Share

CH. 4 - Menjawab Pertanyaan

“Tidak ada siapa-siapa?!” Xiao Xian menjerit tertahan. Jelas jelas ia merasakan adanya hembusan napas, tak hanya suara tetapi juga sensasi dingin seperti ditiup-tiup, ia yakin ia benar-benar merasakan hembusan napas sesuatu.

‘Hhh… Hhhh… Hhh…’

Kali itu, hembusan napas terasa kembali, yaitu tepat di sebelah kiri telinga Xiao Xian. Xiao Xian melompat mundur dan menggosok telinganya dengan tangan gemetaran. Tak menunggu lama, Xiao Xian berlari ke arah pintu tetapi anehnya, sekencang apapun ia berlari menuju ke pintu perpustakaan lama, jarak keduanya seolah tak pernah berkurang.

Keringat dingin mulai mengucur di pelipis Xiao Xian, membuat lukanya yang menganga terasa perih kembali setelah terkena kucuran keringat.

“Aku tidak percaya hantu! Lagi pula, ini masih siang! Siapa sebenarnya yang sedang mengerjaiku, keluarlah, kita selesaikan ini secara jantan!” Xiao Xian menjerit sekuat tenaga, nyatanya, tak seorang pun menjawab pertanyaan sekaligus tantangannya. Tetapi, deru hembusan napas masih terdengar jelas di telinganya. Terkadang berada di tengkuk belakang, terkadang ada di sisi telinga kanan dan kiri, terkadang juga berada tepat di depan hidungnya.

“Jangan menjadi pecundang! Tunjukkan dirimu!” Xiao Xian memberanikan diri mengumpat, bersamaan dengan itu, sebuah suara mengerikan mendadak menggema di seluruh ruangan.

“Pecundang katamu?!”

BRUAAAK!!!!

Tubuh Xiao Xian terpental ke belakang dan menghantam rak buku, beberapa tumpukan buku yang terjatuh segera menghujani Xiao Xian yang tengah tersungkur ke lantai.

Tap Tap Tap…

Derap langkah kaki mendekat, Xiao Xian masih dalam posisi meringkuk membelakangi arah seseorang yang datang, jadi ia belum mengetahui siapa sosok yang sedang melakukan perundungan kepadanya itu. Karena khawatir akan segera diserang kembali, Xiao Xian mencoba membalikkan badan dan menyingkirkan tumpukan buku yang berjatuhan di kepalanya.

“Si… Siapa… Siapa… Anda?”

Xiao Xian tak pernah percaya kepada hantu tetapi ia bersumpah, sosok yang mendatanginya saat itu bisa dipastikan bukanlah manusia. Setidaknya, tak ada manusia yang tembus pandang seperti sosok pria yang mendekatinya itu.

“Eh, siapa kau sebenarnya?”

Pria tembus pandang itu mengurut janggut, terlihat sedikit kaget atas pertanyaan yang Xiao Xian lontarkan.

“Bukankah aku yang lebih dulu bertanya? Si… Siapa anda?” Xiao Xian mengulang kembali pertanyaannya, tak peduli ketakutannya telah memuncak hingga ke ubun-ubun, nyatanya, rasa penasarannya juga sama besar. Untuk pertama kalinya dalam hidup, baru kali itu Xiao Xian bertemu dengan sosok menyerupai manusia tetapi berwujud tembus pandang.

“Eh, bocah! Kau tak dengar aku juga bertanya?” Pria itu menuding tepat ke arah hidung Xiao Xian. “Bagaimana bisa kau melihat wujudku?” Pria tersebut menggaruk kepalanya yang juga transparan, ia telah berada di perpustakaan lama tersebut selama sekitar empat ratus limah puluh enam tahun, tetapi, baru kali itu ada manusia yang bisa melihat penampakan wujudnya.

Xiao Xian mundur perlahan-lahan, ia cukup yakin bahwa sosok tersebut bukanlah manusia. Sehingga, ia sedang menyusun rencana untuk bisa keluar dari tempat tersebut sesegera mungkin. Sementara itu, sosok pria tembus pandang sepertinya telah mengetahui rencana Xiao Xian.

BRUAAAKKKK!!!

Pintu Perpustakaan lama terbanting cukup keras, si pria tembus pandang tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi putus asa yang terpampang jelas di wajah Xiao Xian. “Jangan harap kau bisa keluar dari tempat ini sebelum aku mendapatkan jawaban yang memuaskan!”

“Apakah setelah aku menjawab pertanyaan, aku bisa bebas?” Xiao Xian bertanya tercekat.

Si pria tembus pandang melipat dua tangannya ke dada. “Bergantung!” tuturnya santai. “Bergantung apakah aku puas atau tidak dengan jawabanmu!”

Xiao Xian menahan napas beberapa saat, andai bocah itu belum terbiasa dengan kesendirian, bisa dipastikan ia tak akan mungkin mampu menahan besarnya rasa takut yang menghantam. Andai Wang Chong atau Lei Xiu yang berada di posisi Xiao Xian saat itu, keduanya pasti segera kehilangan kesadaran atau terkencing di tempat setelah mendapat gangguan dari si pria tembus pandang.

Setelah beberapa saat mengatur napas, Xiao Xian mengepalkan kedua tangannya erat. “Baiklah, mari kita coba. Aku sudah siap menerima pertanyaan.”

Plok Plok Plok Plok!

“Luar biasa sekali bocah ini!” Si pria tembus pandang bertepuk tangan dan terheran-heran dengan bocah kecil yang ada di depannya itu. Nyatanya, Xiao Xian memiliki cukup keberanian dan ketenangan batin untuk menghadapinya. “Baiklah, pertanyaan pertama, apa warna rambutku yang terlihat oleh matamu?” tanya si Pria sembari memegang sejumput rambut panjangnya.

“Ehm… Me… Merah… Sedikit kemerahan, maksudku…”

“Wah! Benar sekali, penglihatanmu bagus juga ternyata! Pertanyaan ke dua, berapa perkiraan usiaku dari wajah dan bentuk fisik yang terlihat di matamu?!”

Xiao Xian memandangi pria tembus pandang itu dengan teliti, sayangnya, ia lebih banyak hidup dalam pengasingan sehingga tak memiliki gambaran yang baik tentang usia seseorang. Dengan sedikit terbata-bata, Xiao Xian menjelaskan situasinya, tetapi pria tembus pandang seperti tak menerima penjelasan Xiao Xian.

“Ehm… Yang kutahu, anda sepertinya seusia dengan Guru Zhang Liao yang ada di sekte Pedang Bambu. Tapi, aku juga tak tahu berapa usia Guru Zhang.”

Pria tembus pandang mengerutkan dahi, ia pernah mendengar nama Zhang Liao ketika beberapa penatua dan guru sekte tengah memeriksa formasi sihir di perpustakaan lama. Lalu, pria itu pun teringat dengan sosok pemuda rupawan berjubah abu-abu. Ingatannya mengatakan bahwa pria rupawan di usia awal tiga puluhan tahun itulah yang memiliki nama Zhang Liao.

“Ha ha ha! Bagus… Bagus… Jika memang ucapanmu jujur, berarti penampakanku menyerupai bocah tiga puluhan tahun, ah, tidak buruk!”

Perlahan-lahan, Xiao Xian mengangkat telapak tangannya.  “Apakah itu artinya sekarang aku telah bebas?” Xiao Xian bertanya cukup hati-hati. Sayangnya, tawa bernada meledek segera muncul dari bibir pria tembus pandang.

“Kau bahkan belum menjawab bagian pentingnya, bocah kecil!”

Xiao Xian mengerutkan dahi, seingatnya ia sudah menjawab beberapa pertanyaan yang diaujukan oleh pria tembus pandang.

“Ehm… Kau belum menjawab pertanyaan awalku. Siapa dirimu, mengapa kau bisa melihat keberadaanku?” Pria tembus pandang akhirnya mengungkapkan kembali pertanyaan pertamanya.

Wajah Xiao Xian memancarkan aura sedih dan marah dalam waktu yang sama. Setelah beberapa waktu diam, Xiao Xian akhirnya membuka suara. “Namaku adalah Xiao Xian. Selain itu, aku tak tahu apa-apa tentang diriku karena orang tuaku memutus hubungan keluarga denganku. Aku bahkan tidak tahu seperti apa rupa ayah dan ibuku.”

“Eh, jawabanmu belum lengkap, ingat itu!” Pria tembus pandang menuding Xiao Xian tanpa peduli dengan nasib tragis yang dituturkan oleh Xiao Xian.

“Tentang itu…” Xiao Xian kesulitan memberi jawaban. “Itu terjadi begitu saja. Apakah jawaban ini tidak memuaskan anda?”

Pria tembus pandang berjubah hitam itu tertawa terbahak-bahak. “Tidak juga, sepertinya aku cukup puas dengan jawabanmu. Tetapi, karena kau telah menunjukkan bakat bisa melihat wujudku, maka, kau tak memiliki pilihan lain selain kujadikan wadah nyawaku. Ha ha ha!”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status