Share

Bagian 30: Si Tukang Marah

Pedang Danar terlempar dan tertancap di tanah. Beruntung, Pangeran Arya bergerak dengan gesit, merebut pedang dari tangan Bawang Putih dan menangkis serangan Danar. Napasnya tersengal. Raut khawatir masih tercetak di wajah tampannya.

Sementara itu, Bawang Putih terdiam, menatap dalam ke arah sang pangeran. Dua pasang mata pun bertemu. Waktu seolah berhenti. Latar matahari terbenam menambah epik adegan romansa mereka.

Suasana semakin bertambah manis dengan bunga kamboja yang berguguran menghujani keduanya. Meskipun sering diidentikkan dengan mistis, sebagian kalangan mengartikan kamboja sebagai bentuk keabadian. Tiba-tiba aku ingin makan popcorn untuk melengkapi tontonan romantis ini.

“Maafkan hamba, Pangeran. Hamba tidak bermaksud melukai, Yang Mulia. Hamba pantas mati!”

Danar langsung berlutut. Kepalanya tertunduk, seolah siap untuk dipotong. Suasana syahdu sepasang tokoh utama pun seketika ambyar. Pangeran Arya menggaruk-garuk kepala. Sementara Bawang Putih melukis gambar abstra
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status