Share

Berhenti Main Wanita!

"Jadi bagamaimana Mom, Dad? Apa aku boleh pindah Apartement?" tanya Leia setelah mereka duduk kembali di kursinya. Sahabatnya itu akhirnya bisa mengeaskan lagi permintaannya pada orangtuanya.

"Memang kamu mau pindah ke mana, Leia?" tanya Tante Ana.

"Di dekat kantor, di Arondisemen ke - 13, dekat dengan tempat Aletta tinggal juga, Mom, " jawab Leia.

Kedua mata tante Ana beralih menatap Aletta, 

"Aletta, apa kamu mau menemani Leia tinggal di Apartment itu?" tanyanya.

"Umm, aku tidak bisa meninggalkan adik-adikku, Tan. Tapi mungkin dua hari dalam satu minggu aku bisa bermalam di Apartment Leia," jawab Aletta.

"Aku tidak bisa membayangkan seorang kurcaci mampu mengurus kurcaci lainnya," celetuk Leon dengan nada mencemoohnya.

Pria itu masih merasa kesal karena dua kantong latto-lattonya masih terasa ngilu hingga saat ini, akibat dari perbuatan Aletta di depan toilet tadi.

"Leon! Di mana sopan santunmu!" tegur tante Ana sambil mendelikkan kedua matanya, sebelum kembali menatap Aletta,

"Tolong maafkan kelancangan putra Tante itu, Aletta," pintanya.

"Tidak apa-apa, Tan. Aku sudah menanganinya," balas Aletta dan mengabaikan geraman Leon.

"Apa dulu kamu selalu bolos saat belajar bela diri, Leon?" tanya Om Rick yang langsung mendapatkan perhatian dari putranya itu,

"Tidak sekalipun aku pernah bolos, Dad," jawab Leon.

"Lalu kenapa wanita yang kau panggil kurcaci itu bisa menjatuhkanmu dengan mudah?"

Semua mata kini tertuju pada Leon, termasuk juga Aletta yang cekikikan geli saat melihat pria narsistik itu menjadi salah tingkah, Leon menyempatkan dirinya memberikan tatapan menusuknya pada Aletta, sebelum beralih ke mommy dan daddynya,

"Darimana Daddy tahu? Jangan bilang kalau kurcaci itu yang memberitahu Daddy! Aku hanya lengah saja saat itu, Dad." sangkal Leon sebelum kembali memberikan tatapan tajamnya pada Aletta, yang langsung menjulurkan lidah padanya,

"Bukan Aletta yang memberi tahu kami, Leon. Dan mau sampai kapan kamu akan merubah sifat burukmu itu? Apa setelah terkena penyakit kelamin kamu baru berhenti bersenang-senang? Atau menunggu wanita lain menampar adikmu lagi?" cecar tante Ana.

Kali ini bukan hanya wajah Leon saja yang memerah, tapi juga Leuis dan Leia. Ternyata niat mereka untuk merahasiakan kejadian itu dari daddy Elrick dan mommy Aliana tidak berhasil. 

"Apa kalian pikir kalian bisa menyembunyikan hal terkecil sekalipun dari kami?" lanjut tante Ana, seolah menjawab segala pertanyaan tak terucap mereka.

"Maaf ... Tapi aku bisa pastikan hal seperti itu tidak akan terjadi lagi," janji Leon sambil membentuk jarinya dengan huruf V.

"Kami tidak becanda, Leon. Mulai bulan depan kamu akan mulai memegang anak perusahaan Daddy di kota ini, jadi stop bersenang-senang, mulailah fokus pada pekerjaanmu. Meski kamu anak kami, tapi kami tetap bersikap profesional, dan akan menggantikan posisimu dengan tenaga profesional kalau kamu tidak berkompeten. Kami akan selalu menilai hasil kerjamu!" tegas Om Rick.

"Kamu contohlah kakakmu Leuis, dia bisa mendirikan perusahaannya sendiri sekaligus mengawasi anak perusahaan Mommy dan Daddy," tambah tante Ana.

Leon mengerang pasrah, ia menyandarkan badannya ke sandaran kursinya, 

"Bagaimana kalau aku belajar di perusahaan Leuis dulu seperti Leia?" tanyanya mencoba bernegosiasi.

Leon hanya belum siap mengemban tugas berat itu, tidak saat keinginannya untuk bersenang-senang masih terlalu besar. Tidak bisakah ia menikmati masa mudanya terlebih dahulu? Masa muda yang tidak akan pernah bisa diulang itu.

"Ok, satu bulan ini kamu bisa belajar banyak dari Leuis, apa kamu keberatan, Leuis?" tanya tante Ana.

"Sama sekali tidak, Mom. Aku bisa memasukkan Leon ke dalam team Venice nanti, kebetulan kami kekurangan orang di sana," jawab Leuis.

"Aku setuju!" seru Leon dengan cepat. Bagaimanapun Venice juga dipenuhi dengan para wanita cantik, tentu saja Leon tidak akan melewatkannya.

"Ya sudah, sekalian kau juga bisa ikut menjaga Leia, jadi kami tidak perlu menugaskan bodyguard selama kalian bersama di sana," ujar om Rick.

"Sekalian saja Aletta ikut untuk menemani Leia dan Aurora, bagaimana? Bukankah Aletta juga bekerja di perusahaanmu, Leuis?" saran tante Ana, seketika itu juga Leia menatap Aletta dengan sumringah,

"Ya benar, kamu ikut saja, yaa," pintanya dengan wajah memelas.

"Tapi, aku tidak bisa meninggalkan adik-adikku, suster Mary pasti akan sangat repot nantinya."

"Kamu jangan mengkhawatirkan itu, kami akan menugaskan beberapa orang untuk menjaga adik-adikmu!" seru om Rick.

"Nah, kamu dengarkan? Please ikut ... " rengek Leia.

Aletta mengetahui dengan pasti motif Leia memohonnya ikut ke Venice, semua karena Leuis dan Aurora. Leia sudah menceritakan semuanya kalau wanita itu telah jatuh cinta pada kekasih sepupunya sendiri, dan ia berusaha untuk menepiskan perasaan itu dengan mendekatkan dirinya pada pria yang dijodohkan dengannya, Guzmân.

Perlahan Aletta mengangguk, selama adik-adiknya ada yang mengawasi, ia bisa pergi dengan tenang.

"Yey!" pekik Leia sambil memeluk Aletta, layaknya anak kecil yang baru saja dikabulkan keinginannya.

"Kamu tidak sesenang itu saat tahu aku akan ikut tadi, Leia," desah Aurora dan Leia merasa tidak enak hati.

Ia segera melepaskan pelukannya dari Aletta, lalu berdiri dan memutari meja untuk mencapai kursi Aurora sebelum mencondongkan badannya untuk memeluk sepupunya itu,

"Tentu saja aku juga senang kamu ikut, Aurora. Kita bisa berburu pria italy yang seksi dan menarik itu seperti dulu, ya kan?"

Aurora menyeringai lebar sambil menatap mata Leia,  

"Sekarang aku tidak sedang sendiri, Leia. Aku bersama Leuis. Sebaiknya kamu dan Aletta yang bersenang-senang, sebelum kalian memiliki kekasih," kekeh Aurora yang kembali memperburuk mood Leia itu, meski begitu Leia tetap menyunggingkan senyumnya saat berkata,

"Ah ya, kamu benar. Semoga saja Leuis melamarmu di sana. Lamaran di atas gondola sepertinya akan sangat romantis,"

Leia mengalihkan tatapannya ke Leuis yang juga tengah menatapnya itu,

"Bukan begitu Leuis?" tanyanya.

"Kalau itu maumu ... " Leuis beralih menatap Aurora,

"Aurora," lanjutnya dengan suara dingin yang membekukan hati Leia.

Aletta menepuk lembut punggung tangan Leia untuk menguatkannya, saat sahabatnya itu kembali duduk di kursinya. Leia yang membalik tangannya untuk meremas tangan Aletta dengan kuat menandakan, kalau dia tengah menenangkan dirinya agar tidak mengalirkan airmatanya lagi.

"Aku akan ikut denganmu ke Venice. Aku tidak akan membiarkan sahabatku melewatkan kesedihannya sendiri," bisik Aletta yang semakin menguatkan Leia. Sahabatnya itu pun mulai menyunggingkan senyumannya,

"Terima kasih, Letta. Kita akan bersenang-senang di sana."

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Dessy 111210
leuis itu kknya Leia atau bukan ya? ko Daddy nya blg Leon harus ikutin KK nya leuis?
goodnovel comment avatar
siti yulianti
cinta segitiga ternyata
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status