Belum sampai di IGD, Brandon akhirnya ambruk juga alias pingsan di dalam mobil, banyaknya darah yang keluar dari luka bekas tembakan membuat ia tak mampu bertahan lebih lama.
Apalagi jarak dari cottage ke rumah sakit lumayan lama, yakni hampir 45 menitan, sehingga Brandon tak mampu bertahan lebih lama.
Konsin, pengawal Dato Hasim yang membawa Brandon langsung buru-buru memanggil tenaga medis dan Brandon pun dipindahkan ke dipan rumah sakit dan di bawa langsung ke ruang perawatan darurat, sekaligus masuk ruang operasi.
Sesuai perintah Dato Hasim yang diteruskan Asisten Rahman ke Pengawal Konsin, Brandon langsung di operasi saat itu juga, agar hal-hal yang tidak diinginkan bisa dihindari.
Namun, satu hal yang tak Brandon ketahui, Konsin juga berbisik pada dokter di rumah sakit itu, agar mengambil sampel darah Brandon sekaligus sampel rambut, sebagai bahan tes DNA.
Dato Hasim secara cerdik memerintahkan Asisten Rahman agar melakukan hal ini, di saat B
Brandon kembali tertunduk, ia benar-benar bingung apa yang harus diperbuat kini, orang tua yang berada di depannya saat ini adalah ayah biologisnya, tak ada keraguan lagi, di tambah dengan hasi tes DNA yang menyatakan 99,9 % Brandon adalah anak kandung Dato Hasim.“Jawablah Brandon, jangan hanya diam!” desak Dato Hasim lagi, kali ini suaranya malah agak tegas, seakan meminta Brandon jangan lagi berbohong tentang jati dirinya selama ini.“A-aku…!”“Apa kamu malu memiliki seorang ayah seperti aku?” desak Dato Hasim lagi.Brandon langsung menggelengkan kepalanya, dia mengangkat wajahnya tapi buru-buru ditundukan lagi, tatapan tajam dari Dato Hasim membuat dia seakan takluk.“Lalu apa…tak tahukah kamu, bertahun-tahun aku mencari kamu dan ibu kamu, sampai putus asa, karena jejak kalian bak hilang di telan bumi, namun ketika kamu sudah berada di dekatku selama tiga bulanan lebih ini, kamu tetap bers
Seminggu kemudian…Brandon kini terkaget-kaget, saat akan meninggalkan rumah sakit dia sudah di sambut seorang pejabat rumah sakit yang belakangan ia baru tahu kalau pria itu Direktur Utama rumah sakit ini.Dua pengawal yang setia menjaga dirinya selama di rumah sakit menunduk hormat padanya dan mempersilahkan Brandon masuk ke mobil mewah yang sudah standy di lobby rumah sakit.Bahkan para dokter yang selama ini merawatnya juga menunduk dalam-dalam, tanda hormat padanya, tentu saja para dokter sudah tahu semua berdasarkan ucapan Asisten Rahman, kalau Brandon adalah anak kandung Dato Hasim.Sehingga sejak saat itulah perubahan terjadi, Brandon dianggap bak raja yang sedang di rawat, harus terus di pantau setiap detik kesehatannya.Brandon langsung di bawa kembali ke rumah Dato Hasim, saat sampai di pintu gerbang, Brandon kini merasa aneh, karena penjagaan di rumah Dato Hasim makin di perketat, bukan hanya para pengawal yang berjaga, tapi juga
Mata Brandon benar-benar masih berkunang-kunang, ia sudah tak mendengarkan lagi penjabaran dari Pengacara Witan yang menjelaskan detil-detil harta milik Dato Hasim. Sampai akhirnya Witan selesai membacakan semuanya, Brandon masih seakan bermimpi.“Tengku Brandon…tolong segera tanda tangani berkas-berkas yang sudah ada di depan Tengku,” Witan menatap wajah Brandon yang bengong tersebut, sampai-sampai Ina, salah satu staf Witan terdiam lama menunggu, karena Brandon belum juga bereaksi untuk meneken berkas tersebut, ia masih seakan bermimpi dengan warisan luar biasa ini.“Brandon, kamu dengar bukan apa yang dikatakan Pengacara Witan?”Barulah Brandon kaget ketika mendengar suara Dato Hasim ini, ia menoleh lalu menatap pengacara Witan, kemudian beralih ke Asisten Rahman, kesadarannya berangsur-angsur pulih dan ia kini bukan berada di dunia mimpi, tapi di alam nyata, di depannya sudah ada setumpuk berkas maha penting yang harus tanda ta
Lima hari kemudian, kesibukan luar biasa terjadi di kantor Hasim Holdings Ltd, Kuala Lumpur, semua direktur yang berjumlah 25 orang berkumpul, di undangan hanya tertulis rapat sangat penting dan tak bisa diwakilkan pada siapapun.Bahkan ada 10 direktur yang sedang berada di luar negeri langsung pulang cepat, begitu mendapatkan pemberitahuan kalau ada rapat mendadak yang maha penting.Mereka sudah hapal, kalau sampai tak hadir di rapat begini, resiko pemecatan sudah membayang, karena Dato Hasim adalah tipikal Presiden Direktur yang sangat tegas, baginya apapun kesibukan, kalau ia sudah ingin mereka berkumpul, maka wajib datang, apapun kesibukan.25 direktur dengan pakaian jas resmi yang mahal dan ditambah parfum-parfum kelas satu sudah duduk rapi di ruangan megah khusus di kantor utama ini.Dari 25 orang ini, terdapat lima orang wanita, pakaian mereka sangat styles dan tentu saja kekinian, usia mereka pun rata-rata masih muda, yakni paling tua 38 tahun dan
Ternyata semuanya ikut bertanya begitu, sehingga rame lagi suasana rapat tersebut. Dato Hasim kembali tersenyum dan menatap mereka seakan sengaja membikin anak buahnya ini penasaran.Semenjak bertemu Brandon dan sudah jelas anak kandungnya, Dato Hasim makin sering tersenyum, beda jauh saat dulu, pandang matanya lebih sering tajam berwibawa dan jarang bicara apalagi tersenyum.Wajahnya yang dingin menimbulkan rasa segan bagi siapa saja, pembawaan itulah yang agaknya menurun ke Brandon saat ini.Dato Hasim tak aneh meliha anaknya ini, baginya itu sudah sifat alami yang sulit di rubah!Setelah suasana tenang dan diam lagi. Dato pun lalu menatap Brandon, semua mata mengikuti pandangan Dato Hasim.“Puteraku itu…inilah orangnya, Brandon Zailani, atau kini bergelar Tengku Brandon Zailani!” Brandon yang dikenalkan diminta Dato memberi hormat pada ke 25 Direktur Utama alias CEO ini, Brandon langsung berdiri dan mengangguk menghormat
Seminggu kemudian, Brandon mulai memahami situasi perusahaan, dia terus dengan tekun mempelajari situasi.Brandon benar-benar tak ingin hanya kesenangan dengan warisan maha besar ini, tapi ia bertekad akan menjaga bahkan memperbesar kelompok usaha ini, inilah yang membuat Dato Hasim kini makin senang dan tambah nyenyak tidurnya dan menikmati masa pensiunnya dengan tenang.Di sebuah rumah mewah, Kelly kaget mendengar Balkan ayahnya marah-marah tak karuan, di samping ayahnya terdapat tantenya Rohima yang juga terlihat marah, serta Om nya atau suami Rohima, yakni Mr Farhan.Juga ada Tante Jasmen, istri kedua ayahnya yang terlihat mengompori Balkan serta tantenya tersebut.“Bang**tttt…si tua Dato Hasim ternyata telah menghibahkan semua hartanya pada anak haram itu!” sungut Balkan.“Bodoh banget si sniper itu, kenapa nggak tembak kepala si Dato dan si anak haram itu sekalian!”Kali ini Rohima yang menyambung ucapan
“Abang nggak bisa ngomong kalau soal keluarga Kelly, karena Kelly kan tau sendiri bagaimana watak Om Balkan dan tante Rohima terhadap ayah!”Kelly lama menatap wajah Brandon, ia harus mengakui dalam hati, wajah pemuda ini sangat tampan, apalagi kini setelah menjadi seorang crazy rich, yang bikin Kelly makin kagum, andai tak ada Brandon, bisa jadi tembakan yang ditujukan pada Dato Hasim, juga akan menyasar kepadanya.“Abang punya kekasih di Indonesia?”Brandon terhenyak kaget dengan pertanyaan Kelly, ia lupa Kelly lama bermukim di Eropa, sehingga soal bicara pacar secara blak-blakan bagi gadis cantik ini bukan hal yang aneh.Brandon berpikir, dengan usia Kelly yang masih remaja, belum saatnya bicara soal begitu.“Abang nggak sempat pacaran Kelly, semenjak putus dulu dengan kekasih abang, sampai kini abang tak pernah lagi dekati wanita!”“Hmm menarik sekali, ceritakan donk kenapa sampai putus?&rd
Kelly ternyata mengenali pria kebule-bulean dan tampan itu, tapi wajahnya langsung jutek, Kelly juga malah makin memeluk tubuh Brandon dan mencueki lelaki itu.Pemuda ini lalu menatap tajam ke arah Brandon, yang di tatap malah balik menatap dengan tajam, Brandon memang memiliki tatapan dingin, sehingga pria itu terlihat kaget juga, ia lalu meninggalkan meja Brandon dan Kelly, karena merasa dicueki gadis cantik ini, walaupun sebetulnya dia gentar dengan tatapan tajam Brandon.Saat lagu DJ berganti lagu lebih soft, sehingga tak lagi menghentak seperti tadi, Brandon lalu mendorong pelan tubuh Kelly agar tak lagi duduk di pangkuannya.“Dia tadi siapa Kelly, mantan kamu ya?”“Ya, namanya John, ga tau kok dia ada di Kuala Lumpur juga!”“Kenapa kamu kurang suka dengannya, kan kalian dulu pernah bersama, walaupun kini mantan!”“Ahh malas omongin tu orang, gaya sok seleb and suka merasa kepedean, mentang-ment