หน้าหลัก / Urban / Pewaris Naga Majapahit / Bab 299. BERTEMU DI KOTA KEDIRI

แชร์

Bab 299. BERTEMU DI KOTA KEDIRI

ผู้เขียน: MN Rohmadi
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-06-28 11:02:45

Bab 299. BERTEMU DI KOTA KEDIRI

Begitu turun dari mobil, Suminten langsung berjalan mendekati Jaka Kelud dengan ekspresi penuh dengan keheranan.

“Jaka, kamu tidak apa-apa? Kata orang-orang kamu habis berkelahi dengan siluman harimau putih,” Cecar suminten begitu di depan Jaka Kelud dan menyentuh tangan serta wajah anak kesayangannya ini dengan perasaan khawatir.

“Saya tidak apa-apa bu. Jadi ibu tidak perlu mengkhawatirkanku.”

“Syukurlah, ibu sudah panik saat mendengar kamu sedang berkelahi dengan siluman harimau putih. Apalagi saat mendengar kalau kamu menghilang dari lapangan desa.”

“Saya baik-baik saja bu, lihatlah keadaan anakmu ini. Bukankah Jaka masih seperti sediakala?”

“Pak Lurah, terima kasih atas bantuan pak lurah sudah mengantar ibuku kemari.”

“Tidak apa-apa, saya senang kok membantu kamu dan mbok Suminten,” kata lurah Bambang sambil tersenyum.

Kemudian Jaka Kelud mengajak ibunya dan lurah Bambang menuju cafe yang ada di hotel ini un
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทล่าสุด

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 344. KETERKEJUTAN MELATI SUGIRI

    Bab 344. KETERKEJUTAN MELATI SUGIRI “Uhuk… uhuk…” Camelia pura-pura terbatuk untuk menghilangkan kegugupannya mendengar perkataan Melati Sugiri. Orang tua mana yang tidak marah, jika mendengar ada orang yang berani memarahi anaknya. Camelia dan Rustam pun menyadari hal ini, sehingga mereka seakan membisu tidak bisa menjawab pertanyaan Melati Sugiri. “Maafin kami jeng Mel, kami sebelumnya tidak tahu kalau Jaka Kelud itu adalah Rangga Buwono anakmu. Karena itulah Rustam memarahi Jaka malam kemarin.” “Kalian ini, bukankah kalian sudah tahu kalau Jaka Kelud itu adalah Rangga anakku dari penuturan Intan? Kenapa kamu masih saja memarahi anakku?” “Bukan begitu jeng Mel, kemarin malam suami saya belum tahu kalau Jaka Kelud adalah Rangga Buwono anak kamu. Kami baru tahu hal ini setelah nak Jaka Kelud pulang dan kami akan memarahi Intan. Saat itulah Intan menceritakan siapa Jaka Kelud itu,” perasaan Camelia Widodo seakan menjadi lega setelah mengatakan h

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 343. MERASA BERSALAH

    Bab 343. MERASA BERSALAH “Anak kampung? Siapa yang kamu maksud sebagai anak kampung?” terdengar suara Melati Sugiri yang dari speaker ponsel. Begitu mendengar perkataan Melati Sugiri, tanpa sadar Camelia Widodo menepuk-nepuk mulutnya dengan perlahan setelah merasa kalau perkataannya barusan yang mengatakan Jaka Kelud sebagai anak kampung sangatlah terlalu lancang. “Aduh… kenapa mulut ini bisa keceplosan begini? Apa yang harus saya katakan kepada Melati Sugiri?” kata Camelia Widodo dengan wajah panik sambil menatap Rustam Warsito yang juga ikut panik saat mendengar perkataan Melati Sugiri. “Jeng… jeng… jeng Lia… ada apa? Kenapa jeng Lia diam?” terdengar suara Melati Sugiri yang merasa penasaran dengan apa yang dilakukan Camelia Widodo yang tidak langsung menjawab pertanyaannya. Segera saja Camelia tersadar dari lamunannya saat mendengar suara Melati Sugiri. “Eh, iya, maaf saya sedang ada pikiran jadi omongan saya jadi ngelantur. Harap jeng Melati memaklum

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 342. AIR MATA BAHAGIA

    Bab 342. AIR MATA BAHAGIA Melihat ekspresi kedua orang tuanya yang terlihat sangat penasaran, bukannya langsung mengatakan apa yang baru saja tadi dia katakan, Intan malah pura-pura tidak mendengar dan kembali menggigit sandwich di tangannya. Melihat sikap cuek Intan, Rustam Warsito yang sudah tidak sabar ingin segera membentak saat tangannya mulai bergetar sambil menunjuk ke arahnya. Akan tetapi Camelia segera menatap wajah suaminya dengan tatapan tajam, seakan memberi kode kalau dia tidak boleh berkata kasar kepada Intan. Benar saja setelah mendapat tatapan tajam dari Camelia, Rustam seperti katak yang di injak tubuhnya langsung terdiam tidak berani mengeluarkan suara. Setelah memberi peringatan kepada Rustam, Camelia kembali menatap Intan dan berusaha membujuk untuk menceritakan berita yang sangat mengejutkan ini. “Intan… please… ibu ingin dengar lagi apa yang tadi kamu katakan? Apa yang kamu katakan tadi beneran?” Setelah bersikap cuek unt

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 341. KABAR MENGEJUTKAN TENTANG JAKA KELUD

    Bab 341. KABAR MENGEJUTKAN TENTANG JAKA KELUD “Intan, kamu dengar ibu ngomong apa?” kata Camelia Widodo mengeraskan suaranya sambil menatap Intan yang sedang asik mengolesi selai di roti tawarnya sambil menepuk paha anak gadisnya yang duduk disampingnya. Intan segera menghentikan aktivitasnya dan menoleh ke ibunya dalam diam, tatapannya menyiratkan sebuah arti kalau dia tidak ingin membahas soal tadi malam. Camelia menatap wajah Intan dengan tajam, dalam benaknya mulai menebak kalau anak gadisnya ini sedang dilanda cinta. Hanya saja cinta yang dimiliki anak gadisnya sepertinya salah sasaran, karena Intan mencintai anak kampung yang tidak jelas . Setelah menghela nafas perlahan, Camelia mulai membuka percakapan, “Intan tadi malam kamu habis darimana?” Intan tidak langsung menjawab pertanyaan ibunya, dia terlebih dahulu menggigit roti di tangannya dan mengunyahnya perlahan dan menelannya, barulah dia membuka mulutnya. “Intan main kerumah Jaka Kel

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 340. KEMARAHAN RUSTAM WARSITO

    Bab 340. KEMARAHAN RUSTAM WARSITO Sementara itu Intan yang melihat ayahnya sedang berbicara dengan warga, segera saja masuk kedalam rumah. Dia juga merasa malu, kalau ada orang yang melihat dirinya sedang dimarahi orang tuanya. Setelah kedua warga itu pergi, Rustam Warsito segera kembali menoleh kearah Intan yang sebelumnya sedang dimarahi. Akan tetapi pandangannya hanya menemukan tempat kosong, karena Intan sudah masuk kedalam rumah, meninggalkannya sendirian. “Dasar anak kurang ajar, berani-beraninya pergi saat orang tua berbicara,” gerutu Rustam Warsito yang segera menyusul Intan masuk kedalam rumah. Sementara itu dua satpam yang berjaga di pintu gerbang, sedari tadi hanya bisa diam menyaksikan perdebatan Rustam Warsito dan Intan. Mereka berdua hanya berdiri seperti patung, tidak berani mencampuri urusan ayah dan anak itu. Intan yang sudah masuk kedalam rumah segera memasuki kamarnya dan mengunci pintunya. “Intan… keluar!” suara R

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 339. PERTENGKARAN AYAH DAN ANAK

    Bab 339. PERTENGKARAN AYAH DAN ANAK Jaka Kelud yang dibentak Rustam Warsito hanya bisa diam Dia memang sudah tahu kalau dia akan dimarahi orang tuanya Intan Warsito jika mereka tahu kalau anaknya masih berhubungan dengannya. Karena itulah dia tetap diam, karena jika dia menjawab atau membela diri juga tidak berguna. “Kenapa diam saja? Jadi orang itu harus bisa melihat asal usulnya, sebelum mau mendekati anak saya. Ingat, sekali lagi saya tahu kalau masih berhubungan dan Intan, maka jangan salahkan aku jika bersikap kasar!” “Maafkan saya pak, saya pamit, Assalamualaikum,” melihat situasi sudah tidak kondusif, Jaka Kelud buru-buru mengucapkan salam dan langsung masuk ke mobilnya. Dia menghiraukan ekspresi kesal diwajah Rustam Warsito yang ditinggalkannya. Sementara itu Intan yang baru saja memarkirkan mobilnya di halaman, dan baru saja membuka pintu untuk keluar dari mobil sangat terkejut ketika mendengar perkataan ayahnya. “Apa yang dilakukan a

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status