Share

Perjanjian yang Belum Usai

Harta satu-satunya yang paling aku cintai di dunia ini terlihat melangkah pelan. Bibirnya tak henti menyeringai, menimbulkan kengerian. Aku membiarkan beliau mendekat, meski sebenarnya bulu kudukku meremang.

Tidak dipungkiri, aku merindukan pelukan Ayah, di mana dulu—sebelum perjanjian iblis itu—ia sering mendekapku untuk mengajak salat atau mengantarkanku mengaji. Ya, saat itu aku masih kecil. Meski kami miskin, tetapi aku memiliki keluarga yang hangat. Semua terasa cukup.

Melihat Ayah berjalan tergopoh, membuatku bertahan di tempat. Mungkin saja beliau merindukanku, meski Kyai berpesan agar jangan terlalu lama berdekatan karena psikis Ayah dalam keadaan tidak baik. Namun, aku percaya cinta dan rindu bisa menyatukan kami.

Kini jarak kami semakin dekat. Aku melihat ada yang berbeda di mata Ayah. Penuh kebencian dan dendam. Hingga akhirnya secara tiba-tiba pria itu mencekikku dan mendorongku hingga tubuhku tersentak sampai dinding.

Tanganku berusaha melepaskan cengkeraman Ayah, tetap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status