Share

81. Interogasi

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2025-05-01 13:49:06
Aula itu senyap seperti kuburan. Hanya desiran angin kencang yang menyelinap melalui celah retakan dinding, membawa bau darah, besi, dan kebusukan yang menusuk. Di tengah reruntuhan megah, Kevin berdiri bagai sosok dari bayangan dunia lain—tenang, dingin, namun aura gelap yang mengalir dari tubuhnya cukup untuk membuat darah siapa pun membeku.

Adam Smith masih duduk terpaku, tubuhnya menggigil meski ia mencoba menyembunyikannya. Matanya menatap Kevin dengan campuran benci dan takut. Ia tahu... lelaki itu belum selesai.

Kevin menoleh perlahan ke sebuah meja panjang yang setengah hancur di sisi aula. Dengan tenang, ia berjalan ke sana, mengangkat sehelai kain beludru merah yang menutupi sebuah kotak logam. Suara gesekan kain terdengar begitu lambat... namun mencekam. Ia membuka kotaknya.

Pisau. Penjepit logam. Jarum kristal. Tang panas. Alat-alat yang tak punya nama, tapi punya satu tujuan ... mencabut rahasia dari mulut orang yang bersumpah untuk bungkam.

Adam menyipitkan mata. "Kau...
Zhu Phi

Bab Bonus Gems : 2/3 Melanjukan Bonus Bab Gems yang tidak sempat Author berikan kemarin ...

| 2
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   82. Runtuhnya Keangkuhan Gubernur

    Tubuh Adam Smith bergetar hebat. Napasnya sesak, tercekat di tenggorokan yang kering seperti pasir. Darah yang mengalir dari luka-lukanya mulai mengering di kulit, menciptakan kerak merah kehitaman yang kontras dengan jubah kebesarannya yang dulu megah—kini compang-camping, robek seperti kehormatannya yang hancur.Dengan suara parau, penuh rasa sakit yang ditekan mati-matian, ia akhirnya bersuara.“Aku tidak tahu banyak… tapi Naga Putih—dia yang memimpin Sekte Infinity Power. Sekte itu bersembunyi di Kota Centralpolis, wilayah rahasia di Provinsi Arkandaria.”Ia terbatuk keras, darah memercik dari sudut bibirnya. Tapi ia memaksa melanjutkan, seperti seseorang yang tahu bahwa nyawanya tergantung pada setiap kata yang diucapkannya.“Dia berasal dari... Negeri Seiryu. Tempat itu tidak... tidak ada di dunia fana ini.”Kevin berdiri di atasnya, wajahnya bagai batu granit—dingin, tak bergeming, tak memberi ruang untuk harapan.“Terima kasih,” gumam Kevin datar, suaranya nyaris tak berjiwa. “

    Last Updated : 2025-05-01
  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   83. Celestial Myrad Kedua

    Adam Smith, atau lebih dikenal sebagai Sang Gubernur, kini bagai serigala terluka yang terpojok. Napasnya memburu, dadanya naik-turun cepat, sementara matanya yang licik terus berputar, mencari-cari celah untuk bertahan. Tetesan darah mengalir pelan dari pelipisnya, membasahi kerah jas mahal yang kini tampak compang-camping.Celestial Myrad... cepatlah datang... pikirnya, bibirnya bergetar menahan desakan panik. Harapannya unuk hidup hanyalah pengawal dari Sekte Infinity Power.Namun, bahkan di ambang kematian, Adam Smith tidak kehilangan keahliannya ... menjual kata-kata seperti pedagang licik di pasar gelap.“Aku tahu masa lalu ayahmu…” bisiknya tergesa, suaranya serak namun tetap terdengar memancing, seperti tali pancing yang dilempar dengan harap-harap cemas. “Aku tahu kebenaran yang kau cari! Jadikan aku pelayanmu, Tuan… Aku akan bersumpah setia padamu. Aku akan menyerahkan seluruh hidupku padamu! Izinkan aku melayanimu!”Nada liciknya menyusup, menyelusup seperti ular yang berbis

    Last Updated : 2025-05-01
  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   84. Valkyrie

    Langkah-langkah tegas terus berdentum pelan namun menghantam udara dengan tekanan tak kasat mata, menggema di antara puing-puing batu dan lantai marmer yang retak. Setiap hentakan tumit seolah menandai kedatangan sesuatu yang tak terhindarkan, seperti gema palu takdir yang mendekat.Aura dingin menyayat udara, membuat ruangan yang sebelumnya hangat oleh ketegangan kini terasa membeku.Sekarang penampakan Celestial Myrad ini lebih jelas. Dia seorang wanita muda—mungkin tak lebih dari dua puluh lima tahun. Tapi ada sesuatu pada caranya melangkah: wibawa yang tidak bisa diajarkan, aura kepemimpinan yang membuat udara sendiri seolah menahan napas.Rambut panjangnya, perak dengan semburat keemasan, terurai indah hingga pinggang, berkilau di bawah cahaya matahari. Tiap helai rambut memantulkan cahaya lembut, menciptakan ilusi seperti mahkota cahaya yang menghiasi kepalanya.Sepasang mata biru tajam menatap lurus ke arah Kevin—mata yang bagaikan kristal es, dingin, bening, namun memancarkan d

    Last Updated : 2025-05-01
  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   85. Adu Energi Spiritual

    “Kevin Drakenis,” ucapnya akhirnya. Suaranya terdengar lembut—seperti senandung angin malam yang tenang—namun di balik kelembutan itu tersembunyi kilatan petir yang siap menyambar tanpa peringatan. “Nama yang mulai membuat kekacauan di seluruh Provinsi Xandaria.”Kevin mengeluarkan tawa pendek, hampir seperti gumaman, namun matanya menyala tajam, penuh api yang tak bisa dipadamkan. “Nama yang membawa kebenaran keluar dari bangkai kebohongan, maksudmu?” balasnya, nadanya ringan namun berisi keyakinan baja.Valkyrie menghentikan langkahnya hanya beberapa meter dari Kevin. Seketika, aura spiritual mereka saling berbenturan, seperti dua badai yang bertemu di garis tengah. Udara mendadak berat, padat, menekan paru-paru siapa pun yang ada di ruangan. Debu-debu yang beterbangan mulai berputar, puing-puing kecil bergetar hebat, dan lampu gantung yang tergantung tinggi di langit-langit mulai berderik, rantainya berayun dengan suara cemas, seolah takut roboh di bawah benturan energi dua kekuat

    Last Updated : 2025-05-01
  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   86. Kevin vs Valkyrie - I

    Kilatan cahaya menyambar liar, menggurat udara seperti kilat yang turun langsung dari langit. Ledakan demi ledakan mengguncang ruangan megah itu, memecahkan dinding, menghancurkan pilar, dan menyisakan puing-puing yang beterbangan seperti hujan batu. Percikan energi spiritual yang membara memantul di segala permukaan, mewarnai udara dengan semburat biru, ungu, dan perak yang berkilauan.Bagi mata manusia biasa, pertarungan ini mustahil untuk diikuti. Kecepatan mereka terlalu gila, kekuatan mereka terlalu buas. Yang terlihat hanyalah bayangan kabur, garis-garis cahaya yang saling beradu, dan dentuman keras yang menggema seperti perang para dewa. Di antara keanggunan tubuh Valkyrie yang menari lincah dan keganasan aura Kevin yang membara seperti badai petir, terpatri awal dari duel yang tak hanya memperebutkan hidup dan mati, tetapi juga mengguncang tatanan kekuasaan Arkandaria.BRAAAKK! Suara ledakan menggetarkan seluruh ruangan ketika pedang Valkyrie beradu dengan Pedang Dewa Ilahi mi

    Last Updated : 2025-05-01
  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   87. Kevin vs Valkyrie - II

    Asap tebal membubung di tengah ruangan, dan dari balik kabut itu, Valkyrie terdorong mundur, lututnya menghantam lantai dengan dentuman berat. Napasnya memburu, darah segar menetes dari ujung bibirnya, melukis noda merah di pipi pucatnya. Meski begitu, matanya tetap tajam, menusuk, seperti elang yang tak sudi jatuh hanya karena satu luka.“Kau …” desisnya pelan, suaranya berat namun tetap mengandung kehormatan. “…bukan lawan sembarangan, Kevin Drakenis.”Langkah kaki berat bergema mendekat. Kevin berjalan pelan, setiap jejaknya membakar lantai, meninggalkan bekas arang hitam yang menguapkan asap tipis. Aura petirnya kini menggila, menyambar-nyambar di sekeliling tubuhnya, mencabik udara hingga terdengar suara siulan tajam. Matanya menyala bagai bara, memancarkan cahaya putih yang memaksa jantung siapapun berdetak lebih cepat.Ia menyeringai tipis, senyumnya dingin, tapi di sana ada sedikit kekaguman. “Dan kau …” bisiknya pelan, suaranya hampir seperti gumaman maut, “…terlalu cantik un

    Last Updated : 2025-05-01
  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   88. Black Heaven Lightning

    Valkyrie berdiri limbung di tengah lantai marmer yang sudah retak-retak, kakinya gemetar, lututnya hampir menyerah. Setetes darah mengalir pelan dari pelipisnya, menyusuri garis wajah hingga menetes dari dagu, jatuh ke lantai seperti tetesan waktu yang menghitung mundur. Rambut peraknya, yang biasanya tertata rapi dan berkilau keemasan, kini kusut berantakan, sebagian menempel di kulit wajah yang basah oleh keringat dan darah, sebagian terurai liar seperti tirai api yang tersapu badai. Nafasnya pendek-pendek, dada naik turun cepat, namun tatapan matanya… tatapan itu tetap menyalakan perlawanan. Bara kecil yang menolak padam, meski dikepung hujan badai tanpa ampun.Di seberang ruangan, Kevin berdiri diam, tubuhnya dibalut aura listrik yang mengamuk liar. Lengan kirinya terluka, darah mengalir hingga menodai jari-jarinya, dan bahunya robek, memperlihatkan sepotong daging merah di balik jubah putih yang sudah tercabik. Namun luka-luka itu tidak melemahkannya. Sebaliknya, aura petir di sek

    Last Updated : 2025-05-02
  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   89. Bukan Iblis

    Jeritan Valkyrie memecah malam, suara itu seperti lengkingan baja yang dipanaskan, menembus kabut dan debu. Aura perak membuncah dari tubuhnya, berputar liar, menciptakan pusaran cahaya yang menyilaukan. Dari balik kilau itu, muncul wujud ilusi seekor burung langit bersayap tujuh—makhluk legendaris yang hanya bisa dipanggil lewat teknik pamungkas, Lunar Phoenix Ascension. Sayap-sayapnya terbentang, tiap helai bulunya memancarkan cahaya perak yang menusuk gelap, memantulkan bayangan di reruntuhan yang mengelilingi mereka. Pedang Valkyrie, meski retak dan nyaris patah, memancarkan cahaya terakhirnya. “Moonlight Final Art : Silver Phoenix Reversal!” teriaknya, suara itu menggema, bercampur gaung magis yang membuat udara di sekitar bergetar.Di sisi lain, Kevin mencengkeram Pedang Dewa Ilahi lebih erat. Aura hitam-putih yang menyelubunginya semakin mengerucut, seperti tombak kilat yang siap menusuk langit. Mata Kevin, yang kini sepenuhnya bersinar putih, memantulkan kilatan dewa pembal

    Last Updated : 2025-05-02

Latest chapter

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   100. Cultivator Penjarah Relik

    Pria tua itu tertawa pelan, ujung jarinya mengetuk botol kaca itu. “Sangat … sebanding,” bisiknya, mata logamnya berkilat.Mata pria tua itu berkilat tajam, seperti sepasang batu permata logam yang memantulkan cahaya neraka. Bibirnya melengkung ke dalam seringai licik, rasa puas terpancar dari setiap kerutan wajahnya. Dengan gerakan halus, ia mengangkat tangan, memberi isyarat kecil pada asistennya — seorang pemuda kurus bermata cekung, aura spiritualnya lemah tapi tangannya cekatan.Pemuda itu mendekati sebuah peti kayu hitam, terikat benang-benang spiritual merah yang berdenyut samar, seolah hidup. Dengan mantra pelan, segel-segel itu terbuka satu per satu, memancarkan kilatan kecil cahaya merah. Saat tutup peti terbuka, udara di dalam tenda mendadak menghangat, bahkan membakar ujung-ujung rambut.Di dalam peti, terbaring sebuah batu merah menyala — Vermillion Vein, tampak seperti bara hidup yang bernafas. Setiap detik, pancaran panasnya menggetarkan udara, menciptakan riak-riak tip

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   99. Pasar Gelap Centralpolis

    Di puncak tertinggi Paviliun Dracarys, Kevin berdiri tegak, siluetnya terpotong cahaya remang lampu-lampu kota yang berkedip di kejauhan. Matanya, tajam dan penuh tekad, menatap cakrawala seolah mencoba menembus jarak yang memisahkannya dari takdir yang sebentar lagi datang menghantam. Angin memainkan ujung jubahnya, membuatnya berkibar pelan, seperti sayap naga yang sedang merentang di bawah cahaya samar bulan.Di bawah, di dalam ruangan pusat komando, Claudia nyaris tak berhenti bergerak. Rambutnya yang hitam berantakan menempel di pelipis, sementara jemarinya sibuk menari di atas layar komunikasi holografik. Suara Claudia terdengar cepat, teratur, tapi ada tepi kegelisahan yang merayap di ujung nadanya. “Chief, satu petunjuk mengarah ke Pasar Gelap Agarthium, Centralpolis,” ucapnya dengan suara yang agak serak, kelelahan mulai menggerogoti tenaganya. “Ada rumor… seorang kolektor eksentrik menyimpan batu Vermillion Vein, jenis merah pekat, yang telah melewati ritus pemurnian api na

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   98. Vermillion Vein

    Cahaya lampu di dalam kamar Paviliun Dracarys masih bergetar lembut, memantul di atas lantai marmer yang sempat diselimuti kabut dingin dari kekuatan Darah Iblis Es milik Ravena. Setelah kekacauan itu mereda, Kevin menoleh ke arah Clara yang tengah berjongkok di sudut ruangan, tubuhnya gemetar meskipun hawa dingin sudah mulai menghilang.Kevin menghampirinya, perlahan berlutut hingga sejajar dengan mata gadis itu. Tatapannya lembut, jauh berbeda dari sosok dingin yang beberapa saat lalu mengeksekusi Gubernur Adam Smith tanpa ragu.“Kamu tidak apa-apa, Clara?” tanyanya pelan, suara itu terdengar seperti pelukan hangat di tengah sisa-sisa badai.Clara mengangguk kecil, tapi suaranya serak saat menjawab.“Aku ... aku baik-baik saja, Kev. Tapi ... Vena?” Matanya beralih, mencari sosok yang ia sayangi. “Bagaimana dengan Ravena? Dia … tidak terluka, kan?”Kevin mengangguk meyakinkan. “Dia sudah kembali... masih pingsan, tapi aku berhasil menstabilkan auranya. Dia akan baik-baik saja.”Sebelu

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   97. Api Ilahi

    “Ravena … dengarkan aku,” suara Kevin terdengar pelan, tapi ada kekuatan yang menggema di balik bisikannya. Setiap kata meluncur seperti doa yang menembus badai, menggetarkan udara yang dingin membatu. Tatapannya menancap pada gadis yang berdiri kaku di depannya, matanya yang dulu penuh cahaya kini hanya cermin gelap yang memantulkan kekuatan terkutuk. “Aku tahu kau masih ada di sana. Aku tidak datang untuk melawanmu—aku datang untuk membebaskanmu dari belenggu darah terkutuk itu.”Untuk sekejap, hanya desiran angin es yang menjawab. Tapi kemudian … AUMMM! Ravena mengaum, suara nyaringnya menggema seperti serigala salju meraung di tengah badai kutub. Napas putih menyembur dari bibirnya, dan lantai di bawahnya mulai memutih, tertutup es yang menjalar cepat, melingkar seperti ular glasial menuju kaki Kevin.Kevin mengerutkan kening, lalu BRAK! — dengan satu hentakan kaki, dia mengaktifkan Divine Flame Shield di sekeliling tubuhnya. Api ilahi menyala lembut di permukaan kulitnya, merah

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   96. Kekuatan Darah Iblis Es

    Langit di atas Nagapolis menyelubungi kota dengan kegelapan yang pekat, seakan menelan segala cahaya. Awan hitam berputar perlahan di atas, menyelimuti dunia di bawahnya dalam suasana suram yang aneh—seperti energi gelap yang meresap ke dalam langit, mengambil kekuatan dari sesuatu yang tak tampak oleh mata manusia. Suasana itu memberi kesan seolah dunia ini sedang berada di ujung kehancuran.Di dalam markas Paviliun Dracarys yang menjulang tinggi dan kokoh, sebuah aura mengerikan mulai membentuk. Ruang di salah satu kamar tamu terasa jauh lebih dingin dari biasanya, seperti es yang mengalir di udara. Gelombang energi beku menyebar, menghantam dinding-dinding dengan kekuatan luar biasa. Suhu di sekitarnya merosot dengan cepat—sungguh luar biasa—hingga es mulai menutupi permukaan dinding, membentuk lapisan tipis seperti kulit beku yang siap mencabik siapapun yang mendekat.Jendela-jendela mulai berembun, perlahan menghitam dan retak-retak, suara gemerisiknya bergetar dalam keheningan ma

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   95. Kebangkitan Darah Iblis Es

    Raungan mesin mewah memecah kesunyian malam yang mencekam. Lima mobil Bentley berwarna hitam legam berhenti dalam formasi rapi di halaman depan kediaman gubernur yang kini hanya menyisakan puing dan bau gosong. Kilatan lampu mobil menyinari tubuh Kevin dan Valkyrie yang masih berdiri di tengah reruntuhan, dikelilingi abu, debu, dan bayangan kematian.Dari pintu salah satu mobil, seorang wanita turun anggun namun penuh wibawa. Gaun merah menyala dengan belahan tinggi di kaki kanannya melambai diterpa angin malam, memperlihatkan betisnya yang jenjang dan langkahnya yang mantap. Rambut hitam panjangnya terurai rapi, dan sepatu hak tingginya mengetuk aspal dengan suara menggoda.Ia langsung menunduk dalam-dalam ke arah Kevin, dengan tangan di dada, menunjukkan sikap penuh hormat dan loyalitas.“Chief … apakah peti mati spiritual yang tadinya buat Gubernur juga akan kita bawa pulang?” tanyanya, suaranya lembut namun profesional. Wajahnya tenang, tapi matanya menyorot tajam seperti selalu si

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   94. Pelayan Baru

    Suara itu datang menggema dari kejauhan, bergema bagaikan petir yang merambat melalui udara meski jarak memisahkan mereka. “Kenapa kau tidak mengikutiku? Katanya mau jadi pelayanku?”Nada Kevin terdengar dingin namun tegas, seakan mengiris udara. Meski hanya berupa suara yang disalurkan melalui energi spiritual, setiap kata menyusup tajam ke telinga Valkyrie, mengguncang hatinya yang sempat tenggelam dalam keraguan.Valkyrie yang semula berdiri terpaku, mata birunya menatap kosong ke cakrawala, tiba-tiba mengerjap. Seketika wajahnya yang pucat karena kelelahan memerah, berseri-seri seperti bunga sakura yang mekar di pagi hari . Sebuah senyum kecil, pertama kali sejak pertemuan mereka, merekah di bibirnya.“Dia memanggilku …” bisiknya pelan, seakan meyakinkan dirinya sendiri. Dia sempat menyangka Kevin hanya akan menolongnya tanpa menginginkannya lebih jauh. Tapi kini—ada harapan.“Siap, Tuan Muda!” seru Valkyrie, suaranya lantang penuh semangat. Dengan gerakan cepat namun anggun, tang

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   93. Pil Elixir Jiwa

    Kevin perlahan memutar tubuhnya, derap langkahnya terhenti ketika matanya menangkap sosok yang tergeletak di balik kepulan debu. Valkyrie—Celestial Myrad yang baru saja ia kalahkan—terbaring di atas tanah yang retak, tubuhnya penuh luka, armor peraknya remuk, sayap-sayap cahayanya kini hanya kelap-kelip samar. Namun matanya… masih menyala. Masih menyimpan api yang belum padam.“Aku …” suara Valkyrie terdengar serak, tapi tegas, “aku akan menjadi pelayanmu … jika kau memulihkan kondisi tubuhku yang rusak.” Nada suara itu aneh—campuran kesombongan yang dipaksa tunduk, dan pengakuan kekalahan yang pahit.Kevin menyipitkan mata, bibirnya melengkung sinis. “Apa gunanya bagiku?” desisnya, suara rendahnya nyaris seperti geraman. “Baru beberapa saat lalu kau ingin membunuhku tanpa ampun. Dan sekarang? Kau ingin jadi pelayanku? Jangan bercanda.”Valkyrie menggigit bibirnya, darah emas menetes di dagu. “Aku hanya menjalankan perintah …” katanya, matanya menatap Kevin tanpa berkedip. “Tapi aku

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   92. Heaven's Wrath Seal

    “Cukup dengan kebohonganmu.” Suara Kevin terdengar pelan, nyaris tanpa emosi, seperti sebongkah es yang jatuh menghantam tanah, dingin dan datar. Matanya menatap kosong ke arah Adam Smith, yang kini hanya tinggal bayangan lelaki sombong yang dulu berdiri gagah sebagai Gubernur Xandaria. “Kau hanyalah makhluk rendahan …” lanjut Kevin pelan, kata-katanya menggantung tajam di udara, “yang tak berguna bagiku.”Ia menunduk perlahan, membiarkan helaan napasnya yang dingin menyapu telinga Adam yang pucat. “Kau akan mati bukan sebagai gubernur …” bisiknya, suaranya nyaris seperti suara angin yang berkesiur di sela reruntuhan. “Tapi sebagai pengkhianat … yang menjual nyawa demi kekuasaan murahan.”Tubuh Adam makin menggigil, giginya bergemeletuk tanpa kendali. Mata lebarnya memantulkan bayangan Kevin yang perlahan berdiri kembali, tegap, seolah menyerap semua kekuatan di sekitarnya. “Tidak … tidak …” gumam Adam pelan, hampir seperti doa kosong, air mata bercampur ingus mengalir di pipinya.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status