Vanilla menelan obat maag kesekian kalinya. Sakit lambung yang ia rasakan pun reda kembali. Vanilla menatap obat itu. Sungguh luar biasa khasiat obat ini, gumamnya.
Sepanjang hari, ia hanya memakan makanan kafetaria di sekolah. Jika perutnya sakit, ia akan meminum obat itu. Pada hari sabtu-minggu pun ia terkadang tidak makan sama sekali. Hal ini demi membayar uang sekolahnya.
Setelah ia membersihkan diri di kamar mandi kolam renang, ia menuju loker untuk menyimpan peralatan mandi itu. Seluruh mata tertuju padanya. Vanilla pun mencoba untuk tidak peduli.
Hanya 1,5 tahun lagi untuk lulus. Biarkan saja mereka, gumamnya memantapkan diri. Ia pun berjalan menuju kelas tanpa memperdulikan siapapun.
Setelah jam istirahat berbunyi, ia merasa semua mata tertuju padanya. Mereka hanya diam dan menatapnya. Jika Vanilla menatapnya balik, mereka langsung mengalihkan pandangannya. Sungguh aneh.
Akhirnya jam makan siang ia tunggu-tunggu. Dirinya s
Ravi yang melihat ke jendela, melihat Vanilla mengejar pria sambil memegang baju pria tersebut. Meski jam pelajaran sedang berlangsung, ia pun langsung izin pergi ke toilet untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.Mereka jalan dengan cukup cepat dengan Vanilla yang terlihat terus memegang pria itu. Setelah Ravi berlari untuk mendekat, ia baru menyadari bahwa Vanilla sedang memegang jaket pemberiannya dan sedang dipakai oleh pria bernama Reivant itu.Ravi berlari untuk menyusul mereka berdua. Vanilla terlihat menarik jaket itu dengan paksa hingga jahitan pada jaket itu tertarik hingga longgar. Vanilla terlihat sangat marah pada Reivant karena memakai jaket itu.Reivant dan Vanilla terkejut dengan suara sobekan dan juga terkejut karena ada seseorang di belakang mereka. Reivant yang menyadari itu hanya tersenyum meremehkan pada Ravi yang terkenal karena prestasi, sekaligus mantan dari gadis bernama Vanilla tersebut.“Berikan jaket itu padanya,”
Ravi membawa Vanilla ke ruangan UKS. Ia membantu Vanilla dengan membersihkan lukanya dan memakaikan sebuah plester. Vanilla hanya terus terdiam. Ia tampak menyembunyikan sejuta rahasia darinya.“Tinggalkan aku sendiri.”Itu yang terucap setelah dirinya dengan lama diam. Ravi sungguh sangat bingung atas kemauan Vanilla. Dirinya pun hanya bisa menuruti keinginannya.“Baiklah... Jaga dirimu baik-baik,” ucap Ravi. Ia dengan berat hati meninggalkan ruangan UKS.Baru maju beberapa langkah, ia melihat Cerise yang juga tengah menatapnya. Ia lagi-lagi menatapnya dengan tatapan tak percaya. Cerise langsung lari meninggalkan Ravi setelah melihatnya berdua bersama Vanilla.Ravi sangat bingung atas apa yang ia perbuat. Ia hanya bisa memilih satu. Pilihan tersebut membuat Ravi benar-benar gila. Ia pun mencoba untuk menyusul ke mana Cerise pergi.Dalam pikirannya, ia masih bingung atas kebenaran rumor Vanilla yang beredar. Ia ingin
Setelah memberanikan diri, Vanilla mencoba untuk membuka map itu. Isinya sebuah kertas yang berisikan peringatan. Vanilla semakin bingung karena kertas itu berupa peringatan bahwa dirinya telah absen sekolah selama 5 hari tanpa keterangan.Bukankah ia otomatis didepak jika tidak membayar uang semesteran? Namun, kertas tersebut memang hanya berisikan hal itu.Untuk memastikan, Vanilla bersiap-siap untuk mendatangi SMA Hamyulyang. Rasanya seperti mimpi. Hal itu karena uang tabungannya masih utuh dan tidak membayar sepeserpun biaya sekolahnya.Meski sudah sangat siang, ia akhirnya berangkat karena penasaran. Mungkin ia akan mengundurkan diri secara resmi. Hal ini ia lakukan karena memang tidak mampu membayar uang sekolah itu.Setelah melewati gerbang, Vanilla langsung menuju ruang administrasi. Ia benar-benar sudah merasa meninggalkan sekolahnya. Setelah masalah selesai, mungkin ia akan segera pulang.“Hah? Lunas?”Vanilla terkejut
Vanilla memukul-mukul kepalanya. Tak ia sangka bahwa ia sempat berpikir untuk menyetujui tawaran Reivant untuk menjadi pacarnya. Vanilla pun berusaha untuk fokus pelajaran dan melupakan apa yang terjadi bersama Reivant.Namun, rasa tidak enak menyelimuti hati Vanilla karena pria bernama Reivant tersebut sama saja telah memberinya uang dengan jumlah yang sangat fantastis. Ia semakin bingung keputusan mana yang harus ia ambil.Bel makan siang pun telah berdering.Vanilla dengan takut memasuki cafetaria. Semua terlihat cukup baru. Terdapat angkatan baru dan dia telah menduduki kelas 3 SMA sekarang. Nampaknya ia bisa memulai lembaran baru dengan tenang.Vanilla pun meraih tempat makan besi untuk mengambil makanan. Setelah selesai, ia hanya mencari meja kosong yang belum terisi. Ia makan sendirian. Hal ini juga kesalahannya karena baru memasuki sekolah di hari ke-6.Seseorang langsung menduduki tempat duduk di depannya. Orang itu tidak memakan makanan d
“Sabtu besok kau ada acara?” tanya Reivant memecah keheningan di antara mereka.“Tidak ada,” ucap Vanilla dengan jujur. Ia mulai percaya pada pria itu. Dengar-dengar kemarin Reivant juga benar mengikuti kelas tambahan. Kabar itu membuat geger satu sekolah.“Besok aku akan menjemputmu,” ucapnya sambil menyantap makanannya. Lagi-lagi Vanilla terpaksa menerima segala tawarannya itu. Apakah selamanya akan terus seperti ini? Ini tidak nyaman karena ia bukan orang yang selalu melihat materi.***Di hari Sabtu, Vanilla terkejut melihat mobil merek Bugatti berhenti di depan rumahnya. Ia melihat Reivant sudah rapi dan tengah menunggunya. Vanilla pun buru-buru menghampiri agar tidak menjadi pusat perhatian.Mereka pun masuk dan berangkat ke tempat yang ingin Reivant kunjungi. Vanilla tidak mempunyai clue untuk menebak tempat apa yang ingin dikunjungi pria itu. Mereka selalu terdiam jika dalam pe
“Kak Reivant, bisakah kau membelikanku tas merk itu lagi? Aku sangat butuh kali ini,” ucap gadis itu sambil memainkan kerah kemeja Reivant. Pria itu di sana hanya terus minum alkoholnya. Ia seperti tidak mendengarkan gadis-gadis tersebut.“Kak Reivant, malam ini kau akan menginap di tempatku lagi 'kan?”Mendengar hal itu, bulu kuduk Vanilla merinding. Ia tidak ingin mendengar jawabannya meskipun yang dikatakannya itu ya atau tidak. Ia benar-benar tidak nyaman di sini. Vanilla ingin segera pergi dari sini.“Aku… ke toilet sebentar, ya,” ucap Vanilla dengan pelan. Ia tidak peduli ucapannya terdengar atau tidak. Vanilla keluar dari ruangan tersebut. Ia menuju toilet di tempat itu. Di dalam toilet pun, semuanya terlihat kacau. Vanilla bahkan memilih hanya untuk bercuci tangan di sana.Vanilla pun ragu untuk kembali. Ia tidak tahu apa yang akan dilakukan kedua gadis tersebut saat ia memasuki ruangannya lagi. Vanilla a
Empat orang gadis menghalangi jalannya. Vanilla bahkan tidak tahu siapapun nama dari sekelompok gadis itu. Vanilla sempat mengira bahwa mereka melakukan itu secara tidak sengaja. Namun, satu gadis yang paling depan itu tetap menghalangi jalan saat Vanilla hendak ke arah lain. “Kau masih berani menginjakkan kaki di sekolah ini?” ucap gadis itu. Vanilla hanya terdiam. Ia malas berbicara kepada orang yang tidak ia kenal itu. Vanilla sangat ingin menghindari mereka, namun mereka malah terus menghalangi. Ia pun terpaksa mendengar perkataan mereka yang ingin mereka bicarakan. “Vanilla. Kim. Kau tahu perbedaan kau dengan ini?” Gadis itu memegang botol perisa vanilla yang biasa digunakan untuk membuat kue. “Perbedaannya adalah vanila yang ini masih disegel, namun kau sudah rusak segelnya,” ucap gadis itu dan disusul tertawaan gadis-gadis yang berada di belakangnya. Beberapa orang yang menonton pun ikut tertawa karena mendengar sindiran yang blak-blaka
Pria yang menariknya itu adalah Reivant. Setelah baru sadar bahwa pria itu Reivant, Vanilla menarik tubuhnya untuk menolak ajakan apapun yang akan dilakukannya.“Ikuti aku!!” teriak Reivant sambil terus menggenggam tangan Vanilla.“Tidak mau!” balas Vanilla dengan menghentikan langkahnya.“Kau sudah berani melawan, ya?”Bugh!Reivant menendang perut Vanilla dengan lututnya.“Akh!” Vanilla hanya meringis perutnya ditendang secara tiba-tiba.Reivant pun terus menarik Vanilla ke arah mobilnya. Vanilla pun berhasil ia masukkan dan Reivant segera menyetir mobilnya menuju bar yang biasa ia kunjung itu.Seseorang melihat pergerakan Reivant dan Vanilla. Ia secara diam-diam mengambil beberapa gambar dan memilih foto mana yang lebih ambigu. Ia pun melanjutkan narasi yang berada di ponselnya itu.‘... Kehamilan Vanilla nampaknya akan diaborsi.’Ia menekan tombol &ls