Terjebak Dekapan Panas Duda Posesif

Terjebak Dekapan Panas Duda Posesif

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-15
Oleh:  SoffiaBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
6Bab
9Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

"Yakali sudah berstatus duda belum pernah melakukan adegan begituan." "Kamu nggak percaya?" "Nggak!" "Yasudah, ayo kita buktikan." .... Kiara yang tadinya dimintai tolong untuk menemani kakaknya ke sebuah acara, tiba-tiba malah terbangun di sebuah kamar bersama dengan seorang laki-laki asing. Berpikir kalau semua akan baik-baik saja, tapi justru itu adalah awal masalah karena dia malah menginginkannya. Siapa sangka, kehidupan normalnya yang hanya berstatus mahasiswi mendadak jadi istri seorang DUDA.

Lihat lebih banyak

Bab 1

BAB : 1

“Uh … panas sekali….”

Kiara melangkah terseok-seok sembari menarik-narik bajunya. Jalannya sudah sempoyongan dan bahkan nyaris jatuh beberapa kali. Tangannya yang bebas berpegangan pada pembatas jalan.

Ada yang aneh dengan tubuhnya, Kiara menyadari hal itu. Seharusnya gadis itu menjemput kakaknya di ruang pesta di dalam. Namun, kakaknya justru menghilang dan setelah meminum segelas minuman yang diberikan oleh kakaknya, tubuh Kiara mulai tidak bisa dikendalikan.

Seakan-akan dia sedang dibakar dari dalam!

Gadis itu mengarahkan pandangan pada jalanan yang ramai kendaraan lalu lalang, kemudian melambaikan tangan pada sebuah mobil yang lewat. Ia tidak menyadari bahwa dirinya sudah turun dari trotoar, otomatis membuat kendaraan itu berhenti mendadak saat Kiara tiba-tiba muncul di depan sana.

Mengira itu adalah taksi, Kiara langsung masuk ke kursi penumpang.

"Ck, jahat sekali mereka," keluhnya mulai memejamkan kedua mata. Merasa pusing.

"Siapa?" Sebuah suara bariton menanggapi gumaman Kiara.

Namun, gadis itu hanya membalas, "Kepalaku pusing," ujarnya dengan nada pelan, nyaris terdengar seperti rengekan.

Kiara kemudian mulai menarik bajunya lagi, merasa risih.Wajah gadis itu tampak memerah meski cahaya di dalam mobil remang-remang.

Sebuah lenguhan mendadak lolos dari bibirnya. Tubuhnya terasa sangat tidak nyaman! Seperti perlu–

Sebuah sentuhan tiba-tiba menerpa wajah Kiara, membuat mata gadis itu terfokus pada seseorang yang sedang mengarah padanya. Sensasi dingin dari tangan sosok itu seperti menyegarkannya.

Fokus Kiara tenggelam pada sepasang mata cokelat gelap di hadapannya. Dari jarak sedekat ini, Kiara bisa melihat sosok itu memiliki lipatan kelopak mata khas orang Asia. Hidungnya pun mancung, sementara garis wajahnya tegas dan elegan.

“Kamu …” gumam Kiara. Tangannya menyentuh pelipis pria itu, lalu turun ke pipinya, sebelum jarinya mengikuti lekuk hidung sosok asing tersebut. Dengan suara  pelan, Kiara tertawa kecil. “Tampan sekali.”

Gadis itu tiba-tiba merasakan lecutan sensasi tidak nyaman sekali lagi, membuat satu desahan lolos dari bibirnya.

“He–hei,” bisik Kiara. Matanya sudah kembali tidak fokus saat menatap sosok asing itu sekali lagi. “Tolong bantu aku, Tuan….”

***

Sosok itu membawa Kiara ke dalam sebuah ruangan. Gadis itu masih dalam keadaan setengah sadar, menggumamkan hal-hal tidak jelas. Kadang memuji tubuh kokoh yang sedang menggendongnya, kadang juga menyelipkan sebuah desahan ketika tubuhnya kembali berulah.

“Panas sekali ...”

Kiara menggerutu saat perasaan tak nyaman itu seolah sedang menggerogoti tubuhnya.

Duduk di tepi ranjang, dengan kedua tangan berada di sisi kiri dan kanan gadis itu, hingga seperti mengunci pergerakan dia. Menatap lekat wajah yang tampak memerah, pun keringat yang membasahi wajah dia. Napasnya naik turun, menelan ludah menahan perasaan aneh yang mendera. 

Kiara tersenyum, menatap seseorang yang tepat ada dihadapannya. Mabuk membuat pikirannya melayang. Kemudian perlahan menyentuh wajah itu. Gadis itu kembali menelusuri wajahnya, kemudian melingkar di tengkuknya. Tak sampai di situ, Kiara menariknya hingga posisi keduanya benar-benar dekat.

Napas keduanya bertemu, Kiara bisa mencium aroma parfum yang menyegarkan itu samar. 

“Aku menyukaimu,” ucap Kiara lirih.

Tersenyum saat mendengar ucapan Kiara. Sudah menahan diri, tapi jika godaannya seperti ini sepertinya sayang sekali untuk ditolak.

“Benarkah?”

Bukan sebuah jawaban, tapi ketika bibir Kiara menyentuh pipinya, perasaan itu tak terelakkan lagi hingga akhirnya bibir keduanya bertemu tanpa ragu.

Bisa ia rasakan sentuhan tangan Kiara yang menyentuh punggungnya lembut. Sesekali mencengkeram, seolah membuatnya semakin tertantang untuk memberikan sikap intens itu padanya. 

Napas keduanya memburu, menikmati setiap adegan yang terjadi dan larut di dalamnya.

Keesokan paginya, sebuah deringan ponsel langsung membuat Kiara tersentak bangun bahkan duduk secara tiba-tiba. Tapi seketika meringis saat kepalanya terasa begitu sakit dan berdenyut-denyut hingga kembali memilih untuk merebahkan diri.

"Uh, rasanya sakit banget," keluhnya.

Lagi-lagi benda pipih yang ada di sisi kirinya itu berdering. Menyambar dan melihat siapa yang sedang meneleponnya.

"Mama," gumamnya.

Segera menggeser layar datar itu.

"Apa, Ma?"

"Kiara kamu di mana!?"

Kiara sampai menjauhkan ponsel dari pendengarannya saat suara wanita paruh baya itu seolah memporak-porandakan telinganya.

"Mama, ku bilang aku lagi tidur. Kalau tidur ya di kamar dong, Ma. Masa di lapangan bola," balas Kiara langsung pada pertanyaan mamanya yang terkesan aneh menurutnya.

"Kamar yang mana?!"

"Ya kamar ..."

Mendadak perkataan Kiara terhenti, layaknya sebuah mobil yang melaju kencang dan melakukan pengereman dadakan saat ada kucing lewat.

Memasang ekpressi bingung dengan pandangannya. Kemudian langsung bangun dan mengarah ke sekitar. Ayolah ... kepalanya memang terasa sakit, tapi jelas ia masih ingat bentukan kamarnya sendiri.

"I-ini di mana?" tanyanya dengan bergumam.

"Kiara!"

Kiara langsung menutup percakapan dengan mamanya dan fokus pada keadaan sekitar. Tak tahu ini di mana, tapi tiba-tiba saja otaknya sudah berpikiran buruk. Menyingkirkan selimut yang menutupi badannya, tapi langsung tersentak ketika mendapati hal yang tak biasa.

Biasanya ia tidur mengenakan tanktop dan bawahan celana pendek. Lah ini malah mengenakan gaun tidur yang indah dan terlampau nyaman.

Beranjak dari tempat tidur, kemudian turun dan melangkah perlahan dengan pandangan penuh telisik ke setiap sudut di ruangan ini. Makin membuat hatinya resah dan tak karuan saat aroma khas kamar ini mengitari indera penciumannya. Bisa dipastikan kalau ini kamar seorang cowok.

"Bagaimana tidurmu?"

Langsung berbalik badan ketika mendapatkan pertanyaan seperti itu.

"Siapa kamu?! Kenapa aku ada di sini?"

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
6 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status