Share

5. Melepas Hasrat

Author: Taurus Di
last update Huling Na-update: 2025-08-05 13:50:05

Mawar diam tidak bereaksi. Dia menatap tajam ke arah pria setengah baya yang tampan dan bertubuh kekar di depannya. Wajah pria itu yang sebelumnya penuh keinginan kali ini tampak muram dan sorot matanya yang membara jadi menggelap.

Gadis itu masih tidak menjawab teriakan Bik Warsih di depan pintu kamarnya. Dia membiarkan majikan prianya itu menentukan pilihan, tetap melanjutkan apa yang tertunda ataukah menunda semua yang ada dalam benaknya sebelum masuk ke kamar ini.

Rahang laki- laki itu mengeras. Tubuhnya menegang dan matanya terlihat sangat suram. Tangannya meremas pinggang Mawar dan satu tangan lainnya mencengkram paha halus pelayan muda itu.

“Bilang padanya untuk tunggu sebentar!” geram Benny dengan emational yang tertahan.

Mawar menatapnya dengan tatapan seolah ingin bertanya apakah Benny yakin dengan keputusannya. Bibir gadis itu sedikit melengkung seolah menggambarkan kekecewaan.

Benny mencubit dagu pelayannya yang sangat cantik tersebut, meskipun tanpa polesan make up dan berpakaian sederhana, tetapi sensualitasnya sungguh tak bisa di tutupi.

“Cepat!” perintahnya yang tak ingin Warsih curiga dengan apa yang terjadi.

“Ya, Bi, sebentar lagi Mawar ke kamarmu ya!” teriak Mawar dengan lembut.

“Baik, jangan lama- lama ya. Bibik sudah tidak tahan lagi, pegel semua!” Warsih menegaskan sebelum berlalu.

Suara langkah kaki perempuan tua itu terdengar menjauhi kamar Mawar. Benny langsung saja menundukkan wajahnya hendak mencium bibir yang selalu membuatnya penasaran selama beberapa minggu ini.

Namun, baru saja jarak bibirnya hanya beberapa centimeter dari bibir Mawar, tangan lembut gadis itu menahan dan mendorong bibirnya dengan lembut.

“Jangan,” bisik Mawar lembut dengan suara desahan yang semakin membuat Benny tergoda.

“Kenapa?” tanya pria itu dengan mata yang menggelora.

“Bik Warsih menunggu, takutnya kita nanti ….” Dia tidak melanjutkan kalimatnya, membiarkan Benny berasumsi sendiri.

Pria itu tersenyum. Dia mengelus bahu dan lengan Mawar dengan lembut. Lelaki itu tidak rela melepaskan pelayan cantik dengan tubuh yang begitu ranum dari genggamannya, tetapi akal sehatnya masih bekerja.

Perselingkuhan ini tidak boleh diketahui siapapun, jika dia masih ingin menikmati kelembutan tubuh gadis itu dalam waktu yang lebih lama. 

“Kalau tidak ada Warsih yang mengganggu, hari ini kamu sudah jadi milikku!” geram Benny setengah kesal.

“Menunda jauh lebih baik, Tuan,” lirih Mawar dengan suara manja.

“Maksudmu?” 

Gadis pelayan tersebut lalu berjinjit dan mendekatkan wajahnya ke telinga Benny. Dia sedikit memperdekat bibirnya di pipi pria itu, hingga bulu - bulu halus di wajah Benny meremang, sebelum berbisik dan berkata dengan lembut. “Semakin penasaran akan semakin bergairah.” 

Benny terkejut. Dia langsung menoleh dan berharap bisa menyentuh pipi gadis itu, tetapi Mawar sudah merendahkan tubuhnya lagi dan menunduk malu- malu.

“Kamu seperti berpengalaman ….”

“Saya hanya membaca dari Novel online, Tuan,” sahutnya malu- malu.

“Hmm ….” Benny kembali mencubit dagu Mawar dan mengangkatnya. Dia menelusuri wajah cantik ini dengan tatapan yang lapar.

“Tuan, Bi Warsih sudah terlalu lama menunggu dan dia bisa curiga.” Perkataan Mawar membuat Benny kembali mendengus kesal.

“Malam ini kamu bebas, tetapi aku akan selalu mencari cara untuk menagihnya. Ingat jangan pernah kunci kamar ini!” Benny akhirnya melepaskan Mawar.

Pria itu berbalik ke arah pintu. Dia memegang gagang pintu dan siap membukanya, tetapi sebelum keluar Benny berbalik dan menatap ke arah Mawar. 

“Ingat kamu adalah milikku!” ujarnya penuh kepemilikan.

Mawar tersenyum tipis. Dia tidak menjawab, hanya menatap lembut ke arah suami majikan tersebut. Senyuman itu mampu membuat jantung Benny berdegup kencang, merasakan denyut dari ototnya yang tak kunjung padam.

“Sebentar, Tuan!” panggul Mawar saat pria itu ingin sudah memutar kunci pintu.

“Hmm?” Benny membalikan tubuh dan berharap kalau Mawar memintanya tetap tinggal.

“Biar saya yang keluar duluan dan memastikan keadaan aman,” bisiknya.

Gadis itu lalu mendekati Benny dan mengambil cardigan lengan panjang yang tergantung di belakang pintu. Dia memakainya dengan cepat, kemudian menempelkan tangannya di atas tangan pria itu yang masih memegang gagang pintu.

Benny sontak menjadi kaku merasakan sentuhan lembut itu yang langsung membuatnya berdebar dan langsung menahan napas. Namun, sebelum dia berpikir lebih jauh, Mawar sudah menarik pintu melalui tangannya dan keluar dengan santai. 

“Bik, maaf lama tadi aku lagi maskeran,” ujar Mawar yang masuk setelah mengetuk pintu kamar Warsih yang ada di sebelah kamarnya.

Benny menghela napas panjang ketika mendengar pintu kamar sebelah sudah tertutup kembali. Dia menundukkan kepalanya dan menatap ke arah bagian tubuhnya yang terbengkalai sejak tadi.

“Besok, aku akan membawamu menjelajahi padang yang masih hijau,” bisiknya lirih.

  Pria itu lalu keluar dari dalam kamar Mawar. Dia berjingkat mendekati kamar bik Warsih saat melihat pintu kamar itu sedikit terbuka. 

Benny menelan ludah berkali- kali saat melihat Mawar sedang menungging untuk mengeroki pelayan tua tersebut. Dia menatap ke arah tubuh belakang pelayannya dengan kepala yang pusing dan napas yang sesak. 

Pria itu memutuskan menunggu Mawar selesai dengan Warsih, lalu menyelesaikan yang tertunda. Dia sudah nekat akan kembali ke kamar pelayan muda itu, tetapi langkahnya terhenti ketika mendengar percakapan di dalam kamar.

“Mawar, kamu tidur di sini yang nemeni Bibik malam ini. Gak tau kenapa bibik rasanya hari ini takut sendirian.” 

“Iya, Bik.” 

Benny mengepalakan kedua tangannya dengan kesal. Dia ingin sekali masuk ke dalam kamar itu dan menarik Mawar keluar dan memarahi pelayan tua yang mengganggu kesenangannya hari ini.

Sayangnya, Benny tidak punya nyali melakukan hal itu. Pria itu hanya menatap sebal ke arah kepala Bik Warsih yang sedang tengkurap ke arah dinding. 

“Awas ya kamu, tua bangka!” geramnya sambil berjingkat meninggalkan kamar itu.

Benny menuju ke ruang makan dan membuka kulkas. Dia mengambil sebotol air dingin dan menegaknya untuk meredakan rasa panas yang mencengkeram tubuhnya. 

Namun, bayangan Mawar yang terus menerus melintasi pikirannya, membuat air dari kulkas itu tidak mampu mendinginkan tubuhnya yang panas. Kepala Benny semakin pusing.

Dia masuk ke dalam kamar dengan buru- buru. Hanya satu cara untuk melampiaskan keinginannya. 

Saat sudah di dalam kamar, dia menatap Mona yang tidur pulas dengan beringas. Benny langsung naik ke atas tempat tidur dan menarik selimut yang menutupi sebagian tubuh sang istri.

Pria itu menarik tubuh istrinya dengan kasar hingga badan Mona terlentang, lalu pria itu langsung saja menjelajahi tubuh istrinya dengan keinginan yang meledak- ledak.

“Benn?” Mona yang sudah pulas sontak terkejut merasakan suaminya di atas tubuhnya.

Pria itu yang sejak tadi tampak acuh dan terkesan tidak memperdulikannya lalu tidur lebih dulu, bagaimana bisa tiba-tiba bangun dan memiliki keinginan yang menggebu- gebu

Namun, sebelum Mona sempat berpikir lebih jauh, Benny mengangkat gaun tidurnya dengan tergesa- gesa dan menerobos masuk ke dalam tubuhnya.

“Benn! Arkhh!” Tubuh Mona berguncang dengan keras. 

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Pesona Pembantu Cantik   31. Belahan Jiwa

    “Hati-hati … hati-hati, jangan sampai rusak, nyonya Mona bisa marah besar.” Bik Warsih berteriak pada orang-orang yang masuk dengan membawa bingkisan besar.Mawar yang baru datang dari pasar melihat keributan itu dengan heran. Rumah ini beberapa hari sepi dan tenang, tanpa ada Mona maupun Benny yang semakin menyebalkan baginya, sekarang mulai terlihat ramai.Bukan saja beberapa orang yang datang dengan membawa berbagi barang, tetapi tampak ada juga pelayan- pelayan baru. Mawar melewati mereka semua dan langsung masuk ke dapur dengan belanjaannya.“Ada apa itu Bik?” tanyanya pada Bik Atik sang juru masak.“Tuan muda mau kembali beberapa hari lagi. Nyonya baru saja menelpon si Warsih dan mengirim dua pelayan baru. Barang- barang yang kamu lihat di bawah itu milik tuan muda.”“Tuan Muda?” Mawar mengernyitkan kening. Dia lupa kalau Mona punya anak. “Iya, Tuan muda sudah lama kuliah di Jerman. Dia akan kembali dan membantu perusahaan. Karena pulangnya mendadak, jadi Nyonya Mona dan Tuan B

  • Pesona Pembantu Cantik   30. Gagal Balas Dendam

    Keesokan harinya di saat Mawar sedang menyiram bunga di taman, Mona dengan gaun tidur sutra berdiri santai di teras rumah. Perempuan itu tanpa mengeratkan kimono yang menutupi gaun bertali satu itu, mengangkat segelas air perasan jeruk manis dan menyeruputnya perlahan.Gayanya begitu santai. Dia berdiri beberapa meter saja di depan pembantu muda tersebut. Mona menyeringai tipis seraya memainkan tali kimononya dengan satu tangan.“Selamat pagi, Mawar. Bagaimana tidurmu semalam, apa nyenyak?” Alunan suaranya begitu lembut, tetapi terkandung nada sindiran di dalamnya, apalagi senyuman tipis dan sorot mata Mona menyiratkan semua.“Selamat pagi, Nyonya. Tentu saja saya tidur nyenyak semalam,” sahut Mawar seraya tersenyum tipis dan penuh sikap hormat.“Oh ya … aku tidak bisa tidur nyenyak semalam. Ah … Benny terlalu brutal dan tak membiarkanku beristirahat,” ujar Mona dengan nada mengadu yang manja. Perempuan itu mengusap lehernya. Dia dengan sengaja menyibak bagian atas kimono untuk mempe

  • Pesona Pembantu Cantik   29. Gagal Cerai

    Meja makan itu terasa dingin. Padahal aneka makanan sarapan pagi tersaji dan aromanya sungguh nikmat.Namun, sayang sekali aroma sosis panggang, gurihnya omelette dan manisnya french toast, tidak juga mampu menggugah selera sepasang suami istri yang sedang bertikai. Mereka berdua duduk dengan posisi tegak saling menatap dalam keheningan.Aroma kopi mengisi diantara ketegangan itu. Mawar berjalan dengan pelan sambil membawa teko kopi. Dia lalu menuangkan cairan hitam tersebut ke cangkir Mona. Pelayan itu berdiri tegak, mundur selangkah dan menatap ke arah Benny.Mata Benny bergeming. Lurus tertuju pada Mona, tanpa memperdulikan keberadaan Mawar di depannya. Pria itu seolah tak ingin kalah saling melotot dengan sang istri.Mawar melirik ke arah dokumen yang ada di bawah tangan Benny. Amplop berwarna coklat itu beruliskan kop Departemen Agama. Tak disangka olehnya kalau sang majikan pria bertindak secepat ini.Mawar tersenyum dalam hati, tetapi wajahnya tetap dingin. Perempuan itu tanp

  • Pesona Pembantu Cantik   28.

    Pesta sudah usai tanpa ada yang berpamitan pada pemilik rumah. Mawar masih sempat melihat ketika Andy mengejar Rossa yang menangis terisak. Ada perasaan kasihan dalam dirinya, tetapi juga perasaan aneh. Jika pria itu berani berselingkuh, kenapa dia terlihat seperti pengecut ketika akan diceraikan oleh Rossa. Apakah cinta di antara Mona dan Andy tidak kuat?Mawar tidak peduli dengan urusan tetangga, saat ini yang diperdulikannya adalah pasangan yang sedang menuruni lantai atas. Diam-diam pelayan cantik itu membersihkan sisa-sisa pesta sambil melirik ke arah Benny dan Monna.“Kamu sadar apa yang kamu lakukan di tengah-tengah pesta?” desis Benny kesal. “Dengan Andy?” dia tertawa menyepelekan.“Sudahlah hal seperti ini tidak perlu dibahas,” sahut Monna tanpa merasa bersalah.“Kamu selingkuh dan disaksikan oleh banyak orang dan itu tidak perlu dibahas?” Mata Benny menyipit ke arah istri yang dinikahinya sepuluh tahun silam.Kedua tangan Monna mengepal dengan keras. Cara bicara Benny yang m

  • Pesona Pembantu Cantik   27. Pergi Dari Sini!

    “Dasar kamu pelakor!” Rossa bergerak cepat untuk menyerang Mona lagi, tetapi Andy memasang badan melindungi selingkuhannya itu. Rossa jadi semakin marah melihat sikap suaminya. Dia pun melayangkan tamparan keras ke wajah pria yang sudah mengkhianatinya itu.“Kamu menjijikan Andy! Kamu berani sekali melindungi dia, apa bagusnya perempuan tua itu?” g

  • Pesona Pembantu Cantik   26. Terciduk

    Rossa yang melihat kasak-kusuk di ujung tangga pun menyeruak masuk dengan penasaran. Dia terkejut melihat adegan mesra di depannya. Darahnya langsung mendidih dan kemarahan luar biasa membakar jiwanya. Perempuan itu karena syok masih diam di tempat dan menyiksa diri dengan melihat perlakukan suaminya terhadap sang tetangga. Napasnya terengah- enggah dan setelah beberapa detik berlalu, Rossa akhirnya menumpahkan kemarahannya.“Andyyy!” Rossa langsung histeris saat melihat suaminya dan Mona sedang berpelukan. Bibir kedua orang itu yang sedang bertautan mesra dan tangan Andy yang sedang meraba-raba tubuh Mona pun seketika terhenti. Kedua pasangan selingkuhan itu terkejut melihat sudah ada banyak orang di lantai atas.Rossa berdiri dengan kedua tangan yang terkepal menatap kecewa pada suaminya yang sedang bermesraan dengan sahabatnya. Matanya merah dan bibirnya bergetar. Dia merasa dipermalukan dengan kejadian ini. Tak disangka suami tampan yang begitu dibanggakannya, ternyata berselin

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status