Share

Bab 3

Author: Bunnynayen
last update Last Updated: 2024-01-02 14:24:36

Seorang wanita cantik berjalan dengan anggunnya memasuki kantor Raga. Bisa dilihat bagaimana beberapa karyawan yang tak sengaja berpapasan dengannya tampak dibuat kagum dengan kecantikan dan senyum ramahnya. Sebagaian dari mereka saling bertanya-tanya siapakah gerangan wanita cantik yang baru saja datang ke kantor tempat mereka bekerja itu.

Kania, hari ini adalah hari pertama ia bekerja di kantor suaminya sebagai kepala keuangan. Tidak ada yang tahu jika mulai hari ini dia akan bekerja disana termasuk Raga sendiri. Wanita itu sengaja tidak memberitahu suaminya untuk memberinya kejutan.

“Dia siapa, karyawan baru kah? Sumpah cantik banget,” gumam salah satu karyawan kagum dengan kecantikan natural Kania.

Raga yang kebetulan baru saja keluar dari lift untuk pergi bersama Kezia dibuat bingung melihat kerumunan beberapa karyawannya di lobby kantor. Karena penasaran iapun langsung mendatangi kerumunan itu. Betapa terkejutnya ia saat melihat sang istri berdiri beberapa langkah didepannya. Bukan hanya dia saja yang terkejut, Kezia pun juga tak malah terkejutnya.

“Kania?”

Menyadari keberadaan suaminya bersama selingkuhannya membuat Kania langsung menyunggingkan senyum sinisnya. Diliriknya sang suami dan sekretaris suaminya itu bergantian. Kezia yang sadar dengan lirikan Kania itupun langsung sedikit menjaga jarak dengan Raga.

Tidak ingin sampai semua orang tahu jika Kania adalah istrinya, Raga berniat menghampiri wanita itu untuk dibawa pergi. Namun belum sempat pria itu melangkah, Kania sudah lebih dulu melangkahkan kakinya begitu melihat kedatangan papa mertuanya.

“Selamat pagi pak Salim,” sapa Kania sambil menyunggingkan senyum termanisnya.

Bisa dilihat bagaimana tuan Salim tampak kebingungan mendengar Kania menyapanya dengan menggunakan embel-embel pak, padahal selama dirumah wanita itu selalu memanggilnya dengan panggilan papa.

Melihat sang papa mertua kebingungan, Kania langsung mengedipkan matanya seolah memberi kode dan beruntungnya tuan Salim langsung paham dengan kode yang diberikan menantunya itu.

“Selamat pagi, wah kamu sudah datang? Ayo ikut keruanganku, aku jelaskan tentang pekerjaanmu.”

Lagi, Kania kembali menyunggingkan senyumnya sebelum kemudian berjalan mengikuti tuan Salim dibelakangnya. Oh jangan lupakan bagaimana wanita itu tampak mengabaikan keberadaan suaminya yang sejak tadi menatapnya. Kania hanya berjalan begitu saja didepan suaminya bahkan tanpa meliriknya sedikitpun.

“Ckk kamu lihat kan mas, sombong sekali dia. Melirik saja tidak apalagi menegur, dasar istri tidak tahu sopan santun,” ucap Kezia mencoba menjelekkan Kania didepan Raga.

“Kita tidak jadi pergi saja, aku ingin keruangan papa dulu,” balas Raga sebelum kemudian melangkahkan kakinya menuju ruangan papanya.

Sambil mendengus kesal Kezia menatap kepergian kekasihnya. Tampaknya wanita itu marah dan kesal karena tidak jadi pergi dengan Raga. “Ckk ngapain sih tuh cewek datang kesini segala. Eh tunggu, tapi sepertinya aku mendengar pak Salim bilang ingin memberitahu tentang pekerjaan, apa jangan-jangan tuh cewek kerja disini? Nggak! Jangan sampai itu terjadi.”

:::

Kania dan Raga kini sudah berada didalam ruangan tuan Salim. Sejak tadi Raga terus bertanya kenapa tiba-tiba istrinya itu datang ke kantornya namun bukannya menjawab, Kania hanya diam dan tak berniat menjawabnya. Hal itu tentunya membuat Raga semakin kesal dan penasraan.

“Mulai hari ini Kania bekerja disini sebagai kepala keuangan,” kalimat yang keluar dari bibir tuan Salim ini berhasil membuat Raga terkejut bukan main.

Bagaimana tidak terkejut, tidak ada pembicaraan apapun tiba-tiba istrinya datang ke kantornya ditambah papanya mengatakan jika istrinya itu akan bekerja dikantor ini. 

“Bekerja? Apa maksud papa? Kania, apa maksud ucapan papa? Kamu ingin bekerja disini? Kenapa?” Tanya Raga dengan nada yang menggebu-gebu.

“Bukankah sudah sangat jelas apa yang papa katakan? Mulai hari ini Kania bekerja disini sebagai kepala keuangan, papa yang memintanya bekerja disini.”

Merasa kesal dan tidak mungkin berdebat dengan Kania didepan papanya, Raga pun langsung menarik tangan istrinya itu dan membawanya keluar dari ruangan papanya. Dengan cukup erat pria itu menarik tangan Kania, membawanya ke ruang meeting yang kebetulan sedang kosong dan terletak tidak jauh dari ruangan papanya.

“Sakit, Mas!” Pekik Kania begitu wanita itu menarik tangannya dari cengkeraman kuat Raga hingga terlepas.

“Katakan, apa yang sedang kamu rencanakan?”

“Apa maksud mas Raga? Rencana apa? Aku tidak mempunyai rencana apapun.”

“Jangan berpura-pura bodoh Kania, aku tahu pasti ada yang sedang kamu rencanakan kan? Tidak mungkin kamu tiba-tiba bekerja disini tanpa ada pembicaraan sebelumnya denganku. Oh atau uang bulanan yang aku kasih masih kurang sampai kamu harus bekerja?” Didengar dari nada bicaranya, sepertinya Raga sedang sangat marah. Bahkan sejak tadi pria itu tidak berhenti menatap tajam kearah istrinya.

“Papa menawariku pekerjaan karena dia tahu aku bosan dirumah. Aku juga sudah bosan setiap hari bertengkar dengan mama dirumah alhasil aku terima tawaran papa untuk bekerja disini.”

“Bohong! Aku tahu bukan itu tujuanmu bekerja disini. Katakan, apa kamu ingin mengawasiki?”

Raut wajah datar yang tadi terpampang jelas diwajah Kania seketika berubah menjadi sebuah senyuman sinis tat kala wanita itu mendengar pertanyaan terakhir yang keluar dari bibir suaminya. Alih-alih mengelak, Kania justru mengangguk, mengiyakan tuduhan suaminya barusan.

“Itu salah satunya. Aku ingin tahu bagaimana gaya pacaran suamiku dan selingkuhannya dikantor. Selain itu yang aku katakan tadi benar, aku menerima tawaran papa untuk bekerja disini adalah untuk menghindari perdebatan dengan mama yang setiap hari selalu menyindirku.”

“Kamu.”

“Mas Raga tenang saja, aku tidak akan mengganggu waktumu dengan selingkuhanmu. Akupun juga tidak akan membongkar perselingkuhan kalian. Selama disini aku akan berpura-pura tidak mengenal kalian jadi mas Raga tidak perlu khawatir.” Tepat setelah mengatakan hal ini Kania langsung melangkahkan kakinya keluar dari ruangan meeting, meninggalkan Raga yang sudah tampak begitu frustasi membayangkan apa saja yang akan terjadi selama Kania bekerja dikantornya.

“Mas Raga pikir aku hanya akan diam melihat perselingkuhan mas dengan wanita itu? Tentu tidak, aku tidak akan diam dan akan aku pastikan kalian tidak bisa leluasa bersama selama aku bekerja disini.” 

Kania, wanita itu tidak akan pernah membiarkan suaminya terus bermain api dengan selingkuhannya. Ia akan melakukan segala cara agar suaminya tidak bisa terus bersama dengan sekretarisnya. Ia juga tidak akan membiarkan Kezia terus merusak rumah tangganya dengan Raga.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pilih saja selingkuhanmu!   Bab 34

    “Malam ini kamu menginap disini saja. Biar kalau ada apa-apa Raga bisa langsung datangin kamu. Lagipula kamu juga baru keguguran pasti butuh perhatian lebih, iya kan Raga?”Sambil tersenyum nyonya Anggun menatap sang anak. Menunggu anaknya itu mengiyakan pertanyaannya. Tapi sayangnya sang anak hanya diam dan malah langsung pergi begitu saja.“Maaf ya Kezia, mungkin Raga masih sedih karena kehilangan calon anak kalian. Ayo mama antar ke kamarmu.”Kezia mengangguk sebelum kemudian berjalan mengikuti nyonya Anggun kekamar yang akan dia tempati.Beberapa saat yang lalu sepulang dari klinik, nyonya Anggun sengaja mengajak Kezia pulang dan menginap dirumahnya. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan lantas Kezia pun langsung setuju untuk menginap dirumah yang mungkin sebentar lagi akan menjadi rumahnya juga...Disisi lain Raga yang baru saja masuk kedalam kamar langsung berjalan menuju jendela kaca. Pria itu tampak menghela napasnya panjang tat kala tidak melihat keberadaan istrinya. Walaupu

  • Pilih saja selingkuhanmu!   Bab 33

    “Keguguran dok?”“Iya, pasien mengalami pendarahan yang cukup parah sampai akhirnya keguguran.”Saat ini Raga sedang berada disebuah klinik yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumahnya. Tadi saat dalam perjalanan Kezia pura-pura merasakan kesakitan, wanita itu meminta Raga membawanya ke klinik alih-alih rumah sakit dengan alasan sudah tidak bisa menahan rasa sakitnya.Alasan kenapa Kezia memilih klinik adalah karena jika wanita itu dibawa kerumah sakit maka semua kebohongannya akan terbongkar. Dokter akan mengatakan jika dia tidak hamil. Berbeda dengan klinik karena tanpa disengaja ternyata ada salah satu teman dekatnya yang bekerja diklinik itu. Kezia sempat meminta tolong pada teman dekatnya untuk berpura-pura mengatakan jika ia keguguran dengan begitu ia tidak akan kesusahan pura-pura hamil lagi. Bodohnya Raga dan nyonya Anggun percaya begitu saja. Padahal mereka sama sekali tidak tahu bahkan melihat Kezia mengalami pendarahan.“Mas.” Dengan ekspresi wajah yang dibuat penuh kesed

  • Pilih saja selingkuhanmu!   Bab 32

    “Kezia, ngapain kamu kesini?”Malam-malam Raga sudah dikejutkan dengan kedatangan Kezia kerumahnya. “Loh bukannya mas Raga tadi yang kirim pesan ke aku dan minta aku kesini?”Beberapa saat yang lalu Kezia mendapat pesan dari nomor Raga. Raga memintanya datang kerumahnya, setelah membaca pesan itu lantas Kezia pun langsung bergegas pergi. Tapi anehnya kenapa sampai rumah Raga justru Raga terlihat terkejut melihat kedatangannya?“Aku yang suruh dia datang kesini, Mas. Aku kirim pesan kedia lewat ponselmu,” sahut Kania yang tiba-tiba datang menghampiri suami dan selingkuhan suaminya itu.Yup benar, Kania lah yang meminta Kezia datang kerumahnya. Untuk apa? Jelas untuk membongkar kebohongan Kezia.Setelah berhari-hari diam memikirkan masalahnya dengan Naren, Kania memutuskan untuk segera membongkar kebohongan Kezia, dengan begitu ia bisa segera memberitahu kehamilannya pada Raga sebelum adanya fitnah-fitnah tentang kehamilannya. Itulah kenapa saat ini Kania meminta Kezia datang kerumahny

  • Pilih saja selingkuhanmu!   Bab 31

    Sepanjang perjalanan pulang Kania tidak henti-hentinya menangis, bahkan tangisannya itu berhasil membuat seorang supir taxi kebingungan dan khawatir dibuatnya. Beberapa kali supir itu menanyakan apa yang membuatnya menangis tapi bukannya menjawab pertanyaan supir itu, Kania justru hanya diam dan terus menangis.Alasan yang membuat Kania menangis adalah karena kejadian beberapa saat yang lalu. Saat dirinya dikejutkan dengan kejadian yang amat sangat tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Kania dan Naren terbangun disebuah ranjang yang sama dengan Naren yang bertelanjang dada. Kaget? Jelas sekali. Bahkan kaget saja tidak cukup untuk mendeskripsikan apa yang Kania rasakan tadi. Semuanya terjadi begitu saja, entah bagaimana ceritanya keduanya bisa tidur diranjang yang sama. Bahkan karena saking kaget dan marah Kania sempat menampar Naren karena wanita itu merasa dijebak oleh Naren.Setelah menempuh perjalanan hampir 20 menit akhirnya Kania sampai dirumahnya. Sekarang waktu sudah menunjukk

  • Pilih saja selingkuhanmu!   Bab 30

    “Kamu lagi, ngapain sih kamu datang kesini? Belum cukup jelas dengan apa yang aku bilang kalau aku benar-benar hamil anaknya mas Raga?”Lagi, entah untuk keberapa kalinya Kania kembali menemui Kezia. Wanita itu bahkan sama sekali tidak memperdulikan peringatan Raga untuk tidak lagi menemui Kezia. Kania tidak akan berhenti menemui Kezia sebelum Kezia mengakui kebohongannya.“Kamu pikir aku bisa dengan mudah mempercayaimu? Aku tahu kamu itu tidak hamil. Sudahlah Kezia, lebih baik kamu mengakuinya saja.”“Kalau iya kenapa? Iya aku berbohong! Aku tidak hamil!” Bentak Kezia kemudian. Tampaknya wanita itu sudah cukup muak mendapat penekanan dari Kania. Kezia mengakui kebohongannya didepan Kania karena merasa sudah cukup muak. Kezia berpikir jika hanya Kania yang mengetahui itu tidak akan berdampak buruk baginya karena Kezia yakin Raga lebih mempercayai kebohongannya dibanding kebenaran yang istrinya katakan. Jadi untuk sekarang tidak masalah jika Kania tahu, pikir Kezia.Sebuah senyuman pu

  • Pilih saja selingkuhanmu!   Bab 29

    Sejak hari dimana Kania mendatanginya ke apartment dan menuduhnya berpura-pura hamil, Kezia tidak pernah lepas dari teroran Kania. Lebih tepatnya hampir setiap hari ada saja hal yang Kania lakukan demi membongkar kebohongannya. Hal itu tentunya membuat Kezia sangat merasa terancam, karena kalau sampai Kania berhasil memberikan bukti bahka Kezia tidak hamil, maka bukan hanya tidak jadi dinikahi Raga, Kezia pasti juga akan langsung dijauhi oleh Raga.“Sial*n! Wanita itu selalu saja menerorku. Aku tidak bisa tinggal diam, kalau sampai dia berhasil temuin bukti kalau aku tidak hamil, bisa mati aku nanti.”Sepulang bekerja Kezia tidak berhenti mengumpat. Wanita itu benar-benar kesal dengan Kania. Kezia juga heran memikirkan bagaimana Kania bisa tahu alamat tempat tinggalnya karena kalau saja Kania tidak tahu tempat tinggalnya pasti wanita itu tidak akan menguping obrolannya dengan sepupunya tempo hari.Saat hendak masuk kedalam lift menuju lantai tempat dimana unit apartmennya berada, Kezi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status