Beranda / Romansa / Istri Palsu Presdir / 38. Suami yang Curiga

Share

38. Suami yang Curiga

Penulis: Velmoria
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-14 20:27:54

Sebelum pulang, Ethan memanggil tim investigasi internal perusahaan ke ruang kerjanya. Laporan pertama seharusnya masuk hari ini. Hasil dari penyelidikan upaya penculikan Isla yang terjadi beberapa hari lalu.

“Laporkan perkembangannya,” perintah Ethan tegas pada ketua tim.

“Kami berhasil mengidentifikasi sopir taksi melalui rekaman plat nomor dari kamera lalu lintas,” ujar ketua tim, sambil meletakkan map laporan di hadapan Ethan. “Namun, data identitasnya palsu. Nama, alamat, dan dokumen kependudukan lainnya ternyata tidak terdaftar di sistem resmi. Semuanya rapi, seperti dibentuk untuk satu kali pakai.”

Ethan membaca ringkasan di halaman depan. Wajahnya tidak menunjukkan reaksi apa pun, tapi jarinya menekan halaman laporan agak kuat. “Ada rekaman CCTV lain?”

“Tidak ada yang bisa digunakan. Kamera dari dua titik lokasi padam sejak dua jam sebelum kejadian. Log server mencatat error, tapi tidak ada jejak manipulasi. Terlihat alami. Kami periksa cadangan data dari pusat, tapi semua kos
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Istri Palsu Presdir   43. Kemarahan Sang Sekretaris

    Stella buru-buru melangkah menuju lift. Sepatunya berdetak pelan di lorong marmer, tapi langkahnya penuh tekanan. Wajahnya menegang, dagunya terangkat sedikit. Rahangnya mengeras. Tangannya terkepal di sisi tubuh, kuku-kukunya menekan telapak tangan. Gambaran tadi masih terputar jelas di kepalanya. Isla duduk tenang, menyuap mousse itu sampai habis, lalu tersenyum ke Ethan. Mereka saling bertatapan, lama.Sialan! Satu sendok seharusnya cukup. Setidaknya, Isla harus mengalami kejang, wajah membiru, muntah atau kehilangan napas sesaat.Tapi … apa-apaan itu tadi? Kenapa Isla si pelayan rendahan itu masih baik-baik saja?Stella menekan tombol lift keras-keras. Satu. Dua. Tiga kali. Seolah itu bisa mempercepat waktu. Satu orang hampir ikut masuk, tapi ia mengangkat tangan, menghalangi pintu.“Maaf. Aku butuh sendiri.”Orang itu mengangguk, lalu mundur.Begitu pintu menutup, Stella menarik napas pendek, tajam. “Brengsek,” gumamnya nyaris tak terdengar, bibirnya bergetar. “Kenapa dia tidak

  • Istri Palsu Presdir   42. Ada yang Aneh

    Lalu ia mencondongkan tubuh sedikit, cukup untuk melihat ekspresi lawannya dengan lebih jelas dalam jarak dekat.“Aku mungkin pelayan,” selanya pelan, nadanya nyaris ramah. “Tapi aku tahu cara bersikap.”Ivy memiringkan kepala sedikit. Senyumnya tak berubah, tapi suaranya terdengar lebih datar. “Mungkin itu yang membedakan kita.”Wajah Stella memerah perlahan. Tangan yang sejak tadi memegang batang gelas anggur kini menggenggam terlalu kuat, membuat sendi jarinya menegang. Matanya menatap Ivy tanpa senyum.Ivy masih duduk dengan tenang. Ia melirik sekilas ke arah tangan Stella yang masih mencengkeram gelas. “Hati-hati,” ucapnya datar, “gelasnya bisa pecah kalau digenggam sekuat itu.”Stella menoleh perlahan, pandangannya bergerak ke bawah sejenak, menyadari tekanan jarinya sendiri. Sialan kau, Isla!Ia mengangkat gelas itu, menyisipkan satu tegukan kecil seolah menenangkan diri. “Terima kasih atas pengingatnya,” katanya datar, lalu bangkit. Gerakannya tenang, berusaha anggun, walau ba

  • Istri Palsu Presdir   41. Dua Gelas Anggur

    Setelah menyapa beberapa petinggi perusahaan yang lebih dulu datang, Ethan menuntun Ivy menuju meja yang telah disiapkan untuk mereka.Meja yang tadi ditunjukkan oleh staf yang menyambut Ivy, berada di sisi selatan rooftop, sedikit lebih tenang dibanding area utama. Langit mulai gelap, dan cahaya lampu gantung menggantung rendah di atas meja, memberikan kesan hangat.Langkah mereka perlahan. Tangan Ethan masih di punggung Ivy, seolah belum ingin melepasnya.“Di sini,” kata Ethan, menoleh sebentar pada istrinya.Ivy mengangguk kecil. Ia menarik kursi pelan, hendak duduk, tapi Ethan lebih dulu menahan sandarannya.Setelah Ivy duduk, Ethan tidak langsung pergi. Ia membungkuk sedikit, mendekatkan bibir ke telinga sang istri. “Aku harus menyapa beberapa tamu dulu,” ucapnya pelan.Ivy mengangguk lagi. “Lakukan yang perlu kau lakukan.”Ethan menatap istrinya sesaat dari samping, namun tetap berbisik, “Kalau ada apa-apa, kirim pesan.”Setelah melihat istrinya mengangguk, Ethan melangkah pergi

  • Istri Palsu Presdir   40. Pelayan Rendahan

    Ivy duduk di sisi ranjang, kaki kirinya sedikit terangkat. Dengan gerakan lambat dan hati-hati, ia memutar pergelangan kakinya ke kiri dan ke kanan. Tidak ada nyeri, hanya rasa tegang sesekali. Ia mengatur napas. Fokus.Ponselnya bergetar di meja samping ranjang.Ivy menoleh, bergeser pelan dan meraih ponselnya. Pesan dari Ethan.[Bersiaplah. Jam tujuh malam ini akan ada makan malam di restoran rooftop kantor pusat.]Ivy menatap layar beberapa detik. Tidak membalas.Menarik dan mengembuskan napas pelan, ia meletakkan kembali ponselnya ke tempat semula.Baiklah. Ia akan bersiap dan memulai kembali perannya dengan baik malam ini. Ingat. Ia adalah Isla. Jangan lengah.Tiga puluh menit sebelum jam tujuh, Ivy keluar dari kamar. Ia menuruni tangga dengan hati-hati, memastikan pergelangan kaki kirinya tidak terlalu banyak mengalami tekanan.Ivy mengenakan gaun selutut berwarna charcoal grey. Potongannya sederhana, tapi terstruktur dengan baik, mengikuti bentuk tubuh tanpa terlihat berlebih

  • Istri Palsu Presdir   39. Lubang yang Makin Besar

    Ivy mengangguk pelan. “Ada, tapi bukan masalah besar. Cuma perlu diingatkan saja.“Aku hanya ingin orang-orang di rumah ini tidak kehilangan tata krama,” lanjutnya tenang. “Beberapa dari mereka sudah melewati batas. Bicara seenaknya. Jika dibiarkan, itu bisa terulang.”Ethan mengangguk pelan. Namun, pikirannya mulai terusik. Isla yang ia kenal tidak pernah bicara dan bersikap seperti ini. Akan tetapi, ia tidak langsung menjawab. Hanya memperhatikan wajah istrinya lebih dalam. Tatapannya lama, seolah sedang mengamati, mencari celah dari sikap dan ucapan Isla.Semakin lama dilihat, Isla makin terasa berbeda.Nada bicaranya tegas. Pandangannya tajam. Bukan Isla yang selama ini ia kenal.“Hmm, begitu rupanya,” gumam Ethan akhirnya, lalu berdiri.Ivy mengalihkan pandangan, berusaha tampak tenang. Padahal dadanya terasa sesak saat tadi melihat sorot mata Ethan yang tenang, tapi tajam.Ia harus lebih berhati-hati mulai sekarang. Ethan bukan tipe yang mudah melewatkan detail.Ivy menarik nap

  • Istri Palsu Presdir   38. Suami yang Curiga

    Sebelum pulang, Ethan memanggil tim investigasi internal perusahaan ke ruang kerjanya. Laporan pertama seharusnya masuk hari ini. Hasil dari penyelidikan upaya penculikan Isla yang terjadi beberapa hari lalu.“Laporkan perkembangannya,” perintah Ethan tegas pada ketua tim.“Kami berhasil mengidentifikasi sopir taksi melalui rekaman plat nomor dari kamera lalu lintas,” ujar ketua tim, sambil meletakkan map laporan di hadapan Ethan. “Namun, data identitasnya palsu. Nama, alamat, dan dokumen kependudukan lainnya ternyata tidak terdaftar di sistem resmi. Semuanya rapi, seperti dibentuk untuk satu kali pakai.”Ethan membaca ringkasan di halaman depan. Wajahnya tidak menunjukkan reaksi apa pun, tapi jarinya menekan halaman laporan agak kuat. “Ada rekaman CCTV lain?”“Tidak ada yang bisa digunakan. Kamera dari dua titik lokasi padam sejak dua jam sebelum kejadian. Log server mencatat error, tapi tidak ada jejak manipulasi. Terlihat alami. Kami periksa cadangan data dari pusat, tapi semua kos

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status