Share

Bab 2

Author: Milly
Keesokan harinya aku datang sendiri ke rumah sakit.

Aku ingin memastikan kembali kondisi bayiku.

Ketika aku sampai di tikungan lorong, aku melihat dua sosok yang sangat kukenal.

Tommy menuntun Merry dengan hati-hati, wajahnya penuh kelembutan.

Pagi tadi dia bilang sibuk di kantor, ternyata dia menemaninya untuk pemeriksaan.

Dadaku terasa seperti dihantam palu.

Aku hampir tidak bisa bernapas.

Aku bersembunyi di balik pilar dan memperhatikan mereka masuk ke ruang periksa.

"Tommy, kamu beneran mau anak ini ya?" Suara Yudha, sahabat Tommy yang juga dokter, terdengar jelas di telingaku.

"Tentu saja, anak ini harus jadi milikku." Suara Tommy tegas dan penuh keyakinan.

"Tapi Yura gimana? Kamu mau gimana sama dia?" Yudha bertanya lagi.

Tommy diam sebentar lalu bicara perlahan.

"Yura nggak bisa hamil. Setelah Merry melahirkan, kita bisa pakai kesempatan itu untuk menjadikannya anak angkat."

"Hanya dengan begitu dia bisa jadi pewarisku dengan sah."

Tubuhku bergetar, hatiku seperti tersayat.

Jadi semua ini sudah dia rencanakan sejak awal.

Dia ingin aku membesarkan anak hasil perselingkuhannya.

Aku menutup mulut rapat-rapat supaya tidak mengeluarkan suara.

Air mataku jatuh tanpa henti.

Merry selesai diperiksa dan keluar dari ruang kandungan.

"Tommy, apa aku bikin kamu serba salah?" tanyanya hati-hati, wajahnya penuh rasa bersalah.

"Semua salahku, aku seharusnya nggak bilang soal kehamilan ini."

"Aku tadinya mau gugurin bayi ini," suaranya serak. "Tapi dokter bilang kalau aku gugurin, aku nggak akan bisa hamil lagi."

Tommy menepuk bahunya dengan lembut, suaranya hangat menjawab, "Ini bukan salahmu. Cepat atau lambat dia memang akan tahu juga."

Merry menunduk, suaranya bergetar.

"Aku tahu Nona Yura nggak akan suka aku, tapi aku bakal berusaha menyenangkannya."

"Kamu tenang aja, nanti setelah anak lahir aku bakal masuk rumah kalian jadi pengasuh, bantu jaga dia dan anak itu."

Tommy menepuk bahunya lagi.

"Maaf bikin kamu susah."

Aku melihat mereka dan dadaku terasa makin sesak.

Beberapa menit kemudian Tommy pergi mengambil obat dan Merry sendirian di lorong.

Dia merapikan pakaiannya, lalu berjalan ke arahku dengan senyum sinis.

"Nona Yura, ngapain sembunyi di balik pilar? Lama nggak ketemu ya."

Aku menggigit bibir dan tidak berkata apa-apa.

"Kamu sembunyi di sini berarti sudah dengar semuanya. 'kan?" Dia mengangkat alis, matanya penuh tantangan.

Aku menarik napas dalam-dalam, berusaha tidak meladeninya. Aku pun berbalik untuk pergi.

Tapi dia menghadangku sambil tersenyum mengejek.

"Kalau kamu pintar, lebih baik kamu pergi sendiri. Aku hamil anaknya, Keluarga Kardi pasti dukung aku. Kamu cuma bisa diusir. Nanti pasti malu banget."

"Apalagi buku nikahmu itu palsu. Kalau diusut, kamu itu selingkuhan."

Kata-katanya makin keterlaluan. Aku mengepalkan tangan sampai kukuku melukai telapak tanganku.

"Merry, kamu…"

Aku baru membuka mulut ketika suara langkah tergesa terdengar.

Tommy kembali.

Merry langsung mengubah wajahnya jadi rapuh dan polos.

"Nona Yura, aku tahu kamu nggak suka aku, tapi anak ini nggak salah apa-apa. Aku mohon, jangan sakiti dia…"

Dia tiba-tiba jatuh ke lantai, tangannya menekan perut, wajahnya penuh rasa sakit.

"Merry!" Tommy berteriak dan segera berlari menghampiri.

"Yura, kamu apain Merry?"

Dia menatapku dengan marah dan kecewa.

Aku terpaku, aku tidak tahu bagaimana harus menjelaskan.

"Tommy, perutku sakit banget, anak kita…" Merry menangis di lantai.

"Kamu jangan salahin Nona Yura, mungkin dia cuma terlalu marah…"

Tommy menggenggam tangannya erat, matanya penuh kasih.

"Jangan takut, aku bawa kamu ke dokter sekarang."

Dia pun mengangkat Merry dan pergi tanpa menoleh.

Aku tidak sempat menjelaskan.

Hatiku terasa hancur menatap punggung mereka yang menjauh.

'Tommy, kalau sekali lagi kamu memilih dia, aku akan merelakan kalian.'
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pewaris yang Kubawa Pergi   Bab 8

    Tapi Tommy jadi seperti orang gila.Dia tidak muncul di depanku lagi, tapi ke mana pun aku pergi, aku selalu bisa melihatnya mengikuti dari jauh.Aku menghela napas. Aku tahu kalau terus begini, perjalananku tidak akan pernah tenang.Jadi aku memutuskan mengakhiri perjalanan lebih cepat dan pulang.Sepanjang jalan aku berhati-hati menghindari tatapan Tommy. Akhirnya aku berhasil kembali dengan selamat ke rumah baruku di Swessia.Aku sudah lama menyiapkan alamat baru dan nomor baru, tapi Tommy tetap berhasil menemukanku.Dia berdiri di depan rumahku dengan wajah lusuh.Begitu melihatku, matanya langsung berbinar."Yura, akhirnya kamu mau ketemu aku juga," katanya. "Aku terus nyari kamu."Aku menatapnya dingin tanpa sepatah kata pun."Yura, aku tahu aku salah. Tolong kasih aku satu kesempatan lagi."Tommy memohon, "Anak kita nggak boleh hidup tanpa ayah. Kamu mau dia lahir dan langsung nggak punya bapak?"Aku mengusap perutku yang makin besar dan menjawab dengan tegas, "Meski tanpa kamu,

  • Pewaris yang Kubawa Pergi   Bab 7

    Setibanya di Swessia, aku melepaskan semuanya.Aku tidak lagi memikirkan Tommy, tidak lagi mengingat masa lalu.Aku fokus merawat tubuhku, sambil berkeliling menikmati perjalanan.Pemandangan di sini indah sekali, udaranya segar membuat hatiku terasa ringan.Aku mengunjungi Pegunungan Alvara, merasakan megahnya puncak bersalju.Berjalan di tepi Danau Lusarna, menikmati ketenangan airnya.Aku juga pergi ke Zyric, menyaksikan keramaian kota besar.Sepanjang perjalanan ini, aku melihat keindahan dunia dan mulai mengerti arti kehidupan.Ternyata hidup tidak hanya tentang Tommy, masih ada dunia yang lebih luas.Aku sadar betapa membosankannya hidupku sebelumnya.Suatu hari aku sampai di sebuah kota kecil.Kebetulan sedang ada pawai Natal di sana.Jalanan penuh lampu hias, suasananya meriah.Orang-orang memakai pakaian pesta, tertawa, menari dengan gembira.Aku ikut terbawa suasana dan bergabung dalam keramaian.Di tengah barisan pawai, aku melihat sepasang kakek-nenek.Mereka saling bergand

  • Pewaris yang Kubawa Pergi   Bab 6

    Tommy menarik napas dalam lalu mendorong pintu terbuka.Dia menatap Merry dengan dingin dan bertanya tajam, "Kamu barusan ngomong apa?"Merry melihatnya, wajahnya langsung panik."Tommy, kamu… kamu salah dengar. Aku nggak ngomong apa-apa."Tommy tidak termakan ucapannya. Dia menyapu pandangan ke ruangan dan melihat ponsel di meja masih menyala.Dia melangkah mendekat dan melihat isinya. Layar itu menampilkan catatan obrolan antara aku dan Merry."Yura, lebih baik kamu mati aja di luar sana, jangan balik lagi!""Lihat nggak? Ini sup buatan Tommy khusus buat aku. Kamu seumur hidup nggak bakal ngerasain!""Yura, kamu memang pantas hidup sendirian tanpa siapa pun!"Setiap kata yang kejam itu menusuk hati Tommy.Dia tidak menyangka Merry ternyata perempuan seperti ini.Amarahnya memuncak, dia menampar Merry dengan keras."Perempuan hina! Kamu berani-beraninya begitu sama Yura!"Merry terkejut sampai terpaku. Dia menutup wajahnya dengan tangan, menatap Tommy dengan tidak percaya."Tommy, kam

  • Pewaris yang Kubawa Pergi   Bab 5

    Aku pergi.Tommy malah jadi kacau.Saat dia merawat Merry di rumah sakit, pikirannya tidak tenang.Di kepalanya terus muncul tatapanku semalam yang penuh kekecewaan.Tatapan itu belum pernah dia lihat sebelumnya.Rasa tidak nyaman tiba-tiba menyeruak di hatinya. Dia refleks mengambil ponsel ingin menghubungiku."Tommy, aku mau makan apel. Kamu tolong kupasin ya?"Suara Merry memotong pikirannya.Dia menatap layar ponsel, lalu melirik Merry, akhirnya memasukkan ponsel kembali."Baik, aku kupasin."Malam itu Tommy menemani Merry di rumah sakit semalaman.Keesokan paginya, baru dia pulang ke rumah.Namun begitu membuka pintu, dia mendapati rumah kosong melompong.Semua barang milikku sudah hilang.Dia tertegun sebentar, lalu panik mencari ke segala arah."Yura! Yura!"Dia berteriak memanggil namaku, tapi tidak ada jawaban.Dia menggeledah semua ruangan, tapi tidak menemukan keberadaanku.Dia panik, lalu mengeluarkan ponsel dan mencoba menghubungiku berkali-kali.Namun, nomorku sudah mati,

  • Pewaris yang Kubawa Pergi   Bab 4

    Malam itu Tommy membawa Merry pulang ke rumah, bahkan memasak sendiri.Saat makan malam, dia terus-menerus mengambilkan lauk dan menuangkan sup untuk Merry. Dia tahu persis makanan apa yang Merry sukai."Merry, sup ini rasanya ringan, pas banget sama seleramu.""Nih, ikan yang kamu suka. Makan yang banyak biar badanmu kuat."Aku melihat kedekatan mereka, air mataku hampir jatuh.Aku menunduk dan terus makan diam-diam.Aku tidak boleh menunjukkan reaksi yang terlalu keras, aku tidak boleh membuat Tommy sadar kalau aku sudah berbeda.Kalau dia tahu aku berencana pergi, dia pasti tidak akan membiarkanku.Apalagi sekarang aku sedang mengandung anaknya, hal itu juga tidak boleh dia tahu."Tommy, kamu segitunya merhatiin aku, apa Nona Yura nggak marah?"Merry melirikku dengan sengaja saat berkata begitu.Tommy sempat terdiam lalu buru-buru menjawab, "Dia nggak bakal marah, Merry. Kamu sekarang hamil, kamu harus makan makanan yang bergizi.""Yura juga perempuan, dia bisa ngerti kamu."Aku men

  • Pewaris yang Kubawa Pergi   Bab 3

    Untung Merry tidak jatuh parah. Setelah dokter menyelesaikan pemeriksaan rutin, Tommy membawa dia kembali ke kamar rawat.Aku berdiri di depan pintu dan melihat Tommy sibuk merawat Merry. Aku merasa seperti orang ketiga yang masuk ke hubungan mereka."Tommy, suruh Nona Yura masuk."Suara Merry terdengar lemah dari dalam.Tommy melirikku sekilas, lalu menghindari pandangannya.Aku pun menarik napas panjang dan melangkah masuk ke kamar."Nona Yura, jangan salahkan Tommy."Merry bersandar di kepala ranjang, wajahnya pucat."Dia manggil kamu ke sini karena aku yang minta. Ada hal yang harus kita bicarakan baik-baik."Aku menggigit bibirku dan tidak bicara.Tommy duduk di sampingku dan menggenggam tanganku.Wajahnya tampak penuh rasa bersalah, bibirnya bergerak seakan ingin bicara tapi tertahan."Yura, ada hal yang mau aku jelasin sama kamu."Dia berhenti sejenak lalu melanjutkan."Aku dan Merry ketemu lagi di sebuah jamuan bisnis.""Waktu itu ada rekan kerja yang sengaja maksa dia minum. A

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status