Tangan kanan Dewi menarik selimut menutupi tubuh yang berbalut lingerie merah jamu dilirik pria di sampingnya sudah tertidur pulas. Sudah dua hari Dewi tak bisa tidur nyeyak setelah mengetahui Devan telah mempunyai anak dari Devi, yang membuatnya semakin sakit kepala adalah Devan tetap ingin bertanggung jawab atas anak tersebut meskipun nantinya sudah bercerai.
Ada sesuatu yang Dewi rasakan, yang sulit dijelaskan namun dapat dimengerti semua wanita dewasa.
Sekarang mulai timbul ragu bahkan hampir menjurus rendah diri ‘mengapa dirinya tak kunjung hamil’. Padahal tak pernah sekalipun mengunakan kontrasepsi selama ini, apa lagi kondom? Sudah lama tak mengunakan karet itu lagi untuk mencegah kehamilan sejak menikah.
Pikirnya Dewi terus melayang-layang memikirkan hal yang sama, sepupunya menikah baru dua minggu sudah hamil tapi mengapa hal itu tidak terjadi pada rahimnya juga. Tidak ada bedanya badan miliknya atau
Jessy bermain pasir yang sudah bercampur tanah di bawah sinar mentari pagi yang menghangatkan, menghasilkan uap keringat yang membuat keningnya berembun. Satu tanganya memegang serokan kecil dan tangan lainnya mencekam wadah kecil yang berisi pasir. Wadah itu diisi lalu dibuang dan begitu terus berulang. Sedangkan Sang ibu duduk santai melihat putri kecilnya asik sendiri, di sebelahnya Susi ikut duduk sambil menikmati suasana berjemur pagi yang jarang mereka dapatkan kesempatan itu di tengah bisnis yang berkembang.Sejak ditinggal mati Namy, Devi memilih cepat untuk bangkit dan menerima. Mau diratapi atau tidak Namy tetap mati dan tubuhnya tetap hancur di makan belatung. Jadi pilihan hidup Devi sekarang meneruskan hidup yang tersisa tanpa seorang anggota keluaga. Tak bisa dipungkiri Jessy masih terlalu kecil untuk mengartikan sebuah kesedihan karena kehilangan. Emosinya masih tahap perkembangan hal itulah yang membuat Devi ingin anaknya tumbuh dengan mental yang
Wajah Dewi cukup tenang setelah mendengar ucapan pedas Devi, jelas yang tampak tegang dan gugup adalah Devan. Biar bagaimana pun Devan sadar akan kesalahan yang sudah berlalu terlebih lagi kelancangan dan tidak sopan dirinya datang bersama Dewi bertemu dengan Devi semata-mata untuk bertanya tentang anak. Itu sungguh tidak manusiawi. Tapi Devan tak perduli semua itu. Dalam diam Devan berdoa semoga Dewi mampu membawa diri, berkata lemah lembut sebagai sesama wanita hingga saat yang tepat Devan akan buka mulut. “Saat kamu tiba-tiba pergi Mas Devan kecelakaan hingga koma beberapa hari setelah itu ibu meninggal satu minggu kemudian, terpaksa aku yang merawat Mas Devan hingga kami menikah. Maafkan keegoisan kami.” Suara Dewi terdengar tegas dan lantang, tak bisa dipungkiri jantungnya nyaris copot mengucapkan hal itu. Tiba-tiba Devi tertawa dengan suara keras, seperti mendengar sebuah l
Jessy bersorak gembira dengan suaranya yang teramat renyah setelah memanggil Devan dengan sebuatan Rangga. Perlahan tubuh mungil Jessy berpindah ke pelukan Devan. Wajah Devan memang mirip dengan Rangga meskipun tubuh Devan sedikit lebih berisi, jangankan Jessy yang terkecoh ibunya saja jika memadang Rangga bak melihat foto copy Devan.Devi membiarkan Jessy jatuh di pelukan Devan dan juga tetap diam dengan celoteh Jessy yang salah menyebut orang. Hatinya tertawa puas dengan sikap Jessy, dengan keyakinan penuh pasti Devan terluka.Devan acuh tak acuh dengan tatapan sinis Devi seolah-olah tak rela Jessy berada di rangkulanya terlebih lagi saat memandang bibir Devan berkali-kali mencium penuh kehangat di kening mungil Jessy. Dada yang sedari tadi panas kini terasa dingin segar memeluk putri kecilnya. Kerinduan dan keharuan telah bercampur menjadi satu meliputi dirinya.
Pertemuan Devan dan Jessy bukan hal terakhir tapi masih berlanjut dengan pertemuan-pertemuan yang berlanjut di kemudian hari. Seperti biasa membawa banyak mainan dan makanan untuk Jessy. Dan, hal yang sama terjadi ketika Devan sudah pulang, Devi membakar semua mainan yang Devan berikan bahkan tanpa melihat isi bikisan makanan dirinya langsung melempar ke tong sampah. Susi yang melihat hal itu lantas tertawa, terlebih lagi ketika Devi membakar mainan dari Devan sambil mengumpat kasar dan kadang meludah ke api yang berkobar. “Ratusan bonekah yang kamu berikan pada anakku akan kubakar, bangsat!” Devi menyiram minyak tanah ke bonekah babi warna pink dengan penuh gairah. Yang paling setia adalah Dewi, yang masih terus menemani Devan bertemu dengan Jessy meskipun tak pernah menyentuh bahkan mengajak bicara Jessy dan juga mengabaikan tatapan menjijikan seorang Devi. Seolah-olah dirinya sudah kebal muka di hadapan Devi.
Di depan cermin besar Dewi memandang tonjolan dada yang berisi. Memandangnya secara bergantian memastikan jika kedua gundukanya seksi tak kalah dengan milik Devi. Bahkan untuk menambah kesan montok di kedua tonjolan itu Dewi menyumbatnya dengan sapu tangan. Ya, lumayan menambah kesan sexy, besar dan padat.Bukannya tak bersyukur dengan apa yang Tuhan berikan kepadanya tapi Dewi sedang berusaha meningkatkan kepercayaan diri bertemu dengan Devi. Dia harus lebih cantik, lebih seksi dan jika perlu semuanya harus dimenangkan oleh Dewi.Kini Dewi duduk meja rias memandang wajah dengan riasan sederhana tapi tetap menonjolkan kesan elegan, tak lama kemudian gincu warna merah muda telah menghiasi bibir seksinya. Kemudian mengambil salah satu koleksi maskara yang terbaik dengan harga yang termahal merk Prancis, lantas dengan gerakan lemah lembut mengoles bulu mata dengan sangat hati-hati. Kini bola matanya semakin terlihat lebar dan indah.&nbs
Sudah dua jam lamanya Dewi menunggu Devi, duduk di pojokan teras seorang diri. Beberapa kali melihat jam tangan warna silver yang melingkar di lengannnya. Sebenarnya Dewi tahu ini jadwal sidang gugatan perceraian Devi dan Devan, perkiraannya siang hari sudah kelar. Namun sampai lewat jam makan siang sosok yang ditunggu Dewi tak kunjung kelihatan. Benar-benar diluar dugaan Dewi. Ditahannya rasa bosan Dewi masih menunggu, ditambah cuaca panas membuat keringat menyatu dengan bedak di wajah. Saking derasnya keringat dia bisa merasakan kucuran itu melewati di antara dadanya membasahi bawah bra yang ia kenakan. Kalo buka demi Devan, dia pasti akan segera pergi mencari tempat berAC. Ia masih punya waktu hingga pukul empat sore-sebelum Devan pulang kerja. Toh, dirinya hanya butuh lima menit untuk berbicara dengan Devi apapun yang terjadi dia akan menunggu. Di lain tempat setelah makan siang yang penu
Hanya saja sikap Rangga terlewat lembut dan santun mampu membuat Devi nyaman. Salah paham di antara mereka juga tidak membuat Rangga berubah sikap walaupun kadang obrolanya kadang terasa kaku. Sidang yang baru saja selesai membuat Devi mengerti jika Rangga tak seburuk yang ia pikirkan sebelumnya. “Bolehkah aku cium Jessy sebelum berpisah.” Devi mengangguk pelan mempersilahakan Rangga mencium Jessy. Perlahan tubuh tinggi Rangga membungkuk, wajahnya mendekati pipi Jessy yang menempel di dada Devi. Ketika bibir Rangga bertemu dengan pipi cubby Jessy, hidungnya mencium aroma parfum wangi vanilla dari tubuh Devi. Benar-benar wangi membuat Rangga merasakan sesuatu yang sulit dijelaskan. Ketika matanya tak sengaja melihat gundukan yang terapit tubuh Jessy semakin membuat detak jantungnya berdetak cepat. Benar-benar perasaan aneh yang Rangga rasakan atau naluri seorang pria? Du
Tatapan Dewi teramat tenang nyaris tidak terpancing emosi Devi. Dirinya tetap duduk tenang, wajahnya mengoreskan senyuman hangat saat tubuh Devi menjulang berdiri di hadapannya. Dia paham benar jika situasi ini bakal ia alami.Seolah-olah Dewi sudah mempersiapakan mental sekuat baja untuk menghadapi seekor induk macam yang anaknya diambil tiba-tiba. Di mata Dewi induk macan ialah Devi yang sekarang.“Saya hanya ingin yang terbaik untuk Jessy Mbak, hidup dengan keluarga lengkap, masa depan terjamin. Jika Jessy tetap bersama Mbak Devi dia hanya mendapatkan kasih sayang seorang ibu tanpa ayah. Tapi kalo hidup dengan Mas Devan dia akan mendapatkan kasih sayang yang sempurna dan lengkap.” Lemasnya bibir Dewi mengucapkan itu semua.Trik seekor ular memang kalem, tenang dan mematikan. Ya, dengan cara meminta Jessy dengan dalil merawat anak itu, secara tidak langsung dia bisa menjauhkan Devan dengan Devi.&nbs