Perangkap Hasrat Bos Mafia

Perangkap Hasrat Bos Mafia

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-22
Oleh:  MOON SAGEOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Peringkat. 1 Ulasan
8Bab
16Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

"kau akan belajar mengenal semua sisi dunia, termasuk apa yang aku sukai. Dan itu dimulai dari sini." Elena Clarissa menatap berbagai peralatan BDSM yang ada di ruangan dengan perasaan ngeri. ‘Ini aneh. Sungguh tak normal! Apakah aku harus diperlakukan seperti itu?! Sangat menjijikkan!’ Mulai malam laknat itu, Elena harus menjalani kehidupan bagai di dasar neraka. Masa depan gemilangnya sebagai calon dokter pun runtuh ketika dia dibawa ke bos mafia bengis dengan hasrat tak wajar. Mengapa dia merelakan dirinya dikuasai bos mafia?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1. Dijual Ayah Sendiri

“Ayah, jangan jual aku!”

Elena Clarissa tersungkur di lantai granit putih dengan pola berlian yang mewah dan elegan. Dia berusaha menarik ujung jaket Baskara Adijaya, memohon belas kasihnya. Tapi, pria yang dipanggil Ayah tersebut bersikap acuh tak acuh.

Baskara berjongkok sambil menatap Elena lekat-lekat. “Heh, jalang! Jika kamu ingin nyawa ibumu selamat, maka diam dan menurut lah!”

Baskara tersenyum getir. Lalu, berdiri sambil merapikan jaketnya.

Di hadapan mereka, berdiri seorang pria paruh baya, berkumis tipis dan memiliki tatapan mata yang tajam. Penampilannya cukup formal. Rambutnya tersisir rapi ke belakang. Dia adalah Butler di Mansion ini.

Elena menduga, pakaian pria itu sangat mahal. Belum lagi, sepatu pantofel yang mengkilap. Membayangkan saja mampu membuat jantungnya berpacu lebih cepat.

Baskara tersenyum pada Butler. Tatapannya melembut, sangat berbeda saat menatap Elena.

Baskara membungkuk hormat. “Tuan Alan, dia putriku. Sesuai janjiku pada Don Rixon, dia akan kujadikan sebagai alat pelunas utang.”

Kedua bola mata Elena membulat, menatap tidak percaya pada Baskara.

Baskara memang sudah gila! Dia benar-benar ingin menjual anaknya.

“Ayah!” Elena berteriak. “Tolong batalkan perjanjiannya! Ini namanya perdagangan perempuan. Ini tidak benar, Ayah! Kamu akan masuk penjara karena menjualku.”

Butler mengamati tindak-tanduk Elena. Dalam sekejap, raut wajahnya menggelap.

Baskara gugup. Jika dia tidak berhasil menjual anaknya, maka Don Rixon pasti akan murka. Bahkan, Don Rixon tidak akan segan melenyapkan nyawanya tanpa meninggalkan jejak.

Baskara kembali berjongkok. “Diam, Elena! Ingat, status kamu cuma anak haram. Jadi, aku harus membuang aib yang menggangguku.”

Elena menggigit bibir bawahnya. Tubuhnya membeku. Dia tidak mampu mengatakan apapun lagi.

Baskara berdiri sambil tersenyum pada Butler. Dia melirik Elena yang sedang menangis. Sorot matanya dingin dengan garis wajah yang keras, sama sekali tidak menunjukkan rasa bersalah.

“Maaf, Tuan,” kata Baskara. “Aku bersalah karena tidak mendidiknya dengan baik.”

Kemudian, Baskara memelankan suaranya. Dia mendekati mulutnya ke daun telinga Butler.

“Ngomong-ngomong, dia masih perawan. Tuan Rixon pasti menyukainya.”

Baskara mengakhiri kalimat sambil terkekeh. Sedangkan Butler mengangguk kepada anak buahnya.

“Berikan uangnya!” perintah Butler.

“Baik,” sahut anak buah.

Anak buah Butler meletakkan satu buah koper hitam berukuran sedang di hadapan Baskara. Dalam sekejap, mata Baskara memancarkan kilat kebahagiaan.

“Koper ini berisi uang sesuai dengan kesepakatan,” ungkap Butler.

Kedua mata Baskara membelalak. “Rp1 miliar?!”

Butler tetap bersikap tenang. “Kau harus memeriksanya terlebih dahulu, Baskara!” serunya.

Baskara lantas berjongkok dan membuka koper tanpa segan. Melihat hal itu, tentunya membuat Elena semakin gelisah.

Benar saja! Begitu koper terbuka, terlihat tumpukan uang merah di dalamnya. Baskara meraih beberapa rupiah.

“Aku kaya raya lagi!” seru Baskara, kegirangan. “Tidak sia-sia kamu tumbuh begitu cantik, Elena!”

Anak buah Butler mendekati Baskara dan menyodorkan sebuah dokumen.

“Tuan Baskara, Bos kami tidak suka bermain-main. Jadi, cepat tanda tangani surat perjanjian jual beli sekarang!”

“Baik.”

Usai tanda tangan, Baskara mengangkat koper dan bersiap untuk pergi.

“Ayah, berhenti! Jangan tinggalkan aku!”

Saat Elena hendak mengejar Baskara, beberapa anak buah Butler menahannya.

“Lepaskan aku!” Elena berontak.

Butler melangkah mendekati Elena. “Nona, sekarang kamu sudah menjadi salah satu wanita Tuan Rixon. Kalau kamu menyayangi hidupmu, maka menurut lah!”

Elena menatap Butler dengan pandangan tidak suka. Namun dia tahu, hidup dan matinya berada di genggaman Don Rixon yang bahkan dia sendiri tidak tahu bagaimana rupanya!

“Aku berikan kamu nama Ruby. Sesuai dengan keinginan Tuan Rixon. Semua wanita di sini diberikan nama berdasarkan warna bajunya.”

Butler berteriak memanggil pelayan. “Bawa dia ke kamar dan siapkan pakaian!”

“Baik.”

Mata Elena terpukau ketika menatap tangga besar. Dia baru menyadari bahwa mansion yang didominasi dengan warna hitam dan putih ini benar-benar mewah.

Elena dibawa ke lantai atas. Saat menaiki anak tangga, dia melihat sebuah lukisan klasik dengan tatapan penuh kekaguman.

Tidak lama, Elena tiba di ruangan yang terletak paling ujung. Salah satu pelayan menyambutnya.

“Silakan masuk, Nona!”

Begitu pintu terbuka, manik cokelat Elena melebar menyadari kemewahan di dalamnya.

‘Ini kamarku? Benarkah ruangan mewah ini akan menjadi kamarku? Ini bahkan terlalu mewah untukku!’ pikir Elena.

“Ini kamar kamu, Nona Elena,” kata pelayan. “Sebaiknya kamu cepat mandi dan berdandan! Don Rixon akan segera datang menemui kamu.”

Usai memberikan pesan, pelayan segera menutup pintu.

“Aku harus bertahan.”

Elena tidak boleh berdiam diri. Dia masih ingin hidup demi merawat ibunya yang sakit-sakitan. Jadi, dia memutuskan untuk mencoba menerima takdirnya.

45 menit kemudian, Elena sudah selesai mandi dan berpakaian. Dia membiarkan rambut panjangnya tergerai. Dia begitu risih dengan gaun selutut berwarna merah yang dipakainya.

Angin musim gugur bertiup melalui jendela yang terbuka, membuat Elena sedikit kedinginan. Detik berikutnya, dia tertidur pulas di ranjang.

Tidak lama, pintu kamar Elena terbuka. Terdengar suara sepatu pantofel pria melangkah mendekati ranjang.

Sebelah alis mata pria itu terangkat. “Tidur?”

Sosok pria tinggi dengan setelan jas hitam memperhatikan Elena yang sedang tertidur pulas.

“Cukup berani. Akan kulihat sejauh mana keberaniannya.”

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Zoya Dmitrovka
Gas update Thor
2025-05-12 14:28:05
0
8 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status