Home / Romansa / Pesona Presdir Dingin / Bab 6 Tamat Riwayatku!

Share

Bab 6 Tamat Riwayatku!

last update Last Updated: 2025-07-17 17:45:35

Mustahil!

Melanjutkan perjodohan setelah apa yang terjadi semalam?! Apa Dirga Disastra benar-benar sudah kehilangan kewarasannya?! 

Terlepas sedihnya Alisa dengan kenyataan kesuciannya direnggut begitu saja oleh seorang pria asing, tapi dia masih sangat bingung bagaimana Dirga berujung ingin menikahi dirinya. Bukankah dia seharusnya terlihat seperti seorang wanita murahan yang bersedia tidur dengan sembarang pria!? Jadi, kenapa pria yang berstatus pewaris itu malah melanjutkan perjodohan?!

“Aku tidak bisa melanjutkan perjodohan ini, Ma!”

Belum habis rasa keterkejutan Alisa, celetukan Sabrina membuatnya kembali sadar.

Mendengar itu, Utari langsung melerai pelukan dengan Sabrina. Matanya tampak menyala-nyala. “Berani kamu menolak perjodohan ini, Sabrina?!”

Air wajah Utari yang semula memancarkan kebahagiaan berubah menjadi keruh dalam sekejap. Susah-payah dia menggunakan koneksi dari kelompok arisannya untuk menggaet calon besan kaya, tapi putrinya malah menyia-nyiakan niat baiknya?!

Sebelum Utari memuntahkan kemarahannya, Sabrina langsung menunjuk Alisa.

“Ma, yang menemui Dirga semalam bukan aku, tapi Alisa! Mereka bahkan sudah tidur bersama!”

Alisa terperangah, dan Utari melotot. 

“Apa?! Apa maksudnya itu!?” teriaknya nyaring, selagi bergantian menatap Sabrina dan Alisa.

“Bibi, aku—”

“Alisa dengar kalau aku akan dijodohkan dengan pria yang katanya kaya,  jadi dia memohon untuk menggantikanku,” potong Sabrina, sebelum kemudian menundukkan kepala dan menghela napas tak berdaya. “Dan karena aku juga tidak terburu-buru … jadi aku mengalah padanya … siapa yang sangka dia akan menggoda pria itu sampai tidur dengannya!? Dia sudah merusak reputasi keluarga kita!”

Mata Alisa membesar mendengar ucapan Sabrina. Bisa-bisanya Sabrina mengarang cerita konyol seperti itu!? Walau benar dia berakhir tidur dengan Dirga, tapi semua itu juga karena ulah Sabrina!

“Itu bohong, Bi! Sabrina yang—”

PLAK!

Sebuah tamparan keras dilayangkan oleh Utari ke wajah Alisa, membuat gadis itu terkejut.

“Dasar anak nggak tahu diri! Sudah lama aku mengurusmu sejak kecil, tapi kamu malah balas budi dengan merebut dan menggoda jodoh Sabrina hingga tidur bersamamu!? Apa kamu masih ada rasa malu?! Apa kamu ada hati nurani, Alisa!?”

Alisa menyentuh pipinya yang panas dan menatap bibinya nanar. “Bi, bukan begitu ceritanya. Aku—”

“Aku nggak peduli ceritamu seperti apa! Tapi sekarang kalau sudah begini, mukaku mau ditaruh di mana, hah?!” seru Utari dengan urat menonjol di pelipisnya. Dia menatap sang putri. “Kamu juga! Baik boleh, tapi jangan tolol! Mama sudah susah-susah menjalin koneksi dan mendapatkan perjodohan ini. Eh! Kamu malah sia-siakan perjuangan Mama untuk anak nggak tahu diri ini!”

Teguran Utari membuat Sabrina memasang wajah bersalah—sebuah kepura-puraan. “Maaf, Ma. Aku hanya kasihan karena Alisa sudah lama ditinggal Bibi Tasya dan Paman Haru. Aku juga nggak sangka dia sampai senekat ini …,” ucapnya sambil berpura-pura terisak.

Alisa sungguh kehabisan kata-kata. Bahkan di depan ibu kandungnya sendiri, Sabrina begitu piawai memainkan peran!

“Kalau memang sudah terlanjur, sebaiknya kita jujur dan batalkan perjodohannya saja, Ma. Aku yakin pihak teman Mama paham dan memang lebih setuju membatalkan,” usul Sabrina akhirnya, masih fokus pada tujuan utamanya.

Namun, Utari menggeleng. “Nggak. Perjodohan ini harus tetap dilanjutkan.”

Sabrina menegang. “Hah?”

“Pria tidur dengan sembarang wanita di luar nikah adalah hal yang biasa. Kalau kita jelaskan latar belakang dan situasi Alisa, pasti dia nggak akan berpikir dua kali untuk membatalkan perjodohan ini dan berganti haluan ke kamu.”

Ekspresi Sabrina berubah panik. Dia tidak menyangka ibunya sekeras kepala ini! Bahkan setelah tahu pria bernama Dirga itu sudah meniduri Alisa, ibunya masih ingin menjadikan pria itu suami Sabrina!? Tega sekali!

“Tapi, Ma!”

“Nggak ada tapi-tapian!” teriak Utari kencang. “Malam ini, Alisa ikut dengan kita. Dan dia harus menjelaskan semuanya, selagi kamu harus tetap melanjutkan perjodohan dengan Dirga Disastra kalau kamu nggak mau karir kamu Mama ganggu!”

Alisa dan Sabrina terdiam. Terlepas apa pemikiran mereka masing-masing saat ini, tapi kalimat Utari jelas adalah perintah yang tidak bisa dilawan sama sekali.

***

Sekitar beberapa jam kemudian, Alisa pun tiba bersama dengan Utari dan Sabrina ke sebuah restoran mewah. Mereka duduk di dalam ruangan VIP yang sudah dipesan, lalu menunggu kedatangan Dirga dengan ibunya. 

Berdasarkan informasi yang Utari sampaikan di taksi tadi, Alisa mengetahui bahwa ayah Dirga sedang sibuk dengan suatu hal, jadi masalah perjodohan ini diserahkan kepada ibunya saja. Walau demikian, hal itu tidak kian membuat hatinya lebih tenang. Lagi pula, entah itu dengan maupun tanpa ayah Dirga, menjelaskan bahwa dia telah menggantikan Sabrina untuk perjodohan pasti akan membuat pihak Dirga marah besar!

Namun, Alisa tidak memiliki pilihan selain melakukan semua itu, sebab Utari mengancam akan membuang barang-barang pribadi milik mendiang kedua orang tuanya.

Tidak lama pintu ruangan VIP terbuka.

“Mereka datang!” bisik Utari memperingatkan.

Mendengar itu, Alisa yang sedari tadi duduk dengan kaki yang tidak bisa diam mendadak menegang. Punggungnya pun menegak, tidak lagi bersandar pada kursi.

“Selamat malam, Utari. Maaf, membuatmu menunggu lebih dulu.”

Sosok wanita berpakaian anggun datang dalam balutan busananya yang berkelas. Rambut panjangnya yang bergelombang dibiarkan tergerai, memberikan aura elegan yang memesona. Saat melihat Utari, bibirnya melemparkan senyum lembut nan sopan.

Utari bangkit dari duduknya. Dia menyambut kedatangan wanita itu–ibu Dirga yang bernama Larissa, dengan sapaan hangat, lalu keduanya saling menempelkan pipi.

“Aku juga baru tiba, Sa,” jawab Utari seadanya. Toh memang dia baru tiba beberapa menit lebih awal dibandingkan lawan bicaranya itu.

Usai bercipika-cipiki, tak sengaja pandangan Larissa jatuh ke arah Alisa yang secara tidak sadar menatapnya sejak tadi.

Begitu Larissa menatapnya balik, Alisa tersentak. Mata besarnya langsung menghindari pandangan.

“Ah, itu Sabrina?” Larissa menanyakan Sabrina, akan tetapi sosok yang ditatapnya adalah Alisa.

Sekilas, penampilan Alisa berhasil menyihir pandangannya. Gaun sederhana berwarna putih tulang. Rambut panjang di atas pinggangnya dibiarkan tergerai, dan wajahnya dirias dengan tampilan natural, menunjukkan kecantikan yang sangat alami.

“Sudah kuduga, dia memang cantik. Mata besarnya indah sekali,” puji Larissa menganggukkan kepalanya. Tidak heran putranya yang selama ini selalu menolak semua wanita yang dijodohkan langsung setuju, ternyata dia terpikat bunga semanis ini.

Namun, tiba-tiba terdengar suara Utari mengabarkan dengan canggung, “Sa, itu bukan Sabrina. Itu Alisa, keponakanku.”

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
wardah
Sabrina sama utari bangsat mereka ya ,,,,semoga Larisa g salah faham ya mau Nerima Alisa nantinya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pesona Presdir Dingin   Bab 78 Bersikap Aneh

    “Setelah sampai di villa, aku jelaskan detailnya padamu.”Alisa menolehkan kepalanya mendengar jawaban Dirga berikutnya. Dia menghela napas.Kalau memang akan dibahas nanti, kenapa harus diungkit sekarang? pikirnya.Alisa tidak suka dibuat penasaran. Meskipun sudah menangkap isi pembicaraan ini tertuju ke arah mana, tapi jelas dia ingin penjelasan dari Dirga.Pada akhirnya, Alisa mengangguk pelan. “Baiklah.”Rasa lelah mulai menyerang tubuhnya. Sesekali Alisa mengatur napasnya karena sesak di dadanya masih terasa. Pun, dia mencoba untuk mengosongkan pikirannya dari hal-hal yang bisa membuatnya stress.Bisa-bisa itu memicu asmanya untuk kambuh. Alisa tidak ingin membuat perjalanan ini jadi tidak menyenangkan.Keheningan menemani mereka selama perjalanan pulang. Tidak banyak yang dilakukan karena setelah tiba di area berkuda, mereka memutuskan kembali ke villa dan memilih beristirahat di sana.“Aku saja yang menyetir,” ucap Andra saat melihat Erick yang hendak membuka pintu kemudi.Seja

  • Pesona Presdir Dingin   Bab 77 Obrolan Random

    Beberapa menit berlalu, semuanya sepakat untuk turun, termasuk Sabrina yang kali ini tidak memprotes. Sepertinya dia akan menjadi satu-satunya yang paling dipojokkan kalau memiliki pendapat yang berbeda.Rasanya benar-benar tidak adil.Mereka sudah menunggangi kuda masing-masing … terkecuali Alisa. Dia duduk di atas kuda yang sama dengan Dirga.“Seandainya kamu kehilangan keseimbangan, kamu mau jatuh atau paling mengerikan terseret oleh kuda yang kamu tunggangi?”Ucapan kejam Dirga berhasil membuat Alisa setuju agar mereka naik bersama. Sementara kuda yang sebelumnya ditunggangi Alisa kini dibawa oleh salah satu petugas di belakang.Posisi mereka pun bergeser. Alisa dan Dirga kini berada di barisan kedua, tepat di belakang petugas yang memimpin rombongan.Di sebelahnya, Andra tampak berdeham beberapa kali. Tak pernah terlintas dalam pikirannya melihat momen kebersamaan romantis teman baiknya dengan pasangannya.Selama ini Dirga hanya sibuk bermesraan dengan laporan dan layar komputer.

  • Pesona Presdir Dingin   Bab 76 Mengendalikan Diri

    “Katakan saja, kenapa aku harus menemui Erick?”Andra meniru suara Dirga setelah pria itu memutuskan untuk menemui Erick dengan pesan yang Alisa berikan. Kepalanya menggeleng kecil, merasa tak percaya mendapati sikap dingin Dirga seolah mencair tiap kali berada di sekitar Alisa.“Beritahu aku sedikit tips untuk bisa menjinakkan Dirga, Al,” pinta Andra. Nada bicaranya setengah bercanda. Namun, sebenarnya setengahnya lagi Andra serius.Hanya dalam waktu singkat, Alisa berhasil membuat Dirga melakukan perintahnya. Padahal di perusahaan tak ada yang berani memerintah Dirga, termasuk Andra.Dilihatnya, Alisa tertawa ringan sambil mengernyitkan dahi. “Menjinakkan? Kamu kira … Dirga makhluk apa, Andra?”Mendengar tawa Alisa, Andra mengembuskan napas kelegaan. Tatapan pria itu menatap Alisa dalam. “Kamu sudah bisa tertawa, apa kamu sudah merasa lebih baik?”Kepala Alisa mengangguk kuat. “Sudah. Aku sudah jauh-jauh lebih baik.”Ingatan Alisa terlempar pada saat beberapa menit lalu sebelum Eric

  • Pesona Presdir Dingin   Bab 75 Mencurigakan

    “Iya, Alisa memang punya asma.”Siapa sangka wanita di sebelah Andra menyahutinya. Saat Andra menolehkan wajah, dia mendapati sosok wanita itu juga tengah menatapnya.“Kamu juga, Sabrina?” tanyanya sambil menaikkan satu alisnya.Sabrina menggelengkan kepalanya. “Keluarga Gunawan sama sekali tidak memiliki riwayat penyakit asma. Sepertinya turunan dari orang tua kandung Alisa,” bebernya.Kepalanya menoleh lagi ke depan, menatap Alisa lurus-lurus yang tengah dibantu Dirga dan Erick bersandar di satu pohon besar. Sabrina mendengus kasar.Perasaannya berantakan. Lagi-lagi dia merasa iri. Semua perhatian yang dia dambakan dimilikki Alisa seorang diri. Batinnya bertanya-tanya, ‘kenapa harus Alisa? Kenapa harus dia yang menjadi pusat perhatian semua orang?’Sementara Sabrina, seperti biasa selalu menjadi sosok figuran yang menyaksikan pemeran utamanya berbahagia. Sejurus kemudian, dia membantah pemikirannya sendiri.Tidak. Bukan. Dia bukanlah pemeran figuran.Jika Alisa adalah pemeran utama

  • Pesona Presdir Dingin   Bab 74 Alisa Kambuh

    Di belakang sana, di atas tunggangan kudanya, Dirga nyaris tak berpaling sedikitpun dari Alisa. Beberapa menit yang lalu, dia mulai merasa ada yang aneh dari gerak tubuh Alisa di atas kudanya. Punggung wanita itu sedikit membungkuk dengan tangan yang mencengkram erat tali kekang pada kuda. Terdengar batuk kecil dari mulut Alisa. “Berhenti,” perintah Dirga dengan tegas seraya menolehkan wajahnya. Begitu perintah itu diturunkan, petugas yang berada di barisan paling belakang segera menurunkan walkie-talkie dari bahunya dan menyampaikan perintah itu ke depan. “Hentikan perjalanan. Ada sedikit masalah di belakang.” Mendengar itu, napas Erick tercekat. Punggungnya menegak dengan tegang. Jangan-jangan … Alisa! Dia tidak sabar menunggu ketika petugas di depannya turun untuk memegangi tali kekang kudanya. Erick jelas tidak bisa menunggu lama. Kekhawatiran melandanya. Di sisi lain, Andra ikut menolehkan kepala. Satu alisnya terangkat, bertanya dalam batin tentang apa yang terjadi

  • Pesona Presdir Dingin   Bab 73 Gelagat Keanehan Pertama

    “Hai, Kakak Ipar!” sapa Sabrina dengan nada suara yang kelewat ceria. Padahal, dia memiliki hubungan tak baik dengan sosok yang disebut sebagai kakak ipar.Panggilan itu jelas bukan ditujukan untuk Erick, apalagi Andra yang hanyalah orang asing. Hanya ada satu orang yang pantas disapa begitu, yakni … Dirga Disastra.Lain halnya Sabrina yang berpura-pura ceria, kedatangan Dirga hanya disambut lirikan sekilas oleh Alisa. Dia belum sanggup menatap pria itu berlama-lama.“Apa kita sudah bisa pergi berkuda sekarang?” tanya Sabrina seolah tak terjadi apa pun.Dirga memandangnya tajam lantas memberikan anggukan singkat.“Kalau begitu, let’s go!” seru Sabrina antusias. Sebelum pergi, dia melakukan kontak mata dengan Alisa seolah mengisyaratkan agar dirinya tetap tutup mulut.Alisa melengos. Kini, hanya tersisa dirinya dan Dirga. Keheningan menyelimuti keduanya.‘Ayolah, setidaknya katakan sesuatu!’ batinnya berbisik lirih. Bukan untuk Dirga, tapi untuk dirinya sendiri.Kalau Alisa diam setela

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status