Share

Petaka di Pagi Hari

“Kita mau ke mana, Mas?” tanya Nayya sembari memegangi lututnya. Sudah sepuluh menit ia berjalan kaki membuntuti Rafan. Lebih tepatnya, dipaksa untuk ikut. Seharusnya kalau sedang berhalangan salat begini, ia masih meringkuk di kamar. Menambah durasi tidurnya.

Rafan bilang akan mengajak Nayya ke tempat yang pasti disukai sang istri. Namun, ini rahasia. Namanya juga surprise. Mereka berdua menyusup ke kebun belakang. Melewati jalan setapak. Ditemani cahaya samar-samar senter yang dibawa Rafan. Hari masih terlalu gelap untuk dijajaki. Udara pun membuat tubuh sedikit menggigil.

“Mas, enggak asyik ah.” Nayya menggaruk pipinya. Gatal karena gigitan nyamuk. Kakinya sudah minta istirahat.

“Dikit lagi kok.” Rafan berusaha meyakinkan.

Sayup-sayup suara tertangkap gendang telinga Nayya. Ia tahu ada suara binatang yang kedengarannya tidak asing. Bukankah itu suara sapi? 

“Mas, bau apaan nih?”

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status