Share

Harus adil

Bab 23

"Tenangkan hatimu Pak, duduklah dulu." bujuk Ibu mertua kepada kekasih hatinya itu.

Ibu mertua memberi kode agar jangan terpancing emosi, dengan menggelengkan kepala dan wajah yang memelas sambil mengusap dada Bapak mertua lembut.

'Maaf Amang, Riska minta maaf karena tidak bisa mengontrol emosi,' batinku menoleh ke arah Bapak mertua.

"Sekarang, puas Kau kan Riska, gara-gara Kau rumah ini jadi ajang keributan, kalau Kau ngak datang ke rumah ini, rumah ini aman dan tentram." ucap kak Susi lantang serta bertolak pinggang sok jago.

Ingin rasanya merobek mulut Kak Susi, tapi melihat, wajah Bapak yang tidak seperti biasa, aku hanya mengelus dada dan tidak mau lagi menjawab omongan pedas Kak Susi.

"Makanya jadi orang tua, Amang dan Inang harus adil dong, jangan memihak ke satu orang menantu saja. Begini jadinya, jangan menasehati orang saja Amang dan Inang bisa, tapi bersikap adil buat anak-anak kalian tidak bisa." Mata kak Susi seperti mau menelan Amang dan Inang saja.

"Sekarang kat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status