"Jadi mereka ada banyak? Tapi aku sama sekali tidak melihat satupun?" Tanya Ratna."Saat ini memang belum terlihat, tapi aku yakin sekali sebagian kecil dari mereka berpencar untuk membersihkan." Jawab Faisal."Mem-membersihkan?" Tanya Ari."Seperti yang dilakukan oleh yang mati satu ini, memakan sisa mayat agar tidak ada yag di sia-siakan. Biasanya mereka adalah kelompok pengintai yang hanya bergerak di belakang saat terjadi penyerbuan. Kita harus bergerak cepat, kemungkinan besar kelompok ini belum pergi jauh."Jelas dan ajak Faisal.Keempat Pendekar di situ menyimpan sementara pertanyaan yang ada di hati mereka. Karena pemimpin kelompok yaitu Faisal bergerak untuk mencari lebih banyak makhluk berkepala Tikus itu.Saat mereka masuk lebih dalam rumah-rumah penduduk sudah berubah menjadi abu, ada juga yang berantakan dan terdapat bercak darah di dindingnya.Satu atau dua mayat yang sudah setengah membusuk bisa mereka lihat dan lagi-lagi raut ke empat Pendekar selain Faisal berubah send
"Aku tahu kalau kalian sedang berduka karena kehilangan kakak kalian, tapi aaat ini jika kalian menyebutkan kemana kelompok ini pergi maka hal yang menimpa kalian aka berkurang. Karena itu tolong tunjukkan kemana kelompok makhluk ini berada?" Tanya Faisal.Setelah mendengar pertanyaan itu Tia perlahan menghentikan tangisnya. Segera gadis itu menunjuk suatu arah yang di sana terdapat sebuah lembah."Beberapa jam yang lalu serombongan dari mereka pergi ke sana, aku hanya tahu kalau di sana ada sebuah desa kecil. Aku tidak tahu jumlah aslinya, tapi mereka sangat banyak." Jawab Tia."Oi, kalau tidak salah itu adalah desa tempat kita sebelumnya menjalankan Quest." Ucap Tamara."Sial! Desa itu tidak memiliki pagar untuk sekedar melindungi diri! Kita harus menyelamatkan mereka!" Ucap Rui."Tenangkan dirimu, Rui! Jika kita gegabah dalam bertindak maka nyawa kita akan melayang dengan sia-sia." Ucap Ari."Apa yang dikatakan Ari benar, kita tidak boleh bertindak gegabah. Karena ini juga menyangk
Setelah merawat Tia dan Badri, kelompok Pendekar yang dipimpin Faisal sedang berkumpul untuk membahas rencana menyusul rombongan Manusia Tikus yang hendak pergi ke desa selanjutnya."Jadi bagaimana kita memposisikan diri untuk menyerang mereka?" Tanya Ari."Tugas baris depan akan di isi olehku dan Ari, selanjutnya yang di tengah adalah Ratna dan Tamara dan bagian belakang adalah Rui! Apa kalian paham!" Jelas Faisal."Mengerti!" Ucap mereka serempak.Sejenak Ari melirik pada Rui yang menerima posisi dirinya dalam rencana ini.'mengejutkan sekali dia tidak membantah!' Batinnya.Sebelum pergi Faisal menyerahkan beberapa bekal untuk Tia dan Badri seraya memberikan nasehat."Pergilah ke arah kota perbatasan, temuilah kepala desamu dan tunggu kabar selanjutnya. Jika kami berhasil mengalahkan mereka, akan kami kabari!" Ucapnya.Tia dan Badri mengangguk serta membalas."Terima kasih banyak atas bantuannya, semoga Dewata Agung melindungi kalian!" Harap Tia."Kakak-kakak sekalian, terima kasih
Malam itu cahaya bulan sabit dengan lembut menyinari bumi, memberikan penerangan kecil bagi makhluk nokturnal untuk beraktivitas.Hewan Nokturnal adalah hewan yang aktif di malam hari. Mereka biasanya menghabiskan waktu siang dengan tidur dan mulai berburu pada malam hari.Bagi makhluk normal waktu malam adalah saat yang tepat untuk melepaskan penat setelah siang hari di sibuk dengan berbagai aktivitas masing-masing.Berjarak seratus-an meter dari tempat mereka berada, sebuah desa dengan para penduduknya sedang bersiap untuk beristirahat. Mereka tidak tahu kalau ada sebuah gerombolan monster yang sedang mengawasi dari kejauhan.Setelah puas mengawasi desa yang diperintahkan oleh pemimpinnya. Para Tikus yang termasuk dalam bagian Scout segera beranjak dari sana.Para Rat Scout [Tikus Pengintai] itu tergopoh-gopoh untuk menyampaikan hasil dari pengamatan mereka mengenai desa yang menjadi incaran mereka.Begitu sampai para Rat Scout segera menghadap pada sesosok Rat Man [Manusia Tikus] y
Saat lima belas Rat-Man itu semakin mendekati mereka, Ratna meluncurkan anak panahnya lagi. Sementara itu kondisi Tamara nampak buruk dengan napas tersengal-sengal.Dia kelelahan karena Sihir Cahaya Suci sangat menguras stamina dan jiwanya. Karena Tamara merupakan pemula dan masih muda. Dia hanya mampu menggunakannya sekali dalam sehari.Semakin mahir dan seringnya seseorang menggunakan kekuatannya, maka semakin terampil dan bertambah pula jumlah yang bisa digunakan dalam sehari."Maaf aku hanya bisa menjadi beban," ucap Tamara sembari mengatur napas."Apa yang kau katakan? Kehadiran seorang Priestess dalam sebuah Party merupakan penyemangat. Meskipun kau belum bisa menggunakan kemampuan Healing Hand. Tapi bantuanmu sangat membantu untuk mengalihkan perhatian mereka sehingga setengah rencana ini berhasil. Sisanya tinggal tergantung keberuntungan seperti perkataan Faisal." Jelas Ratna menanggapi keluhan Tamara."Kau benar, Ibunda Sri tolong ulurkanlah perlindungan pada teman-temanku."
Pertempuran jarak dekat adalah mengenai siapa lawan yang menyerang pertama kali. Siapa pun yang bisa memberi serangan tersebut bisa dipastikan akan memenangkan pertarungan.Pedang kedua petarung silih terayun dan benturan terus terjadi disertai bunga api. Faisal dan pemimpin Rat-Man saling beradu kekuatan untuk menentukan pemenang.Ratna, Rui, Ari dan Tamara menatap pertarungan terakhir itu tanpa berkedip. Kecemasan seandainya Faisal kalah menghantui pikiran mereka.Itu tidak bisa dipungkiri karena ukuran tubuh Pemimpin Rat-Man begitu besar dan nampak menyeramkan. Tamara bahkan ketakutan hanya dengan melihatnya"Apa kak Faisal bisa mengalahkannya?" Tanyanya dengan tubuh gemetar."Aku tidak tahu, tapi monster itu pasti kuat. Aku bisa merasakan hanya dari melihatnya." Jawab Ratna."Sialan aku ingin membantu tapi melihatnya saja sudah membuat tubuhku menegang." Gerutu Rui"Aku juga ingin membantu, tapi apa boleh buat kita masih lemah. Aku tidak menyangka kak Faisal bahkan sama sekali tid
Faisal menghembuskan napas lega setelah pertarungan dengan Pemimpin Rat-Man selesai. Lalu dia tiba-tiba meringis karena rasa sakit menguasai tubuhnya."Bagaimana bisa aku mengingat apa yang diajarkan oleh Pengembara itu di waktu genting. Padahal sebelumnya, aku sama sekali tidak ingat gerakannya." Gumamnya.Saat dia melamun karena memikirkan semua yang terjadi. Ke empat anggota Partynya segera menegur."Yang tadi itu sangat keren, Kak Faisal." Puji Rui."Gerakan Anda begitu indah dilihat namun mematikan." Ucap Tamara."Tidak kusangka kak Faisal memiliki teknik pedang yang hebat." Puji Ari.Ketiganya yang di awal merasa jengkel karena dipaksa untuk masuk ke dalam Timnya. Kini menjadi kagum dengan pemimpin Party ini.Lalu Ratna segera bertanya pada Faisal."Dari mana kau mempelajari Teknik Aliran Pedang Air, Faisal? Setahuku teknik itu sudah lama hilang?""Eh benarkah!" Sembur Rui.Faisal menenangkan diri sebelum menjawab pertanyaan Ratna itu. Ada rasa enggan untuk menjelaskan darimana
Saat memperhatikan lebih lekat Emblem tersebut, tiba-tiba udara berdesir dan sebuah langkah kuda mendekati Faisal."Ternyata dirimu yang menghabisi gerombolan ini, Pendekar muda!" Ucap penunggang kuda itu.Melihat penampilan sang penunggang Faisal hendak menarik pedang, karena si penunggang ternyata seorang Undeed dengan jubah hitam yang berkibar."Tenanglah, Pendekar Muda. Aku bukan musuh. Jauhkan tanganmu dari pedang, aku bersumpah demi Hyang Jagadnata tidak akan menyerang." Ucapnya.Mendengar itu Faisal menjauhkan tangan dari gagang pedang. Namun dia tidak menurunkan kewaspadaan karena belum jelas apa dia kawan atau lawan."Dari ucapanmu barusan kau seperti mengenal makhluk ini, siapa kau sebenarnya?" Tanya Faisal."Seorang yang sudah mati tidak memerlukan nama, tapi kau bisa memanggilku dengan nama Skull Rider. Mengenai makhluk ini mereka biasa kusebut Demon Rat, lalu Emblem yang kau pegang itu adalah lambang dari dewa yang di sembah mereka." Jawab Skull Rider.Faisal terkejut saa