Share

Marah

Harapan cuma harapan, Bang Ardan memberhentikan motornya tepat di depan warung Bang Rian. 

Seketika jantungku berdetak kencang dan serasa ingin kentut sangking gugupnya.

"Kau mau minum apa?" Tanya Bang Ardan. 

"Ini aja,Bang. Btw, jauh banget kita beli minumnya," ujar Rahmat.

"Iya sekalian lihat pujaan hati," jawab Bang Ardan. 

Di balik kardus minuman aku terus mengintip mereka berdua. Untungnya Bang Rian diam dan tidak melihat ke arah ku.

"Abang ini temannya Suci kan yang tadi pagi?" Tanya Bang Ardan. Oh iya aku lupa,  tadi pagi saat sedang bersama Bang Rian, Bang Ardan datang mengajak ku boncengan ke sekolah. Duh, kenapa aku lupa coba. Seharusnya Bang Rian juga ku ajak sembunyi. Eh tapi mana bisa!

"Oh Abang ini yang tadi pagi pergi sekolah bareng Suci 'kan ?" tanya Bang Rian memastikan.

"Abang ada lihat Suci pulang sekolah?" 

"Emm, kayaknya gak ada,deh. Mungkin belum pulang," ujar Bang Rian berboh

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status