Pedang Chang Zhong melesat seperti kilat menyambar, menimbulkan suara berderak-derak seperti kayu yang terbakar.Udara di sekitarnya terasa panas, terbakar oleh energi spiritual yang mengalir dari pedangnya. Para penonton menahan napas, jantung mereka berdebar kencang menyaksikan pertarungan yang memanas.Qi Yu, yang masih tersenyum puas atas kemenangannya mempermalukan Zhao Hua, terlambat menyadari bahaya yang mengancam nyawanya. Matanya membelalak saat pedang Chang Zhong mendekat dengan kecepatan luar biasa."Pedang Matahari Terbit!" seru Chang Zhong, suaranya bergema di udara, dipenuhi kemarahan dan kebencian.Cahaya keemasan memancar dari bilah pedangnya, menyilaukan mata para penonton. Ujung pedang itu meninggalkan jejak berupa bayangan api yang membakar udara, menciptakan garis-garis cahaya yang memancarkan panas.Serangan itu bukan hanya melambangkan kemarahan Chang Zhong, tetapi juga kebanggaan Sekte Pedang Cahaya yang terkenal dengan Seni Pedang yang mematikan.Qi Yu, meski t
Ketika Qi Yu terbaring lemah dengan luka menganga, kerumunan rakyat jelata segera tumpah ruah dari tepi area pertarungan. Mereka berkerumun dengan wajah penuh kemenangan, seperti anjing-anjing liar yang akhirnya berhasil menyudutkan mangsa."Lihat gadis iblis itu sekarang! Sudah pantas dia mendapat hukuman!" teriak seorang pria tua dengan jenggot tipis, meludah ke tanah tak jauh dari tempat Qi Yu terbaring. Suaranya penuh kebencianpada Qi Yu.Seorang perempuan tua dengan gigi depan tanggal menunjuk-nunjuk Qi Yu dengan jari keriputnya. Suaranya melengking. “Dasar sampah sekte iblis! Berani-beraninya menantang murid Sekte Pedang Cahaya yang suci! Apa kau tidak tahu perbedaan antara langit dan bumi?”“Iblis rendahan sepertimu pantasnya mati saja! Mengotori pemandangan dengan kehadiranmu!” tambah seorang pedagang gemuk berkepala botak. Wajahnya dipenuhi keringat dan noda minyak, matanya menyala dengan kemarahan.Orang-orang saling berebut kesempatan untuk mengumpat dan menghina, seperti m
Pantai Kota Biramaki berubah menjadi lautan tangisan dan jeritan ketakutan. Orang-orang yang tadinya gencar mengolok-olok Qi Yu kini meraung-raung mengenaskan. Di antara mereka, tiga orang paling menonjol dengan suara jeritan seperti anak anjing menangis."Tolong! Ada sesuatu yang menindihku!" teriak seorang pria gemuk, wajahnya merah padam. "Aku tak bisa bergerak! Seperti ada gunung yang menindih punggungku!"Di sebelahnya, seorang wanita paruh baya menangis histeris. "Roh... ada roh yang memelukku! Lepaskan aku!"Namun, tak ada yang bisa melakukan apa-apa. Jimat dengan kekuatan spiritual aneh ini adalah teknik Demonic Cultivation yang unik dan rumit. Hanya para jagoan yang disebut Grandmaster saja yang sanggup mematahkan serangan jimat iblis ini.Chang Zhong dalam kondisi terburuk. Tubuhnya terjepit oleh sesuatu yang tak kasat mata, membuatnya tersengal-sengal. Keringat dingin membasahi dahinya, matanya melebar penuh ketakutan."Aku... tidak... bisa... bernapas!" raungnya terputus-p
Malam tiba di pantai Kota Biramaki. Suasana yang sebelumnya ramai kini sepi, festival perahu naga telah usai, meninggalkan jejak-jejak keramaian yang perlahan menghilang. Rong Tian menatap sekeliling, memastikan tidak ada orang yang tersisa di pantai yang kini hanya diterangi cahaya bulan.Dia melihat Qi Yu terkulai lemah di sampingnya, tak sadarkan diri. "Aku tidak bisa membiarkanmu di sini," gumamnya, hatinya dipenuhi kekhawatiran yang mendalam.Dengan hati-hati, dia mengangkat tubuh Qi Yu, merasakan beratnya saat dia memindahkan gadis itu ke dalam pelukannya.Menggunakan teknik Qinggong, Rong Tian melesat ke udara. Tubuhnya terasa ringan, seperti melayang di atas pasir dingin yang berkilauan di bawah sinar bulan.Angin malam berhembus kencang, membawanya melintasi pantai dalam sekejap. Dia menghindari kegelapan yang mengintai di sekitarnya, fokus pada satu tujuan: membawa Qi Yu ke tempat yang aman, jauh dari ancaman yang mengancam mereka.+++Rong Tian melesat cepat seperti angin.
Rong Tian menukik dari langit dengan gerakan yang memancarkan keeleganan penuh kekuatan. Jubah Raja Kelelawar Hitamnya berkibar, membelah kegelapan malam seperti sayap raksasa yang melesat cepat.Teknik Qinggong-nya sempurna, seakan dia adalah bagian dari angin itu sendiri. Sayangnya, tak ada satu pun mata yang menyaksikan aksinya yang memukau ini. Malam yang sunyi hanya menjadi saksi bisu dari keahliannya yang luar biasa.Saat kakinya menyentuh tanah, setiap langkahnya menciptakan getaran halus namun terasa. Getaran itu merambat di udara, seperti riak di permukaan air yang tenang.Di hadapannya, pemakaman Kekaisaran Dinasti Bai Feng membentang luas, sebuah kompleks makam berusia ribuan tahun yang menyimpan rahasia kekuasaan tertua di Benua Longhai. Tempat ini bukan sekadar kuburan, melainkan gudang energi roh hantu penasaran yang tak ternilai.Kompleks seluas tiga li ini dibangun dengan teknologi tingkat tinggi. Batu granit hitam dari Gunung Terlarang digunakan sebagai bahan utamanya
Rong Tian tetap tak bergerak, menggunakan teknik penyembunyian yang dia kuasai. Dia menajamkan pendengarannya, berharap bisa menangkap percakapan antara Guru Negara Lin dan sosok misterius yang dipanggil "Pangeran"."Misi di Gurun Hadarac gagal total, Lin Zhao," suara berat sang Pangeran terdengar dingin. "Anda membuat kekacauan yang tidak perlu."Guru Negara Lin membungkuk sedikit, nada suaranya penuh penyesalan. "Ampuni hamba, Pangeran. Rencana untuk memecah belah sekte aliran putih dan sekte iblis tidak berjalan sesuai harapan.""Lima ratus pemanah kerajaan dengan topeng hitam seharusnya menciptakan kekacauan sempurna," balas Pangeran. "Tapi kalian justru membuat sekte-sekte itu semakin waspada."Rong Tian tertegun. Dia sudah mengetahui bahwa Lin Zhao adalah sosok di balik penyamaran sebagai Raja Kelelawar Hitam palsu di Gurun Hadarac. Namun, baru sekarang dia menyadari betapa jahat dan liciknya rencana yang dirancang oleh sang guru negara. Kejahatan Lin Zhao ternyata jauh lebih da
Kota Biramaki usai Festival Perahu Naga tampak sepi, sunyi senyap. Pantai yang tadinya ramai berdesakan, kini hanya menyisakan jejak-jejak keramaian yang memudar: serpihan kertas berwarna-warni, pita-pita yang terlepas, dan pasir halus yang berhamburan.Setelah kepergian Qi Yu, kehidupan Rong Tian kembali pada alurnya yang semula. Ia menemani ayahnya yang kesehatannya berangsur membaik, atau memilih menyendiri, menyusuri jalan sunyi.Namun, pada tiap malam, satu tujuan pasti selalu menghantuinya: Pemakaman Kekaisaran."Peningkatan kultivasiku terlampau cepat," gumamnya dalam hati, tatapan mata hitamnya menajam. "Energi spiritual di tubuhku masih liar, belum sepenuhnya terkuasai. Harus ada cara untuk menaklukkannya, menstabilkannya. Dengan menyerap energi baru yang lebih kuat!"Dari catatan kuno Raja Kelelawar Hitam yang diwarisinya, Rong Tian memahami: "Energi spiritual jahat hanya dapat dijinakkan, distabilkan, dengan terus meningkatkan kultivasi! Kekuatan roh kaisar, betapapun dahsy
Rong Tian, yang duduk beberapa meja di belakang mereka, memasang telinga dengan seksama, perhatiannya sepenuhnya terfokus pada percakapan itu. Tangannya meremas cangkir teh, menciptakan retakan halus pada permukaannya, tanda bahwa pikirannya sedang bekerja keras."Apakah ini ada hubungannya dengan rencana Guru Negara?" batin Rong Tian, mata hitamnya berkilat penuh curiga, firasat buruk mulai menyelimutinya.Pengunjung rumah teh lainnya juga bergerak mendekat, rasa ingin tahu mengalahkan rasa malu. Seorang pedagang bertubuh gemuk menyeret kursinya lebih dekat, seorang wanita berpakaian sutra hijau pura-pura membenarkan sanggulnya sambil memasang telinga, mencoba menangkap setiap kata yang terucap.Kultivator bertubuh kurus itu, seolah tersulut api semangat, mulai bercerita dengan lebih bersemangat. "Huo Xin Jian bukanlah sekadar pedang biasa! Ia memiliki kesadaran spiritual yang setara dengan kultivator tingkat tinggi! Bahkan lebih!"Pria separuh baya dengan bekas luka di wajahnya meni
Liu Jinhai menatap kosong ke arah ruangan yang telah kehilangan cahayanya. Seluruh rencananya, seluruh janjinya, seluruh ambisinya—semuanya hancur dalam semalam.Bagaimana ia akan mempertanggungjawabkan janjinya untuk membiayai dunia persilatan jika tak ada harta tersisa? Bagaimana ia akan menjelaskan hilangnya seluruh harta kepada Kaisar dan Permaisuri?Di luar gudang, bulan purnama mulai tenggelam di ufuk barat, seolah turut berduka atas kejatuhan seorang pangeran yang terlalu tinggi bermimpi. Angin dingin berhembus melalui jendela yang terbuka, membawa aroma samar peony dari taman istana.Pangeran Mahkota Liu Jinhai masih terduduk di lantai gudang yang kini kosong melompong.Tangannya gemetar menyentuh lantai marmer yang dingin, tempat peti-peti harta karun sebelumnya tersusun rapi. Tidak ada yang tersisa kecuali debu dan beberapa keping koin emas yang terselip di celah lantai.Semua harta dari Dataran Jin Cao milik Dinasti Xi Tian—gulungan-gulungan kuno berisi teknik kultivasi rah
Pangeran Mahkota Liu Jinhai, dengan langkah sedikit terhuyung akibat anggur yang terlalu banyak ia teguk, berjalan menyusuri koridor panjang menuju kediamannya.Lentera-lentera jade menyinari jalannya, menciptakan bayangan-bayangan yang menari di dinding berukir. Penjaga istana membungkuk hormat saat ia lewat, tidak berani menatap langsung wajah pewaris tahta.Ketika mencapai pintu kediamannya yang dijaga dua pengawal elit, Pangeran Mahkota merasakan perubahan aneh di udara.Suhu mendadak turun drastis, menciptakan kepulan uap dari napasnya yang hangat. Lentera-lentera di sekitarnya berkedip lemah, seolah kehilangan kekuatan melawan kegelapan yang tiba-tiba menyelimuti koridor."Siapa di sana?" tanya salah satu pengawal dengan waspada, tangannya bergerak ke arah pedang di pinggangnya.Tidak ada jawaban, hanya hembusan angin dingin yang membuat bulu kuduk meremang. Kemudian, dari kegelapan di ujung koridor, muncul sosok berjubah hitam.Ia melangkah tanpa suara, seolah melayang beberapa
Istana Kekaisaran Bai Feng berdiri megah di puncak bukit tertinggi Kota Xiangyang, dikelilingi tembok putih setinggi lima belas zhang yang berkilau keperakan di bawah sinar bulan purnama.Atap-atap bangunannya yang berlapis emas menangkap cahaya bintang, menciptakan ilusi ribuan permata yang tersebar di seluruh kompleks istana.Taman-taman yang dirancang dengan ketelitian sempurna membentang di antara paviliun-paviliun mewah, dengan kolam teratai dan jembatan melengkung yang merefleksikan keanggunan dinasti yang telah berkuasa selama tiga ratus tahun.Di jantung kompleks istana, Pavilion Bunga Peony Permaisuri Huang bersinar terang malam itu. Lentera-lentera merah dan ungu bergantung dari langit-langit berukir, menyinari ruangan dengan cahaya hangat yang memantul pada dinding-dinding berlapiskan sutra keemasan.Aroma dupa mahal dari Dataran Selatan mengambang di udara, berpadu dengan wangi teh putih langka dan hidangan-hidangan mewah yang tersaji di atas meja-meja kayu cendana.Permai
Selama tiga bulan penuh, Rong Tian tenggelam dalam kultivasi intensif.Waktu seolah kehilangan maknanya di gua itu. Kadang-kadang, sosok muda Xiao Hu muncul di mulut gua, membawa perbekalan dari Kota Biramaki.Ia tidak pernah berani mengganggu gurunya yang sedang dalam kondisi kultivasi mendalam, hanya meninggalkan makanan dan ramuan di dekat pintu masuk sebelum kembali menuruni tebing dengan langkah ringan yang menunjukkan kemajuan qinggong-nya.Xiao Hu sendiri telah mengalami kemajuan pesat. Di bawah bimbingan tidak langsung Rong Tian dan dengan bantuan manual kultivasi dasar yang diberikan padanya, bocah pengemis itu kini telah mencapai Ranah Awal level 3.Tubuhnya yang dulu kurus kering kini mulai menunjukkan otot-otot yang padat, dan matanya yang dulu redup oleh kelaparan kini bersinar dengan kewaspadaan seorang kultivator muda.Yang mengejutkan, Xiao Hu tidak mengikuti jalur kultivasi iblis seperti gurunya.Sebuah manual kultivasi peninggalan Dinasti Xi Tian yang Rong Tian temuk
Rong Tian kemudian beralih ke Tian Guan Zong yang berusaha bangkit dengan bertumpu pada pedangnya.Dengan satu tendangan ringan, ia mengirim pedang itu terbang, membuat Tian Guan Zong jatuh kembali ke lantai. Tangannya yang cepat meraih kubus kristal berisi Benih Rumput Emas dari kantong penyimpanan Tian Guan Zong."Kau... tidak tahu apa yang kau lakukan, anak muda," ucap Tian Guan Zong di antara batuk darahnya. "Kedua harta itu tidak boleh disatukan..."Rong Tian hanya tersenyum tipis, memasukkan kedua harta karun legendaris itu ke dalam kantong penyimpanannya.Kemudian, dengan gerakan yang mengejutkan semua orang, ia melompat tinggi ke udara, menembus atap aula yang terbuat dari kayu keras seolah itu hanyalah kertas tipis.Para tamu undangan bergegas keluar aula, mendongak ke langit untuk melihat sosok Rong Tian yang kini melayang di udara seperti burung rajawali.Cahaya bulan menyinari sosoknya yang gagah, jubah hitamnya berkibar tertiup angin malam. Dengan satu gerakan anggun, ia
Energi qi keemasan berputar di sekitar Rong Tian seperti badai pasir, menyerang dari segala arah dengan kecepatan dan kekuatan yang luar biasa.Nyonya Huang dan Tian Guan Zong berusaha bertahan, menggunakan harta karun mereka untuk menciptakan perisai pelindung, namun serangan Rong Tian terlalu kuat dan terlalu cepat."Naga Emas Menyembur," serunya, melanjutkan ke jurus kelima.Energi qi keemasan berkumpul di ujung pedangnya, membentuk kepala naga yang mengaum sebelum melesat dengan kecepatan luar biasa. Lantai aula bergetar hebat saat energi naga itu menyerang, meninggalkan jejak keemasan di udara.Nyonya Huang menggigit bibirnya hingga berdarah, matanya berkilat marah."Tidak kusangka seorang bocah berani menentang dua pemimpin sekte bintang lima sekaligus!" Ia mengaktifkan kekuatan penuh Tablet Emas Langit Barat, menciptakan kubah energi merah keunguan yang melindunginya.Tian Guan Zong tidak kalah murka. Dengan gerakan cepat, ia mengeluarkan seluruh kekuatan Benih Rumput Emas, men
Tian Guan Zong tidak kalah cepat. Tangannya bergerak dalam pola yang berbeda, menciptakan gelombang qi putih kebiruan dengan semburat hijau yang membentuk sembilan bintang bercahaya di sekitarnya."Formasi Bintang Utara," balasnya dengan suara dalam yang bergema.Kedua serangan melesat ke arah Rong Tian dari dua arah berbeda, menciptakan pemandangan spektakuler berupa gelombang energi merah keunguan dan putih kebiruan yang menyatu dalam pusaran mematikan.Udara bergetar hebat oleh kekuatan dahsyat yang dilepaskan, menciptakan angin kencang yang membuat jubah dan rambut para penonton berkibar liar.Namun Rong Tian tetap berdiri tenang di tempatnya, seolah tidak melihat bahaya yang mendekat. Saat kedua serangan hampir mencapainya, ia akhirnya bergerak.Dengan gerakan yang hampir tidak terlihat oleh mata biasa, ia mengaktifkan Jaring Kegelapan, salah satu jurus iblis tingkat tinggi yang ia kuasai."Jaring Kegelapan," bisiknya, suaranya hampir tidak terdengar.Seketika, energi qi hitam pe
Aula Bunga Peony yang megah kini menjadi saksi bisu pertarungan kekuasaan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah dunia persilatan.Udara terasa berat oleh sisa-sisa energi qi yang saling bertabrakan, menciptakan lapisan tipis kabut spiritual yang berpendar dalam berbagai warna.Lantai marmer yang semula putih bersih kini dipenuhi retakan dan kawah kecil, bukti nyata dari pertarungan dahsyat antara Nyonya Huang Wenling dan Tian Guan Zong.Para tamu undangan berdiri mematung di pinggir aula, wajah mereka pucat oleh ketakutan dan kekaguman. Tidak ada yang berani bersuara, bahkan untuk berbisik.Semua mata tertuju pada tiga sosok yang berdiri di tengah aula: Nyonya Huang Wenling dengan Tablet Emas Langit Barat, Tian Guan Zong dengan Benih Rumput Emas, dan Rong Tian yang baru saja bangkit dari kursi kehormatannya.Nyonya Huang Wenling adalah yang pertama memecah keheningan. Dengan gerakan anggun yang diperhitungkan, ia melangkah mendekati Rong Tian. Gaun hitamnya yang mewah ber
Namun, Tian Guan Zong tidak bergerak hingga detik terakhir.Dengan gerakan cepat yang hampir tidak terlihat, ia mengangkat telapak tangannya, menciptakan perisai qi putih kebiruan berbentuk bintang delapan sudut."Perisai Bintang Utara," ucapnya tenang.Bunga peony bertabrakan dengan perisai bintang, menciptakan ledakan energi kedua yang lebih kuat dari sebelumnya. Lantai marmer di bawah kaki mereka retak lebih dalam, serpihan-serpihan kecil melayang ke udara sebelum jatuh kembali seperti hujan kristal.Tanpa jeda, Tian Guan Zong melancarkan serangan balasan. Ia mencabut pedangnya dengan gerakan cepat, menciptakan suara berdenting yang tajam membelah udara. Pedang panjang berwarna biru langit itu berkilau tertimpa cahaya, memancarkan aura suci yang membuat beberapa kultivator iblis mundur dengan tidak nyaman."Pedang Pemurnian Langit," serunya, mengayunkan pedang dalam gerakan melintang.Sebuah gelombang qi putih kebiruan melesat dari ujung pedangnya, membentuk bulan sabit raksasa yan