Share

Dibentak

Bab50

Karin terus menangis di depan pagar rumah. Dan Hanum pun telah sampai, menyusul Karin ke rumah Ustadzah.

Dia bersama Emilia, meminta Mang Diman mengantar mereka.

Melihat putrinya menangis, Hanum tidak kuasa menahan lagi air matanya. Lagi-lagi, keduanya menangis, begitu juga dengan Emilia yang kini sudah besar dan mulai mengerti keadaan.

"Anakku." Hanum berlari memeluk Karin.

"Sudah, Nak! Ikhlaskan Alif," ucap Hanum dengan suara serak.

"Ngapain kalian di sini?" tanya suara datar dari belakang.

Emilia menyeka air matanya, gadis kecil itu mematung melihat wajah Neneknya.

Jika biasanya dia akan berlari dan memeluk Kakek dan Neneknya. Tidak untuk kali ini, dia tidak berani bersuara.

Karin dan Hanum menoleh ke arah belakang mereka. Ustadzah dan beberapa rombongan, kini telah kembali ke rumah duka, setelah usai pemakaman Alif.

Ustad dan Danang tidak bersuara, hanya diam dan datar menatap Hanum dan Karin.<

Chapitre verrouillé
Continuer à lire ce livre sur l'application
Commentaires (1)
goodnovel comment avatar
Izha Effendi
semoga aja kau gila karin
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status