Share

BAB 6

Senyum kecut tampak dari kedua pria itu, salah satu dari mereka mengangkat tubuh Yulianna dan melemparkannya ke atas ranjang. 

"Diam! Kami akan mengajakmu bersenang-senang dan kemudian membuatmu tertidur untuk selamanya," ujarnya tertawa dengan nada yang menakutkan. 

Benar dugaan Yulianna, mereka mempunyai niat yang buruk. Yulianna mendengar perkataan itu pun langsung mendapati dirinya ketakutan yang sangat getir. Bibirnya gemetar dan kini dia di antara penyesalan telah berhubungan dengan Rita. Dia tahu, mereka adalah orang suruhan Rita sebab pernah melihatnya.

"Kumohon jangan bunuh aku! Apa pun silakan kalian lakukan, tapi jangan bunuh aku," lirih Yulianna dengan suara hampir yang tak bisa terdengar.

Hon mengabaikan permohonan itu. Dirinya yang sudah tidak sabar langsung melepas bathrobe dari tubuh Yulianna dan membuangnya ke lantai. Kini yang terlihat hanya tubuh polos Yulianna di hadapan Hon dan rekannya, membuat mereka dipenuhi hawa nafsu yang meningkat.

Yulianna tak sempat memberontak hanya bisa mencoba menutupi tubuh dengan kedua tangannya. Dia merasa harga dirinya sudah terkoyak oleh kedua pria di hadapannya. Dia kesal, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain pasrah. Tubuhnya sudah mati rasa.

"Dasar bajingan kalian!" teriak Yulianna dengan geram. Hanya bisa memaki.

Mereka tertawa mendengar ucapan Yulianna lalu saling bertatapan.

"Bajingan? Bukankah kau juga sama, yang menjual anaknya sendiri demi untuk sebuah cek palsu," ucap Hon sambil menyentuh pipi Yulianna dengan lembut.

"Sialan, kalian telah menipuku selama ini! Wanita licik! Wanita brengsek! Wanita keparat!" umpat Yulianna merasa geram dengan perlakuan Rita yang ternyata telah menipunya.

Yulianna melampiaskan kekesalan dengan menampar Hon yang berada di dekatnya. Dan juga memukul dada Hon membabi buta.

Hon pun membalas menampar Yulianna dan menendang perut wanita itu. Yulianna terkulai lemas akibat menerima tendangan di perut. Dan, seketika tubuh Yulianna seperti merasakan panas yang menjalar dari peredaran darahnya sampai ke kepala, napasnya tidak beraturan, area di bawahnya berkedut, serta tubuhnya gemetar hebat seperti menginginkan sentuhan seorang pria.

Wajah Yulianna memerah dan terkulai seperti daging tanpa tulang dengan tatapan kosong. Kedua pengawal yang mengetahui bahwa efek obatnya mulai bekerja segera mereka melancarkan nafsu bejatnya. Yulianna digilir oleh kedua pria itu berkali-kali.

Yulianna hanya bisa pasrah karena efek obat yang telah disuntikkan pada lehernya. Dalam batin Yulianna menyesali semua perbuatan buruknya selama ini, dia membayangkan kedua wajah yang telah dia perlakukan dengan buruk semasa hidupnya, yaitu wajah Harry suaminya dan David putranya.

Air mata pun keluar dari tempatnya. Kini penyesalan datang terlambat. Itulah yang ada di benak Yulianna ketika dirinya tak berdaya telah digilir secara kasar oleh kedua pria bertubuh kekar di dalam kamar mewah tempat menyaksikan akhir hidup yang tragis dialami dirinya.

“Suamiku, David anakku, aku minta maaf,” batin Yulianna.

“Maafkan aku, Harry, selama ini telah memperlakukanmu secara buruk. Maafkan ibumu ini, Nak,” lirih Yulianna dalam batin dan kemudian tak sadarkan diri.

Setelah puas melancarkan aksi bejatnya, kedua pengawal itu memakaikan pakaian pada Yulianna dan membawa tubuh itu. Secara hati-hati mereka berdua membawa tubuh Yulianna agar tidak ada satu pun orang yang melihat. Dengan melewati lift khusus, mereka akhirnya sampai ke dalam mobil dan segera meninggalkan kediaman hotel itu untuk segera menyingkirkan Yulianna selamanya.

Harry berjalan tanpa arah, tanpa tujuan. Harry tidak tahu harus ke mana. Yulianna pun tak memberitahukan kepada siapa dia menjual anak kandung mereka. Setelah lelah mencari, Harry kembali ke rumahnya untuk beristirahat sejenak untuk memulihkan tenaga agar bisa mencari anaknya. Dalam rumah dia menunggu, terpikirkan ingin melapor polisi harus 1 x 24 jam baru dinyatakan menghilang. Apalagi keberadaan Yulianna sama sekali tidak dia ketahui.

Dirinya hanya bisa berusaha dan berdoa. duduk di sofa usang hanya melihat bungkusan makanan yang hendak diberikan kepada David, anak semata wayangnya.

Kepedihan yang amat mendalam dirasakan Harry. Teringat akan terakhir kalinya ucapan sang anak ketika perut mereka berdua berbunyi secara bersamaan dan menatap siluet David terakhir kalinya ketika meninggalkan rumah. Harry tidak mengira bahwa itu adalah pemandangan terakhir kalinya pertemuan antara seorang ayah dan anak.

"Yulianna, kenapa kau tega menjual David?" Harry yang teringat akan istrinya.

“Tega sekali kau, Yulianna! Ibu yang kurang ajar!” umpat Harry yang merasa emosi. Hanya karena uang, sang istri rela menjual darah daging mereka.

Dan, Harry langsung membuat keputusan mencoba menghampiri rumah orang tua Yulianna. Harry berencana mencari Yulianna, istrinya itu ke rumah mertuanya. Segera Harry berlari untuk beranjak ke tujuan yang ada di dalam pikirannya.

***

Di dalam mobil, dua pengawal melapor kepada Rita, sang majikan mereka bahwa sebentar lagi mereka berdua akan ke kediaman setelah menyelesaikan aktivitas melenyapkan Yulianna.

Tepat di sebuah pembuangan barang rongsokan mobil bekas, mereka berdua memutuskan berhenti di sana. Diperhatikan tubuh tak berdaya Yulianna yang masih terkulai lemas tak sadarkan diri. Rencananya tubuh Yulianna akan mereka hancurkan dengan mesin penghancur mobil bekas di tempat itu.

Mereka berdua yang telah turun dari mobil, segera membopong tubuh Yulianna. Seperti sedang membawa sebuah karung di atas pundak, begitulah pemandangan yang Hon perhatikan. Gejolak nafsu Hon kembali naik melihat tubuh sintal dan kulit mulus Yulianna. Masih terngiang-ngiang bentuk tubuh wanita itu dia nikmati ketika di hotel

Hon pun berencana ingin menikmati dan memuaskan kesempatan ini karena baginya momen seperti itu adalah hal langka terjadi selama dirinya mengabdi pada Rita.

"Biarkan aku membawanya!" pinta Hon kepada rekannya. Sengaja, supaya dia bisa kembali bermain dengan wanita itu.

"Ini ambil!” Rekan kerja Hon, menyerahkan tubuh Yulianna.

"Aku mau menikmatinya lagi, apa kau mau ikut?" tanya Hon.

"Tidak perlu, kau saja. Aku menyarankan kamu bisa menikmatinya di dalam ruangan tertutup itu," tunjuk rekannya ke suatu ruangan yang agak tertutup. Sebuah ruangan pekerja berbentuk segi empat kecil, tak jauh dari mereka.

"Ide bagus." Hon tersenyum licik, berterima kasih kepada rekannya itu.

Dengan semangat dirinya menuju tempat itu untuk melakukan tindakan tercelanya kepada Yulianna, ke sekian kalinya.

Sampai di dalam ruangan, dia melihat dua bilik pintu. "Ruangan kecil memiliki dua pintu. Depan dan belakang " Hon sedikit terkekeh dengan desain bangunan tersebut.

Diletakkannya setengah bagian atas tubuh Yulianna yang tak sadarkan diri itu di atas meja. Kaki tergantung menyentuh lantai. Merobek sedikit bagian atas pakaian Yulianna sehingga terekspos kulit putihnya. Dengan nafsu yang sangat membara, Hon mulai melakukan aksinya sampai berkali-kali yang membuat Yulianna tersadar kembali.

“Lepaskan aku!” pinta Yulianna dengan suara yang lemas yang ternyata berangsur pulih. Menyadari bahwa sang pria berbuat bejat seperti yang dilakukannya dalam hotel.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status