Home / Romansa / Pesona Presdir Posesif / Lagi-Lagi Ulah Claire

Share

Lagi-Lagi Ulah Claire

last update Last Updated: 2024-06-04 18:09:46

Semua tampak berjalan normal sampai Claudia kembali ke ruang dosen, dia akhirnya baru melihat Claire lagi setelah kemarin.

Padahal setelah bertemu Aruna, Claudia merasa semangat lagi. Namun, begitu netra matanya beradu dengan Claire, Claudia segera membuang muka. Dia tak ingin berinteraksi dengan wanita yang pernah dia anggap sahabat bahkan seperti saudara perempuannya sendiri.

‘Abaikan saja, Clau,’ bisiknya dalam hati. Claudia mulai duduk di bangkunya dan mengecek perlengkapan apa saja yang akan dibawa ke kelas hari ini.

Namun, ternyata aktivitasnya itu diinterupsi.

“Clau, menurut lo cincin gue bagus nggak?”

Pertanyaan itu sukses membuat pandangan Claudia naik. Sosok Claire mengangkat tangan kirinya, memperlihatkan cincin familier yang bertengger di jari manisnya. Dan itu mencuri perhatian Claudia.

“Peony?” gumam Claudia menyipitkan matanya. Persis seperti cincin berlian Peony-nya yang hilang.

“Iya. Mirip punya lo ‘kan? Gue lihat bagus juga, jadi gue tertarik buat beli,” beritahu Cla
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Roza JAD
menelan bonusku, Baru 4 bab tapi habis 70 bonus. kurang ajar
goodnovel comment avatar
Yuyun Yunani
cerita aja clau sama ryuga klo cincinnya di tarik sa.ma Claire
goodnovel comment avatar
Yulianah
jujur aja pada Ryuga bahwa cicinya hilang
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Presdir Posesif   Ikat Rambut

    Rasa penasaran bisa membunuh Claudia di dalam mobil hanya dengan memikirkan tentang bagaimana mantan kekasih Ryuga. Kira-kira seperti apa wanita yang pernah menjalin kasih dengan Ryuga?“Pak Riel,” ucap Claudia memutus keheningan diantara mereka.Sejujurnya, Claudia sedikit merasa aneh dengan dia duduk di belakang dan Riel sendirian di depan, seolah pria itu sopir yang bekerja padanya.“Ya, Bu Claudia?” Riel menyahut tanpa menoleh.“Saya boleh bertanya soal mantan kekasihnya Ryuga?” Ragu-ragu Claudia mengutarakannya. Dia lalu menambahkan, “T-tapi, kalau kamu nggak mau kasih tahu, nggak apa-apa,” kekehnya canggung.Mendengarnya, Riel menarik salah satu sudut bibirnya. “Apa Anda menonton berita, Bu Claudia?”Samar, Claudia mengerutkan dahi. ‘Kenapa jadi berita? Apa korelasinya?’“Hmm,” piikir Claudia. Kepalanya menggeleng, “Kemarin saya sibuk, jadi nggak sempat menonton TV.” Claudia biasanya menyempatkan waktu menonton TV bersama Larissa, hanya saja dia kemarin sibuk pada proposal.Tubu

    Last Updated : 2024-06-05
  • Pesona Presdir Posesif   Sadar Diri

    “Dan kamu tidak keberatan dengan tingkah wanita macam itu?” Dari nada bicaranya, Bellanca bertanya dengan santai. Dia memangku dagunya dengan satu tangan di atas meja. “Sewaktu kita masih menjadi sepasang kekasih, bukankah kamu benci jika aku bersiap demikian, Ryuga?”Kali ini Bellanca menatap ke arah Claudia, jelas itu tatapan tidak senang.Ditatap seperti itu, Claudia merasa tidak terima. Ingin menjawab, tapi rasanya tidak sopan saja jika menyahut secara langsung.‘Katakan kamu tidak keberatan, Ryuga.” Batin Claudia gemas sendiri melihat Ryuga cukup lama merespons Bellanca.Ryuga menggelengkan kepala, “Selama wanita itu Claudia, aku tidak keberatan.”BLUSHEkor mata Claudia melirik Ryuga. Pipinya memanas. Padahal apa yang diucapkan Ryuga tak lebih dari kebohongan.Lagi-lagi Claudia membatin, ‘Sepertinya ini efek sudah lama menyendiri, mangkanya aku mudah salah tingkah.’Ya, pasti karena itu. Claudia yakin sekali!“Jadi, dia beneran tunanganmu?” Bellanca tampak bersikap menyebalkan.

    Last Updated : 2024-06-06
  • Pesona Presdir Posesif   Ganti Hotel ke Apartemen

    Selepas meninggalkan Bellanca, Ryuga mengajak Claudia keluar dari area hotel. Diam-diam Claudia menghela napas karena itu artinya Ryuga betulan hanya menggodanya saat di telepon pagi tadi.“Sekarang aku tahu kenapa jalanmu bisa secepat atlet, Ryuga.” Ucapan Claudia sukses menghentikan langkah Ryuga. Pun, Claudia di belakangnya yang mengekor ikut menghentikkan langkah.Belum sempat menanyakan maksudnya, Claudia lebih dulu berucap, “Mantan kekasihmu atlet atletik.”Sungguh konyol. Mendengarnya, Ryuga mendengus.“Cara jalanku memang seperti ini, Claudia. Bukan karena Bella seorang atlet, itu sama sekali tak ada hubungannya.” Ryuga menolehkan kepala juga bicaranya yang lembut.Claudia mengerjapkan mata. “Benarkah? Bukan karena kalian sering latihan bersama?”“Cemburu, Claudia?” Ryuga menautkan alisnya dengan senyum yang menyeringai. Hal itu langsung membuat Claudia menggelengkan kepalanya kuat-kuat bahkan terkekeh hambar.“A-ku hanya bertanya Ryuga, bukan cemburu,” ucap Claudia membenarka

    Last Updated : 2024-06-06
  • Pesona Presdir Posesif   Menghabiskan Waktu Berdua

    ‘Tidakkah ada mantra untuk menghilang atau teleportasi!?’Claudia tak punya banyak wajah untuk menghadapi Ryuga setelah dia salah paham untuk yang kesekian kali. Rasanya Claudia benar-benar malu. Apa yang Claudia pikirkan, berbeda dengan yang Ryuga maksud.Setelah mendengar pertanyaan Claudia sebelumnya, Ryuga membawa tangannya untuk menyelipkan anak rambut ke belakang telinga Claudia.Ekspresi Ryuga berubah menjadi hangat. Sama hangatnya dengan senyum tipis menggodanya. “Aku hanya ingin mengajakmu makan malam, Claudia.”Langkah Ryuga mendekat. Jaraknya hanya menyisakan satu langkah dari Claudia. Kepalanya menunduk, mengarah pada telinga wanita itu. Lalu Ryuga berbisik dengan suara dalamnya yang membuat Claudia tergelitik, “Tapi, kalau kamu menginginkan lebih, sebaiknya bergegas sekarang agar waktunya tidak terlalu malam.”BRAKKClaudia melemparkan majalah yang menutupi wajahnya ke sofa apartemen Ryuga. Niatnya beristirahat malah tidak bisa karena terlintas hal memalukan saat hendak m

    Last Updated : 2024-06-06
  • Pesona Presdir Posesif   Memutuskan Jujur

    Claudia mengembuskan napas berat. Dia menggeleng kecil sebagai responsnya.“Tapi, raut wajahmu mengatakan yang sebaliknya,” dengus Ryuga. Pria itu menyaksikan perubahan raut wajah Claudia yang berubah murung.Tubuh Ryuga menegak lalu tanpa mengatakan apa-apa membalikkan badan. Namun, siapa sangka tangan mungil Claudia menahan lengan kanan Ryuga.“Ada yang ingin aku katakan, Ryuga,” celetuk Claudia dalam satu tarikan napas.Tapi, Ryuga tak kunjung membalikkan tubuhnya menghadap Claudia. “Soal apa?” Ryuga menyahut singkat. Suaranya yang terdengar dingin dan terkesan tak acuh menciptakan suasana yang menegangkan.Claudia tidak bisa mundur. Dia sudah memikirkan matang-matang untuk memberitahu Ryuga yang sebenarnya mengenai hilangnya cincin Peony tersebut. Sesuai saran Aruna.Pandangan Claudia yang turun kini naik sebab tangan Ryuga melepaskan tangannya. Tubuh pria itu juga sudah menghadap Claudia. Jarak di antara keduanya tipis sekali.Sepasang manik hitam Ryuga menunduk, tepat menatap n

    Last Updated : 2024-06-06
  • Pesona Presdir Posesif   Meminjamkan Bahu Secara Gratis

    “Clau! Yang bener aja kamu!”Claudia rasanya memiliki dua orang dalam tubuhnya. Yang satu ingin mengejar Ryuga dan melanjutkan apa yang pria itu mulai. Yang satunya lagi menyuruh Claudia untuk tidak melakukan hal gila tersebut.Namun, yang terjadi selanjutnya Claudia menyeret kakinya mengikuti jejak Ryuga untuk masuk ke dalam. Dia mendapati pria itu tengah bersiap dengan mengenakan jasnya.“Kita pulang sekarang, Ryuga?” tanya Claudia mengerutkan dahinya.“Ya. Atau kamu mau menginap, Claudia?” sahut Ryuga tanpa menolehkan wajah.Claudia menggeleng. Dia memperhatikan aktivitas Ryuga dengan perasaannya yang bingung, “Soal cincinnya–“Lupakan saja.” Jawaban enteng Ryuga entah kenapa membuat perasaan Claudia terluka.Mungkin bagi Ryuga, cincin semahal itu bisa dibeli kembali dengan uang sehingga dia tidak mempermasalahkan Claudia kehilangan cincin tersebut.“Sejak semalam aku terus merasa bersalah memikirkan itu,” aku Claudia dengan suara yang serak. Dia takut Ryuga marah besar padanya. Bu

    Last Updated : 2024-06-07
  • Pesona Presdir Posesif   Menyusun Rencana

    “Kalau lo cuma mau main ponsel, nggak usah paksa gue buat ke luar, Aruna. Buang-buang waktu gue aja.”Aruna menaikkan pandangan saat mendapat teguran dari Dirga, kekasihnya yang rupawan. Alhasil, Aruna menaruh ponselnya di atas meja dengan posisi layar kaca menghadap meja.“Maaf, Dirga. Barusan Daddy kirimin foto sama calon mommy-ku. Mereka romantis banget deh, malam malam berdua,” cerita Aruna.Gadis itu mulai menyantap ayam yang sudah dipesannya sejak beberapa saat lalu dengan senyum mengembang di bibirnya. Sementara Dirga sudah menghabiskannya dua potong selagi Aruna memainkan ponselnya.“Daddy lo mau nikah lagi?” Dirga bertanya tanpa menatap Aruna. Lebih baik melihat potongan-potongan ayam besar yang menggoda.Padahal Aruna selalu tampak cantik … di mata orang lain. Lihat saja ke beberapa meja yang ada di sana, beberapa pemuda meliriknya terang-terangan karena kelihatannya Dirga sangat tak acuh.“Iya, Daddy harus nikah lagi. Pokoknya harus!” seru Aruna dengan antusias. “Soalnya ak

    Last Updated : 2024-06-07
  • Pesona Presdir Posesif   Berita Sampah

    Esok harinya, pagi-pagi sekali berita gosip sudah wara-wiri di layar televisi. Sosok Ratih sengaja bangun pagi demi melihat gosip terbaru yang langsung menjadi trending topik.“Aku yakin cara ini pasti berhasil,” ucapnya seraya berlalu dari kamar dengan raut wajah puas karena rencana kedua kini mulai berjalan.Dia buru-buru turun ke bawah menuju ruang makan. Di sana sudah ada Eyang Ila, Rudi, dan Emma. Suaminya Angga tidak pulang semalam. Maka, pagi ini tidak menunjukkan batang hidungnya.“Selamat pagi semuanya,” sapa Ratih kepada keluarganya itu. Wanita itu mengedarkan pandangan menatap wajah-wajah itu bergantian. Tampaknya mereka sudah melihat kabar berita pagi ini dilihat dari ekspresi wajahnya.“Aku tadi melihat berita tentang Bellanca Grey yang terbaru.” Ratih membuka suaranya lagi. “Kakak sudah lihat beritanya?” Baik Rudi maupun Emma mengangguk. Orang kepercayaannya melapor dengan segera jika itu berhubungan dengan keluarga Daksa.“Semoga saja Claudia tidak melihat beritanya,”

    Last Updated : 2024-06-07

Latest chapter

  • Pesona Presdir Posesif   Serahkan Padaku

    Kabar mengenai proses persalinan Lilia belum sampai di telinga Claudia. Karena saat ini, wanita yang juga tengah hamil itu masih tampak santai bahkan merasa tidak sabar untuk menghadiri festival di dekat tempat tinggalnya. Dia mengetuk pintu kamar tamu. “Aruna,” panggil Claudia. “Siap-siapnya sudah atau belum?” sambungnya. Claudia sudah siap dengan gaun di bawah lutut berwarna hitam yang dikenakan. Sebelum Ryuga berpamitan pergi karena Aji membutuhkan bantuannya, suaminya itu sudah menyiapkan gaun tersebut dan menaruhnya di tempat yang bisa Claudia jangkau dengan mudah. “Tunggu sebentar, Mom!” Bibir cherry Claudia menyunggingkan senyum ketika pintu kamar di hadapannya terbuka. Namun, dia mengernyit kebingungan mendapati Aruna ke luar dengan menggendong tas ransel pink miliknya. “Na … kita hanya mau ke festival, kenapa kamu membawa ransel segala?” tanya Claudia memperhatikan putrinya lamat-lamat. Ditodong dengan pertanyaan itu, seketika membuat Aruna tidak memiliki pilihan selain

  • Pesona Presdir Posesif   Tolong Cintai Aku

    “Jangan mengebut, santai saja, Yel.” Mendengar ucapan perintah itu, Riel melirik wanita yang duduk di kursi penumpang dengan tatapan horror. Bisa-bisanya dalam kondisi genting seperti sekarang, dia menyuruh Riel untuk mengemudi dengan santai?! “Kamu akan melahirkan, Lilia.” Dengan suaranya yang dalam, Riel mengingatkan. Keseluruhan tangannya mencengkram setir erat-erat. Di sampingnya, Lilia memasang wajah tenang. Tampak kesakitan, akan tetapi Lilia menunjukkan seolah sakit yang dia rasakan bukan sesuatu yang besar. “Aku tahu dan aku tidak akan melahirkan di sini kok, aku tidak akan mengotori mobil mewahmu,” kata Lilia. Dia sedikit meringis, “Hanya saja, maaf, celanaku sekarang basah.” Ya, cairan yang tampak membasahi kaki Lilia adalah air ketuban yang pecah. “Apa masalah itu penting?” sindir Riel kentara menunjukkan perasaan kesalnya. Sebenarnya, apa yang ada dalam pikiran Lilia? Riel hanya ingin tiba lebih cepat supaya dia bisa segera ditangani. Melihat ketuban Lilia pecah, Ri

  • Pesona Presdir Posesif   Kekhawatiran Riel

    “–Akan tetapi, tolong antarkan aku pergi ke tempat lapangan lari. Aku ingin jalan-jalan pagi.” Riel memukul stir yang dikemudikannya lalu memutar mobilnya ke arah tempat lapangan lari. Bisa-bisanya dia menuruti permintaan Lilia, dan parahnya membiarkan wanita yang tengah mengandung anaknya itu keluyuran sendirian. Sesaat, hatinya dilanda perasaan bersalah. Riel menyadari bahwa semakin hari, setiap minggu, dan beberapa bulan ke belakang sikapnya sangat acuh pada istrinya itu. “Ayo, angkatlah,” gumamnya pelan. Dia memutuskan menghubungi Lilia. Teleponnya aktif. Namun, tidak diangkat. Pikiran Riel terpecah. Sebelum Lilia turun dari mobil, dia sempat menatap Riel seolah ingin mengatakan sesuatu. “Katakan saja.” Berulah saat itu, Lilia mengutarakan pikirannya. Wanita itu mencengkram seatbelt yang sudah terlepas. “Aku serius dengan ucapanku tadi. Ayo berpisah setelah anak ini lahir.” Riel tidak memberikan respons. Manik hitamnya menyorot tajam, mencari kebenaran dibalik pernyataan Li

  • Pesona Presdir Posesif   Muak (Revisi Besok)

    Ketegangan pagi itu tidak hanya terjadi pada sepasang ayah dan anak, melainkan juga terjadi pada sepasang suami istri di kediaman keluarga Waluyo.“Tidak bisakah kamu membatalkan agar tidak jadi pergi, Yel?”Istri mana yang tidak marah apabila suaminya baru saja pulang beberapa jam, harus kembali pergi meninggalkannya seorang diri … ditambah dengan keadaan hamil besar.Lilia memperhatikan baik-baik Riel yang sudah siap dengan pakaian berkudanya. Ya, Riel akan pergi berkuda bersama rekan-rekan bisnisnya.“Membatalkannya?” ulang Riel lantas menggelengkan kepala. “Itu tidak mungkin. Aku sudah merencanakannya lama dengan teman-temanku.”Setelah Riel kembali untuk menggantikan sang ayah memimpin perusahaan, dia mulai memiliki kesibukan-kesibukan di luar pekerjaan utama sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk menemani Lilia sehingga berujung … mengabaikannya tanpa sadar.“Bagaimana dengan aku, Yel?” tanya Lilia dengan pandangan yang meredup. Perlahan, dia menundukkan pandangan dan mengus

  • Pesona Presdir Posesif   Perdebatan Kecil

    “Daddy!” Sebuah protesan dilayangkan Aruna tepat saat dia diinterograsi Ryuga di ruang tamu bersama Pras. Ya, suara lain itu milik Ryuga. Bukan milik hantu penunggu rumah ataupun kucing jadi-jadian. “Semua yang Daddy tuduhkan pada Kak Pras salah besar,” ucapnya dengan tegas. Aruna sudah menjelaskan kejadian yang sebenarnya. Namun, ekspresi Ryuga menunjukkan jika dirinya tidak percaya. Kedua alis Ryuga berkedut samar. “Oh, kamu membelanya, Aruna?” Mata besar Aruna memicing menatap ke arah Daddy-nya. Besok-besok, Aruna harus memberikan saran pada Aji untuk memasang CCTV di dalam rumah agar kejadian seperti ini bisa terekam oleh bukti. “Bukan begitu, Daddy …,” geleng Aruna dengan suara yang putus asa. Aruna frustasi. Mencoba menghilangkan ketakutannya, dia berucap, “Mommy mana? Cuma Mommy yang bisa bersikap netral dan tidak kekanakan seperti Daddy.” Aruna tidak peduli lagi jika kemarahan Ryuga bertambah dua kali lipat. Saat Ryuga mengeluarkan tanduk tak kasat mata di kepalanya, Arun

  • Pesona Presdir Posesif   Beruang Kembar

    Selang beberapa menit di kamar mandi, Aruna baru ke luar dengan wajah yang sudah tampak lebih segar. ‘Nggak perlu panik, Na. Itu cuma Kak Pras ‘kan? Bukan Kak Sam aktor terkenal?’ batinnya mencoba menenangkan diri. Tidak dipungkiri jika debar itu hadir dalam dadanya saat melihat Pras bersama Aland tadi. Wajahnya dibiarkan setengah basah. Tidak ada poni yang menghiasi dahi Aruna. Rambutnya terurai, sedikit berantakan. Namun, justru itu daya pikat alaminya. Mata besar Aruna celingukan melihat ke arah ruang tamu yang sudah tidak ada siapa-siapa. “Ke mana perginya beruang kembar itu?” Satu alis Aruna naik, keheranan. Yang Aruna maksud dengan beruang kembar itu Pras dan Aland. Rasa-rasanya julukan beruang kembar sudah cocok untuk keduanya. Detik setelah gumaman itu mengudara, knop pintu dibuka dari luar. Satu sosok beruang yang Aruna cari muncul. Dia melangkah masuk dan mengambil asbak kecil yang ada di atas meja. Belum sempat Aruna bertanya, suara berat pemuda di hadapannya lebih du

  • Pesona Presdir Posesif   Dua Suasana Pagi yang Berbeda

    Ternyata Ryuga benar. Dia sama sekali tidak salah mendengar. “Mas Ryuga?” ulang Ryuga lalu menusukkan ujung lidahnya di salah satu pipi. Dia mengurungkan niat–sebenarnya Ryuga hanya sekadar menggoda Claudia. Mendapati Ryuga yang merangkak mendekatinya, Claudia buru-buru meraih selimut dengan susah payah untuk menutupi tubuhnya yang polos. Setengah dari wajahnya sudah hampir tertutupi selimut, hanya saja Ryuga berhasil menariknya turun sebatas leher. “Ulangi, Claudia,” pintanya dengan suara yang rendah. Claudia menaikkan pandangan, menatap Ryuga, sebab tangan suaminya itu mengangkat dagunya. Seluruh wajah Claudia memanas. Bibir cherry-nya perlahan disentuh Ryuga dengan cara yang sensual. “Baiklah, jika memang Nyonya Daksa ini tidak mau bicara, aku menganggapmu tidak ingin melanjutkan– “Ja-hat!” Mendengar Claudia merutuk, sudut bibir Ryuga tertarik ke atas. Demi apapun, Claudia tampak menggemaskan. Apalagi Claudia yang menghindari kontak mata dengan manik hitamnya. “A–aku masih b

  • Pesona Presdir Posesif   Kunjungan Kesekian Ryuga (Vit.C)

    Warning: Mature content! Bagi yg kurang nyaman untuk baca, bisa skip bab ini okayyyy. Thank u … di atas ranjang.Namun, bukan berarti kehadiran calon anaknya yang sebentar lagi akan lahir tidak diinginkan oleh Ryuga. Dia sudah sangat menantikannya.“Lebih turun sedikit lagi, Claudia,” pinta Ryuga berbisik pelan di telinga istrinya itu dengan suaranya yang dalam. Tangannya membelai sisi pinggang atas Claudia yang terasa lembut.Pada kehamilan Claudia yang sudah menginjak tujuh bulan, Claudia tampak lebih berisi di beberapa bagian tubuh, salah satunya di bagian dada. Tangan Ryuga sudah bergeser pada bagian itu. Menekan lalu menggoda cherry di dada Claudia menggunakan dua jarinya.Satu lenguhan pelan mengudara. “Engh~”Dia

  • Pesona Presdir Posesif   Menginginkan Vitamin

    Mas RyugaMungkin sudah ratusan kali–oke, bagi Claudia itu berlebihan, rasanya sudah puluhan kali dia merapalkannya baik dalam hati maupun isi pikirannya. Bibirnya terlalu kelu untuk memanggil Ryuga demikian.Lidahnya terlalu kaku. Sisi dalam diri Claudia berbisik, ‘Semua akan terbiasa. Jadi, dicoba dulu, Clauuuu!’“Ryuga dan Aland belum pulang, Clau?”Celetukkan itu membuat Claudia mengerjapkan mata lantas menatap Sang Ayah yang sudah tampil rapi di hadapannya. “Ha? O–oh, belum, Yah. Sepertinya sebentar lagi,” jawab Claudia menduga-duga.Dia mengalihkan pandangannya ke arah jam dinding yang kini menunjukkan baru pukul tujuh pagi. Sekitar satu setengah jam lalu, Aji mengatakan jika Ryuga dan Aland ke luar untuk lari pagi.Baru Claudia ketahui setelah menikah jika Ryuga akan pergi berolahraga minimal satu kali dalam seminggu. Claudia menolehkan wajahnya lagi ke arah Aji. “Ayah sudah harus pergi sekarang?”Aji menganggukkan kepalanya. “Rasanya ada yang kurang kalau belum Ayah pastikan s

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status