Share

16

Bagian 16

            Aku sadar betul, orang-orang di sekeliling mulai memandang iba dan melas. Meski awalnya rasa hati begitu hancur terpuruk, kini kukuatkan diri untuk bangkit. Mengumpulkan sisa kekuatan dan bertekat bahwa ini adalah tangis terakhir yang bakal keluar.

            Di depan sana, Mas Yazid dan Dinda sibuk berpose sembari memamerkan cincin maupun buku nikah. Blitz kamera milik fotografer maupun ponsel milik hadirin berbalas-balasan bagai kilat petir yang menyambar-nyambar. Saat semua riuh dan bersorak atas kebahagiaan sang pengantin, perlahan aku menarik diri dan undur dari kerumunan. Beberapa orang yang sadar akan gerakanku bertanya hendak pergi kemanakah sang istri pertama ini.

            “Aku ingin mengambil sesuatu di rumah depan,” ujarku ada salah satu tamu yang tak

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status