Home / Romansa / Pesona Presdir Posesif / Mengecek Kontak: Kang Sponsor?!

Share

Mengecek Kontak: Kang Sponsor?!

last update Last Updated: 2024-07-01 20:59:26

“Kamu sepeduli itu dengan putriku, Claudia?”

Ryuga merasakan hatinya menjadi hangat begitu Claudia menganggukkan kepala. Manik hitamnya menatap lekat sosok Claudia.

Saat kejadian tersebut, fokus Ryuga hanya untuk menyelamatkan Claudia saja. Dia tidak memikirkan apa pun lagi, termasuk soal Aruna.

“Di mana Aruna, Ryuga? Dia tidak ada bersama keluargamu tadi.” Penasaran, Claudia pun bertanya mengenai keberadaan sesosok gadis yang dicemaskannya.

Saat berkomunikasi dengan Riel, pria itu mengabari jika Aruna menangis hebat mendengar kabar tangan Ryuga patah dan harus memakai gips.

Claudia bisa membayangkan bagaimana ketakutan Aruna sebagai seorang anak yang mengetahui orang tuanya terluka.

“Putriku sedang tidur,” sahut Ryuga pendek. “Aku rasa kamu sudah tahu bagaimana kondisi Aruna dari Riel.” Terpaksa Ryuga mengungkit soal Riel.

Kalau saja dia tak memergoki Riel yang diam-diam menerima telepon dari Claudia, Ryuga tak akan tahu jika keduanya berkomunikasi satu sama lain.

“Ya, Riel–

“Kenapa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Tresna Sumirat Hermiati
cepet bro perempuan kan butuh kepastian
goodnovel comment avatar
M.Ayyubi Hanani Ikhsan
bagusss, cepat laksanakan ryuga. kalo gak mau kehilangan si Bu guru Claudia. lanjut up nya lagi Thor. SEMANGAT!!!
goodnovel comment avatar
RATNA ANDRIANI
bagusssss......lanjut thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Presdir Posesif   Serius atau Tidak?

    ‘Lariiiiii, Claudia. Eh, tapi Ryuga nggak mungkin ngejar ‘kan?’Wanita itu menolehkan wajahnya ke belakang dan hanya melihat pintu ruangan Ryuga yang tertutup. Pria itu tidak turut ke luar dalam hitungan detik.“Claudia?”“Y-ya?”Seseorang memanggilnya dan Claudia langsung menatap lurus ke depan. Dia mendapati sosok Riel yang tahu-tahu sudah ada di hadapannya.“Kenapa, Riel?” tanya Claudia memasang wajah setenang mungkin. Kedua sudut bibirnya melukis senyuman yang tampak kaku.“Pak Ryuga di ruangan kerjanya?” tanya Riel memastikan. “Iya, Ryuga di ruangannya,” jawab Claudia menganggukkan kepala.Riel berdekham, “Kalian dipanggil Pak Rudi ke ruang tamu, ada hal penting yang harus dibicarakan,” beritahunya.“S-soal apa?” tanya Claudia penasaran.Asisten Ryuga itu hanya menggelengkan kepala. Mana Riel tahu. Dia barusan lewat ruang tamu dan kebetulan Rudi meminta tolong padanya untuk memanggil Ryuga dan Claudia untuk bergabung bersama mereka.“O-oh oke, aku ke sana duluan,” pamit Claudia

    Last Updated : 2024-07-02
  • Pesona Presdir Posesif   Kartu Rahasia (Revisi)

    “Aku– Belum sempat menjawab, Claudia teralihkan dengan ponselnya yang berdering panjang menandakan ada telepon masuk. “Angkat dulu, Clau,” titah Rudi mengedikkan dagunya karena Claudia tampak membiarkan. “O-oke, Om.” Seketika itu Claudia menarik tangannya dari Ryuga dengan hati-hati. Di saat yang bersamaan, Ryuga merasa sedikit kehilangan. Manik hitamnya memperhatikan gerak-gerik Claudia. Termasuk saat Claudia merogoh ponsel dari saku celana dan melihat nomor asing tertera di layar ponselnya. ‘Apa jangan-jangan ini …?’ tebak Claudia menggantung. “Kenapa tidak diangkat?” Ryuga mendengus melihat keterdiaman Claudia. “Ini mau kok,” sahut Claudia pelan. ‘Aku lagi ngumpulin napas dulu, Ryuga,’ bubuh Claudia dalam hatinya. Akhirnya Claudia pun mengangkat telepon dan mendekatkan ponselnya di telinga. “Halo, selamat siang. Saya Deni dari tim kepolisian yang bertugas memproses laporan atas nama Bu Claudia Mada,” ucap seseorang dari seberang sana dengan nada suara yang tegas. Mendeng

    Last Updated : 2024-07-03
  • Pesona Presdir Posesif   Interaksi Hangat

    Menyaksikan sendiri bagaimana kepercayaan diri Claudia membuat Emma bertepuk tangan. Selepas itu, Emma juga mengacungkan kedua jempolnya ke arah Claudia.“Bagus, Claudia. Tante senang mendengar keberanian kamu sayang!” puji Emma. “Jika kamu butuh bantuan, jangan segan untuk mengatakannya pada Tante, ya. Sudah pasti Tante akan mendukungmu secara penuh, Clau.” Emma bersungguh-sungguh dalam ucapannya.“Mmm, jangan segan jika kamu perlu bantuan, Claudia,” sahut Rudi ikut-ikutan. Hal itu membuat Emma merasa gemas pada suaminya.“Pa, kamu tadi terdengar meragukan Claudia …. Kenapa sekarang tiba-tiba seperti ini?” Emma tidak menyindir Rudi, hanya sekadar bertanya.Ditodong pertanyaan seperti itu oleh Sang istri membuat Rudi berdeham pelan, “Bukan meragukan, Bu. Papa hanya memastikan jika memang Claudia yang akan menjadi menantu kita.”Percakapan itu sungguh menyentuh permukaan dasar hati Claudia. Suara-suara di dalam kepalanya mulai terdengar berisik.‘Wahhh, Claudia, aktingmu yang semakin n

    Last Updated : 2024-07-03
  • Pesona Presdir Posesif   Hampir Terbongkar

    Pertanyaan Rudi memancing rasa penasaran Ryuga untuk menoleh pada Claudia serta Emma yang buru-buru melerai pelukan dengan Claudia.“Sayang, kenapa menangis?” tanya Emma dengan perasaan khawatir.Claudia tersenyum getir. Dia menyeka bekas air mata di pipinya.‘Astaga, aku cengeng sekali hari ini!’ ucapnya merutuk dalam hati.Claudia mengedipkan matanya. “Eng-nggak, Om, Tan–“Enggak apanya? Ini yang keluar apa? Air hujan?!” sindir Ryuga dengan ketus. Jari telunjuk serta jempolnya ikut mengusap sebelah pipi Claudia.“Ryugaaa,” tegur Emma dengan lembut.“A-aku cuma sedikit terharu,” elak Claudia menepis halus tangan Ryuga. “A-aku izin ke kamar mandi dulu. Permisi,” pamit Claudia tanpa menunggu jawaban dari yang lain.Selepas kepergian Claudia, Emma menatap putranya penuh protes. Dia lalu menatap Sang suami. “Pa, sepertinya Ibu nggak jadi pulang,” beritahu Emma.“Oke.”Sebenarnya Rudi tidak masalah. Namun, Ryuga yang tampak keberatan dilihat dari kedua alisnya yang menekuk tajam. Pria itu

    Last Updated : 2024-07-04
  • Pesona Presdir Posesif   Penangkapan Claire

    “Lohh, Kak Sam?!”Claire berjalan menghampiri tunangannya itu dengan raut wajah yang agak panik. Dia berusaha mengukir senyum manisnya seperti biasa.“Aku kira Kak Sam udah pergi, tapi ternyata masih di sini–“Claire,” potong Sam menarik lengan wanita itu hingga membuat Claire berhadapan dengan Sam. Sepasang manik coklatnya menyelami netra mata Claire yang jernih. “Sebenarnya apa yang kamu lakukan sayang?” sambungnya dengan suara yang lemah.Ditatap seperti itu tak membuat Claire gugup. Dia malah makin melebarkan senyumnya dan menyentuh sebelah pipi Sam lalu mengusapnya.Suara lembut wanita tersebut mengudara, “Ahhh, Kak Sam dengar pembicaraanku barusan di telpon, ya? Itu … aku dan timku mau menghancurkan pertandingan voli besok dengan mengalahkan tim lawan.”Penjelasan Claire membuat Sam menatapnya tidak mengerti. Pria itu mengerutkan dahinya dengan samar. “Kakak juga mendengar nama Ryuga. Yang kamu maksud Ryuga Daksa tunangannya Claudia?”Tiba-tiba saja Claire terkekeh, merasa lucu.

    Last Updated : 2024-07-05
  • Pesona Presdir Posesif   Dalam Dekapan Sang Presdir

    [08xxxx: Bu Claudia, Bu Claire jatuh pingsan sehingga dia belum bisa dibawa ke kantor.] “Claire beneran pingsan?” gumam Claudia saat membaca pesan masuk itu di kamar mandi. Ya, Claudia masih di sana setelah mencuci wajahnya di wastafel dan belum memiliki niatan untuk ke luar dari kamar mandi di rumah Ryuga. Wanita itu menaikkan pandangan, menatap dirinya pada cermin di hadapannya. Matanya terlihat sembab dan hidungnya sedikit meninggalkan bekas kemerahan. “Apa yang aku lakukan sudah tepat?” ucap Claudia yang kemudian menggigit bibir bawah bagian dalamnya. Sejujurnya, Claudia tidak tahu apakah dirinya siap dengan konsekuensi dari tindakan yang diambilnya kini. Di satu titik dia merasa siap, namun di titik lain Claudia merasa tidak yakin. Ketukan di pintu luar membuat Claudia menolehkan wajahnya. “Claudia,” panggil Ryuga dengan suaranya yang dalam di luar kamar mandi. Ingin menyahut, tapi bibir Claudia kelu. Satu tangannya meremas ponsel dan satu tangannya lagi meremas sisi cela

    Last Updated : 2024-07-05
  • Pesona Presdir Posesif   Pertanyaan Random Aruna

    Memberanikan diri, tangan kiri Claudia melingkari pundak pria yang lebih tinggi darinya itu. Hanya sesaat sebelum sesosok gadis memergoki keduanya tengah berpelukan. “Aruna boleh peluk Bu Claudia juga, Dad?” Pertanyaan itu jelas membuat baik Ryuga maupun Claudia melepaskan diri masing-masing. Keduanya tampak kelihatan salah tingkah meskipun Ryuga lebih bisa mengendalikan ekspresinya. Ryuga membalikkan tubuhnya agar melihat keberadaan putrinya yang sepertinya baru saja bangun dari tidurnya. Aruna tampak menggemaskan dengan baju terusan selutut bermotif strawberry. “Mau peluk Claudia, Aruna?” tanya Ryuga memperjelas. Sepasang manik hitamnya memicing menatap putrinya. “Aruna, ganti dulu bajunya– “Sini, Aruna,” sela Claudia memotong ucapan Ryuga. Dia merentangkan kedua tangannya. Sekilas Claudia memandang Ryuga tak percaya. Kenapa Aruna harus repot-repot mengganti bajunya terlebih dahulu? Claudia tidak habis pikir. Ryuga berlebihan sekali. “Yes!” Melihat itu, Aruna bergegas melang

    Last Updated : 2024-07-06
  • Pesona Presdir Posesif   Pernyataan Ryuga

    “Tentu saja, Aruna,” aku Claudia.Sekitar tiga detik berlalu, Claudia baru menjawab pertanyaan gadis itu. Dia pun menambahkan, “Kalau belum, tidak mungkin Ibu ada di sini ‘kan?”Jawaban Claudia sangat masuk akal. Dan yang paling penting, Claudia sudah menunjukkan sikap profesionalnya di depan Aruna.Aruna terkekeh, “Benar juga, sih.”Kedua gadis itu saling melemparkan senyum. Berbeda dengan Ryuga yang menunjukkan ekspresi kesulitan. Satu tangannya yang berada di saku celana training hitam menggenggam erat-erat kotak persegi beludru berwarna merah.Ya, Ryuga sudah mengambil cincin berlian yang ada di ruangan kerjanya sebelum benar-benar memutuskan menghampiri Claudia. Ryuga seketika langsung mengeluarkan tangannya.Sepertinya waktunya belum tepat untuk memberikannya pada Claudia. Namun, Ryuga akan berencana memberikannya hari ini.“Jadi pesan ayam dan pizza-nya, Aruna?” Ryuga membelokkan topik.Gadis itu mengangguk kuat-kuat. “Jadi, Dad!”Tak lupa Ryuga juga menanyai Claudia. Suaranya

    Last Updated : 2024-07-07

Latest chapter

  • Pesona Presdir Posesif   Serahkan Padaku

    Kabar mengenai proses persalinan Lilia belum sampai di telinga Claudia. Karena saat ini, wanita yang juga tengah hamil itu masih tampak santai bahkan merasa tidak sabar untuk menghadiri festival di dekat tempat tinggalnya.Dia mengetuk pintu kamar tamu.“Aruna,” panggil Claudia. “Siap-siapnya sudah atau belum?” sambungnya.Claudia sudah siap dengan gaun di bawah lutut berwarna hitam yang dikenakan. Sebelum Ryuga berpamitan pergi karena Aji membutuhkan bantuannya, suaminya itu sudah menyiapkan gaun tersebut dan menaruhnya di tempat yang bisa Claudia jangkau dengan mudah.“Tunggu sebentar, Mom!”Bibir cherry Claudia menyunggingkan senyum ketika pintu kamar di hadapannya terbuka. Namun, dia mengernyit kebingungan mendapati Aruna ke luar dengan menggendong tas ransel pink miliknya.“Na … kita hanya mau ke festival, kenapa kamu membawa ransel segala?” tanya Claudia memperhatikan putrinya lamat-lamat.Ditodong dengan pertanyaan itu, seketika membuat Aruna tidak memiliki pilihan selain menja

  • Pesona Presdir Posesif   Tolong Cintai Aku

    “Jangan mengebut, santai saja, Yel.” Mendengar ucapan perintah itu, Riel melirik wanita yang duduk di kursi penumpang dengan tatapan horror. Bisa-bisanya dalam kondisi genting seperti sekarang, dia menyuruh Riel untuk mengemudi dengan santai?! “Kamu akan melahirkan, Lilia.” Dengan suaranya yang dalam, Riel mengingatkan. Keseluruhan tangannya mencengkram setir erat-erat. Di sampingnya, Lilia memasang wajah tenang. Tampak kesakitan, akan tetapi Lilia menunjukkan seolah sakit yang dia rasakan bukan sesuatu yang besar. “Aku tahu dan aku tidak akan melahirkan di sini kok, aku tidak akan mengotori mobil mewahmu,” kata Lilia. Dia sedikit meringis, “Hanya saja, maaf, celanaku sekarang basah.” Ya, cairan yang tampak membasahi kaki Lilia adalah air ketuban yang pecah. “Apa masalah itu penting?” sindir Riel kentara menunjukkan perasaan kesalnya. Sebenarnya, apa yang ada dalam pikiran Lilia? Riel hanya ingin tiba lebih cepat supaya dia bisa segera ditangani. Melihat ketuban Lilia pecah, Ri

  • Pesona Presdir Posesif   Kekhawatiran Riel

    “–Akan tetapi, tolong antarkan aku pergi ke tempat lapangan lari. Aku ingin jalan-jalan pagi.” Riel memukul stir yang dikemudikannya lalu memutar mobilnya ke arah tempat lapangan lari. Bisa-bisanya dia menuruti permintaan Lilia, dan parahnya membiarkan wanita yang tengah mengandung anaknya itu keluyuran sendirian. Sesaat, hatinya dilanda perasaan bersalah. Riel menyadari bahwa semakin hari, setiap minggu, dan beberapa bulan ke belakang sikapnya sangat acuh pada istrinya itu. “Ayo, angkatlah,” gumamnya pelan. Dia memutuskan menghubungi Lilia. Teleponnya aktif. Namun, tidak diangkat. Pikiran Riel terpecah. Sebelum Lilia turun dari mobil, dia sempat menatap Riel seolah ingin mengatakan sesuatu. “Katakan saja.” Berulah saat itu, Lilia mengutarakan pikirannya. Wanita itu mencengkram seatbelt yang sudah terlepas. “Aku serius dengan ucapanku tadi. Ayo berpisah setelah anak ini lahir.” Riel tidak memberikan respons. Manik hitamnya menyorot tajam, mencari kebenaran dibalik pernyataan Li

  • Pesona Presdir Posesif   Muak (Revisi Besok)

    Ketegangan pagi itu tidak hanya terjadi pada sepasang ayah dan anak, melainkan juga terjadi pada sepasang suami istri di kediaman keluarga Waluyo.“Tidak bisakah kamu membatalkan agar tidak jadi pergi, Yel?”Istri mana yang tidak marah apabila suaminya baru saja pulang beberapa jam, harus kembali pergi meninggalkannya seorang diri … ditambah dengan keadaan hamil besar.Lilia memperhatikan baik-baik Riel yang sudah siap dengan pakaian berkudanya. Ya, Riel akan pergi berkuda bersama rekan-rekan bisnisnya.“Membatalkannya?” ulang Riel lantas menggelengkan kepala. “Itu tidak mungkin. Aku sudah merencanakannya lama dengan teman-temanku.”Setelah Riel kembali untuk menggantikan sang ayah memimpin perusahaan, dia mulai memiliki kesibukan-kesibukan di luar pekerjaan utama sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk menemani Lilia sehingga berujung … mengabaikannya tanpa sadar.“Bagaimana dengan aku, Yel?” tanya Lilia dengan pandangan yang meredup. Perlahan, dia menundukkan pandangan dan mengus

  • Pesona Presdir Posesif   Perdebatan Kecil

    “Daddy!” Sebuah protesan dilayangkan Aruna tepat saat dia diinterograsi Ryuga di ruang tamu bersama Pras. Ya, suara lain itu milik Ryuga. Bukan milik hantu penunggu rumah ataupun kucing jadi-jadian. “Semua yang Daddy tuduhkan pada Kak Pras salah besar,” ucapnya dengan tegas. Aruna sudah menjelaskan kejadian yang sebenarnya. Namun, ekspresi Ryuga menunjukkan jika dirinya tidak percaya. Kedua alis Ryuga berkedut samar. “Oh, kamu membelanya, Aruna?” Mata besar Aruna memicing menatap ke arah Daddy-nya. Besok-besok, Aruna harus memberikan saran pada Aji untuk memasang CCTV di dalam rumah agar kejadian seperti ini bisa terekam oleh bukti. “Bukan begitu, Daddy …,” geleng Aruna dengan suara yang putus asa. Aruna frustasi. Mencoba menghilangkan ketakutannya, dia berucap, “Mommy mana? Cuma Mommy yang bisa bersikap netral dan tidak kekanakan seperti Daddy.” Aruna tidak peduli lagi jika kemarahan Ryuga bertambah dua kali lipat. Saat Ryuga mengeluarkan tanduk tak kasat mata di kepalanya, Arun

  • Pesona Presdir Posesif   Beruang Kembar

    Selang beberapa menit di kamar mandi, Aruna baru ke luar dengan wajah yang sudah tampak lebih segar. ‘Nggak perlu panik, Na. Itu cuma Kak Pras ‘kan? Bukan Kak Sam aktor terkenal?’ batinnya mencoba menenangkan diri. Tidak dipungkiri jika debar itu hadir dalam dadanya saat melihat Pras bersama Aland tadi. Wajahnya dibiarkan setengah basah. Tidak ada poni yang menghiasi dahi Aruna. Rambutnya terurai, sedikit berantakan. Namun, justru itu daya pikat alaminya. Mata besar Aruna celingukan melihat ke arah ruang tamu yang sudah tidak ada siapa-siapa. “Ke mana perginya beruang kembar itu?” Satu alis Aruna naik, keheranan. Yang Aruna maksud dengan beruang kembar itu Pras dan Aland. Rasa-rasanya julukan beruang kembar sudah cocok untuk keduanya. Detik setelah gumaman itu mengudara, knop pintu dibuka dari luar. Satu sosok beruang yang Aruna cari muncul. Dia melangkah masuk dan mengambil asbak kecil yang ada di atas meja. Belum sempat Aruna bertanya, suara berat pemuda di hadapannya lebih du

  • Pesona Presdir Posesif   Dua Suasana Pagi yang Berbeda

    Ternyata Ryuga benar. Dia sama sekali tidak salah mendengar. “Mas Ryuga?” ulang Ryuga lalu menusukkan ujung lidahnya di salah satu pipi. Dia mengurungkan niat–sebenarnya Ryuga hanya sekadar menggoda Claudia. Mendapati Ryuga yang merangkak mendekatinya, Claudia buru-buru meraih selimut dengan susah payah untuk menutupi tubuhnya yang polos. Setengah dari wajahnya sudah hampir tertutupi selimut, hanya saja Ryuga berhasil menariknya turun sebatas leher. “Ulangi, Claudia,” pintanya dengan suara yang rendah. Claudia menaikkan pandangan, menatap Ryuga, sebab tangan suaminya itu mengangkat dagunya. Seluruh wajah Claudia memanas. Bibir cherry-nya perlahan disentuh Ryuga dengan cara yang sensual. “Baiklah, jika memang Nyonya Daksa ini tidak mau bicara, aku menganggapmu tidak ingin melanjutkan– “Ja-hat!” Mendengar Claudia merutuk, sudut bibir Ryuga tertarik ke atas. Demi apapun, Claudia tampak menggemaskan. Apalagi Claudia yang menghindari kontak mata dengan manik hitamnya. “A–aku masih b

  • Pesona Presdir Posesif   Kunjungan Kesekian Ryuga (Vit.C)

    Warning: Mature content! Bagi yg kurang nyaman untuk baca, bisa skip bab ini okayyyy. Thank u … di atas ranjang.Namun, bukan berarti kehadiran calon anaknya yang sebentar lagi akan lahir tidak diinginkan oleh Ryuga. Dia sudah sangat menantikannya.“Lebih turun sedikit lagi, Claudia,” pinta Ryuga berbisik pelan di telinga istrinya itu dengan suaranya yang dalam. Tangannya membelai sisi pinggang atas Claudia yang terasa lembut.Pada kehamilan Claudia yang sudah menginjak tujuh bulan, Claudia tampak lebih berisi di beberapa bagian tubuh, salah satunya di bagian dada. Tangan Ryuga sudah bergeser pada bagian itu. Menekan lalu menggoda cherry di dada Claudia menggunakan dua jarinya.Satu lenguhan pelan mengudara. “Engh~”Dia

  • Pesona Presdir Posesif   Menginginkan Vitamin

    Mas RyugaMungkin sudah ratusan kali–oke, bagi Claudia itu berlebihan, rasanya sudah puluhan kali dia merapalkannya baik dalam hati maupun isi pikirannya. Bibirnya terlalu kelu untuk memanggil Ryuga demikian.Lidahnya terlalu kaku. Sisi dalam diri Claudia berbisik, ‘Semua akan terbiasa. Jadi, dicoba dulu, Clauuuu!’“Ryuga dan Aland belum pulang, Clau?”Celetukkan itu membuat Claudia mengerjapkan mata lantas menatap Sang Ayah yang sudah tampil rapi di hadapannya. “Ha? O–oh, belum, Yah. Sepertinya sebentar lagi,” jawab Claudia menduga-duga.Dia mengalihkan pandangannya ke arah jam dinding yang kini menunjukkan baru pukul tujuh pagi. Sekitar satu setengah jam lalu, Aji mengatakan jika Ryuga dan Aland ke luar untuk lari pagi.Baru Claudia ketahui setelah menikah jika Ryuga akan pergi berolahraga minimal satu kali dalam seminggu. Claudia menolehkan wajahnya lagi ke arah Aji. “Ayah sudah harus pergi sekarang?”Aji menganggukkan kepalanya. “Rasanya ada yang kurang kalau belum Ayah pastikan s

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status