공유

Bab 3 Surat Perjanjian

작가: Aurel Ntsya
last update 최신 업데이트: 2024-04-03 20:00:48

"A-apa ini?"

Tania cukup terkejut, ia baru masuk ke dalam ruangan dan sebuah map berwarna coklat melayang ke arahnya. Pria menyeramkan itu, si antagonis yang tak punya hati. Bagaimana Tania akan hidup bersamanya, sebagai suami-istri.

Niatnya untuk beristirahat terpaksa ia urungkan, mereka harus membicarakan hal yang jauh lebih penting dibandingkan berisitirahat.

"Aku sudah mengatakannya 'kan, kau harus membayar mahal atas bantuanku hari ini!"

"Aku tahu! Kau akan melakukan ini!" batin Tania dalam hati, ia segera mengambil map coklat tersebut, di dalamnya terdapat beberapa kertas yang telah dijilid menjadi satu.

"Surat Perjanjian?" gumam Tania, keningnya berkerut membaca tulisan tebal yang menjadi sampul dari tumpukan kertas tersebut.

Meski masih berada dalam kebingungan, Tania berusaha tenang dan membuka tiap lembar dari kertas itu, sebelum ia benar-benar membacanya, alangkah baiknya jika ia memastikan terlebih dahulu apa isi dari kertas-kertas tersebut.

"Kapan dia menyiapkan semua ini, kita bahkan belum meninggalkan gedung pernikahan," resah Tania dalam hati.

Surat Perjanjian

Antara Pihak Pertama (Rayanggara Nugraha) dan Pihak Kedua (Titania Lestari)

1. Pihak kedua harus patuh pada pihak pertama. Pihak kedua harus melakukan apa pun yang diperintahkan pihak pertama, dan tidak melakukan hal yang tidak disenangi pihak pertama.

2. Jika pihak pertama mengatakan "tidak" maka artinya "tidak", jika pihak pertama mengatakan “iya” maka belum tentu artinya “iya”. Jadi, pihak kedua harus bisa memahami maksud dari apa yang dikatakan oleh pihak pertama.

3. Pihak kedua harus mengikuti setiap aturan yang dibuat oleh pihak pertama, baik yang terlampir ataupun tidak terlampir.

Tania memegang kepalanya yang tiba-tiba terasa pening. Tanpa sadar ia meremas kertas-kertas yang di dalamnya terdapat poin-poin yang menjabarkan mengenai perjanjian yang harus ia patuhi.

"Surat perjanjian macam apa ini? Apa dia ingin menjadikanku mainannya?"

Dada Tania terasa panas, ia jelas dirugikan dalam surat perjanjian tersebut. Ini bukanlah surat perjanjian antar dua pihak, tapi keputusan sepihak.

Tania berusaha tenang, mencoba menghirup udara perlahan untuk meredam amarah yang memuncak di otaknya. Tania tidak bisa melawan. Saat pria kejam itu resmi menjadi suaminya, saat itu juga Tania kehilangan haknya.

Tania lanjut membaca isi surat perjanjian tersebut hingga selesai.

Surat Perjanjian ini dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu pada pihak kedua. Surat perjanjian ini hanya dapat dibatalkan oleh pihak pertama.

“Lalu untuk apa surat perjanjian ini dibuat dengan melibatkan aku?” gumam Tania yang masih dapat didengar oleh Ray.

“Baca semuanya!” ucap Ray yang duduk bersandar pada sofa.

Mendengar itu, Tania menutup rapat mulutnya. Ia pikir Ray tidur, karena Ray tampak memejamkan matanya. Ternyata, Tania masih tidak memiliki keberanian untuk menghadapi sosok yang duduk di depannya.

Lampiran:

Berikut aturan-aturan yang harus dipatuhi pihak kedua selama menjadi istri dari pihak pertama.

“Wah, dia benar-benar tidak punya hati!” gumam Tania begitu pelan sembari menatap Ray yang masih memejamkan matanya.

“Bagaimana bisa dia membuat semuanya sampai sedetail ini? Aku bahkan harus membuka sepatunya? Apa aku pembantu?”

Tania sudah membaca aturan-aturan yang ada pada lampiran surat tersebut. Dan itu membuat Tania membayangkan apa saja yang akan ia lakukan setelah hari ini.

Tania benar-benar membayar mahal atas bantuannya. Rayanggara Nugraha, dia benar-benar sesuatu. Sesuatu yang sangat sulit ditebak.

“Jika sudah membacanya, maka bubuhkan tanda tanganmu di atas materai itu.”

Ray membuka matanya, menyodorkan sebuah pulpen pada Tania agar segera bertanda tangan. Namun, Tania tampak enggan untuk menerima pulpen tersebut. Ia hanya menatap Ray dengan rahang mengeras.

Tania marah. Ia merasa harga dirinya direnggut oleh Ray dengan semua aturan yang akan mengikatnya. Jika boleh memilih, Tania akan duduk di pelaminan sendirian dan menjadi gunjingan orang-orang, dibanding harus menyelamatkan citra keluarga mereka dan mengorbankan diri dengan masuk ke dalam kobaran api.

“Kau harus membayar mahal atas bantuanku! Dengan membubuhkan tanda tanganmu, maka itulah bayarannya!” geram Ray, tak suka saat Tania menatapnya dengan tatapan seperti itu.

Tania tertawa terbahak-bahak. Bukan karena bahagia, tapi karena ia tampak menyedihkan. Ia telah menjual harga dirinya pada pria kejam di hadapannya.

"Benar, aku harus menandatangi perjanjian ini. Dan aku akan merangkak di bawa kakimu," batin Tania bergejolak, ingin menolak namun tidak ada pilihan untuk itu.

Dania menggenggam erat pulpen yang ia pegang. Jelas, ia merasa sangat berat untuk menggoreskan tinta di atas materai tersebut.

“Baiklah. Tapi, apakah aku bisa mengajukan sebuah permintaan?”

“Silahkan.”

Tania menelan ludahnya, bingung harus mulai mengatakannya darimana. Ini jelas kontroversi, kehadirannya saja tidak diterima begitu saja. Bagaimana bisa Tania membawa seseorang lagi untuk ikut serta dengannya.

“Aku-" Tania menelan ludahnya. Perasaannya sedang campur aduk, rasa marah yang tertahan membuatnya sulit berpikir jernih.

"Aku memiliki anak perempuan,” ucap Tania akhirnya.

Tania diam beberapa saat, tidak langsung melanjutkan ucapannya. Ia menatap Ray, memastikan terlebih dahulu suasana hati pria itu, setelah mendengar apa yang baru saja ia katakan.

“Apa dia akan ikut bersamamu?” tanya Ray setelah ia diam cukup lama.

Ray tersenyum, membuat Tania merinding. Melihat sebuah senyuman di wajah Raya jauh lebih menyeramkan, dibandingkan dengan menatap wajah datarnya.

“Maka peraturan baru haru dibuat.”

Ray berpindah tempat duduk ke sebelah Tania, membuat Tania bergeser memberi jarak di antara mereka.

“Aku tidak menerima orang lain dalam rumahku, kecuali dia sudah terikat denganku! Bagaimana menurutmu?”

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (1)
goodnovel comment avatar
Kanjeng Ratu
ini semacam sudah direncanakan ga sih sama Ray, kok bisa terstruktur gtu loh sampai udah siapkan surat perjanjian segala, ga mungkin dadakan dong itu
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Presdir Dingin Itu Suami Dadakanku   Bab 134 Kembalinya Juan

    “Tania,” tegur Ray saat Tania tidak memperhatikannya.“Iya, ada apa sayang?” tanya Tania. Ia keasikan bertukar pesan dengan Maudy, membuat Tania tidak memperhatikan apa yang dikatakan Ray.“Kamu dengar tidak apa yang aku katakan?”Tania kebingungan, ia bahkan tidak ingat kalau Ray berbicara sesuatu padanya. Namun untuk menyelamatkan dirinya, Tania hanya mengangguk pelan, tampak jelas kalau ia sendiri ragu.“Coba jelaskan ulang apa yang aku katakan tadi.”Tania jadi diam seribu bahasa, ia tidak tahu harus mengatakan apa. Ia bahkan tidak tahu apa saja yang dikatakan Ray.“Kau tidak tahu ‘kan.” Ray menyentil dahi Tania, membuat Tania meringis.“Sayang,” rengeknya, mengusap dahinya.“Makanya kalau aku bicara itu dengarkan. Jangan hanya fokus pada ponselmu. Jika kau terus seperti ini, aku akan mematahkan ponselmu.”Tania langsung meletakkan ponselnya di meja. Ia tersenyum menatap Ray, seolah bersikap manis. Menunjukkan bahwa dirinya akan berperilaku baik.“Apa yang tadi kamu katakan, sayan

  • Presdir Dingin Itu Suami Dadakanku   Bab 133 Ray dan Sandiwaranya

    Tania merasa aneh, Juan tidak pernah lagi menampakkan batang hidungnya. Juan seolah menghilang begitu saja. Ray juga tidak pernah membahas tentang Juan, bahkan saat Tania bertanya, tidak ada yang memberikan jawaban.“Sayang, aku tidak pernah lagi melihat Juan. Apakah dia sakit?” tanya Tania pada suaminya, Ray.“Tania, sudah berapa kali aku katakan. Jangan pernah membahas tentang laki-laki lain. Aku tidak suka,” jawab Ray, mendengus kesal. Iya bahkan melepaskan pelukannya dan menatap Tania tajam.“Aku ‘kan hanya bertanya karena khawatir, lagipula dia sahabat kamu ‘kan.”Tania bergumam pelan, namun masih bisa didengarkan oleh Ray. Hal itu membuat Ray semakin kesal.“Sayang, kamu marah?” Melihat Ray yang langsung memutar tubuhnya, berbaring membelakangi Tania, membuat Tania menyadari kalau Ray benar-benar kesal. Tania lalu memeluk Ray dari belakang. Tania tidak bisa membiarkan Ray kesal, karena itu bisa berdampak pada hal lainnya juga. Jadi kunci segalanya berjalan baik adalah membuat

  • Presdir Dingin Itu Suami Dadakanku   Bab 132 Keanehan Juan

    “Sayang, lihat bukankah ini sangat lucu.” Tania yang antusias, jadi terkejut saat melihat bukan Ray yang ada di sebelahnya.“Iya, itu menggemaskan, cocok untuk Rose,” jawab Juan dengan senyuman tulus yang ia tunjukkan.“Di mana, Ray?” tanya Tania yang langsung menyadari ketidakhadiran Ray di dekatnya.Tania mengedarkan pandangan matanya, mencari keberadaan Ray. Namun, Ray tidak ada di mana pun. Saat ini hanya ada Tania dan juga Juan.“Mau ke mana? Bukankah kau ingin melihat pakaian untuk Rose?” Juan menarik tangan Tania yang hendak pergi. Hal itu membuat Tania menatap Juan heran, ini kali pertama Juan bersikap seperti ini.“Lepaskan.” Tania menarik tangannya yang digenggam oleh Juan.Tania benar-benar merasa tidak nyaman di dekat Juan. Tania merasa ada yang mengganjal dari sikap Juan. Dia tidak seperti biasanya.“Ray harus kembali ke kantor, karena itulah aku yang menemani kamu di sini,” jelas Juan.“Mengapa dia tidak mengatakannya padaku?” protes Tania, seharusnya Ray mengatakannya p

  • Presdir Dingin Itu Suami Dadakanku   Bab 131 Kesalahan Tania

    Tani duduk dengan gelisah di atas tempat tidur, ia tidak bisa turun atau bahkan meninggalkan tempat tidur tanpa izin Ray. Kecuali jika Tania sanggup menerima hukuman dua kali lipat, maka ia bisa bebas membangkang.“Dia kemana sih,” gerutu Tania, kesal. Ray sudah pergi sejak tadi dan belum kembali juga. Padahal Ray mengatakan kalau ia tidak akan lama.Karena penasaran, Tania akhirnya memberanikan diri untuk membangkang. Ia harus turun ke bawah dan melihat apa yang terjadi.Tania merasa tidak bisa tenang. Ia sangat yakin kalau Ray dan Juan akan menghukum pengawal dan mungkin juga asisten rumah. Padahal ini tidak ada hubungannya dengan mereka, semua ini murni kesalahan Tania. “Jangan sampai mereka menghukum orang yang tidak bersalah,” gumam Tania pelan.Dan seperti dugaan Tania, saat ia sampai di bawah. Juan sedang mendisiplinkan para pengawal dan seluruh asisten rumah, termasuk Ma Cee. Tania segera menghampirinya, meskipun harus dengan tertatih-tatih karena kakinya yang sedang sakit.

  • Presdir Dingin Itu Suami Dadakanku   Bab 130 Terluka

    Rapat sedang berlangsung saat telepon Juan terus berdering, sehingga ia terpaksa meninggalkan rapat.Juan mulai curiga saat melihat banyak panggilan tidak terjawab dari telepon rumah, pengawal dan sekarang telpon dari Ma Cee menggunakan nomor pribadinya. Biasanya Ma Cee tidak menggunakan nomor pribadinya untuk menelpon.“Ada apa Ma Cee?” tanya Juan.“Nona Tania … Nona Tania tidak sadarkan diri, Nona Tania terluka, kakinya terluka dan mengeluarkan banyak darah.”Jantung Juan terasa berhenti berdetak mendengar suara ketakutan Ma Cee. Dalam keadaan darurat apa pun itu, Ma Cee biasanya selalu tenang. Namun, sekarang terdengar jelas suara Ma Cee yang bergetar disertai napasnya yang memburu, menunjukkan dengan jelas betapa takut dan khawatirnya Ma Cee.Juan memutar tubuhnya menatap pintu ruang rapat. Jika ia memberitahukan pada Ray sekarang, maka rapat akan terhenti dan semuanya harus ia susun kembali dari awal. Namun jika Juan tidak memberitahukan pada Ray sekarang, maka Juan tidak bisa me

  • Presdir Dingin Itu Suami Dadakanku   Bab 129 Perlindungan

    “Apakah kamu ingin ikut ke kantor?” tanya Ray. Tania yang baru bangun dibuat terkejut dengan pertanyaan Ray. Yang benar saja, bagaimana mungkin Tania tiba-tiba muncul di kantor setelah semua yang terjadi. “Tidak, aku di rumah saja,” jawab Tania cepat.“Aku takut jika kau akan bosan di rumah,” ujar Ray, berjalan mendekati Tania yang masih duduk di tempat tidur.“Sudah tidak ada Rose yang akan mengganggumu,” ujar Ray lagi, mengusap wajah Tania yang memerah.Rose kembali ke luar negeri untuk melanjutkan akademik. Sebelumnya Rose memang tidak dikeluarkan, sehingga ia masih terdaftar sebagai siswa di sana. Meskipun berat, Tania tidak punya pilihan lain selain melepas Rose. Lagipula itu juga permintaan Rose yang ingin kembali belajar dan bermain bersama teman-temanya.“Aku bisa pergi ke pantai yang di depan rumah, apakah boleh?” tanya Tania.“Boleh, pergilah bersama asisten rumah dan beberapa pengawal.”“Ray,” ujar Tania memelas. Tania tahu, hubungannya dengan Ray sudah berubah, bukan l

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status