Share

Pilih Aku Atau Ibumu
Pilih Aku Atau Ibumu
Author: Madamme Yellow

Fitnah Mertua

"Aku gak selingkuh, Mas. Aku berani bersumpah! Aku gak pernah ngelakuin apa pun dengan teman kamu," ucap Aluna bersujud dihadapan Angkasa suaminya. Angkasa lebih percaya dengan apa yang dilihatnya tadi. 

Aluna menggunakan handuk yang melilit di tubuhnya dan Anton yang berdiri dihadapannya. Kalau bukan selingkuh. Lalu, apa namanya itu? Tidak mungkin laki-laki lain bisa masuk begitu saja. 

Anton ada di kamar berdua saja dengan istrinya saat anaknya sekolah, menjijikan sekali. 

"Sudah lama aku tahu, apa yang kamu lakukan dengannya, tapi aku gak pernah menyangka kalau semua itu benar, Aluna! Kamu wanita murahan, kamu tidak layak disebut seorang ibu," ucap Angkasa dengan emosinya. Dia mengusir Aluna saat itu juga keluar dari rumah setelah sebelumnya bertengkar dengan Anton.

"Mas, percaya padaku! Aku tidak melakukan apa pun." Aluna masih berusaha meyakinkan suaminya meski Angkasa mengusirnya dari rumah tanpa membawa apa pun. Begitu marahnya Angkasa dengan kejadian ini. Istri yang teramat dia cinta, selingkuh dengan temannya sendiri. Aluna cepat berganti pakaian karena dia pun tidak nyaman dengan kondisi yang menimbulkan kesalahpahaman antara dia dan Angkasa. 

Angkasa tahu semua ini dari orang tua dan saudaranya. Mana mungkin Angkasa tahu kelakuan biadab istrinya saat dia bekerja kalau bukan karena aduhan mereka.

Aluna menangis dan masih belum mau pergi dari rumahnya, bagaimana anaknya Rangga, anaknya tidak tahu apa pun, dia masih kecil dan butuh kasih sayang seorang ibu. Siapa yang akan mengurus anaknya? Anaknya akan terbengkalai. Itu yang Aluna pikirkan. Dengan sabar Aluna menunggu Angkasa keluar, Angkasa akan mengajak Rangga ke rumah neneknya berapa hari ini karena Angkasa tidak sudi anaknya melihat ibu seorang pendusta. Wanita hina yang memberikan tubuhnya pada lelaki lain. 

"Mas Angkasa, dengar penjelasan ku dulu, Mas," teriak Aluna saat Angkasa pergi dengan mobilnya menuju tempat anaknya sekolah. Mereka yang hidup bahagia, tidak pernah ada masalah kalau bukan dari Mertua dan Iparnya yang tidak pernah senang dengan Aluna. 

Dimata mereka Aluna tidak pernah benar, selalu salah. Apa yang dikerjakan Aluna tidak ada yang beres dan mereka membencinya. Mereka membuat skandal perselingkuhan Antara Aluna dan Anton agar Angkasa yang matanya buta terbuka kalau istri yang selama ini dia puja-puja bukan wanita benar. 

Aluna berjalan ke sekolah anaknya. Sampai sana semua anak-anak sudah pulang, sudah dijemput orang tuanya. Dia keluar dari rumah tanpa uang sepeserpun, hanya baju dibadan dan cincin pernikahan. Tanpa kenal lelah, Aluna kembali lagi ke rumahnya. 

Hanya ada Angkasa. Tidak ada Rangga. 

Aluna mengetuk pintu rumahnya memohon agar Angkasa mendengarkan penjelasan yang akan dia berikan.

"Mas, buka pintunya, Mas. Aku gak pernah mengkhianati cinta kita, Mas. Aku gak pernah tidur dengan laki-laki manapun di dunia ini, aku pun gak tahu kenapa Mas Anton ada di dalam kamar saat aku selesai mandi, aku gak lihat, Mas!" Aluna berteriak di dekat jendela yang tertutup. Untunglah security rumahnya memperbolehkan dia masuk meski Angkasa melarang. Mereka tidak tega melihat Nyonya rumah ini seperti itu. Menyedihkan sekali padahal Aluna adalah wanita yang baik dan selalu memperhatikan pelayan di rumahnya. 

Angkasa ada di dalam rumah. Dia berkacak pinggang dengan matanya yang merah. Sungguh sakit hatinya. Aluna bisa berbohong tapi buktinya ada, semua menjelaskan kalau mereka sedang selingkuh di dalam dan Angkasa jijik sekali dengan istrinya. 

"Mas, dengarkan aku, Mas!" Suara Aluna mulai mengecil, habis sudah tenaganya memohon ampun tapi Angkasa tidak memperdulikannya. Angkasa bahkan tidak mengizinkan Aluna kembali menginjakkan kaki di rumah ini. Aluna bertahan duduk di depan rumahnya, dia ingin bertemu dengan anaknya. 

"Kalau kamu gak izinin aku buat masuk ke rumah, biarkan Rangga ikut aku, Mas. Aku gak bisa hidup tanpa dia." Aluna memohon kebaikan hati Angkasa tapi apalah daya, emosi sudah menggerogoti hatinya. Angkasa tidak akan membiarkan Rangga diasuh oleh seorang ibu yang tidak bermoral seperti Aluna. 

Demi bertemu dengan Rangga, Aluna tidur di depan rumah. Tidak masalah Angkasa tidak membuka pintu untuknya. Dia tetap akan menunggu anaknya. Dia akan membawa Rangga bersama dengannya. 

Besok paginya, Aluna sudah bangun lebih dulu, dia menunggu Angkasa keluar membawa Rangga untuk sekolah tapi Angkasa keluar sendiri. 

"Rangga dimana, Mas?" Angkasa menepiskan tangan Aluna. Jijik Angkasa dengan sentuhan Aluna. 

Aluna kembali menangis, Rangga pasti di rumah mertuanya. Dengan kelelahan. Aluna pergi ke sekolah Rangga. Dia melihat anaknya sekolah. Kemudian Aluna menangis. Kalau dia membawa Rangga, hidup dengannya yang tidak punya uang, mau jadi apa masa depan anaknya. Aluna kembali menangis dan meremas dadanya. Sungguh sakit sekali menjadi orang miskin yang tidak punya apa-apa. 

Aluna tahu kalau saat ini, dia tidak mungkin bisa membawa anaknya. Rangga hanya akan menderita bersamanya. 

"Rangga, Mama sayang banget sama, Rangga. Rangga belajar yang rajin, ya, Nak!" Aluna berbicara dari jendela, mengintip Rangga yang riang sekali bernyanyi dan bermain dengan temannya. 

Aluna pergi, dia menjual cincin pernikahannya dan mencari sewa kontrakan yang murah. Membeli sedikit pakaian untuk ganti. Aluna tidak punya keluarga lagi, hanya Angkasa dan Rangga keluarganya tapi Angkasa pun mengusirnya keluar rumah. 

Dalam keadaannya yang susah, Aluna berpikir untuk mencari pekerjaan. Aluna wanita yang cantik, dia menikah dengan lelaki kaya dan mapan. Selain itu Angkasa teramat sangat mencintainya. Hanya saja Aluna mempunyai Mertua dan Ipar yang tidak pernah menyukainya. Rumah tangga mereka selalu bertengkar karena fitnah dari Mertuanya. Ada saja yang membuat Aluna jelek di mata suaminya. Terkadang Aluna merasa tidak pernah melakukan itu. 

Bagaimana mau melamar pekerjaan. Angkasa tidak memperbolehkan membawa apa pun. Aluna pun rela kerja apa saja, untuk menyambung hidupnya. Setidaknya sampai dia bisa mengambil data dirinya yang tinggal di rumah Angkasa. Tiga hari Aluna tinggal di kontrakan itu, dia sudah mendapatkan pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga. 

"Semoga, Rangga sudah datang!" Aluna menyiapkan bekal untuk anaknya, sebelum dia pergi kerja, dia akan bertemu dengan anaknya dulu. Sengaja Aluna mencari kontrakan yang dekat sekolah Rangga agar mudah mengawasi anaknya. 

Tapi, Aluna malah bertemu dengan Angkasa. Angkasa menarik Aluna untuk menjauh dari tempat sekolah anaknya dan untuk pertama kali Angkasa melayangkan pukulan ke wajahnya.

"Sekarang kamu pasti senang tinggal dengan Anton." Aluna menggeleng sambil memegang pipinya yang panas, dia bahkan tidak pernah berpikir bersama dengan lelaki lain. Di dalam hatinya hanya ada Rangga dan Angkasa tapi suaminya tidak pernah percaya. 

"Jangan lagi mendekati anakku, aku gak akan suka, Rangga punya ibu seperti kamu, kamu wanita rendah. Aku menyesal menikah denganmu, harusnya aku turuti apa kata Ibuku dulu, sekarang aku percaya kalau kamu itu pembohong." 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status