Bab 292. RAJA JIN HARIMAU PUTIH GUNUNG KELUD Pertarungan antara Jaka Kelud dengan siluman Harimau putih merupakan sebuah pertarungan yang langka. Dan pertarungan yang menimbulkan getaran hebat seperti pertempuran mereka, di zaman modern seperti sekarang ini hanya ada di film-film pendekar maupun di novel-novel online yang menceritakan tentang dunia persilatan. Setelah pukulan mereka beradu, kedua makhluk berbeda ras ini terus melakukan serangan. Gerakan mereka berdua awalnya bisa dilihat oleh warga yang menonton pertarungan mereka dari kejauhan. Akan tetapi semakin lama, gerakan tubuh Jaka Kelud dan tubuh siluman harimau putih semakin cepat saja. Hingga yang terlihat sekarang hanyalah bayangan putih dan bayangan hitam yang saling menyerang dan menghindar. Sesekali sosok mereka terlihat, saat mereka saling beradu serangan disertai dengan suara menggelegar dari benturan kedua energi prana mereka berdua. Suminten yang ada di rumah nya, awaln
Bab 291. PERTARUNGAN MANUSIA DAN SILUMAN Sosok wujud harimau putih itu semakin lama semakin nyata dan berdiri dengan gagah di depan Jaka Kelud. Sementara itu kyai Danu yang sedang dalam keadaan tertotok dan kesadarannya sudah mulai pulih, ekspresi wajahnya pucat pasi. Ketika melihat sosok luhur Harimau putih yang sebelumnya memasuki tubuhnya dan menguasai kesadarannya. Sementara itu Jaka Kelud yang mengetahui kalau sosok siluman yang merasuki tubuh kyai Danu sudah keluar dari tubuhnya, segera membebaskan totokan nya dengan satu kibasan tangan. Hempasan energi dari tangan Jaka Kelud, bukan hanya membebaskan totokan kyai Danu. Bahkan saking kuatnya hempasan energi yang keluar dari tangan Jaka Kelud, membuat tubuh kyai Danu yang mempunyai berat sekitar tujuh puluh kilogram ikut terlempar sejauh dua puluh meter. Meskipun terlempar sejauh dua puluh meter, akan tetapi tubuh kyai Danu jatuh dengan lembut di atas rumput lapangan tanpa luka sedikitpun.
Bab 290. MUNCULNYA SOSOK LUHUR HARIMAU PUTIH Brak….! Pukulan mereka berbenturan di udara, sekali lagi tubuh kyai Danu terhempas ketika serangannya di tangkis Jaka Kelud. Efek dari benturan energi antara Jaka Kelud dan siluman Harimau yang masuk ke tubuh kyai Danu, membentuk sebuah aliran energi yang menghempaskan benda-benda yang ada di dalam rumah. Meja, kursi, lemari hancur berkeping-keping terkena imbas dari pertemuan kedua energi itu. Sementara Karno dan yang lainnya juga tak luput dari efek benturan energi kedua orang yang berbeda jenis ini. Tubuh mereka terhempas menghantam dinding dengan mulut menyemburkan darah segar. Jaka Kelud yang melihat kejadian ini segera tersadar, kalau di sekelilingnya ada orang lain yang bisa terluka karena pertempuran mereka. Sementara itu tubuh kyai Danu yang terhempas menghantam dinding, tampak menjebol dinding rumah hingga hancur. Debu berterbangan akibat hantaman tubuh kyai Danu, hal ini tentu saja
Bab 289. MENGHAJAR SILUMAN HARIMAU YANG MERASUKI TUBUH WIDURI “Kurang ajar, sepertinya kamu memang sudah ingin mati berani mengusik keberadaan ku.” “Apa tidak salah apa yang kamu katakan? Apakah tidak sebaliknya kamu yang akan mati, berani mengganggu bangsa manusia?” Sementara itu kyai Danu dan warga yang lainnya, tampak terpana melihat apa yang sedang dilakukan Jaka Kelud. Mereka sama sekali tidak menyangka, kalau Jaka Kelud yang terkenal sebagai pemuda yang ramah dan suka membantu warga kampung lereng gunung Kelud, ternyata mempunyai kemampuan untuk melawan sosok bangsa siluman yang merasuki tubuh Widuri. Apalagi mereka mendengar percakapan saling mengancam antara Jaka Kelud dengan Widuri yang sedang dikuasai siluman Harimau. “Hai Siluman, saya peringatkan. Cepat keluar dari tubuh Widuri, atau saya akan menghabisimu!” “Ha ha ha ha…. dasar manusia lemah, berani-beraninya kau mengusirku. Terima ini!” teriak Widuri dengan suara serak dan berat, tidak
Bab 288. KERASUKAN SILUMAN HARIMAU Tubuh Widuri yang sebelumnya kaku dan kejang-kejang, seketika menjadi diam dan lemas setelah diberi doa oleh kyai Danu. Semua orang langsung menghela nafas lega, ketika melihat kondisi Widuri sudah membaik. Belum juga helaan nafas lega mereka selesai, tiba-tiba saja tubuh Widuri mulai bereaksi. Kali ini bukan hanya kejang-kejang tubuhnya, akan tetapi kedua tangannya terlihat mulai membentuk cakaran dan mulutnya terlihat tersenyum garang seperti senyuman binatang buas. Apalagi ketika melihat mata Widuri yang melotot, memandangi semua orang yang ada disekelilingnya. “Grrr… aumm….!”Tiba-tiba saja Widuri mengeluarkan suara geraman, kemudian disusul tubuhnya meloncat tinggi sambil menyabetkan cakarnya kearah kyai Danu dan warga yang sebelumnya memegangi tangannya. Wuss… wuss… wuss… wuss… Crak… crak…. crak… crak… crak… “Argh…!” “Argh…!” “Argh…!” “Argh…!” Dengan reflek se
Bab 287. KYAI DANU Kejadian ini tentu saja mengejutkan orang tua gadi kampung itu, orang tuanya yang sudah berusaha membaca bacaan-bacaan yang mereka tahu untuk menyadarkan tubuh anaknya yang seperti kesurupan. “Sshhh…. Grrrr…. shhh… Grrr…” Berapa warga yang sudah datang ke rumah orang yang meminta tolong, segera berusaha memegangi tubuh gadis kampung itu sambil membaca doa-doa. Akan tetapi situasi gadis kampung itu sama sekali tidak ada perubahan. “Bagaimana ini, kita sudah berusaha menyadarkannya. Akan tetapi Widuri tidak kunjung sadar?” “Karman, apa yang sebenarnya terjadi dengan anakmu? Kenapa dia tiba-tiba kesurupan begini?” kata salah satu warga menyambung perkataan warga yang lainnya. “Saya juga tidak tahu, tadi Widuri baru saja membantu istriku memasak di dapur dan saat keluar dari dapur entah kenapa dia seperti ini,” kata Karman atau orang tuanya Widuri. Yang tadi berteriak minta tolong adalah Karman itu sendiri, kini setelah sudah ba