Beranda / Romansa / Pria Bayaranku Ternyata Penguasa No. 1 / Bab 40. Kenapa kau bisa menjadi pria bayaran?

Share

Bab 40. Kenapa kau bisa menjadi pria bayaran?

Penulis: C.K.A Axio
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-08 11:02:04

Avenna menggigit bibirnya sambil terus merasakan genggaman erat di tangannya. Pria di sampingnya tampak cukup sumringah walau masih terkesan datar. Di dalam lift itu hanya ada mereka dua.

“Eh, soal tadi ….” Avenna merasa dia harus menjelaskan kenapa dia mengatakan bahwa Leander adalah pengganti Randy.

Dia tentu saja tidak punya pemikiran untuk menikah lagi sekarang. Baru saja dia keluar dari ikatan yang sudah menjeratnya selama 4 tahun ini. Tentu dia tidak ingin cepat-cepat kembali terikat dengan seorang pria. Ia mengatakan hal itu hanya agar Randy tidak mengganggu dirinya dan juga Leander.

Tapi, kata-kata itu tidak bisa lagi dia lanjutkan ketika tiba-tiba saja Leander mendorong tubuhnya hingga bersandar pada dinding lift, dan hanya beberapa detik kemudian, bibirnya sudah dilumat pelan oleh pria superior ini.

Awalnya Avenna kewalahan. Degup jantungnya melonjak, entah karena keterkejutan, atau karena ciuman itu. Entah sejak kapan pula, setiap sentuhan bibir Leander selalu berhasil meng
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Aqiqah Julitters
uluh² co cwitx Lee, bkin klepek² tp tetap az bkin deg²an, ky mhitung waktu az jg smua terungkap siap² rollercoasterx bkin jantungan kjutan khas mak otor . ty updatex mommy (⁠✿⁠^⁠‿⁠^⁠)...
goodnovel comment avatar
Eka Kartika
wkwkwkwk Lean dulu butuh uang Vena ............
goodnovel comment avatar
Sweet Candy🍭
lean-vena masih kode kupu2... lean jawabnya hati2, kalau ternyata ada maksud dibalik udang, pasti Vena langsung kecewa...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pria Bayaranku Ternyata Penguasa No. 1   Bab 87. Musuh dalam selimut.

    Ia segera membuka laptop yang memang dia bawa di ranselnya dan menghubungkan flash drive itu segera. "Bukankah kita ingin menghancurkannya?" tanya Avenna langsung saja. Ia melihat pergerakan Raina yang tidak sesuai rencana. Kenapa terlihat Raina malah seolah ingin mengaktifkannya? "Ya, tapi aku hanya..." Raina terdiam sesaat, mencari port untuk menyambungkannya. "Aku hanya ingin menghancurkannya secara keseluruhan dari laptopku. Kakak tidak akan mengerti." "Oh, baiklah.” Avenna menyipitkan matanya kala Raina membuka isi Flash Drive itu. Benar sekali, di sana tertulis Laviathan. “Benar ini dia!” Gadis itu langsung membukanya. “Raina! maaf, ponselku lupa dicas, jadi lowbat dan aku pinjam port USB-mu untuk mengisi daya. Aku ingin mengirimkan pesan pada Leander bahwa kita sudah menemukannya." Avenna tanpa persetujuan menyambungkan kabel datanya ke port USB laptop Raina, dia juga menunjukkan ponselnya, menampilkan layar chat online-nya. Raina tersenyum miring lalu mengangguk. Denga

  • Pria Bayaranku Ternyata Penguasa No. 1   Bab 86. Akhirnya Menemukannya!

    Keheningan hutan pinus kini hanya diisi oleh lengkingan pilu yang teredam dari balik kaca. Kematian mereka tidak datang dengan drama, melainkan dengan kelelahan yang mematikan. Wajah-wajah yang tadi penuh arogansi kini memucat, terdistorsi oleh sesak napas yang tak terlihat. Gandrio masih berdiri, tangannya mencengkeram rahang, batuk keras, menatap keluar dengan mata penuh kobaran kebencian. Para tetua yang lain sudah ambruk, tubuh mereka kejang-kejang di lantai baja. Bagi Leander dan Varnell, pemandangan itu terasa seperti tontonan yang harus mereka saksikan, sebuah akhir yang harus disajikan. Varnell tersenyum puas, menyeka sudut matanya seolah ada debu yang masuk. "Tontonan yang membosankan. Mereka mati terlalu cepat," desisnya, suaranya tajam. Leander tidak menjawab. Matanya yang dingin menatap Gandrio yang terus terbatuk. Kepuasan itu hanya sekejap, karena di balik dinding kaca yang tak tertembus itu, ada bayangan masa lalu yang terbunuh, dan ada pula masa depan yang harus dia

  • Pria Bayaranku Ternyata Penguasa No. 1   Bab 85. Flashback : Pengaturan Rencana.

    BEBERAPA JAM SEBELUM RENCANA PEMUSNAHAN DI HUTAN PINUS, TORONTO. Ruang pertemuan di kediaman Leander dipenuhi oleh ketegangan yang memadat, kaku, dan dingin. Udara terasa tipis, seolah setiap napas yang diambil adalah pertaruhan. Varnell masih duduk di seberang, mengulum cerutu sebelum cerutu itu dia jejalkan ke asbak di depannya. "Jadi, lebih baik kita memancing mereka semua." Suara berat Varnell memecah keheningan kembali, matanya menyapu wajah setiap orang, menilai reaksi mereka. Ia baru saja menjelaskan siapa saja yang menjadi target utama mereka, Gandrio dan para sesepuh keluarga Ramdone juga Vazinni. Avenna, dengan dahinya berkerut dalam, menyuarakan keraguannya. "Mereka tidak mungkin semudah itu masuk perangkap." Pikirannya berpacu, mencari celah dalam rencana yang terdengar terlalu sederhana. Ia tahu musuh mereka licik dan cerdas. "Karena itu, pancingannya harus meyakinkan," Leander menyambung, suaranya tenang, tetapi penuh otoritas. Matanya yang tajam menatap kosong ke

  • Pria Bayaranku Ternyata Penguasa No. 1   Bab 84. Kepuasan yang mereka impikan.

    Gandrio tersenyum remeh. "Tenang saja, orang pertama yang akan aku kendalikan adalah dirimu. Kau akan lupa dengan segalanya, dan aku akan membuatmu menjadi keturunanku yang baru." Gandrio dan keenam pria itu langsung masuk, menyerbu ke dalam ruangan itu seperti semut yang menemukan gula. Mereka bersemangat, mata mereka hanya melihat pada kotak yang berisi teknologi yang selama ini mereka buru. Hanya Varnell yang tetap tinggal di luar, bersama dengan Leander dan beberapa penjaganya. Pria itu melirik ke arah Leander, menaikkan kedua alisnya. Seolah berkata, 'Giliranmu.' Setelah itu, Leander yang tadinya terlihat sangat lemah, seketika berdiri tegak. Wajahnya masih pucat, tetapi langkahnya tegas. Aura dingin dan mematikan darinya kembali muncul, seolah ia tak pernah terluka. Meskipun darah membasahi tangannya, dia seolah tidak merasakan apa-apa. Dengan gerakan mantap, dia segera menekan tombol merah yang mencolok di dekat pintu utama. Dan seketika, dinding kaca anti peluru turun dar

  • Pria Bayaranku Ternyata Penguasa No. 1   Bab 83. Seharusnya aku yang menjadi pemimpin

    "Akhirnya kalian datang juga." Suara melengking Gandrio penuh keceriaan, bergema di antara pohon-pohon pinus yang menjulang tinggi. Kehadirannya seperti badai yang membawa kekuasaan dan kengerian. Dia mengulurkan tangannya, menjabat satu per satu enam pria yang baru saja tiba. Mereka bergerak dalam formasi, aura kekuasaan yang kental menyelimuti setiap langkah mereka. Hawa dingin pagi seolah tak mampu menembus mantel mahal yang mereka kenakan. Leander berdiri di sana, mengamati mereka. Dua pria adalah anggota keluarganya, keturunan Vazinni yang paling setia pada Gandrio. Empat lainnya adalah tetua dari keluarga Ramdone, yang selama ini menjadi sekutu terdekat klan mereka dalam perburuan gila ini. Mereka semua memancarkan aura arogansi yang sama, seolah dunia berada di bawah telapak tangan mereka, dan kehadiran Leander hanya sekadar formalitas yang tak berarti. "Akhirnya kau mendapatkannya juga. Aku bahkan sudah ingin merelakannya karena aku rasa kita sulit untuk mendapatkannya," kat

  • Pria Bayaranku Ternyata Penguasa No. 1   Bab 82. Pengkhianatan yang kental.

    Gandrio menyeringai, senyumnya seperti retakan di wajah yang sudah tua, seolah dia menikmati setiap detik penderitaan Leander. Dia berjalan mendekati pria yang seharusnya dia panggil cucu. Setiap langkahnya terasa seperti gemuruh petir yang mendekat, menggetarkan tanah di bawah kaki Leander. "Bahkan putraku sendiri bisa aku bunuh," desisnya, suaranya seperti bisikan iblis, "kenapa tidak dengan wanita yang bukan siapa-siapa?!" Kata-kata itu menghantam Leander seperti palu godam, menghancurkan sisa-sisa akal sehatnya. Wajahnya langsung merah padam, urat di pelipisnya menonjol, dan matanya penuh dengan kebencian yang membara. Amarahnya menguasai dirinya, seperti api yang melahap habis semua yang ada di jalannya. Tanpa berpikir panjang, dia melangkah cepat, tangannya terangkat, ingin mencengkeram leher Gandrio yang keriput dan penuh dosa. Duarr! Suara tembakan memecah keheningan, menggetarkan pohon-pohon pinus hingga daunnya berguguran. Leander langsung merasakan sesuatu yang panas, l

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status