/ Fantasi / Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam / Jejak Bayangan di Distrik Terlarang – Part II.

공유

Jejak Bayangan di Distrik Terlarang – Part II.

작가: Jimmy Chuu
last update 최신 업데이트: 2025-04-07 17:47:28

Si pengemis tua berdehem, melirik ke kiri dan kanan seolah khawatir tembok pun memiliki telinga, sebelum berbicara dengan suara yang nyaris berbisik.

"Tuan mencari bahaya," ucapnya dengan nada serius. "Di Kota Bian Cheng, ada hal-hal yang lebih baik dibiarkan tak terjamah, rahasia-rahasia yang lebih baik tidak diketahui. Bahkan mata-mata Kaisar pun tidak berani menyelidiki terlalu dalam."

An Ying melemparkan kantung sutra lain, kali ini lebih berat, menimbulkan suara dentingan yang lebih nyaring. "Aku siap menghadapi bahaya," ucapnya dengan nada yakin. "Dan aku rela membayar harga yang setimpal untuk informasi yang berharga."

Si pengemis tua menatap kantung kedua tersebut, lalu menghela napas panjang—campuran antara pasrah dan kekhawatiran. "Baiklah. Tapi berjanjilah pada langit dan bumi, jangan pernah katakan bahwa informasi ini berasal dari kami. Kami hanyalah pengemis tua yang ingin hidup hingga esok hari."

Ia memberi isyarat pada An Ying untuk mendekat, lalu berbisik dengan suara
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터
댓글 (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin seru
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Pertarungan di Bawah Bintang

    Rong Tian merasakan energi iblis dalam tubuhnya mulai bergolak tidak terkendali.Meridian-meridiannya bergetar hebat, seolah ada naga hitam yang menggeliat dalam dadanya. Mata keemasan mulai berpendar dalam kegelapan, memancarkan cahaya dingin yang membuat bayangan di dinding kuil bergerak seperti makhluk hidup."Zhuangbei, sebaiknya menjauh," katanya sambil berusaha menahan gelombang qi yang mengamuk. Suaranya berubah menjadi lebih dalam dan mengerikan. "Aku tidak bisa mengendalikan diriku jika harus bertarung.""Justru karena itulah aku harus di sini," jawab Imam Zhang Wuji sambil tersenyum dengan ketenangan yang luar biasa. Senyumnya tidak berubah meski menghadapi aura kematian yang menguar dari Rong Tian."Bagaimana jika kita membuat kesepakatan? Jika dalam sepuluh jurus kau tidak bisa mengalahkanku, kau berjanji akan benar-benar mempelajari ajaran Tao untuk menenangkan hatimu."Qi kegelapan mulai mengalir keluar dari tubuh Rong Tian, membentuk pusaran energi yang membuat api ungg

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Perjumpaan dengan Sang Penjelajah.

    Angin malam bertiup dingin ketika sosok tua berpakaian sederhana memasuki kuil yang runtuh.Langkahnya begitu ringan hingga hampir tidak bersuara, namun setiap jejak kakinya meninggalkan kesan mendalam di tanah berdebu.Jubah katun berwarna cokelat tua yang dikenakannya tampak lusuh namun bersih, sementara tongkat bambu di tangannya berukir sederhana tanpa hiasan mewah. Aura ketenangan mengalir dari sosok itu seperti air jernih yang mengalir perlahan di antara bebatuan.Rong Tian yang sedang duduk memeluk lutut di dekat api unggun yang hampir padam langsung merasakan kehadiran sosok itu. Aura yang menguar dari tubuh orang tua tersebut begitu tenang dan damai, kontras sekali dengan kegelisahan yang berkecamuk dalam jiwanya seperti badai yang tidak pernah reda."Bolehkah penjelajah tua ini ikut menghangatkan diri di api unggun yang indah ini?" tanya orang tua itu dengan suara lembut namun mengandung kebijaksanaan yang mendalam. Matanya yang jernih memancarkan kehangatan meski usianya su

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Jiwa yang Terombang-ambing

    Cahaya lentera kertas merah berkibar lemah di sudut Kuil Dewa Bumi yang telah runtuh, menciptakan bayangan-bayangan menari di antara reruntuhan batu yang dipenuhi lumut.Rong Tian duduk bersila di atas tikar jerami lusuh, punggungnya bersandar pada pilar naga yang telah retak, mata kehitamannya menatap kosong ke arah altar yang sudah tidak tersisa selain puing-puing batu dan dupa kuno yang membusuk.Tujuh hari telah berlalu sejak pembantaian di hutan dekat Jiuyuan Cheng.Tujuh hari dimana ia berkelana tanpa tujuan di gang-gang sempit ibukota, tidur di kuil-kuil tua yang ditinggalkan, berbagi tempat dengan para gelandangan dan pengemis yang hidupnya tergantung pada belas kasihan orang lain.Jubah hitamnya yang dulu gagah kini compang-camping dan kotor, rambutnya kusut seperti sarang burung, wajahnya dipenuhi janggut tipis yang tidak terawat.Aroma kemenyan basi bercampur dengan bau urin dan kotoran manusia yang menguar dari sudut-sudut kuil. Suara tetesan air hujan yang masuk melalui g

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Pembantaian Tiada Ampun.

    Mata di balik topeng itu bersinar dengan cahaya keemasan yang dingin dan mencekam, memancarkan aura kematian yang membuat darah dalam pembuluh nadi membeku. Setiap langkahnya di atas dedaunan kering tidak mengeluarkan suara sama sekali, seolah ia berjalan di atas udara."Siapa yang berani bicara omong kosong hendak membunuhku?" suara dingin dan mencekam bergema dari balik topeng, seolah berasal dari dalam kuburan yang paling dalam dan gelap. Suaranya bergaung di antara pepohonan dengan cara yang tidak natural, menciptakan efek mengerikan yang membuat tulang belakang bergetar.Xu Wei Ming melompat turun dari beruangnya yang sudah sepenuhnya tidak terkendali dan berlari ke semak-semak.Meski jantungnya berdebar kencang seperti genderang perang dan keringat dingin mulai membasahi punggungnya, ia berusaha keras mempertahankan kewibawaannya sebagai pemimpin rombongan."Kami kultivator dari Sekte Iblis Teratai Bulan Perak!" bentaknya sambil mengeluarkan pedang bengkok dari sarung kulit di p

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Sosok Mengerikan Dihutan.

    "Lihat itu," bisik Wei Laosan sambil menunjuk ke arahnya dengan sikap meremehkan. "Pemabuk itu akhirnya pergi juga. Sudah mabuk berat dari pagi.""Untung sekali," sahut temannya yang gemuk dengan nada lega. "Bau darah di bajunya itu benar-benar mengganggu nafsu makan. Membuat suasana jadi seram.""Mungkin dia penjahat yang kabur," tambah yang lain sambil menggeleng. "Atau mungkin korban perampokan yang berhasil selamat."Rong Tian keluar dari kedai dan berjalan terhuyung-huyung di jalan yang mulai sepi.Lentera-lentera kertas merah dan kuning berkibar tertiup angin malam yang sejuk, menciptakan bayangan-bayangan panjang yang menari di jalanan batu yang sudah dipakai selama ratusan tahun.Suara langkah kakinya bergema pelan di antara bangunan-bangunan tua dengan arsitektur klasik dinasti kuno.Ketika ia mencapai ujung jalan yang gelap dan sepi, jauh dari pandangan orang-orang, langkahnya tiba-tiba berubah menjadi stabil dan terlatih. Gerakan mabuk yang tadi dipalsukan langsung hilang,

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Wei Laosan Si Omong Besar.

    Wei Laosan mulai mengumbar cerita..."Ada kultivator aliran putih yang begitu licik dan kejam!" serunya sambil menggebrak meja hingga mangkuk-mangkuk bergetar. "Dia menyamar sebagai kultivator aliran iblis dan berhasil membunuh lima puluh anggota Sekte Iblis Teratai Bulan Perak sendirian!"Suara gemuruh kaget langsung terdengar dari berbagai penjuru kedai.Pedagang rempah hampir tersedak sup yang sedang diminumnya, sementara keluarga muda yang sedang makan malam langsung saling pandang dengan mata membulat."Lima puluh orang?" tanya temannya yang gemuk dengan suara tidak percaya. "Itu mustahil! Bagaimana mungkin satu orang bisa mengalahkan lima puluh kultivator sekaligus? Bahkan kultivator elit pun tidak bisa melakukan hal seperti itu!""Itulah yang membuatnya luar biasa!" jawab Wei Laosan sambil menunjuk-nunjuk dengan jari telunjuknya."Dia pasti murid senior dari sekte besar seperti Sekte Tao Tianjian Ge atau Sekte Shennong Gu! Mungkin bahkan dari Sekte Hunyuan Dao! Dia sengaja meny

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status