Home / Romansa / Presdir, Istri Palsumu Akan Menuntut Balas! / 1. Terbangun Sebagai Istri dari Pria yang Tidak Kukenal

Share

Presdir, Istri Palsumu Akan Menuntut Balas!
Presdir, Istri Palsumu Akan Menuntut Balas!
Author: Velmoria

1. Terbangun Sebagai Istri dari Pria yang Tidak Kukenal

Author: Velmoria
last update Last Updated: 2025-03-27 17:15:17

“Syukurlah, akhirnya kau sudah sadar.”

Suara seorang wanita menyambut Ivy begitu kelopak matanya terbuka.

Pandangannya masih buram. Kepalanya juga terasa berat. Cahaya putih menyilaukan di atasnya membuat dia harus menyipitkan mata untuk menyesuaikan diri dengan ruangan yang asing. Aroma antiseptik yang tajam, segera memenuhi indera penciuman Ivy.

Dia sedang di rumah sakit saat ini!

Pikirannya berputar cepat, berusaha mengingat bagaimana bisa dia berada di sini. Lalu perlahan, kepingan ingatan itu kembali.

Isla.

Saudara kembarnya!

Ivy langsung bangkit dan kepalanya berputar cepat, mencari keberadaan Isla. Tidak peduli rasa sakit langsung menyerang tubuhnya, dia harus mencari keberadaan Isla sekarang!

Ivy dan Isla memang saudara kembar, tetapi mereka dipisahkan sejak kecil. Setelah akhirnya mereka bisa bertemu tanpa mereka duga, mereka justru mengalami kecelakaan.

“Apa yang kau cari, Isla?” Suara wanita itu kembali terdengar.

Pikiran dan tatapan Ivy ditarik paksa untuk beralih pada wanita itu. Ketika kesadarannya sudah penuh, dia baru menyadari di samping wanita itu, berdiri seorang pria tampan dengan jas rapi mewah melekat di tubuhnya yang tinggi dan tegap.

Pria itu menatap Ivy dengan sorot mata tajam dan ekspresi dingin yang sulit diartikan.

Ivy mengerutkan kening. Dia tidak mengenali dua orang ini.

Tetapi tunggu, tadi wanita ini memanggilnya dengan nama Isla?

Ivy menatap kedua orang itu semakin bingung. Apa mereka menganggapnya sebagai Isla?

“Tidak ada lagi alasan untuk menunda perceraian, Isla.” Suara berat dan dingin dari pria itu menarik kembali kesadaran Ivy.

Perceraian?

Sekarang apa lagi yang sedang mereka bicarakan?

Dia tidak tahu tentang pria itu, dan dia juga tidak menikah.

“Aku …” Ivy akhirnya membuka mulut, tetapi suaranya terdengar serak. Dia mencoba lagi. “Siapa kalian?”

Hening.

Kerutan samar muncul di kening Ethan. Tatapan Ethan semakin dalam pada Ivy dan ekspresi wajahnya tidak tertebak. “Kau kehilangan ingatan?”

Stella menarik napas, tersenyum sedih seolah bersimpati, lalu menggenggam tangan Ivy dengan ekspresi seolah-olah sangat prihatin. “Oh, Isla … apa mungkin ini karena benturan di kepalamu?”

Ivy menarik tangannya secara refleks. Dia tidak nyaman akan sentuhan itu. Tidak suka orang asing menyentuhnya dengan kepedulian palsu!

Ethan tetap diam di tempatnya, ekspresinya semakin tidak tertebak memandang Ivy, sebelum akhirnya dia berbalik dan melangkah menuju pintu tanpa menoleh sama sekali.

Stella menunggu Ethan sampai benar-benar pergi dari ruang rawat, lalu menepuk tangan Ivy dengan gerakan singkat yang lebih terasa seperti ejekan daripada penghiburan, sambil mendekatkan bibirnya ke telinga Ivy. “Istirahatlah yang banyak, Isla. Kau butuh pemulihan sebelum Ethan kembali lagi untuk menyelesaikan urusan kalian. Jadi jangan berpura-pura seperti ini lagi, oke? Tidak usah mengulur waktu, cepat tanda tangani surat perceraian kalian.”

Setelah itu, Stella pergi meninggalkan Ivy sendirian di ruangan yang terasa semakin membuatnya bingung dan mendadak kesal sendiri. Apa-apaan wanita itu?

Ivy menutup matanya sejenak, mencoba mengendalikan napasnya yang mulai tidak beraturan akibat rasa bingung. Pikirannya berantakan, tetapi satu hal yang sudah jelas, dia harus menemukan Isla.

Tanpa berpikir panjang, Ivy menarik jarum infus dari pergelangan tangannya. Rasa nyeri menyerangnya seketika, tetapi dia mengabaikannya.

Dengan gerakan cepat, dia menuruni ranjang, kakinya sedikit gemetar saat menyentuh lantai. Dia menahan napas, mengatasi rasa pusing, lalu berjalan keluar kamar.

Ivy menghampiri meja perawat di ujung lorong. “Pasien yang mengalami kecelakaan bersamaku,” kata Ivy, suaranya tegas, walau dia cemas dan terburu-buru. “Wanita, umur 27 tahun. Dia dibawa ke mana?”

Perawat itu menatap Ivy, sedikit terkejut. “Nyonya, Anda seharusnya istirahat. Anda baru dari UGD.”

“Aku baik-baik saja,” potong Ivy tajam. “Wanita yang mengalami kecelakaan bersamaku. Dia di mana?”

Perawat itu terlihat ragu, tetapi melihat keseriusan dan kecemasan di wajah Ivy, dia langsung memeriksa catatan di komputer. “Kondisinya kritis, sekarang di ruang ICU. Tapi, kami tidak tahu identitasnya, karena wajahnya,” Perawat berhenti, menatap Ivy prihatin. “terluka parah.”

Ivy mengepalkan tangan lebih erat, jantungnya berdebar kencang. Perasaannya menjadi tidak karuan. “Tolong bawa aku ke sana sekarang, Suster.”

Perawat itu mengangguk, lalu mengantar Ivy menuju lantai ICU. Lorong di sana lebih sunyi, hanya terdengar bunyi mesin dan langkah kaki. Perawat membawa Ivy ke ruang kaca di ujung lorong.

Di dalam, seorang pasien terbaring di ranjang, tubuhnya terhubung dengan selang dan monitor. Wajahnya tertutup perban tebal, hanya menyisakan lubang kecil untuk hidung dan mulut.

Ivy membeku.

Dia tahu itu Isla, meski wajah saudara kembarnya itu tidak terlihat.

Matanya panas, tangannya gemetar, dan hatinya sakit.

Kenangan masa kecil mereka dan pertemuan tidak sengaja yang baru saja terjadi, tumpang tindih di benaknya. Dia menyesal tidak mencari Isla lebih cepat. Dia menyesal membiarkan kakeknya memisahkan mereka lebih lama lagi.

Karena sekarang, Isla terbaring seperti ini, hampir tidak bernapas.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Presdir, Istri Palsumu Akan Menuntut Balas!   16. Ciuman Tak Terduga

    Sedikit tenang, Ethan meraih tangan Ivy, menyusupkan jemarinya ke sela-sela jemari istrinya. Ia berbalik, menatap Ivy dalam diam, tanpa sadar genggamannya mengerat.Dari sudut mata, Ethan melihat presdir Bluecrest mencoba berdiri dengan susah payah. Amarahnya memuncak lagi. Namun ketika kembali menatap Ivy, Ethan melihat wanita itu menggeleng pelan, menarik tangannya dan membawanya pergi dari sana.Ethan membiarkan Ivy membawanya menuju ke parkiran. Begitu sudah berada di samping mobil, Ivy yang lebih dulu melepaskan genggaman tangan mereka.Tanpa bicara, Ethan membuka pintu mobil. Disusul Ivy setelahnya. Sepanjang perjalanan, Ethan tidak mengucapkan sepatah kata pun. Ia menyetir dengan kencang, pandangannya lurus ke depan, kedua tangannya mencengkeram setir seolah menyalurkan amarah yang masih tersisa.Ivy duduk diam. Tidak berniat membuka percakapan. Masih berdebar, terguncang oleh kejadian di koridor tadi. Atau lebih tepatnya, pada reaksi Ethan yang begitu emosi. Bukan hanya mara

  • Presdir, Istri Palsumu Akan Menuntut Balas!   15. Kemarahan Seorang Suami

    “Mr. Winchester.” Seorang pria paruh baya dengan jas abu-abu gelap menghampiri. “Beberapa kolega dari Venture & Rye ingin bertemu Anda. Mereka sudah menunggu di tengah.”Ethan menoleh sebentar ke arah Ivy yang sudah menghilang di tikungan koridor. Rahangnya mengeras, lalu ia mengangguk singkat.Tanpa melepas pandangannya ke koridor, Ethan melangkah bersama pria itu.Sementara di toilet, Ivy menatap bayangannya di cermin. Ia menarik napas, mencoba menetralisir detak jantungnya yang sempat kacau.Jangan bodoh. Jangan lengah.Bukan saatnya untuk terbuai oleh sikap manis Ethan. Tangannya mengepal kuat. “Sadarlah, Ivy. Ingat semua penderitaan Isla dan Ibu.”Ivy memejamkan mata ketika memangku tubuhnya dengan kedua tangan di sisi wastafel.Bahkan keberadaan ibunya sampai saat ini, Ivy masih belum tahu.Ivy membuang napas, lalu membuka mata dan kembali menatap pantulan dirinya di cermin. Ia harus fokus dengan tujuannya.Setelah menenangkan diri, Ivy melangkah keluar dari toilet dan baru mema

  • Presdir, Istri Palsumu Akan Menuntut Balas!   14. Tampil Sebagai Pasangan

    Ivy melangkah turun dari lantai dua mengenakan gaun hitam sederhana, namun tetap terlihat elegan. Gaun itu berlengan panjang, terbuat dari bahan satin yang halus, pas membentuk lekuk tubuhnya tanpa berlebihan.Leher gaun berbentuk V rendah tapi sopan, memperlihatkan garis leher yang anggun. Panjang gaun mencapai mata kaki, dengan potongan sedikit melebar di bawah, membuat langkah Ivy terlihat percaya diri. Rambutnya disisir rapi dan tergerai lembut di bahu.Ethan berdiri di bawah, menunggu Ivy. Ia terlihat tampan dan berwibawa dalam setelan jas hitam klasik yang rapi dengan dasi abu-abu gelap. Ekspresinya dingin dan tenang. Begitu melihat Ivy sedang menuruni tangga, matanya seketika fokus menatap wanita itu tanpa berkedip.Cantik, anggun, elegan dan tidak berlebihan.Sambil mengingat-ingat, kening Ethan berkerut samar, tapi tatapannya sama sekali tidak lepas dari Ivy.Selama pernikahan mereka, belum pernah Ethan melihat Isla mengenakan gaun seperti itu. Apa selera Isla berubah? Aura w

  • Presdir, Istri Palsumu Akan Menuntut Balas!   13. Pria Aneh

    “Ya, sedikit.” Ivy menghela napas, menatap Ethan yang juga menatapnya. Mereka masih saling bertatapan sampai pelayan kembali dari dapur sambil membawakan nampan untuk Ivy.Ivy mulai dengan secangkir air hangat lemon. Disesap pelan, matanya tidak lepas dari pria di hadapannya. Selain sangat membenci Ethan, ia tidak bisa menampik perubahan mendadak sikap pria itu padanya. Heran dan bingung yang bercampur dengan rasa penasaran.Memperhatikan Ethan, Ivy tahu kalau sebenarnya pria itu sudah selesai sarapan sejak tadi. Melihat dari waktunya, biasanya di jam ini Ethan sudah bersiap-siap ke kantor. Namun, Ivy tidak mempertanyakan, karena pikirannya masih dipenuhi rasa ingin tahu tentang ibunya.Dan ketika Ivy masih memikirkan bagaimana cara untuk menemukan ibunya, suara ketukan high heels wanita bergema di ruang makan, makin mendekat ke arah mereka.Ivy tersenyum tipis menyambut kedatangan Stella.“Selamat pagi, Ethan. Kupikir kau sudah berangkat ke kantor,” katanya ramah dengan senyum lebar

  • Presdir, Istri Palsumu Akan Menuntut Balas!   12. Nyaris Mencium

    Napas Ivy tenang. Matanya tertutup. Rupanya wanita itu sudah tertidur. Mendekati tempat tidur, Ethan menurunkan Ivy dengan hati-hati, membaringkannya di atas kasur. Ivy tidak bergerak. Napasnya masih teratur. Tidurnya tampak nyaman dan lelap. Berdiri di sisi ranjang, Ethan menatap wajah Ivy cukup lama. Beberapa helai rambut jatuh ke pipi wanita itu. Dengan satu gerakan ringan, Ethan menyibakkannya. Ada sesuatu yang tiba-tiba bergerak di pikirannya, tapi ia tidak tahu pasti apa. Tatapan Ethan turun perlahan ke arah bibir Ivy. Diam. Terlalu lama. Hingga akhirnya ia membungkuk, mendekat sampai cukup membuat bayangan wajahnya jatuh tepat di atas wajah Ivy. Jarak yang hanya tinggal satu gerakan. Namun tiba-tiba, Ethan berhenti. Ekspresi kecil muncul di wajahnya. Lalu ia menarik diri perlahan. Tidak tergesa. Tidak menunjukkan reaksi berlebihan. Berdiri kembali dengan tenang, Ethan berbalik dan melangkah keluar dari kamar. Di belakangnya, pintu ditutup perlahan, tanpa suara. *** Ter

  • Presdir, Istri Palsumu Akan Menuntut Balas!   11. Peran dari Suami

    Beberapa orang tertawa pelan. Tak lama, terdengar celetukan ringan dari sisi meja lain. “Stella Roswell.” Tawa makin terdengar, meski tidak keras. Stella menoleh dengan raut bingung penuh empati, seolah tidak tahu apa yang terjadi. Tapi matanya tidak bisa menyembunyikan kepuasan kecil. Dia percaya diri kalau sebagian dari karyawan yang hadir malam ini, masih berada di pihaknya. Ivy menegakkan bahu. Tidak bicara. Tidak membalas. Lalu Stella tiba-tiba menatap Ivy. Tersenyum manis penuh arti, sambil berkata. “Terima kasih teman-teman, tapi jangan lupa kalau kita juga punya Isla Everlily sebagai istrinya Presdir di sini. Selama ini, dia pasti juga telah menjadi sosok yang luar biasa untuk Presdir, bukan?” Semua perhatian orang-orang, kini tertuju pada Ivy. Tersenyum tipis, Ivy paham maksud Stella. Membuat perbandingan jelas antara Isla dan Stella di hadapan para karyawan Ethan lewat sindiran halus. Staf pria yang tadi mengajak bersulang, tertawa pelan dengan nada mengejek. “Oh, kau b

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status