliki saat ini di ubah sedemikian rupa dengan menggunakan atas nama Brice Anderson.Dengan segala kepiawaian The Angel’s, hanya membutuhkan waktu beberapa jam semua persiapan selesai. Mereka bisa memasukkan data diri Brice dan menjadikan Brice salah satu barisan yang pantas di sandingkan dengan Agnes Quinza Eloise, putri pertama dari Eloise Albern.Di sebuah menara milik Eloise Albern, salah satu pebisnis yang sangat berpengaruh di Amsterdam ini bertemu seorang klien bernama Anderson Wolter. Pembicaraan yang sengaja di arahkan dengan putranya, seorang CEO di salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang kontruksi dan berbagai bidang usaha.Anderson Wolter terus saja
Dan disinilah Brice dan Agnes.Agnes tertegun mendengar penuturan Brice yang memintanya untuk menikah. “Berhenti bercanda, Brice! Dan kamu tidak perlu merasa bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan!”Brice berdecak kesal melihat respon Agnes. “Apa aku saat ini terlihat bercanda?”“Aku anggap itu sebagai candaan, dan bukannya kamu sudah sering melakukannya dengan begitu banyak wanita?” tukas Agnes. Tapi sesungguhnya jujur Agnes ingin sekali berlonjak gembira, dia merasa ini seperti mimpi. Namun, dia berusaha menahan lonjakan debaran di dadanya.Karena dia masih bertanya-tanya, apa benar Brice tulus kepadanya atau hanya karena tahu akan asal – usulnya, makanya Brice ingin menikah dengannya.“Karena itu adalah kamu! Aku hanya ingin kamu,” jawab Brice, tegas.Mendengar hal itu, Agnes bukannya luluh. Dia malah tersenyum miring. “Hah… Sudah aku duga. Ternyata memang karena itu.” Gumamnya pelan. Dirinya semakin yakin jika Brice ingin menikahinya karena nama besar seorang Eloise.Brice m
Agnes membubuhkan tanda tangan di atas kertas, di mana sebelumnya sudah ada tanda tangan dari Brice. Dengan ini mereka resmi terjalin kontrak pernikahan selama 100 hari.Tentu saja dengan poin tambahan dari Agnes dan sedikit revisi dari Brice, yang tentu saja memperjelas keinginannya.Sungguh apakah benar isi kontrak ini sesuai dengan apa yang menjadi kesepakatan mereka di awal.Atau kertas kontrak ini menjadi alasan lain agar mereka bisa saling berkata iya tanpa menghilangkan keegoisan dan harga diri mereka.Tapi satu hal poin penting yang Agnes dan Brice lupakan dalam surat perjanjian ini. Hal yang akan membuat mereka semakin terikat satu sama lain.Hal terfatal di atas segalanya bagi pasangan yang sudah menikah. Apalagi dengan poin nomor dua di mana mereka saling melakukan tugas layaknya suami istri di atas ranjang.“Ok sudah!” ujar Agnes seraya memberikan kertas yang memilik kop surat perusahaan Brice. “Sepertinya pria ini benar-benar melakukannya dengan sangat detail dan baik.” G
Usai dari Restaurant, Brice dan Agnes langsung menuju ke Hotel. Dimana mereka menghabiskan malam pertama mereka. Tempat dimana mereka meninggalkan kesan yang begitu dalam dan saling terikat tanpa mereka sadari.Agnes mengikuti langkah Brice dengan begitu anggun. Sedangkan pinggulnya di rangkul dengan begitu posesif oleh Brice.Mereka berjalan memasuki lift yang tentu saja langsung menuju ke lantai kamar pribadi Brice.“Aku tidak tahu kalau kamu sangat menyukai Hotel ini,” ucap Agnes pelan dengan menatap lurus ke arah pintu lift.Brice mendengus pelan dan tersenyum menyeringai, tanpa melirik ke arah Agnes, pria itu menarik pelan tubuh Agnes dan merangkulnya dengan posesif. Brice menoleh, merapatkan wajahnya di telinga Agnes dan berbisik. “Sudah aku katakan sebelumnya, hanya kamu wanita yang masuk di kamar pribadiku, only you...”Ting!Di saat bersamaan atas kebingungan Agnes dengan ucapan Brice, pintu lift terbuka. Agnes yang hendak bertanya dengan maksud perkataan Brice, akhirnya kemb