Brandon terbangun saat ada dengusan nafas dan kecupan kecil di bibirnya, ternyata Putri Zeremiah sudah berada di atas tubuh kokohnya, yang bikin Brandon kaget, putri ini sudah polos dan baju kimononya sudah terbuka semua, yang artinya mereka kini sama-sama ak pakai apa-apa lagi.
“Handsome, kamu hebat sekali aku tadi malam sampai benar-benar teler luar dalam kamu bikin, udah lama banget aku tak begitu…!” bisik Putri Zeremiah.
Brandon hanya tersenyum tipis, di pagi itu sang asisten bingung sendiri karena tuan putrinya tak keluar kamar hingga siang hari bersama sang pengawal gantengnya tersebut.
Hubungan minor antara pengawal dan yang di kawal ini terus berlanjut hingga ke Bandung, Surabaya dan Manado, sesusai dengan jadwal Putri Zeremiah selama berkunjung di Indonesia.
Hampir saja putri jelita kaya raya ini akan berlama-lama di Indonesia, kalau saja suaminya tak menelpon langsung dari Dubai.
Karena istri ke tiganya ini sudah lebih dari 20 hari di Indonesia, tentu saja Emir Thamrin khawatir sekaligus curiga, apalagi saat dia melihat siapa pengawal istri ke tersayangnya ini.
Rasa cemburu langsung tak bisa dia tahan, dia mengancam istrinya kalau tak pulang akan di kirim bodyguard sang suami dari Dubai ke Indonesia untuk menjemput paksa.
Putri Zeremiah pun ketakutan dan berjanji 2 hari lagi akan pulang, karena dia sedang ada di Manado.
Waktu dua hari benar-benar dimanfaatkan sang putri ini untuk bercinta dengan Brandon. Sampai di Jakarta, sang putri angkuh yang sudah takluk dengan Brandon seakan berat melepas pemuda bergaya dingin ini, dia tanpa sungkan memberi nomor hape pribadinya dan berpesan Brandon jangan menelpon duluan sebelum dia yang menelpon.
Dan yang membuat Brandon kaget bukan kepalang, Putri Zeremiah memberinya uang dolar Amerika secara cash, yang kalau di rupiahkan lebih dari 5 milyar.
“Kalau aku transfer suamiku akan tahu dan curiga!” alasannya.
“Tapi aku bukan gigolo?” protes Brandon, Putri Zeremiah langsung tersenyum dan inilah yang dia suka, Brandon tak pernah memanfaatkannya.
“Brandon…aku sayang kamu…kamu ga boleh nolak yaa, terima ini, someday kita akan bertemu lagi!” merekapun berpelukan di sebuah lounge VVIP sebelum Putri Zeremiah dan asistennya Maya masuk ke ruang tunggu dan langsung naik pesawat Emirates.
Saat pesawat itu mengudara, Brandon masih terdiam menatap langit Jakarta, ia merasa semua ini bak mimpi, namun saat melihat dilehernya ada cap merah melalui kaca, Brandon tersenyum sendiri, karena ini bukan mimpi…!
*****
Setelah mengantar Putri Zeremiah ke Bandara, Brandon pun langung ke kantor Jack Blcak, yang ternyata sudah menunggunya.
“Bravo Brandon, klien kita bilang sangat puas dengan kinerja kamu, terus pertahankan yaa!” Jack Black lalu menyodorkan segepok uang buat Brandon.
Brandon menerima honornya sebesar 30 juta dari Jack Black, sebagai upahnya jadi bodyguard selama 22 hari, Brandon pun permisi dengan bosnya ini untuk kembali ke kos nya.
Sambil menunggu job berikutnya, karena sesuai roling yang di buat jack Black, semua anak buahnya di bagi rata dalam hal tugas pengawalan, sehingga tak ada yang merasa di anak tirikan, kecuali kliennya memilih sendiri orang yang diinginkan.
Dia sempat berpapasan dengan Toni, pria ini terlihat kurang senang dengannya, tapi Brandon cuek saja dan dia berlalu dan lalu memesan taksi online untuk kembali ke kosnya.
Belakangan ia dapat kabar kalau Toni seminggu kemudian diberhentikan Jack Black, karena di anggap merusak reputasi perusahaan pengawalan ini.
Untung saja fisik Brandon sudah terlatih dengan baik, kalau tidak bisa jadi ia akan rontok luar dalam, setelah hampir 15 harian bersama Putri Zeremiah.
Sampai di kosnya, Brandon terdiam sebentar, karena kosnya agak berdebu, akibat terlalu lama dia tinggalkan.
Sebelumnya dia memang mampir ke bank untuk menabung uangnya, sedangkan pemberian ‘uang kaget’ dari Putri Zeremiah sudah lebih dahulu dia tabung, dia masih belum ada rencana apapun dengan uang yang tak sedikit tersebut.
Brandon hanya menyisakan 5 juta di dompetnya, yang rencananya akan ia pergunakan untuk belanja-belanja.
Baru 15 menitan melepas baju, dia mendengar ada ketukan di pintu kosnya, Brandon pun keluar dan dia tersenyum melihat Novia sudah berdiri di depan.
“Masuk mbak, ada keperluan apa!” Brandon membukakan pintu dan wanita ini langsung masuk dan duduk di ranjang Brandon, wajah Novia terlihat agak kusut.
“Aku lagi pusing mas, baru saja kena PHK, alasannya jualan sepi, sehingga seluruh karyawan di kurangi dan aku salah satunya, mana kos sudah nungak 2 bulan, bingung mau cari kerja di mana, kalau bulan depan tak di bayar, bisa-bisa aku dikeluarkan!” ucap Novia tanpa basa-basi.
Brandon hanya mengangguk-anggukan kepala saja.
“Mba Novia, mau ga aku tolong aku, nanti aku kasih upah buat bayar kos?” wajah Novia yang tadi kusut langsung berbinar-binar, Brandon tersenyum sedikit melihat perubahan wajah Novia.
Andai di rias wanita ini akan sangat cantik, batin Brandon.
“Mau banget mas, kerja apa aja aku mau saat ini, asal jangan di suruh jadi wanita tuna susila ajahh!”
Brandon sampai terkaget-kaget dengan ceplas-ceplosnya Novia.
“Mass…kok bengong sihhh, Novia kerja apa yaaa…!” Novia mengulang ucapannya, karena Brandon terlihat mangap begitu menatap wajahnya.
“Oh hiya-iya…maaf-maaf…gini mba Novia, kamar aku ini kotor, bantuin ngelap lantai dan nanti cucikan sperainya ya, sekalian gantikan yang baru juga ada pakaian kotor, aku kecapekan sekali soalnya, sementara itu dulu tugasnya, yang lain nanti aku kasih tau!”
Novia langsung tertawa dan dia pun mengiyakan apa yang diminta Brandon. Brandon lalu memberi uang 1 juta buat Novia belanja-belanja, awalnya Novia bilang kebanyakan, namun Brandon bilang sisanya buat wanita ini belanja buat dia sendiri.
“Tenang saja, honornya tetap utuh kok!” cetus Brandon.
Novia tertawa dan dia tanpa di suruh 2X lalu keluar kamar kos Brandon dan pergi ke warung depan gang untuk belanja.
30 menitan kemudian Novia balik lagi dan dia meminta Brandon menunggu dikamar miliknya, selama Novia bekerja membersihkan kamar kos nya tersebut.
“Itu ada kopi mas aku buatkan, di minum aja sambil istirahat yaa, ku lihat mas kecapekan banget!”
Brandon mengangguk, di tangan Novia sudah ada lap, sapu dan juga ember kecil serta sabun buat mencuci. Brandon pun langsung ke kamar kos Novia yang bersih dan harum, walaupun kecil, sama dengan kamarnya.
Setelah menghirup kopi panasnya, dia pun berbaring di ranjang milik Novia dan tak terasa sampai ketiduran.
Novia yang membawa baju kotor milik Brandon tersenyum saat melihat pemuda ini pulas sekali tidurnya, seakan-akan tak menemukan kasur dan bantal seminggu saja.
Novia sengaja mencuci baju-baju kotor milik Brandon ke kamart kos nya, karena tak ada wadah buat merendam apalagi sabun.
Lantai kamar dan spray serta sarung bantal sudah digantikan Novia dengan yang bersih, kini dia tinggal menyuci baju-baju dan celana milik Brandon yang lumayan banyak, hampir satu tas.
Brandon terbangun saat sudah malam, karena terdengar bunyi orang mandi, ternyata Novia yang mandi.
Mendengar bunyi gemercik air, tanpa sadar Brandon tersenyum sendiri, ingat pengalamannya bersama Putri Zeremiah…!
Hampir saja ia ingin masuk ke kamar mandi itu, tapi dia langsung tersadar, yang mandi bukan sang putri, tapi Novia. Tanpa sadar Brandon menepuk dahinya sendiri sambil tersenyum geli!
*****
BERSAMBUNG
Keduanya terus bertahan hampir 2 mingguan selama di Jepang, selanjutnya Ange minta di ajak dolanan ke Amerika.“Aku dah lama pingin ke Amrik, tapi nggak punya ongkos,” aku Ange malu-malu, sambil memeluk erat tubuh suaminya. Prem tertawa saja dan mencium tak puas-puasnya bibir istrinya.“Ternyata yang halal jauh lebih nikmat,” batin Prem.Kali ini mereka sengaja tak mau sewa private jet, tapi naik pesawat momersil. Namun yang kelas bisnis VVIP, yang ada tempat tidurnya.Sudah bisa di duga, mereka sempat-sempatnya bercinta dalam pesawat.“Gila kamu sayang, deg-degan aku bercinta di pesawat, kalau-kalau ketahuan pramugari. Malunya itu looh!” sungut Ange jengkel, tapi aslinya dia pun sangat menikmati, ada sensasi aneh bercinta di udara. “Tapi aseek yaa…rasanya gimana gitu,” bisik Prem hingga Ange tertawa sambil mencubit hidung mancung suaminya.Mereka pun jalan-jalan selama di Amrik, tak terasa waktu 2 minggu sangat cepat berlalu, belum puas juga. Ange minta Prem ajak dia ke Dubai dan…
Prem masih ingat di mana dulu terakhir dia bertemu Putri Ako, jaraknya 55 kilo dari Kota Tokyo, ke sanalah mereka menuju dengan taksi yang sengaaj di carter sejak dari stasiun kereta api cepat.Tak bisa di samakan desa ini 80 tahunan yang lalu dengan sekarang, tempat ini bukan lagi berupa desa. Tapi sebuah kota yang ramai dan padat.Dengan kasih sayang Prem memperbaiki baju wol istrinya, saat ini sedang musim salju. Sebagai hadiahnya Ange pun mengecup lama bibir suaminya.“Udah ga sabar ya mau belah duren dan bikin junior?” bisik Ange manja. Prem tersenyum kecil sambil mengangguk.“Aku nggak pasang pengaman yaa, kan aku anak tunggal, jadinya aku pingin punya banyak anak dari kamu!”“Sipp…aku juga ingin rumah besar kita kelak di isi anak-anak yang lucu!” bisik Prem lagi dan mereka pun bergandengan tangan setelah keluar dari stasiun kereta api cepat sebelumnya.Lalu meluncur menuju ke desa di mana dulu Putri Ako tinggal dengan nenek angkatnya. Dan berpisah dengan Prem yang kembali ke ma
Namun Tante Ria kecele, rumah mewah dan besar milik Balang kosong, usai akad nikah dan resepsi Prem dan Ange, Balang sekeluarga liburan ke Eropa. Ajak Biani liburan semester dan Datuk yang sedang liburan sekolah.Tante Ria tak mau menyerah, dia satroni lagi alamat apartemen Prem, setelah tadi bertanya dengan satpam di rumah besar bak istana ini.Tante Ria sendiri pun sebenarnya kagum melihat rumah sepupunya ini luar biasa mewahnya ini. Bandingkan dengan rumahnya di Seoul yang 'biasa-biasa' saja.Datang ke apartemen Prem pun sama, kedua penganten yang sedang berbahagia ini pergi bulan madu ke Jepang.Kesal bukan main Tante Ria, bingung harus kemana lagi 'melabrak' besan dan juga mantunya, semuanya tak ada di rumah dan apartemen.“Sudah lah Mami, kita pulang saja ke Seoul, malu! Yang mau mami labrak bukan orang lagi, keluarga sendiri,” bujuk Park Hyung, yang sebenarnya ketar-ketir juga dengan niat istrinya ini. Malu itulah penyebabnya.“Kurang ajar memang, huhh mentang-mentang keluarga
Saat ini, usai ijab kabul yang bikin heboh keluarga besar Hasim Zailani…!Mendengar kisah ini, Prem langsung memeluk Tasya dan Said barengan dan mengucapkan terima kasihnya. Kisah komplet perjuangan Tasya menyatukan dirinya dengan Ange bikin Prem terharu.“Kamu hebat adikku, pengorbananmu luar biasa!” sambil berkata begitu kembali mata Prem berkaca-kaca.“Eeitss…tuh yang paling besar juga jasanya, Abang kamu itu!” tunjuk Tasya ke arah Balanara yang jadi sibuk jelaskan kejadian hari ini pada seluruh keluarga.Balanara 'terpaksa' jadi Jubir, setelah Balang memanggilnya dengan wajah masam.Balang tentu saja tak ingin bermusuhan dengan keluarga Tante Ina dan Jack Sartono, termasuk Tante Ria dan Park Hyung.Terlebih, kedua keluarga itu termasuk bagian dari keluarga besar Hasim Zailani.Pernikahan diluar rencana ini sudah bikin Balang pusing sendiri, sekaligus butuh penjelasan saat ini juga. Tak terkecuali ortunya Tasya dan kakek Radin serta Nenek Hanum, serta keluarga besar lainnya, yang
Kita tarik kebelakang dua minggu sebelum Prem dan Ange menikah…!Balanara kaget Tasya jauh-jauh datang dari Surabaya bersama seorang pria tampan dengan body kokoh, tak kalah dengannya.Awalnya Balanara tak respeck dengan Tasya, dua minggu lagi akan jadi istri Prem, malah bawa pria lain ke rumahnya.“Dia siapa Tasya?’ tanya Balanara dan sengaja tak mau melihat pria tampan ini.“Said, pacarku Bang!”“Hmm…kamu kan..?” sahut Balanara cepat dan menahan omongan, wajahnya makin masam mendengar jawaban Tasya tadi.Tapi Balanara diam-diam salut juga, pria ini terlihat tenang-tenang saja. Terlihat dewasa dan sikapnya pun terlihat berwibawa, juga berani menatapnya tanpa rasa bersalah.“Bang, tolong bantu aku, aku dan Said sudah lama pacaran, sejak SMU malah dan kami sudah berniat akan menikah setelah aku lulus kuliah. Said ini aparat Bang, dia tentara, pangkatnya Letkol. Aku nggak mau menikah dengan Abang Prem!”“Ohhh…begitu…trus apa rencana kamu?” Balanara tak kaget, kisah ini sudah dia ketahui
Balanara menatap wajah Prem, adiknya ini terlihat sama sekali tak happy, padahal dalam hitungan menit lagi akan ijab kabul. “Senyumlah, jangan dingin seperti wajah Bang Datuk begitu,” tegur Balarana sambil sodorkan sebatang rokok, untuk redakan hati Prem. Prem hanya bisa hela nafas, hari ini sudah di tetapkan sebagai hari ‘bahagia’ baginya dan Tasya. Seluruh keluarga besar Hasim Zailani ngumpul, hanya keluarga Tante Ria dan Park Hyung yang tak datang, termasuk Ange. Balanara lalu tinggalkan Prem yang masih memegang peci hitamnya, walaupun jas dan sarung sudah dia kenakan. Pernikahan ini diadakan di sebuah taman hotel mewah yang di sulap begitu ciamik dan rencananya akan berlanjut resepsi. Hotel mewah ini sahamnya milik keluarganya juga. Wajah Ange dan Putri Ako serta Selena pun menari-nari di pelupuk matanya. “Maafkan aku Putri Ako, cucuku…Selena, grandpa hari ini akan menikahi Tasya, aku janji akan berusaha mencintai dia…!” gumam Prem tanpa sadar. Panggilan agar Prem segera k
Tante Ria menatap tak senang ke arah Balang dan kedua istrinya. Kedatangan Balang bersama Bella dan Viona hari ini dalam rangka untuk melamar Ange buat Prem.“Kedatangan kalian terlambat, Ange sudah di lamar kekasihnya dan paling lama 5 bulanan lagi mereka akan menikah!” Tante Ria langsung bersuara ketus, hingga Balang dan kedua istrinya saling pandang.Suasana langsung hening dan serba tak enak, Park Hyung sampai geleng-geleng kepala mendengar jawaban ‘ngawur’ istrinya ini. Tapi ayah Ange ini seakan tak punya daya untuk membantah ucapan istrinya ini.“Hmm…ya sudah Ria, Park Hyung, aku minta maaf kalau kedatangan kami ini terlambat...baiklah, kami permisi…hari ini rencananya langsung pulang ke Jakarta!” sahut Balang kalem, tanpa buang waktu diapun permisi ke Tante Ria dan Park Hyung, lalu ajak kedua istrinya pulang.Tante Ria hanya menatap kepergian Balang dan kedua istrinya dengan pandangan tajam, gaya elegan Balang di matanya dianggap sangat angkuh.Kedatangan Balang yang bawa kedua
Baru saja Ange mau buka mulut, pintu ruangan ini terbuka, ternyata yang datang Tante Ria dan Tuan Park Hyung, ayah dan ibu Ange.Ternyata Ange lah yang memberi tahu. Sebagai keluarga terdekat di Korea, tujuan Ange baik, setidaknya mereka ada perhatian.Apalagi ibunya keturunan Hasim Zailani juga dan Prem kemenakan misan kedua orang tuanya.Tapi…melihat Ange terlihat rebahan begitu, wajah Tante Ria sudah tunjukan ketidak senangannya.Dipikirnya Ange hanya jenguk doank. Tapi kenapa malah betah di ruangan ini? Batinnya sambil tunjukan ke tidak senangannya dengan ulah Ange ini.Ini jadi perhatian Prem, yang langsung tak enak hati.Prem pun sudah paham, gelagat tante Ria terlihat beda, padahal ibunda Ange ini sepupu ayahnya. Karena nenek Ange atau ibunda Tante Ria, anak dari Kakek Aldot Hasim Zailani.Bahkan mendiang Kakek Bojo, suami nenek Sarah, neneknya si Ange ini, justru teman dekat kakek Radin saat muda dulu hingga meninggal dunia 5 tahunan yang lalu. Tante Ria berbasa-basi singkat,
Ketika sadar, Prem sudah berada di rumah sakit, dia melihat ada dua orang di sisi kasurnya, salah satunya rekannya yang bertugas di intelijen Korea.Keduanya terlihat lega melihat Prem sudah sadar, padahal pemuda ini sudah hampir 1 hari satu malam tak sadarkan diri dan habiskan 2 kantong darah.“Apa kabar brother, hampir saja nyawa kamu melayang, gara-gara wanita itu!” sapa temannya ini sambil tertawa kecil.“Melayang…maksudnya..?”Prem menatap sahabatnya ini dan dia pun melongo, sekaligus senyum masam, saat bercinta dengan Ah Ye, wanita itu mengambil pisau dapur dan hampir saja menusuk punggungnya, tapi entah kenapa malah di batalkan.“Kalian hebat, mampu saja merekam ini semua, sekarang dimana Ah Ye?” Prem pun kini seolah sadar dari kekeliruannya, terbawa hati ingin menolong Ah Ye, dirinya hampir saja jadi korban.Prem lupa pelajaran seorang agen, harusnya yang namanya musuh, tak ada kamu baper. Atau taruhannya nyawa sendiri yang melayang.“Dia sudah tewas!” lalu dengan runtut teman