Share

23. Niken Yuan

Penulis: D'Rose
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-09 11:11:51

Zee dan Niken datang tepat waktu langsung mendatangi tempat mereka melakukan kesepakatan awal, keduanya berjalan saling mendekat. Zee dengan langkah mantap dan padangan mata yang tajam, sedangkan Niken berjalan dengan langkah yang ringan, ada rona merah dikedua pipi karena tersenyum melihat sosok Zee dihadapannya, bahkan mata Niken juga ikut tersenyum"Aku menerima penawaranmu." Uca Zee tanpa banyak basa-basi lagi.

Niken tersenyum dengan merekah mendengar pernyataan dari Zee. "Sudah kuduga. Dari awal aku percaya feeling ku, kamu akan meneriam tawaran ini." Huh? Dia benar-benar terobsesi dengan Zee. Bila dilihat dari sudut pandang Niken, tentu pihak yang tidak mendapatkan apa-apa dari perjanjian ini adalah dirinya.

“Tapi aku punya permintaan khusus yang harus kita sepakati terlebih dahulu.” Zee mentap Niken yang masih tersnyum padanya. Niken mengibaskan tangan merasa kalau itu tidak masalah.

"Aku bisa memenuhi persyaratanmu itu. Ayo, ikut denganku." Niken mengajak Zee untuk pergi bersam
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pewaris Tunggal Berdarah Dingin   43. Jodoh Yang Disiapkan

    "Bagaskara.""Hm! Kakek merasa kurang setuju dengan keluarga itu, selain karena Tedi terlalu banyak memiliki kerja sama dengan mereka aku tidak yakin semua itu kerja sama bisnis biasa. Pasti mereka mempunyai rencana yang tidak ketahui.""Aku juga berpikir demikian, apalagi beberapa kali mendapati Thea seperti diabaikan oleh suaminya.""Zee, cari tahu semua kabar terbaru serta keadaan rumah tangga Thea, biarkan Raka melakukan semuanya. Aku memberikan otoritas penuh, jika dia membutuhkan sesuatu segera fasilitasi dengan kualitas yang terbaik." Zee sudah memantapkan diri agar tidak bertindak sembrono lagi, menuruti kehendak kakeknya. Namun perasaannya pada Thea memang tidak pernah padam mendengar hal ini saja sudah membuat Zee sangat senang. Hatinya yang sempat kosong kini kembali membara dan terbakar menjadi semangat "Jika dia tidak bahagia dengan pernikahannya, kamu harus kembali membawa Thea. Kita berdua masih sanggup memberikan bahkan lebih dari sanggup untuk memenuhi kebutuhan Thea

  • Pewaris Tunggal Berdarah Dingin   42. Meluruskan Kesalah Pahaman

    "Jangan dibukan Kek, besok saja kita berbicaranya. Aku melihat Kakek sudah sadar saja sangat senang dan cukup puas. Pelan-pelan saja aku masih bisa menunggu." Zee menahan Georgio yang hendak melepaskan selang oksigen yang menutup mulut dan hidungnya. Georgio juga menurut saja apa yang dikatakan Zee saat melihat Eva mengangguk menyetujui apa yang disarankan oleh Zee. Sebagai gantinya Georgio mengelus rambut Zee kemudian turun ke wajahnya, sudah berapa tahun dia tidak bertemu dengan salah satu cucu kesayangannya ini. "Kakek maafkan. Aku yang salah, enggak tahu diri dan wajib dihukum oleh keluarga Theodora. Kalian sudah melimpahkan harta dan kebahagian yang sangat banyak padaku. Aku dengan disengaja merusak masa depan yang sudah cerah dan jelas berada dalam genggamanku." Jika Georgio tidak menepuk-nepuk punggung tangan Zee untuk berhenti, mungkin Zee seharian akan menyalahkan dirinya didepan Georgio. "Aku sudah menyadari kesalahanku dan aku sedang melakukan perbaikan untuk kedepannya dem

  • Pewaris Tunggal Berdarah Dingin   41. Hampa

    "Semuanya berjalan dengan baik." Itu kalimat pertama saat Eva bertemu dengan Rafli di teras rumah. Eva mengangguk dan setelahnya Rafli memilih untuk meninggalkan orang-orang yang menyambut kedatangan mereka. Beberapa anggota lain yang tidak suka melihat kelakuan Rafli dan hendak mencegahnya pergi begitu saja, namun Eva memberi isyarat untuk membiarkan Rafli. Fokus mereka sekarang harus tertuju pada Zee yang sedang mengelurkan Georgio dibantu dengan anggota yang lainnya. Genta dan Eva segera cekatan membawa Georgio kedalam kamar yang sudah disiapkan dan si sulap tidak kalah dengan kamar rawat kelas VVIP . Segala macam peralatan yang dibutuhkan sudah ada disana. Zee tidak menganggu lagi dan memilih menunggu dengan jarak saat Eva dan Genta yang sedang melakukan pemeriksaan terhadap Georgio, mengecek detak jantung, pupil mata serta mulai memasangkan alat-alat itu pada tubuh Georgio. Barulah setelah semua selesai Eva dan Genta mendekat pada Zee untuk melaporkan kondisi Georgio. "Apa kondi

  • Pewaris Tunggal Berdarah Dingin   40 Misi Penyelamatan

    Keberadaan Zee saat ini sangat berbahaya. Karena sudah ada pihak yang berani memata-matai mereka. Cepat atau lambat Tedi akan segera mengetahui bahwa Zee masih hidup. Mereka putuskan untuk segera membereskan misi kali ini. Rencananya, Raka akan berpura-pura menjadi pasien, dan berbaur dengan antrian pasien di ruang tunggu. Itu lebih memudahkan dirinya memantau pergerakan kami dan juga cctv sekitar. "Kamera CCTV lorong A dan E sudah aku aturkan. Rafli kamu bisa bergerak sekarang." ucap Raka dalam interkom yang mereka pasang masing-masing sebagai tanda komunikasi. "Baik, aku mengerti." Kemudian Rafli mulai bergerak, sebelumnya sudah memantau bahwa tidak sembarangan dokter yang bisa masuk kedalam ruangan itu. Langkah pertama, dia akan menyamar menjadi cleaning service dengan menggunakan hal tersebut dia bisa memasuki akses ruang ganti dan mencuri ID Card dokter yang ditargetkan dan Raka membantu dengan melihat jadwal dokter tersebut sebelumnya. Misi sudah di mulai setengah jam yang lal

  • Pewaris Tunggal Berdarah Dingin   39. Ruangan Mencurigakan

    Mereka akhirnya tertidur di gang sempit itu semalaman. Orang yang pertama bangun sepertinya Raka, sebab ketika Zee membuka mata, dia melihatnya sudah berkutat dengan laptop dan ponsel. Sementara Rafli masih tidur lelap di kursi pengemudi. Mungkin dia lelah mengemudi semalaman. Zee kebingungan tidak bisa keluar dari mobil saja, karena gang ini benar-benar pas dengan body mobil. Sangat sulit untuk membuka pintunya saja barang sedikit. Sekarang yang bisa dilakukan Zee hanya menunggu Rafli bangun. Tidak mau juga dirinya membangunkan Rafli secara paksa juga. Zee mencoba mengecek takut kalau Eva tidak mendapatkan perkembangan kabar dari misi ini. Namun ponselnya yang ternyata mati kehabisan batreai. Gerak-gerik Zee membuat fokus Raka menjadi buyar, dia bisa melihat Zee mulai tidak nyaman berada di kursi belakang lewat kaca spion tengah. “Tuan muda sudah bangun?” Suara Raka membuat Rafli jadi terbangun. Dia merenggangkan tubuhnya sejenak untuk kemudian ikut menengok kearah belakang. “Po

  • Pewaris Tunggal Berdarah Dingin   38. Pengejaran Dini Hari

    "Bisa jadi, karena kalian berdua mengintai rumah itu. Mungkin kalian juga enggak sadar sedang diperhatikan juga." "Sikap kami masih terlihat wajar dan kami rasa enggak terlalu lama berada disana." "Tetap saja, mereka bukan keluarga konglomerat biasa, sehingga pergerakan sekecil apapun bisa menjadi perhatian mereka.” Zee teridam, dalam hati membenarkan dari penjelasan dari Raka dan merenungkan sikap gegabahnya. Apa yang ditakutkan dan peringatan Rafli yang dianggap sepele oleh Zee menuai hasil yang sangat cepat. Rafli sempat melihat kearah Zee namun tidak merespon apapun. Dia cukup puas tuan mudanya akan belajar dari kesalahan. Risiko dari masalah ini masih bisa diatasi.“Itu sudah berlalu, sekarang kita harus pergi dari hotel ini. Keberadaan kita sudah ketahuan pihak luar. Tidak menutup kemungkinan keluarga Theodora juga lambat laun akan tahu.” Raka dan Zee saling menatap, menit berikutnya mereka berpencar langsung mengemasi barang bawaan masing-masing. 10 menit kemudian, mereka be

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status