Kuburan Iblis dan Dewa ...
Sebuah kuburan kuno yang paling ditakuti oleh seluruh praktisi bela diri di Nagapolis, Propinsi Xandaria yang merupakan propinsi terbesar di Negara Vandarian.
"Kevin Drakenis, aku hadiahkan Pedang Dewa Ilahi kepadamu. Seluruh ilmu Pedang Dewa Ilahi telah kuajarkan kepadamu! Roh Pedang juga ada di dalam pedang ini, kalau kemampuanmu sudah mencapai maksimum maka Roh Pedang akan muncul membantumu! Tinggal kamu tunjukkan pedang ini kepada Klan Vasendra maka keturunanku ini akan membantumu sebaik mungkin."
Pemuda yang berumur sekitar 18 tahun ini menatap pedang yang berwarna biru pada bilah pedangnya ini dan memantulkan kilatan cahaya yang menyilaukan. Tangannya dengan ringan mengayunkan pedang besar yang cukup berat ini. Tidak ada ucapan apapun dari pemuda ini ... wajahnya terlihat dingin menerima pedang pusaka ini.
"Ada beberapa ilmu pedang lain di dalam Kitab Ilmu Pedang Dewa yang bisa kamu pelajari untuk meningkatkan ilmu pedangmu!" lanjut bayangan yang memberinya Pedang Dewa Ilahi.
"Anak bodoh! Aku telah mengajarimu membuat berbagai ramuan dari tanaman herbal serta membuat pil spiritual yang sangat berguna bagimu dalam pertarungan. Aku menuliskan semuanya dalam Kitab Ilmu Medis dan Alkimia ini. Pelajari dengan lebih dalam agar kamu mampu menjadi Dewa Medis yang mampu mengobati siapapun di dunia ini."
Suara bayangan lainnya membuat Kevin tersadar dari lamunannya.
"Aku juga mewariskan Jarum Sembilan Ilahi untuk kamu gunakan dalam pengobatan menggunakan tusuk jarum!" lanjut bayangan ini.
Kevin menatap Kitab berwarna-warni yang bisa berubah warna ini. Tiap warna berbeda akan memuat isi buku yang berbeda pula. Kemudian matanya beralih ke kotak berukiran simbol rune yang menyimpan sembilan jarum ilahi yang sangat ampuh dalam pengobatan tusuk jarum.
"Muridku, aku tidak seperti dua dewa keparat itu. Aku telah banyak mengajarimu dasar-dasar pernafasan spiritual, juga teknik Jimat Rune yang mampu menyerang dan bertahan, Jangan lupa berbagai formasi yang telah aku ajarkan padamu!"
Bayangan ketiga mulai bersaing dengan dua bayangan sebelumnya.
"Bocah, aku telah mengajarimu cara berbisnis yang aku ketahui. Simpan baik-baik delapan kartu anggota VIP dari Paviliun Caraxis yang tersebar di seluruh negeri bahkan dunia. Kamu bisa menarik dana tak terbatas yang tiap tahun dimasukkan oleh seluruh anggota Paviliun Caraxis. Taklukan semua kesombongan dengan uang dan kepintaranmu berbisnis!" ucap bayangan keempat.
"Apa kartu anggota VIP ini benar-benar bisa untuk menarik uang tunai?" tanya Kevin dengan keraguan. Tidak mungkin kartu kuno seperti itu masih berlaku di jaman sekarang, tapi ia tidak ingin mengecewakan gurunya.
"Jangan khawatir, kartu ini berlaku tanpa batas! Aku juga telah mengajarimu berbagai strategi peperangan, kamu bisa membacanya lagi di dalam Kitab Dewa Perang apabila suatu saat kamu membutuhkannya."
"Kevin, aku telah mengajarimu semua teknik Assassin yang terkenal sepanjang jaman. Sekarang, aku berikan Token VIP kepadamu. Seluruh organisasi pembunuh akan patuh pada perintahmu apabila kamu tunjukkan token ini!"
Kevin menerima Token Emas ini dengan sikap dingin saja tanpa rasa antusias membuat Dewa kelima yang memberikannya agak sedikit kecewa.
Bayangan iblis ini kemudian melanjutkan, "Simpan kartu Dracarys ini. Kamu bisa mengeluarkannya dan mengusapnya, maka akan ada bala bantuan yang kamu butuhkan dari paviliun terdekat untuk melakukan apa saja sesuai keinginanmu!"
"Anak Iblis ... aku telah mengajarimu teknik menghilang sementara dari Klan Iblis Semesta! Tunjukkan cincin giok hitam ini maka seluruh Klan Iblis Semesta akan takluk di bawah kepemimpinanmu! Selain itu, aku telah mengajarimu cara membuat benda-benda yang mampu membuatmu menghilang untuk sementara apabila energimu tidak cukup untuk menghilang."
Saat Kevin memasukkan cincin yang longgar ini ke jarinya, cincin giok hitam otomatis menciut sesuai ukuran jarinya.
Bayangan iblis ini mulai beraksi untuk menandingi kehebatan yang diberikan oleh bayangan dewa.
"Naga Kecil, aku telah mengajarimu berbagai teknik perubahan wujud menjadi hewan spiritual saat terdesak oleh lawan yang menurutmu tak bisa kau menangkan. Kamu telah berhasil berubah menjadi naga tapi ingat masih banyak perubahan lainnya yang bisa kamu pelajari!"
Iblis ini menempelkan jarinya ke dahi Kevin untuk menyalurkan berbagai ilmu perubahan wujud yang bisa ia pelajari nanti.
"Aku ingin kamu menjadi Iblis Racun dengan semua teknik racun yang telah aku ajarkan, baik racun pemikat maupun racun pembunuh! Terimalah Kitab Iblis Racun ini untuk kamu pelajari nanti. Jangan lupa untuk mengunjungi Sekte Racun Iblis untuk mendapatkan Pil Racun Iblis yang tersimpan di berbagai tempat di dunia. Pil Racun Iblis tidak ada penawarnya, tapi di dalam darahmu ada penawar racun untuk pil racun ini.
"Terimalah tongkat sihir yang terbuat dari campuran bahan-bahan spiritual tingkat tinggi. Gunakan sihir dengan bijaksana karena kamu tidak akan bisa menggunakan sihir yang aku ajarkan di Dunia Timur ini, tapi saat kamu mengunjungi Dunia Barat, sihir ini akan menjadi sihir yang kuat. Aku telah mengajarimu sihir kematian dan juga sihir pelindung, selebihnya bisa kamu pelajari di Infinity Witch Scroll ini."
Infinity Witch Scroll otomatis menghilang saat berada di tangan Kevin.
"Kamu bisa memunculkannya kapan saja karena telah terintegrasi dengan pikiranmu," jelas Iblis Sihir ini. "Jangan lupa kunjungi House of Witch saat kamu berada di Dunia Barat untuk memperkuat ilmu sihirmu. Perlihatkan tongkat sihirmu maka mereka akan mematuhimu."
"Aku telah mengajarimu cara mengenali artefak spiritual yang berguna bagimu untuk memperkuat kemampuanmu! Sekarang kamu memiliki Liontin Phoenix untuk memperkuat elemental apimu serta Cincin Dimensi untuk menembus ruang dan waktu. Satu lagi, Cincin Ruang untuk menyimpan semua barang-barangmu untuk diambil kapan saja.
Kamu bisa mengunjungi Organisasi Artefak Kuno dan perlihatkan saja liontin dan cincin warisan organisasi ini maka berbagai artefak kuno yang hebat akan mereka tunjukkan padamu."
Siapa sebenarnya pemuda yang mendapatkan begitu banyak ilmu dan benda pusaka dari penghuni Kuburan Iblis dan Dewa ini?
Langit perang kini pecah menjadi ratusan kilatan cahaya dan gelombang energi. Di setiap sudut medan, pertarungan antar legenda berlangsung. Sorakan pasukan teredam oleh deru kekuatan maha dahsyat.***~ Voltron vs Helena & Kael ~Pedang raksasa milik Voltron berayun dengan kecepatan yang mustahil untuk tubuh sebesar itu. Setiap gerakannya mencabik udara, meninggalkan retakan panjang di tanah berbatu. Suara gesekan logam membuat bulu kuduk siapa pun yang mendengarnya berdiri.“Helena, sisi kiri!” teriak Kael, pedangnya dilapisi pusaran angin yang menderu. Setiap tebasannya menimbulkan badai kecil, mencoba menahan hantaman brutal dari lawan.Helena menukik dari udara, rambut pirangnya berkibar liar tertiup tekanan spiritual. Pedang di tangannya menyala api biru membara, panasnya membuat udara bergetar.“Flameburst Sword!” serunya. Dengan teriakan itu, pedang menghujam bahu Voltron, disertai ledakan api biru yang membuat getaran hebat.Namun, Voltron hanya menggerakkan pedang besarnya. D
Langit bergemuruh. Petir mengelagar di balik awan hitam yang terus berputar, seolah semesta sendiri tenggelam dalam kekacauan. Tiba-tiba, aura menyesakkan muncul, jauh lebih berat dari ribuan iblis yang baru saja menelan setengah medan perang.Suara langkah logam menghentak bumi. Sosok raksasa setinggi menara maju dari kegelapan—Voltron, pemimpin Celestial Myrad, dengan pedang besar di punggungnya yang berkilat bagai potongan bintang jatuh. Matanya memancarkan cahaya biru keperakan, dingin dan tak berperasaan.Di sampingnya, Vesta melangkah anggun. Jubah hitamnya berdesir, jemarinya sudah menggenggam kipas lipat berlapis racun, dan dari lengan bajunya bergemerincing jarum-jarum beracun, siap menghujam kapan saja. Senyum tipis terukir di wajahnya, senyum seorang pemburu yang sudah mencium bau darah mangsa.Vega mengaum rendah, tubuhnya menjulang seperti singa raksasa dengan cakar baja yang berkilau lima warna. Setiap langkahnya mencakar tanah, meninggalkan goresan membara dari elemen a
Sorakan pasukan manusia baru saja mereda ketika tanah bergetar hebat. Dari balik pusaran portal hitam, ribuan iblis menerobos maju. Tubuh mereka menjulang, kulit legam retak-retak mengeluarkan cahaya merah menyala dari dalam, seakan setiap iblis adalah tungku neraka berjalan. Iblis ini lebih mirip makhluk api yang menyebarkan bara yang panas.Iblis dari dasar terdalam Dunia Naga Seiryu ini sengaja dilepaskan oleh Tian Long sebagai pasukan iblis yang akan berada di garis depan penyerangan, sebelum Celestial Myrad turun tangan menghabisi Kevin Drakenis dan rekan-rekannya.“Mereka datang! Formasi!” teriak seorang kapten Dracarys, suaranya pecah tertelan gemuruh langkah musuh.Benturan pertama meledak ketika barisan terdepan iblis menghantam tembok api Dracarys. Api merah menyembur tinggi, menjilat kulit iblis, membuat mereka meraung. Sebagian jatuh terbakar, namun lebih banyak lagi yang menerobos dengan tubuh melepuh tapi terus mengamuk.“Phoenix Merah, sayap terbuka!” teriak Claudia dari
Di sisi lain, kegelapan hutan bagai tirai hitam yang menelan langkah dua sosok yang berlari kencang. Nafas Ezio dan Aurora terengah, bercampur dengan aroma darah segar yang masih menempel di pakaian mereka. Di tubuh keduanya, noda merah pekat mengering, bukti pertempuran sengit yang baru saja mereka lalui. Daun-daun hutan berguncang tiap kali mereka menerobos, suara ranting patah bercampur dengan detak langkah kaki yang terburu-buru.Udara malam menusuk, dingin, tapi tubuh mereka terasa panas oleh adrenalin dan amarah. Cahaya rembulan hanya samar menembus rimbunnya pepohonan, membuat jalanan bagai jurang gelap. Aurora sempat menoleh pada Ezio, tatapannya penuh dengan kelelahan, tapi tekad di matanya menyala lebih terang dari api.“Ezio… kita harus sampai sebelum terlambat.” suaranya tercekat, namun keras.Ezio hanya mengangguk, genggaman tangannya pada pedang makin kuat. “Kita tidak boleh berhenti.”Tak lama, kegelapan hutan pecah oleh cahaya obor yang berjajar tinggi. Di depan mereka,
Sementara itu, di sisi timur kota, menara tertinggi Paviliun Dracarys berdiri bagai tombak api yang menusuk langit malam. Angin kencang berputar liar di sekitar puncaknya membuat menara ini tampak gagah. Di ujung menara itu, Claudia berdiri tegak, gaunnya yang merah tua berderak tertiup angin, sementara rambut hitam legamnya berkibar liar seakan ikut terbakar oleh amarahnya.Matanya menyala—bukan hanya oleh pantulan api, tapi oleh tekad yang tak tergoyahkan. Aura merah api yang meledak dari tubuhnya merambat ke udara, membuat malam terasa lebih panas, seakan langit sendiri akan runtuh.“Mobilisasi penuh!” suaranya menggema, pecah bagai petir di atas lautan api. Ia mengangkat tangan, dan lidah-lidah api menjalar ke udara, membentuk simbol Phoenix Merah yang mengepakkan sayapnya.“Semua cultivator tingkat menengah hingga puncak—bergerak sekarang!” teriaknya lagi, suara penuh komando. “Prajurit barisan api, siapkan formasi Phoenix Merah! Ingat baik-baik, tidak ada yang boleh mundur, bahka
Langit Kota Nagapolis berwarna kelabu. Awan hitam pekat bertumpuk, seolah menahan badai raksasa yang siap meledak kapan saja. Dari kejauhan, petir samar kadang menyambar, seperti firasat buruk tentang perang yang akan datang.Di pusat kota, Paviliun Drakenis berdenyut dengan aura kewaspadaan penuh. Setiap dinding batu kuno seakan bergetar oleh formasi pertahanan yang dibangkitkan. Obor spiritual menyala biru, menebar kilau aneh di udara, menandakan markas Kevin tengah dalam kondisi siaga total.Lampu-lampu listrik juga dinyalakan untuk memberikan suasana terang benderang.Informasi dari mata-mata yang dikirim Claudia atas perintah Kevin ini tiba lebih cepat dari dugaan: Celestial Myrad akan menyerbu dalam tiga hari.Di ruang utama paviliun, para tetua dan murid inti berbaris rapi. Udara dipenuhi aura qi yang menekan, setiap helaan napas bagai membawa beban berat di udara. Claudia berdiri di sisi Kevin, tangan kanannya menggenggam gagang pedang spiritual yang tergantung di pinggang. Sor