Bab 362. DITANGKAPNYA SAMUEL CS Dan yang paling membuat mereka terkejut adalah saat melihat ada delapan pistol berperedam yang tergeletak di bawah kaki kedelapan pria berbadan besar ini. Dengan sigap, para petugas Polisi langsung memborgol pengawal Samuel dan memasukkan senjata mereka kedalam kantong plastik sebagai barang bukti. Samuel dan Rick sama sekali tidak menyangka kalau aksi mereka ternyata gagal saat mau merebut sebuah perusahaan kecil di kota Jakarta ini. Pada saat semua orang sedang panik dan ada juga yang bersuka cita dengan kemunculan para petugas Kepolisian, ada satu orang yang tetap duduk santai di kursinya, siapa lagi kalau bukan Jaka Kelud. Situasi ini sepertinya tidak mengejutkan Jaka kelud, sehingga dia masih bersikap santai. Sepuluh orang asing ini yang berpura-pura mau berinvestasi, ternyata niat mereka sebenarnya adalah merampok perusahaan mereka. Akan tetapi aksi mereka sepertinya mengalami kegagalan, siapa yang meny
Bab 361. PANGGILAN DARURAT CALL 110 ”Apa yang terjadi, kenapa kalian diam saja? Cepat tembak orang itu!” perintah Samuel dengan wajah memerah menahan amarahnya sambil menunjuk ke arah Jaka Kelud. Akan tetapi sepertinya anak buahnya sudah tidak bisa menjalankan perintahnya, bagaimana mereka bisa menjalankan perintah Samuel, kalau kedua tangannya sudah terluka tertembus pulpen milik Jaka Kelud. Ekspresi Samuel semakin menggelap melihat kedelapan pengawal hanya bisa diam dan membiarkan pistol yang tergeletak di bawah kaki mereka begitu saja. Akhirnya Samuel segera memasukkan tangannya kedalam jas yang dipakainya, sepertinya dia akan mengambil pistol yang dibawanya. Mata Jaka Kelud yang setajam elang segera tahu apa yang akan dilakukan Samuel, dengan cepat dia kembali melempar pulpen di tangannya yang langsung menembus tangan Samuel yang sedang masuk ke dalam jasnya. Wuss…. Crep… “Aww…!”Teriakan kesakitan keluar dari mulut Samuel, ketika
Bab 360. PULPEN TERBANG Terdengar suara benturan keras saat dua kaki saling beradu, disusul suara seperti tulang patah yang terdengar sangat renyah seperti bambu kering yang terinjak roda mobil truk. Tiba-tiba saja ekspresi wajah Rick berubah menjadi buruk, meskipun tidak terdengar suara teriakan tanda kesakitan. Hanya saja dia langsung menarik kakinya dengan cepat, ketika tendangannya bertemu dengan kaki Jaka Kelud yang sebelumnya saling menyilang. Berbeda dengan ekspresi wajah Jaka Kelud, dia masih duduk dengan santai di kursinya sambil memainkan pulpen di tangan kirinya dengan ekspresi datar seakan tidak terjadi apa-apa di sekelilingnya. Berbeda dengan ekspresi wajah sekretaris Sulistina, matanya membelalak lebar seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Mana mungkin dia bisa percaya? Melihat pemandangan yang sangat menakjubkan di hadapannya. Sebelumnya dia melihat keanehan ketika enam pistol berperedam ditangan keenam pengawal Rick,
Bab 359. SERANGAN RICK “Brengsek, sepertinya kamu sudah ingin segera bertemu Malaikat maut. Baiklah, kalau itu memang keinginan anda,” kata Samuel dengan nada sinis. Kemudian tangan Samuel terangkat sedangkan jari tangannya bergerak memberi kode kepada para pengawal untuk segera mengeksekusi Jaka Kelud. Akan tetapi pada saat jari telunjuk para pengawal itu akan dimasukkan kedalam pelatuk, tiba-tiba saja entah darimana datangnya melesat sebuah benda hitam kecil menembus pergelangan tangan mereka. Wuss... jleb.. jleb… “Argh… argh.. argh…!” Pletak… pletak… pletak…Enam pistol berperedam yang ada di tangan keenam pengawal Samuel jatuh menghujam lantai menimbulkan suara cukup keras. Kejadian ini tentu saja mengejutkan semua orang, terutama para pengawal yang tertembus sebuah benda panjang hitam yang panjangnya sekitar lima belas centimeter. Benda kecil panjang itu langsung menghilang masuk ke dalam dinding beton setelah menembus pergelang
Bab 358. DIANCAM “Apa yang akan kalian lakukan? Apa kalian tidak sadar sekarang berada dimana?” teriak sekretaris Sulistina yang berusaha mengingatkan para pengawal Rick Geraldine. “Ha ha ha ha… untuk apa kami harus tahu? Sebentar lagi perusahaan ini akan menjadi milik kami,” kata Samuel yang mengabaikan peringatan sekretaris Sulistina. Jaka kelud masih duduk dengan santai di tempatnya, dia sama sekali tidak ketakutan maupun khawatir ketika keempat pengawal Samuel yang bertubuh besar menghampirinya. Wajah sekretaris Sulistina sudah memucat, kemudian dia mengambil ponselnya dan berniat meminta bantuan. Akan tetapi salah satu pengawal sudah merebut ponsel sekretaris Sulistina, hanya dengan satu sambaran. “Apa yang kamu lakukan? Cepat kembalikan ponselku!” teriak sekretaris Sulistina sambil melayangkan tangannya untuk merebut kembali ponsel yang ada di tangan pengawal itu. Akan tetapi apalah daya, tenaga seorang wanita biasa di hadapan pengawal berb
Bab 357. SIKAP TEGAS JAKA KELUD Dari senyuman itu, Jaka Kelud bisa melihat kalau kedua orang ini tampaknya memandang rendah dirinya. Dengan ini saja Jaka Kelud bisa menangkap maksud kedatangan mereka sepertinya tidak baik, apalagi melihat pengawal mereka yang bertubuh tinggi dan besar berjaga di pintu ruang pertemuan ini. Meskipun sudah bisa menebak maksud tidak baik dari tamu asing yang datang berkunjung, Jaka Kelud masih bisa bersikap santai seakan dia tidak menyadari maksud kedatangan mereka. “Ha ha ha ha… kebetulan CEO Jaka kelud sendiri yang menyambut kami,” kata Samuel sambi tertawa. Meskipun tertawa tapi suara tawanya bukanlah tawa ramah akan tetapi tawa penuh dengan nada merendahkan. Jaka Kelud tidak menanggapi perkataan Samuel, dia menatap ke arahnya dengan tatapan santai untuk mendengar lebih lanjut perkataannya. Kemudian Samuel melanjutkan perkataannya, “CEO Jaka, kebetulan anda bisa bertemu kami. Dengan kehadiran anda, maka urusan i