Beranda / Romansa / Pesona Pembantu Tuan David / 9. Ajakan Makan Malam

Share

9. Ajakan Makan Malam

Penulis: Rizu Key
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-28 16:07:10

Kedatangan David yang tiba-tiba membuat dua wanita itu cukup terkejut. Paham kini keberadaannya tidak dibutuhkan, dan tidak seharusnya di sini ... Lila pun undur diri.

Lila berjalan pergi sembari membetulkan posisi tasnya yang melorot. Dia meninggalkan apartemen sang majikan dingin bersama ibunya.

"David, apa kabar, putraku?" Helena memeluk putra tunggalnya dengan hangat.

"Baik, Mah," jawab sang putra datar.

Helena tersenyum lembut. "Kamu masih tak berubah."

"Ada apa Mamah ke sini?" tanya David saat sang ibu sudah melepaskan pelukan. Pria itu mengajaknya duduk di ruang tamu.

"Kok kamu tanyanya begitu, sih? Mamah kangen sama kamu," jawab Helena masih tersenyum.

Sunyi sejenak sebelum David beranjak dari duduknya. "Mamah mau minum apa?" tanya pria itu.

Wanita paruh baya itu menahan lengan putranya. Dia menggeleng pelan sebagai jawaban atas tawaran David.

"Nggak usah repot-repot, David. Mamah cuma mau berkunjung sebentar."

David memilih duduk kembali di samping sang ibu. Wanita itu pun mengeluarkan ponselnya dan sejenak menggeser-geser layar pipih tersebut.

"Ada yang mau Mamah bicarakan padamu," tuturnya lembut.

David memilih diam menyimak. Pria itu mencoba menebak apa yang akan ibunya minta darinya. Helena pun kembali menoleh menatap putranya dan meletakkan ponselnya di atas meja kaca yang tampak mengkilap berkat kerja keras Lila.

"Nanti malam datanglah makan malam. Papah juga mau bertemu denganmu," ucapnya dengan senyuman tipis.

"Mamah mohon, David. Sesekali pulanglah ke rumah. Toh besok juga hari libur. Sudah lama kan kamu tidak pulang? Mamah rindu kamu pulang ke rumah mengunjungi kami dan menghabiskan waktu bersama kami," papar Helena penuh harap.

Terdengar helaan napas pelan dari sang putra. David menautkan jari-jari tangannya. "Maaf, Mah. Tapi selama ini aku sibuk bekerja. Jadi tidak ada waktu," jawabnya dengan ekspresi datar.

"Tapi untuk nanti malam bisa, kan?" tanya Helena lagi. Wanita itu masih mencoba membujuk putra semata wayangnya.

"Hahhh. Baiklah. Akan aku usahakan."

"Terima kasih. Mamah harap kamu datang," ucap Helena lagi. David merasa ada sesuatu yang tengah direncanakan oleh sang ibu.

"Oh iya." Tangan ramping Helena kembali meraih ponselnya. Wanita itu lagi-lagi menggeser layar.

"Mamah mau memperkenalkan kamu sama anak temen Mamah," papar Helena.

David sudah menduganya. Sang ibu pasti akan membahas tentang pernikahannya.

"Lihatlah! Cantik, bukan?" Wanita itu menunjukkan layar ponselnya ke arah sang putra.

David menatap sekilas foto seorang gadis yang ditunjukkan dengan malas. Sungguh baginya pembicaraan seperti ini tak akan ada habisnya.

"Ya," jawab pria itu singkat tak berminat.

Helena menghela napas. "David, lihat dulu dengan benar. Ini anak temen Mamah. Namanya Tiara. Dia anak lulusan S2 di Amerika. Dia juga seorang model. Kamu pasti suka. Cantik loh ini. Dia juga berbakat di dunia modeling," papar wanita paruh baya tersebut tampak bangga.

Kali ini David yang bergantian menghela napas. "Mah, bukankah kita sudah sering membicarakan hal ini? Aku belum mau menikah, Mah. Perusahaanku juga masih perlu pengembangan," tolaknya secara halus.

Helena menatap wajah putranya. David itu sempurna akan kerampanannya. Rambutnya hitam legam dan dia memiliki iris mata sedikit kecokelatan. Hidungnya mancung dan rahangnya tegas. Apa lagi bahunya lebar dan kokoh. Ditambah kecerdasan pria berusia tiga puluh tahun itu yang tak dapat diremehkan lagi.

"David, dengerin Mamah." Helena merubah posisi ditubuhnya menghadap sang putra.

"Usia kamu sudah tiga puluh tahun, David. Usia yang sudah cukup matang untuk berumah tangga," papar Helena. Wajahnya berubah sendu saat sang putra lagi-lagi menolak untuk membahas pernikahan.

"Usia Mamah sama Papah juga sudah tak muda lagi. Jadi, Mamah harap kamu mau menikah. Coba kenalan dulu dengan Tiara. Dia anak yang baik dan berpendidikan." Helena mencoba membujuk.

David menatap wajah penuh harap dari ibu kandungnya.

"Coba saja kenalan dulu, ya? Mamah yakin kalian cocok, kok. Kamu tampan dan Tiara ini cantik. Ya, David?" bujuk Helena lagi. Namun di telinga David bujukan tersebut terdengar seperti desakan.

Suasana sore itu membuat David merasa tak nyaman. Dia tak suka pembahasan tentang pernikahan.

"Mamah tahu kamu masih belum bisa melupakan mantanmu itu. Tapi mantanmu itu bukan orang yang baik. Buktinya saja dia pergi tanpa kabar," papar Helena.

David masih terdiam. Dia memang kecewa dengan mantan pacarnya yang pergi tanpa kabar. Kisah cintanya pun putus di tengah jalan begitu saja oleh satu pihak.

"David." Helena mengusap lembut tangan putranya. "Mamah cuma mau yang terbaik untuk putra Mamah satu-satunya." Lagi-lagi wanita itu membujuk.

Terdengar helaan napas pelan dan panjang. Tak mudah bagi David untuk langsung menolak dengan tegas permintaan sang ibu. Namun rasa kecewanya belum bisa terobati hingga saat ini.

"Aku tidak bisa menjawabnya, Mah. Pernikahan bukanlah sesuatu yang bisa diputuskan seenaknya." David mencoba memberi pengertian.

"Mamah ngerti. Cuma ...."

"Usiaku yang sudah kepala tiga? Itu hal yang wajar, Mah."

"Tapi Mamah ingin segera menimang cucu, David." Helena terdengar menuntut lagi.

David memejamkan kedua matanya sejenak. "Mamah mengajakku untuk makan malam, kan?" tanya pria itu sembari kembali menatap wajah sang ibu.

"Iya ...."

"Kalau begitu aku akan pulang malam ini," ucap David kemudian.

**

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pesona Pembantu Tuan David   190. Akhirnya ... [Tamat]

    Setelah mengetahui siapa yang membuat masalah dengannya, David tentu saja tak tinggal diam. Pria itu memanggil Tristan, orang yang pernah merebut mantan kekasihnya dulu dan berhasil menghancurkan rencana pernikahannya. Dia sendiri mengenal Tristan sebagai anak seorang pemilik perusahaan yang cukup terkenal.Setelah membuat jadwal dan undangan, akhirnya David bisa menemui Tristan. David segera pergi ke Singapura. Dua orang yang sudah lama tak berjumpa itu pun kembali saling berhadapan dengan atmosfer yang penuh dengan ketegangan."Jadi, apa maksud dari semua ini, Pak Tristan?" David langsung memberikan pertanyaan inti meski masih tetap mencoba bersikap sopan pada pria di hadapannya.Tristan melihat laporan yang ditunjukkan asisten kepercayaan David padanya. Kedua alisnya pun saling bertaut. "Saha memang tidak menyukai Anda, Pak David. Tapi saya tidak punya waktu untuk melakukan tindakan kotor seperti ini." Tristan mulai berkilah."Mohon jangan berkilah, Pak Tristan," tekan David menco

  • Pesona Pembantu Tuan David   189. Vito Tertangkap

    Lila menaikkan kedua alisnya. "Aku nggak bentak Mas David ....""Tapi terdengar begitu. Kenapa kamu menyuruhku mandi? Padahal aku capek, Sayang. Aku hanya ingin bermanja - manja denganmu dulu," ujar David dengan ekspresi sedihnya yang berubah menjadi kesal.Lila menatap heran suaminya yang salah sangka. Melihat pertengkaran kecil tersebut, Shiro memilih pergi. Sementara Lila masih menatap suaminya. Dia merasa takut jika David kembali bersikap kasar dan dingin seperti saat mereka masih menikah kontrak."Maaf ...." David menunduk. Pria itu merasa bersalah. Dia pun memeluk sang istri."Aku seharusnya tidak bersikap seperti ini. Maafkan aku, Sayang ...." sesalnya sembari mencium kening Lila dan memeluk lembut wanitanya itu.Lila menghela napas. Sepertinya memang David terlalu banyak pikiran. Wajar saja. Pria itu bekerja tanpa henti. Apa lagi David semakin sibuk selain ikut mengurus anak pertama mereka. Sebelumnya juga dia sering menghadapi masalah dan mungkin saja David sudah jengah."Aku

  • Pesona Pembantu Tuan David   188. Mencari Pelaku yang Kabur

    Keheningan itu membuat Farhan merasa tidak nyaman. Sang bos belum memberikan respon apa pun atas pengakuannya kerena teledor. Perlahan pria itu mendongak, memberanikan diri untuk menatap dan menghadapi sang atasan.David ternyata diam sembari menatap lurus ke arahnya. Ketegangan semakin bertambah saat kedua mata Farhan bertemu dengan iris kecokelatan Davidson."Kalau kamu memang merasa bersalah dan bertanggung jawab soal masalah ini, maka cari dan tangkap karyawan itu! Kamu harus menyerahkannya padaku dan cari tahu alasannya serta pada siapa dia 'menjual' rahasia perusahaan!" David berujar tegas dan dingin saat memberikan perintah.Farhan menelan ludahnya. Sudah lama sekali dia tak diperlakukan sedingin ini oleh sang bos. Namun dia harus tetap patuh."Baik, Pak.""Aku tidak akan memecatmu. Karena bagaimana pun juga kamu telah membantuku agar aku bisa tiba di rumah sakit tepat waktu," imbuh David sembari menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi kerja.Farhan lagi - lagi terkejut at

  • Pesona Pembantu Tuan David   187. Keteledoran Farhan

    Penyelidikan segera dilaksanakan. David memerintahkan anak buahnya terlebih dahulu sebelum melibatkan pihak luar. Apa lagi ini merupakan masalah internal yang memang harus diatasi oleh perusahaan.Di dalam perusahaan yang terlihat baik - baik saja dari luar, para petingginya sedang mencoba membereskan masalah yang ada. David bersama Farhan kini sedang memeriksa beberapa data yang sudah terlanjur tersebar dan sedang mencoba menghentikannya.Farhan sendiri sudah mendapatkan rekaman CCTV yang dia butuhkan. Kini pria itu memeriksa rekaman yang ada. Beberapa video dari beberapa sudut telah dia periksa. Namun tak ada yang mencurigakan. Hingga dia menemukan video di mana saat dirinya sebelum mengantarkan sang bos menuju ke rumah sakit untuk mendampingi sang istri yang melahirkan."I-ini ...." Farhan bergumam sembari membetulkan kacamatanya.Kedua alis pria itu saling bertaut. Kini memorinya tertuju pada saat dia menyerahkan hasil rapat pada salah satu karyawan pria yang dia mintai tolong unt

  • Pesona Pembantu Tuan David   186. Masalah di Perusahaan

    Farhan menarik napas sebelum menjawab. "Maaf, Pak David. Tapi data itu telah bocor."David membulatkan kedua matanya. "Apa?! Bagaimana bisa?" tanya pria itu dengan ekspresi kaget dan tak percaya.Lila pun mendongak menatap heran ke arah suaminya. Terlihat jelas bahwa David sedang terkejut."Maaf, Pak David. Saya dan juga Cindy sedang menyelidikinya. Kami sedang mencari tahu bagaimana data itu sampai bocor," jawab Farhan terdengar ketakutan.David menghela napas kasar. Pria itu kemudian duduk di samping sang istri, tepatnya pada salah satu sisi tempat tidur. Tangan kanannya menggenggam ponsel, sementara tangan kirinya menyugar rambutnya."Kalau begitu teruslah selidiki. Aku akan segera ke kantor," ucap David kemudian sembari menutup panggilan telepon.Pria itu kini menunduk. Lila yang merasa khawatir segera mendekati suaminya dan meraih lengan kekar pria itu dengan lembut."Mas ... Ada apa?" tanya wanita itu khawatir. Melihat dari respon suaminya, dia menduga adanya masalah yang sedang

  • Pesona Pembantu Tuan David   185. Mengganggu Cuti

    Malam itu suhu cukup panas. Bayi mungil David dan Lila mulai rewel karena kegerahan. Beruntung sang ayah dengan sigap menyetel suhu dalam ruangan tersebut agar putranya kembali nyaman."Ternyata dia merasa kegerahan juga," ucap David yang kini berjalan mendekati istri dan anaknya."Iya, Mas. Sekarang cukup sejuk," sahut Lila.Bayi mungilnya masih menangis. Lalu segera saja Lila memberikan ASI padanya. Dan ternyata tak hanya kegerahan saja, bayi kecil itu juga meredakan haus dan lapar."Ternyata lapar juga Adek, ya?" Lila bertanya dengan lembut seolah sedang bertanya langsung pada putranya.David duduk di samping Lila yang sedang menyusui putranya. Tatapan pria itu tertuju pada payudara Lila yang terlihat padat dan berisi. Kini dia menelan ludahnya seolah ikut merasakan kehausan."Kenapa lihatinnya kaya gitu, Mas?" tanya Lila menatap curiga pada suaminya.David tersenyum penuh arti. Pria itu kemudian beralih menatap wajah cantik istrinya."Aku hanya penasaran bagaimana rasanya," gumam

  • Pesona Pembantu Tuan David   184. Shiro dan Bayi Kecil

    Sehari setelahnya, Lila diperbolehkan pulang. Wanita cantik itu pun berjalan dengan menggendong putranya yang tampan dan menggemaskan."Biarkan Mamah yang gendong. Kamu jalan aja duluan sama David," ujar Helena sembari mengulurkan kedua tangannya."Nggak papa, Mah?" tanya Lila merasa tak enak hati karena membiarkan ibu mertuanya yang menggendong bayinya."Nggak papa. Kamu jalan duluan aja. Mamah juga pengen gendong cucu Mamah," jawab Helena dengan senyuman senang dan terlihat jelas bahwa wanita itu tidak sabar ingin menggendong cucunya untuk pertama kali."Baiklah, Mah. Makasih, ya," ucap Lila sembari menyerahkan putranya pada sang ibu mertua.Lila pun berjalan dengan dituntun oleh suaminya. David begitu protektif pada sang istri yang baru saja melahirkan. Sementara di belakangnya ada ibu beserta salah satu asisten rumah tangga yang membantu membawakan barang - barang mereka.Selama dalam perjalanan pulang, putra kecil David tertidur lelap di pangkuan Lila. Terlihat jelas bahwa bayi m

  • Pesona Pembantu Tuan David   183. Kehangatan Menyambut Bayi yang Manis

    Semua orang yang datang ikut menatap ke arah bayi yang baru saja lahir itu. Mereka ikut penasaran karena David dan Lila tak juga memberi tahu mereka soal jenis kelamin bayinya.Lila pun melirik sang suami. Terlihat David yang sedang tersenyum karena rasa penasaran dari ibunya. Mungkin menurutnya seru merahasiakan jenis kelamin anaknya pada keluarganya sendiri, bahkan sejak kehamilan Lila yang semakin besar."Coba Mamah perhatikan dia laki - laki atau perempuan?" tanya David sengaja ingin menbuat ibunya menebak."Kok gitu? Mamah penasaran, loh. Lila juga nggak mau kasih tahu Mamah pas hamil," protes Helena."Sudahlah, Mah. Nanti kita juga akan tahu sendiri," ucap Norman sembari mengusap lembut bahu istrinya."Tapi Mamah penasaran, Pah. Mamah kan pengen manggil ganteng apa cantik gitu," protes Helena lagi. Terlihat jelas bahwa wanita itu akan sangat menyayangi cucunya."Mas David, kita kasih tahu Mamah saja kenapa, sih? Yang lainnya juga penasaran, tuh," ucap Lila ikut membujuk suaminya

  • Pesona Pembantu Tuan David   182. Welcome, Baby

    Peluh mulai membasahi dahi Lilara. Dengan sigap dan sabar David mengelapnya dengan sapu tangannya. Tak lupa pria itu terus berdoa di dalam hati agar persalinan sang istri berjalan dengan lancar.Saat ini dia semakin menyadari bahwa wanita hebatnya juga sedang berjuang untuk melahirkan anak pertama mereka. Wajah Lila yang terlihat pucat, menunjukkan bahwa wanita itu merasakan kesakitan. Jujur saja sebagai suami, David tentu merasa tak tega saat melihat kesakitan istrinya."Ughhhh." Lila kembali mengejan sesuai dengan instruksi Dokter Nimas. Tangan kanannya menggenggam erat tangan David yang duduk di sampingnya.'Kamu pasti bisa, Sayang,' bisiknya dalam hati.Lila kembali mengejan lagi. Karena pembukaan sudah lengkap, maka wanita itu siap untuk melahirkan anaknya. Suasana di dalam ruangan begitu menegangkan. Apa lagi David terus saja merasakan desiran tak mengenakkan sehingga dia terus saja berdoa untuk keselamatan anak dan istrinya. Sebagai pria yang sudah sangat mencintai mantan pemb

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status