Allah tidak pernah keliru membe sajarikan anugerah cinta kepada hambaNya, karena sebuah cinta yang datang itu pasti ada makna dan alasannya.(Kasyaf Syahrizki – Pilot Pencuri Hati)***Galau di hatinya kini sudah sedikit terobati setelah mencurahkan isi hati dan kekesalannya pada sang sahabat.“Nanti aku antar, ya. Aku pingin ketemu Bang Pilot,” ujar Alina menawarkan diri.“Iya, boleh. Kalau enggak merepotkan kamu, tapi setelah dari kampus aku mampir ke rumah sakit dulu. Aku mau istirahat sebentar sambil nemenin ibu,” ujar Syakila“Iya, kebetulan hari ini mata kuliah terakhir kosong. Jadi pulang lebih awal,” ucap Alina.“Makanya aku enggak mau merepotkanmu, Na,” ucap Syakila. Bukannya ia menolak, tapi ia juga kasihan kalau sang sahabat bolak-balik hanya untuk mengantarkannya.“Aku enggak masalah ikut nunggu di rumah sakit, kok. Kamu tenang saja aku enggak merasa direpotkan,” ucap Alina tulus.“Ya sudah kalau itu mau kamu. Ini nanti cuma antar saja atau nunggu aku sampai selesai ngajar
Bagian terburuk dari kenangan bukan sakitnya, tapi rasa kesepian saat kau mengingatnya. Untuk itu genggam erat tanganku supaya aku bisa membangkitkanmu saat kamu terjatuh. Menjadi sayap untuk menguatkanmu.(Syakila Zanitha Firdaus – Pilot Pencuri Hati)Syakila tersenyum sambil geleng kepala mendengar apa yang dikatakan duda tampan beranak satu itu. “Dasar aneh ... bertanya, tapi enggak lihat wajah orang yang ditanya. Malah sibuk dengan ponselnya. Ngapain aku ladenin pertanyaannya? Lebih baik aku fokus sama Thania,” gumamnya.Merasa diacuhkan Kasyaf menghela napasnya dalam, lalu ia hembuskan kasar.Deg! Syakila tercengang, Kasyaf ikut mendekat ke arah Thania yang ada di sampingnya. Bocah cantik itu mengerjakan tugas yang ia berikan dengan telaten.“Anak Papa serius amat,” ucapnya sambil melihat apa yang dikerjakan sang putri.“Aku lagi menggambar pemandangan, Pa,” ucap bocah cantik itu tanpa menoleh, ia masih fokus dengan gambarnya.Sejak Kasyaf duduk di samping kanan sang putri, Sya
Cinta itu aneh dan membingungkan, semakin kita berusaha menghapusnya dari hati, maka akan semakin sering muncul dalam pikiran.(Kasyaf Syahrizki Irsyad)Syakila menepati janjinya pada Kasyaf. Ia berusaha menjauh dan menolak apapun yang di minta Thania. Meskipun hatinya tidak tega mendengar rengekan bocah itu. Bahkan selalu ada kebohongan setiap harinya untuk membujuk bocah tersebut supaya tidak lagi merengek.Sudah tiga minggu ia mengajar di rumah tersebut. Satu minggu ini ia bisa bernapas lega, karena Kasyaf tidak ada di rumah. Laki-laki tampan itu ada jadwal penerbangan ke beberapa negara di timur tengah. “Kakak Cantik, hari ini Papa belum pulang. Kakak tidur di sini, ya!” pinta bocah cantik itu. Hampir setiap hari selama Kasyaf bertugas, Thania memintanya untuk menginap. Namun, Syakila selalu menolaknya dengan halus. Tentu saja dengan kebohongan.“Maaf, Sayang. Kakak masih ada pekerjaan. Lain kali saja, ya,” tolak Syakila. “Kapan sih, Kakak libur bekerja? Aku pingin bobok ditema
Ketika jatuh cinta, tanpa sadar akan membuatmu menjadi versi terbaru dalam hidupmu. Jatuh cinta, membuatmu belajar untuk lebih pengertian dan menekan segala keegoisan, melupakan trauma akan pengkhianatan.(Kasyaf Syahrizki Irsyad)Dengan hati-hati Kasyaf menutup kembali pintu kamar Thania, supaya tidak membangunkan Syakila. Ia mengusap kasar wajah tampannya sambil terus beristigfar. Jantungnya masih berdebar kencang. Sudah menjadi kebiasaannya masuk ke dalam kamar sang putri setelah perjalanan jauh dan lama tidak bertemu. Ia selalu merindukan bocah cantik itu. Hanya Thania yang selalu memotivasinya. “Tidak mungkin Syakila membawa pakaian seperti itu untuk tidur di rumah orang yang bukan siapa-siapanya. Sepertinya aku tidak asing dengan pakaian itu,” ucapnya lirih. Hatinya begitu gelisah. Ia langsung memutuskan kembali ke kamarnya.“Astagfirullah apa yang aku lihat tadi tidak seharusnya aku lihat. Ampuni hamba Ya Allah. Sesuatu yang berharga dari Syakila yang akan ia tunjukkan pada
Aku bahkan tidak bisa menjelaskan perasaan macam apa yang aku rasakan saat ini. Yang kutahu saat ini aku terlalu lelah untuk bertahan tapi malas untuk memulai semuanya dari awal lagi.(Kasyaf Syahrizki Irsyad)Setelah sarapan, Syakila pamit pada Kasyaf dan Bik Sumi. Thania pun juga akan berangkat ke sekolah. Sopir pribadi yang bertugas mengantarkan bocah cantik itu pun sudah siap.“Papa, boleh tidak aku berangkatnya naik motor Kak Syakila? Kan sekalian dia pulang,” pintanya pada sang papa. Syakila melihat ke arah Bik Sumi yang sama tercengang seperti dirinya. Ia menunggu reaksi Kasyaf.Kasyaf melihat Syakila yang melihat ke arah Bik Sumi. Ingin ia memperbolehkan, tapi hatinya kembali bergejolak. Ia masih trauma disakiti dan dikhianati. Ia tidak ingin Thania merasakan hal yang pernah dialaminya. Ia tidak mau Thania terlalu dekat dengan Syakila yang ujungnya kecewa. Kasyaf sadar diri, ia hanya seorang duda beranak satu. Sedangkan Syakila gadis cantik yang tentu saja mengharapkan pernik
Kadang, saat berada di suatu titik, diam adalah pilihan terbaik daripada berbicara. Namun, selalu salah di matanya. Biarkan waktu yang membuktikan semua.(Syakila Zanitha Firdaus)Kasyaf mencoba untuk tenang dan memilih mengesampingkan kemarahannya supaya sang putri tidak takut. Ia langsung fokus pada sang putri saat Bik Sumi mengatakan suhu badan Thania naik. Ia tidak mau Thania mengalami kejang lagi.“Sayang, kamu tenang dulu. Minum air putih dan enggak boleh nangis. Papa ada di sini,” ucap Kasyaf membujuk.“Aku mau Kakak Cantik, Pa,” isaknya. Kasyaf memang sering kesulitan membujuk sang putri yang sangat keras kepala. “Iya, Kak Syakila masih repot. Makanya enggak ke sini,” ucapnya.“Kenapa Kak Syakila tidak bilang? Pasti Papa bohong. Kak Syakila marah padaku, makanya enggak ke sini.”“Enggak, Sayang. Enggak ada yang marah sama Thania. Thania ‘kan anak baik,” ucap Kasyaf lembut sambil membelai rambut sang putri. Kasyaf mulai merasakan tubuh Thania yang semakin panas.“Bik, tolong a
***Cinta itu aneh dan membingungkan, makin aku berusaha menghapusnya dari hati, makin sering dia muncul dalam pikiranku.(Kasyaf Syahrizki Irsyad)Syakila masih menumpahkan tangisnya, ia duduk sendiri di taman kompleks yang awalnya sepi sekarang sudah mulai ramai. Setelah sedikit tenang, ia buru-buru menghapus air matanya. Di ujung taman sudah ada anak-anak kompleks perumahan tersebut bermain bola. Syakila memutuskan untuk pulang ke rumah sakit melihat keadaan dan ayah.Ia tidak masalah, Kasyaf menggantinya dengan pengajar lain. Yang membuat hatinya kecewa, Kasyaf tidak mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu. Laki-laki itu sudah menjudgenya tidak profesional.“Meskipun ayah sakit, aku tetap berusaha untuk datang mengajar. Dan dia bilang aku tidak profesional hanya karena satu kesalahanku saja,” ucapnya menggerutu. “Aku tahu aku salah, tapi setidaknya dia mendengarkan aku dulu, dasar laki-laki egois. Untung saja tampan, tapi untuk apa tampan kalau setiap hari makan hati,” ocehnya
Aku mencintaimu, cinta yang berusaha kusembunyikan dalam setiap sikap dinginku. Dalam tembok keegoisan yang kubangun untuk membentengi hatiku. Namun, sekarang kamu berhasil merobohkannya.(Kasyaf Syahrizki Irsyad)***Thania masih memeluk erat tubuh Syakila seolah tidak mau terpisah. “Kak Syakila, Gendong aku!” pintanya penuh harap. Syakila mencoba menerbitkan senyum untuk bocah cantik itu.“Kakak Cantik habis nangis, ya?” tanya Thania dengan wajah polosnya.“Sayang, kamu turun, ya. Tubuh kamu ‘kan gemuk, kasihan Kak Syakila,” ucap Kasyaf. “Ndak mau, aku mau dipeluk dan digendong Kak Syakila. Aku sangat rindu padanya,” tolak Thania. Bocah cantik itu makin mengeratkan tangannya ke pinggang Syakila.“Silakan masuk, Pak!” ucap Syakila sambil menggendong Thania.“Si-siapa yang meninggal?” tanya Kasyaf ragu setelah Syakila mempersilakannya duduk di ruang tamu.“Ayah saya, Pak,” jawab Syakila tanpa melihat ke arah Kasyaf. Gadis cantik itu lebih fokus dengan Thania.“Aku turut berduka. Sak