Ketika mereka sampai di tempat Faisal berada. Orang yang berteriak minta tolong, mulai mengulang kembali permintaannya."Tolong selamatkan Teman kami yang kondisinya kritis!" ucapnya."Itu sudah pasti, cepat bawa dia ke dalam kemah. Lalu Ratna dan Tamara rawat orang tersebut, pastikan untuk menyelamatkan nyawanya." Balas Faisal sembari menatap dua rekannya."Aku mengerti, Tamara kau siap?' Balas Ratna."Iya kak!" Respon Tamara.Para pembopong segera membawa tubuh temannya ke dalam kemah, melihat kondisi yang diderita oleh korban. Ratna dan Tamara berpikir kalau kondisinya mungkin cukup krusial."Aku akan mengambil tindakan tegas, karena itu selama perawatan teman kalian berlangsung. Tolong jangan ganggu kami, lalu tolong juga kalian cari buah kelapa muda dan beberapa daun herbal serta jahe merah dan daun Bayam sungai yang biasa tumbuh di pinggir sungai. Untuk tambahan carilah juga Ginseng Kerolia yang biasa tumbuh di tengah hutan dan kalau bisa bawa juga buah-buahan untuk dimakan reka
Tiga jam sudah berlalu sejak Party Faisal merawat sebuah kelompok yang datang dengan penuh luka. Ari, Rui, dan Tamara sudah tertidur karena kelelahan.Sedangkan Ratna sedang makan malam di sampingnya. Wanita itu mengatakan kalau kondisi kritis yang dialami oleh pasiennya sudah terlewati."Kita sudah berkorban banyak hal, bukankah akan sangat menggangu kalau kita tidak tahu dari mana asal mereka dan apa yang terjadi pada mereka?" Tanya Ratna memprovokasi.Faisal sudah mengerti dengan arti pertanyaan Ratna itu. Dirinya juga berpikir hal yang sama, sebab dia juga ingin tahu siapa yang telah membuat mereka luka seperti itu."Oi kau yang dengan baju besi berkilau. Bisa minta waktu sebentar!" Ucap Faisal.Orang yang dimaksud awalnya celingukan, tapi setelah Faisal mengkonfirmasi kalau dirinya yang dipanggil. Segera dia menghampiri untuk tahu apa tujuan memanggilnya."Maaf jika aku tidak sopan, ini karena kami belum memperkenalkan diri. Namaku Toni salam kenal," ucapnya sembari tersenyum."A
"Tunggu dulu, jangan bilang kalau kalian akan menyerang mereka?" Ucap Toni terkejut."Iya, apa ada masalah?" Tanya Faisal.Toni terperanjat mendengar pertanyaan balik Faisal itu. Kemunculan monster berkepala Tikus yang sudah menyerang dia dan Partynya saja sudah membuat otaknya hampir jungkir balik.Kini dihadapannya ada sekelompok pemuda yang berniat untuk menyerang mereka. Segera dia memberikan komentar."Apa kalian cari mati, makhluk itu sangat ganas dan kejam. Kami bisa selamat saja sudah berkah dari Dewata sebab ada satu makhluk diantara mereka yang membiarkan lari. Dan kalian ingin melawan, itu sama saja kecerobohan." Ucapnya.Rui dan Ari yang mendengar ucapan Toni segera menyergah, karena tidak terima jika niat mereka untuk menyerang para Demon Rat dikatakan tindakan ceroboh."Oi Paman, jangan asal bicara. Meski keliatan seperti gembel, tapi kami pernah menyelamatkan sebuah Kota dari invasi makhluk yang menyergap kalian." Ucap Rui."Kami tidak akan bernasib sama dengan kalian,
Tidak ada yang yang tahu, apa yang telah terjadi pada pemuda itu. Namun, satu kata yang tepat untuk menggambarkan keadaannya, memperihatinkan."Siapa dia?" Ucap seseorang."Aku rasa dia baru saja menghadapi masalah buruk!" Ucap yang lainnya."Sstt, berhentilah membuat perasaannya semakin buruk!" Tegur seorang wanita.Sang pemuda yang digosipkan tetap melanjutkan langkah, menuju sebuah bangunan paling besar yang ada di Town itu.Tempat yang menjadi tujuannya adalah Padepokan, tempat dimana orang berjiwa berani mempertaruhkan nyawanya untuk melawan kekacauan.Awalnya nama Padepokan tidak terlalu populer, permulaan organisasi ini tercipta sebab beberapa orang berkumpul dan membahas tentang begitu banyak monster yang menyerang.Dari obrolan itulah beberapa penduduk juga ikut nimbrung, mereka mengeluh karena beberapa hasil panen mereka banyak
Jalan yang diperlukan untuk sampai ke tempat misi membutuhkan waktu setengah hari. Tak ayal, Faisal sampai pada tempat misi sudah hampir gelap.Itu adalah sebuah desa dengan beberapa rumah penduduk sederhana. Mayoritas desa kecil seperti ini tidak memiliki penjaga, kecuali penduduk sekitar yang berinisiatif mengadakan ronda.Faisal kemudian bertanya pada seorang penduduk."Maaf, apa kalian tahu rumah kepala desa?" Tanyanya."Oh, kau seorang pendekar ya. Rumah kepala desa ada di tengah desa, dari sini kau terus saja nanti ada pertigaan beloklah ke arah kanan. Dari situ jalan beberapa langkah dan kau akan menemukan rumah kepala desa." Jawab penduduk desa.Faisal mengangguk saat mendengar jawaban itu. "Terima kasih telah memberi tahu," setelah itu dia melangkah menuju arah yang ditunjukkan.Setelah sampai di rumah kepala desa, Faisal disambut oleh seorang pria t
Faisal memandang ke tiga Goblin yang ada di depannya. Memikirkan dengan mantap langkah apa yang akan dia lakukan selanjutnya.Makhluk hijau cebol ini memang lemah, namun bisa sangat berbahaya jika dia terperosok pada alur serangan mereka.Beberapa Pendekar yang kurang beruntung berakhir menemui kematian, karena meremehkan mereka sebab sombong atau alasan tidak masuk akal lainnya.Satu Goblin dengan pedang maju sambil mengayunkan pedangnya, untuk menggores tubuh sang pendekar muda. Faisal menghindari serangan Goblin tersebut dengan cekatan.Faisal melempar obor ke arah Goblin yang menyerang, membuat monster itu terhentak dan ragu untuk menyerang. Kesempatan tersebut diambil oleh sang Pendekar muda.Perisai bundar miliknya yang memiliki sisi tajam, menggorok leher sang Goblin yang terkejut hingga mengeluarkan banyak darah.Sang Goblin terpental membentur lantai, tubuh monster itu kejang-kejang sebelum
Setelah Faisal membersihkan tubuh, dia membereskan alat alat yang dia gunakan sebelumnya. Gadis yang di selamatkan Faisal sedang mengamati apa yang dikerjakan oleh pemuda tersebut.[kruyuk! Kruyuk!]Suara itu terdengar di saat keheningan menyelimuti keduanya. Lalu Faisal segera meraih tas miliknya dan mengeluarkan Paket makanan yang dibeli olehnya dengan stamina Potion."Ayo Makan! Aku tidak memiliki banyak, tapi setidaknya ini bisa mengenyangkan perut laparmu. Lalu stamina Potion itu akan membuat tubuhmu lebih baik." Tawar Faisal.Sang Gadis ragu ragu menyambut tawaran tersebut. Namun karena perutnya memang lapar, jadi dia tetap mengambil makanan yang disuguhkan Faisal.Pelan-pelan Gadis itu menyuapi dirinya sendiri meski wajahnya, masih menampakkan rasa trauma akibat perbuatan para Goblin pada dirinya.Makanan pun habis, gadis itu akhirnya mulai membuka suara."Terima kasih karena telah meny
"Tidak bisa seperti itu, kalau aku tidur di penginapan kau juga harus ada di sana!" Ucap Ratna. "Aku ada urusan, jadi jangan mempersulit diriku. Besok kau juga akan mendaftar sebagai Pendekar." Jawab Faisal seraya beranjak dari hadapan Ratna. Gadis itu menggembungkan pipi ketika Faisal mengacuhkan dirinya. Lalu dia melangkah menuju lantai kedua untuk memesan kamar. Faisal memberikan 3 koin emas padanya sebagai pegangan. Itu setara dengan 300 koin silver. Kurs mata uang adalah sebagai berikut. 1 koin emas setara dengan 100 Silver, lalu 1 koin silver setara dengan 100 Koin Bronze. 'Dia itu kenapa memberikan banyak uang pada orang asing.' batinnya. Setelah memesan kamar, dia turun ke bawah untuk membeli makanan. Karena sadar kalau uangnya berasal dari orang lain, Ratna membeli makanan yang paling sesuai untuk dirinya. Sedangkan Faisal sendiri, sedang berada di tempat pandai besi Rogo. "Oh, k