Share

Menjemput Sang Putri

"Ada lagi yang perlu saya tanda tangani?"

"Sudah semua pak."

"Baiklah. Berarti sudah selesai ya. Huft, akhirnya."

Dwvan menarik napas lega. Sedari tadi bibirnya tak mengulas senyum. Membuat Satrio merasa heran sendiri. Tak biasanya Devan bersikap seperti ini. Biasanya hanya memasang wajah datar. Apakah mereka, em maksudnya Kiara dan Devan sudah semakin dekat? Juga hari ini Kiara tak masuk kantor. Pikiran itu membuat Satrio mengepalkan tangannya.

"Ya sudah. Saya harus pergi sekarang. Nanti kalau ada apa-apa hubungi saya."

"Baik pak."

Satrio undur diri dan keluar dari ruangan Devan. Sedangkan Devan mengambil ponselnya dan mengetikkan sesuatu.

"Kau dimana?"

"Masih nunggu Rara."

"Jangan pergi dulu. Nanti aku susul."

"Loh, bukannya kau ada rapat hari ini?"

"Sudah selesai. Tunggu jangan kemana-mana."

"Oke."

Devan menyisipkan ponselnya ke saku celana, meraih jasnya yang tersampir. Menyambar kunci mobil dan bergegas keluar. Ia putar mobilnya dan melaju meninggalkan kantor.

Tadi pagi-pagi seka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status