Share

Bab 3

Seorang wanita cantik berjalan dengan anggunnya memasuki kantor Raga. Bisa dilihat bagaimana beberapa karyawan yang tak sengaja berpapasan dengannya tampak dibuat kagum dengan kecantikan dan senyum ramahnya. Sebagaian dari mereka saling bertanya-tanya siapakah gerangan wanita cantik yang baru saja datang ke kantor tempat mereka bekerja itu.

Kania, hari ini adalah hari pertama ia bekerja di kantor suaminya sebagai kepala keuangan. Tidak ada yang tahu jika mulai hari ini dia akan bekerja disana termasuk Raga sendiri. Wanita itu sengaja tidak memberitahu suaminya untuk memberinya kejutan.

“Dia siapa, karyawan baru kah? Sumpah cantik banget,” gumam salah satu karyawan kagum dengan kecantikan natural Kania.

Raga yang kebetulan baru saja keluar dari lift untuk pergi bersama Kezia dibuat bingung melihat kerumunan beberapa karyawannya di lobby kantor. Karena penasaran iapun langsung mendatangi kerumunan itu. Betapa terkejutnya ia saat melihat sang istri berdiri beberapa langkah didepannya. Bukan hanya dia saja yang terkejut, Kezia pun juga tak malah terkejutnya.

“Kania?”

Menyadari keberadaan suaminya bersama selingkuhannya membuat Kania langsung menyunggingkan senyum sinisnya. Diliriknya sang suami dan sekretaris suaminya itu bergantian. Kezia yang sadar dengan lirikan Kania itupun langsung sedikit menjaga jarak dengan Raga.

Tidak ingin sampai semua orang tahu jika Kania adalah istrinya, Raga berniat menghampiri wanita itu untuk dibawa pergi. Namun belum sempat pria itu melangkah, Kania sudah lebih dulu melangkahkan kakinya begitu melihat kedatangan papa mertuanya.

“Selamat pagi pak Salim,” sapa Kania sambil menyunggingkan senyum termanisnya.

Bisa dilihat bagaimana tuan Salim tampak kebingungan mendengar Kania menyapanya dengan menggunakan embel-embel pak, padahal selama dirumah wanita itu selalu memanggilnya dengan panggilan papa.

Melihat sang papa mertua kebingungan, Kania langsung mengedipkan matanya seolah memberi kode dan beruntungnya tuan Salim langsung paham dengan kode yang diberikan menantunya itu.

“Selamat pagi, wah kamu sudah datang? Ayo ikut keruanganku, aku jelaskan tentang pekerjaanmu.”

Lagi, Kania kembali menyunggingkan senyumnya sebelum kemudian berjalan mengikuti tuan Salim dibelakangnya. Oh jangan lupakan bagaimana wanita itu tampak mengabaikan keberadaan suaminya yang sejak tadi menatapnya. Kania hanya berjalan begitu saja didepan suaminya bahkan tanpa meliriknya sedikitpun.

“Ckk kamu lihat kan mas, sombong sekali dia. Melirik saja tidak apalagi menegur, dasar istri tidak tahu sopan santun,” ucap Kezia mencoba menjelekkan Kania didepan Raga.

“Kita tidak jadi pergi saja, aku ingin keruangan papa dulu,” balas Raga sebelum kemudian melangkahkan kakinya menuju ruangan papanya.

Sambil mendengus kesal Kezia menatap kepergian kekasihnya. Tampaknya wanita itu marah dan kesal karena tidak jadi pergi dengan Raga. “Ckk ngapain sih tuh cewek datang kesini segala. Eh tunggu, tapi sepertinya aku mendengar pak Salim bilang ingin memberitahu tentang pekerjaan, apa jangan-jangan tuh cewek kerja disini? Nggak! Jangan sampai itu terjadi.”

:::

Kania dan Raga kini sudah berada didalam ruangan tuan Salim. Sejak tadi Raga terus bertanya kenapa tiba-tiba istrinya itu datang ke kantornya namun bukannya menjawab, Kania hanya diam dan tak berniat menjawabnya. Hal itu tentunya membuat Raga semakin kesal dan penasraan.

“Mulai hari ini Kania bekerja disini sebagai kepala keuangan,” kalimat yang keluar dari bibir tuan Salim ini berhasil membuat Raga terkejut bukan main.

Bagaimana tidak terkejut, tidak ada pembicaraan apapun tiba-tiba istrinya datang ke kantornya ditambah papanya mengatakan jika istrinya itu akan bekerja dikantor ini. 

“Bekerja? Apa maksud papa? Kania, apa maksud ucapan papa? Kamu ingin bekerja disini? Kenapa?” Tanya Raga dengan nada yang menggebu-gebu.

“Bukankah sudah sangat jelas apa yang papa katakan? Mulai hari ini Kania bekerja disini sebagai kepala keuangan, papa yang memintanya bekerja disini.”

Merasa kesal dan tidak mungkin berdebat dengan Kania didepan papanya, Raga pun langsung menarik tangan istrinya itu dan membawanya keluar dari ruangan papanya. Dengan cukup erat pria itu menarik tangan Kania, membawanya ke ruang meeting yang kebetulan sedang kosong dan terletak tidak jauh dari ruangan papanya.

“Sakit, Mas!” Pekik Kania begitu wanita itu menarik tangannya dari cengkeraman kuat Raga hingga terlepas.

“Katakan, apa yang sedang kamu rencanakan?”

“Apa maksud mas Raga? Rencana apa? Aku tidak mempunyai rencana apapun.”

“Jangan berpura-pura bodoh Kania, aku tahu pasti ada yang sedang kamu rencanakan kan? Tidak mungkin kamu tiba-tiba bekerja disini tanpa ada pembicaraan sebelumnya denganku. Oh atau uang bulanan yang aku kasih masih kurang sampai kamu harus bekerja?” Didengar dari nada bicaranya, sepertinya Raga sedang sangat marah. Bahkan sejak tadi pria itu tidak berhenti menatap tajam kearah istrinya.

“Papa menawariku pekerjaan karena dia tahu aku bosan dirumah. Aku juga sudah bosan setiap hari bertengkar dengan mama dirumah alhasil aku terima tawaran papa untuk bekerja disini.”

“Bohong! Aku tahu bukan itu tujuanmu bekerja disini. Katakan, apa kamu ingin mengawasiki?”

Raut wajah datar yang tadi terpampang jelas diwajah Kania seketika berubah menjadi sebuah senyuman sinis tat kala wanita itu mendengar pertanyaan terakhir yang keluar dari bibir suaminya. Alih-alih mengelak, Kania justru mengangguk, mengiyakan tuduhan suaminya barusan.

“Itu salah satunya. Aku ingin tahu bagaimana gaya pacaran suamiku dan selingkuhannya dikantor. Selain itu yang aku katakan tadi benar, aku menerima tawaran papa untuk bekerja disini adalah untuk menghindari perdebatan dengan mama yang setiap hari selalu menyindirku.”

“Kamu.”

“Mas Raga tenang saja, aku tidak akan mengganggu waktumu dengan selingkuhanmu. Akupun juga tidak akan membongkar perselingkuhan kalian. Selama disini aku akan berpura-pura tidak mengenal kalian jadi mas Raga tidak perlu khawatir.” Tepat setelah mengatakan hal ini Kania langsung melangkahkan kakinya keluar dari ruangan meeting, meninggalkan Raga yang sudah tampak begitu frustasi membayangkan apa saja yang akan terjadi selama Kania bekerja dikantornya.

“Mas Raga pikir aku hanya akan diam melihat perselingkuhan mas dengan wanita itu? Tentu tidak, aku tidak akan diam dan akan aku pastikan kalian tidak bisa leluasa bersama selama aku bekerja disini.” 

Kania, wanita itu tidak akan pernah membiarkan suaminya terus bermain api dengan selingkuhannya. Ia akan melakukan segala cara agar suaminya tidak bisa terus bersama dengan sekretarisnya. Ia juga tidak akan membiarkan Kezia terus merusak rumah tangganya dengan Raga.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status