Share

Sebuah Pertemuan

Senja datang lebih gelap dari biasanya. Awan hitam bergumul diatas sana. Sepertinya keberatan beban hingga ingin menumpahkan isinya.

Di pemberhentian bis, Nadia mengetuk-etuk kakinya ke lantai. Tangannya tersampir di perutnya menyangga sebelah tangannya yang sedang memegang ponsel.

"Lo dimana sih, Di," gerutunya.

Ia mendongak menatap langit yang mendung dan sepertinya akan hujan deras. Sedangkan hari ini Nadia tak membawa kendaraan sendiri. Tadi berangkatnya saja dia menaiki bis.

Halte sepi, hanya ada dirinya seorang. Ia menoleh ke sekitar kalau kalau ada taxi. Setidaknya tak ada bis pun tak masalah jika ada taksi. Kenapa tak memakai grab, seperti yang sedang tren saat ini? Entahlah, Nadia belum berani.

Ia menekan tombol panggil berkali-kali. Hanya ada dering tanpa diangkat, membuatnya kesal.

"Apa jangan-jangan dia selingkuh, atau bosan?" batinnya negatif, apalagi teringat percakapannya dengan Dibda tadi siang.

"Ck! Apa sih, Nad. Mungk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status