"Bukannya kamu dekat sama Tuan Muda Mario?" tanya Vanessa. "Keliatannya dia suka kamu, Angel. Kenapa kamu nggak manfaatin aja?"
Wajah Angeline memerah. Dia menatap Leroy yang masih membersihkan kaki ibunya. Vanessa tahu, Angeline sedang melirik Leroy. Dia lantas berkata, "Ngapain kamu ngeliatin Leroy? Kamu berharap dia bisa bantu kamu, hah?! Jangan berkhayal, Angel! Kamu lupa? Suami nggak guna kamu ini cuma bisa diem aja." Leroy tidak peduli dengan hinaan Vanessa. Dia justru iba mendengar Angeline berkeluh kesah. Dia juga penasaran. Sebagai seorang suami, sudah pasti Leroy sangat ingin membantunya. "Heh, Roy! Kok berhenti?!" tegur Vanessa. Roy mengabaikan Vanessa. Dia berdiri, lalu berjalan mendekati Angeline. "Sebentar lagi akhir bulan. Kamu kurang berapa target bulan ini?" tanya Leroy dengan nada khawatir. "Ngapain tanya-tanya? Aku kasih tau ke kamu pun nggak ada gunanya. Kamu nggak bakalan bisa bantu." Angeline merespon pertanyaan Leroy dengan nada tinggi dan tatapan merendahkan. Leroy menarik napas, lalu menjawab, "Aku emang nggak bisa bantu kamu. Tapi, siapa tau aja teman-temanku bisa. Jadi, berapa banyak kekurangan target kamu?" Angeline sontak tertawa. "Ha! Ha! Ha!" Dia berdiri. "Rp500 juta. Yakin temen kamu bisa bantu?" Angeline tidak memedulikan Leroy lagi. Dia berjalan menuju kamarnya di lantai dua. *** Setelah selesai mencuci kedua kaki mertua, Leroy kembali ke kamarnya di lantai satu dekat dengan dapur dan kamar pelayan. Sebenarnya, ruangan itu bukanlah sebuah kamar tidur, melainkan hanya ruang perabotan yang disulap Leroy menjadi kamar tidur. Di kamarnya hanya terdapat karpet bulu sebagai alas tidur pemberian salah satu pelayan dan satu lemari pakaian yang tidak besar. Diam-diam, Leroy menghubungi seseorang. "Tuan Muda, apa kabar? Ada apa telepon malam-malam begini? Apa ada masalah?" Nada bicara pria di ujung telepon terdengar cemas. Leroy memastikan pintu kamarnya terkunci. Lalu, dia berdiri di bawah jendela kamar yang terbuka. "Paman Assad, berapa banyak uang dan aset yang kumiliki sekarang di negara Venom?" Assad Mamahit, 79 tahun. Dia adalah pria yang dipercaya Leroy untuk mengatur bisnisnya di luar negeri. Enam tahun lalu sebelum Leroy pergi dari rumah, diam-diam Adipati memberikan uang untuk biaya hidupnya sebanyak Rp5 miliar. Adipati adalah orang kepercayaan Matteo yang sudah bekerja lama di keluarga Opulent jauh sebelum Leroy lahir. Adipati menyayangi Leroy seperti anak kandungnya sendiri karena dia dan istrinya tidak memiliki anak. Selain itu, mendiang ibu kandung LeroyーNiken Karamoy, juga meminta Adipati untuk selalu menjaganya. Selama menjadi suami Angeline, Leroy menghabiskan uang saku pemberian istrinya dan uang pemberian Adipati untuk bermain saham atas nama akun Raja Opulent. Dengan kecerdasan dan keyakinannya, dia mengumpulkan kekayaan di negara Venom yang merupakan salah satu negara maju di dunia. Leroy juga mengumpulkan kekuatan dan menjalin relasi dengan orang-orang penting dan berkuasa. Dia mengontrol semuanya tanpa seorang pun anggota keluarga Donsu dan keluarga Opulent mengetahuinya. Selama 5 tahun, Leroy berhasil menjadi pria muda yang sukses luar biasa. "Tuan Leroy, uang dan aset Anda jumlahnya nggak terhingga. Anda menjelma sebagai seorang Kuadriliuner pertama di dunia." Assad tidak berkata apapun lagi. Dia menebak Leroy sedang tercengang dengan statusnya sekarang. Leroy membakar rokok. Setelah mengembuskan asap rokok, dia berkata, "Masih butuh setingkat lagi untuk mencapai Kuintiliuner." Ada makna ketidakpuasan di kalimat Leroy barusan. Assad tertegun mendengarnya. Karena dia pikir, Leroy pasti sudah puas dengan pencapaiannya sekarang. "Dalam waktu 2 hari, aku mau Opulent Holdings buka cabang di negara Oracle, tepatnya di kota Aston!" Leroy mendirikan perusahaan bernama Opulent Holdings yang memiliki tiga anak perusahaan. Yaitu OP Rock Investment bergerak di bidang investasi, Opulent Couture bergerak di bidang desain perhiasan, dan Opulent Estates yang bergerak di bidang pengembang properti mewah. Opulent Holdings berkantor pusat di kota Celestial negara Venom, termasuk ketiga anak perusahaannya. Saat mendengar perintah Leroy, Assad kesulitan bernapas. Dia mengira Leroy akan datang ke negara Venom dan melihat seluruh kekayaannya. Namun ternyata, dia salah besar. "Baik, Tuan. Apa ada lagi?" tanya Assad tegang. "Buat pesenan furniture ke Donsu Group atas nama Angeline Donsu sebanyak Rp1 miliar!" "Saya mengerti," sahut Assad sopan. Leroy mengakhiri panggilan telepon dengan perasaan sedikit puas. Bagaimana pun juga, ini bukan kali pertama Leroy diam-diam membantu Angeline untuk mencapai omset penjualan. Tepat pada saat tengah malam, Leroy mendengar suara seorang perempuan berbicara dari arah dapur. Dia lantas membuka pintu dengan sangat hati-hati. Leroy melihat Angeline berjalan menuju lemari pendingin. Dia menatap istrinya dari kejauhan. "Ah, siapa sih yang telepon tengah malem gini?" Angeline menggerutu sambil menuangkan air mineral ke gelas kosong. Kemudian, meminumnya. Handphone Angeline tidak berhenti berdering. Dengan terpaksa, dia menerima panggilan telepon masuk dari asistennya. "Chika, kamu tau nggak sekarang jam berapa?" tanya Angeline kesal. "Sekarang udah tengahー" "Ma-maaf, Bu Angel," ucap Chika panik. "A-aku tau sekarang udah tengah malam. Tapi aku pikir, Ibu harus tau kabar yang baru aja aku terima." Angeline akhirnya memaksakan diri untuk duduk di kursi ruang makan. Dia mendengar suara Chika yang begitu bersemangat di tengah malam seperti ini. "Cepetan bilang!" perintah Angeline. Angeline cemas. Apakah sang kekekーBahran Donsu, akan memecatnya karena gagal mencapai target? Dia bahkan tidak berani membayangkannya.Sebulan kemudian, di dalam kapal pesiar Opulent Majesty."Tuan Muda, tenanglah!"Itu adalah kata-kata menenangkan dari Adipati. Dia dan Jay berdiri di belakang Leroy yang memunggungi mereka."Paman, mana permen jerukku?" Leroy menjulurkan tangan meminta permennya.Adipati langsung memberikan satu buah permen padanya. Tanpa membalikkan badan, Leroy membuka bungkus permen."Tuan Muda, Anda ganteng banget pakai tuxedo begini!" Bastian memuji Leroy.Di kapal pesiar mewah inilah acara pernikahan Leroy dan Alexa akan digelar. Seminggu sebelumnya, Leroy dan Alexa telah mengucapkan janji suci pernikahan di rumah mewah Leroy yang berada di kawasan Opulent Manor Residences. Setelah dokter menyatakan kondisi kesehatan Eddy membaik, Leroy segera menggelar pernikahan dengan Alexa. Karena dia tidak ingin menundanya lagi. Plak!Assad memukul bokong Bastian dengan tongkatnya.Assad menegur cucunya. "Tian, jangan terus-terusan menggoda Tuan Muda!"Leroy mengenakan jas linen dengan warna pastel yang
"Kak, aku mohon pengampunan kamu." Leroy dan Alexa berjalan melewati keluarga David Donsu. Mereka mendengar suara Dita yang lemah. Lalu, keduanya menghentikan langkah. Bastian langsung berteriak, "Jaga Tuan dan Nyonya Muda!"Bastian tidak ingin keluarga Donsu menyentuh kedua tuannya. Jadi, dia memerintahkan para pengawal memblokir jalan.Dalam sekejap, Leroy dan Alexa sudah dikelilingi pengawal Geng Naga Merah. Leroy terlihat santai saat kedua mantan mertua dan mantan iparnya berlutut meminta pengampunan.Di sebelah kiri Dita, David dan istrinya menunduk, menatap lantai. "Kami berdua juga mohon pengampunan kamu, Roy." Di belakang mereka, Bahran memaksakan diri untuk berlutut. Hayden menjadi kesal.Hayden berkata dengan emosi, "Kakek, jangan begini! Kitaー"Bahran diam saja. Lalu, Grigory mengambil alih situasi. "Tuan Hayden, cepat berlutut!" pintanya. Hayden diam saja. Dia melihat seluruh anggota keluarga Donsu sudah berlutut mengikuti gestur tubuh Bahran.Grigory berkata lagi, "M
"Kamu pikir, kamu siapa?!"Alexa membalas ajakan Angeline. Dia tertawa sinis. "Kamu?!" Angeline menghentakkan kaki. Saat Angeline ingin bicara, Chika sudah bicara lebih dulu. "Eh, Nona! Kamu itu cuma pelakor," ujar Chika, tanpa tahu malu. "Cewek yang dicintai Tuan Leroy dari dulu sampai sekarang cuma Bu Angel. Sadar diri, dong!"Alexa tidak sedikit pun terprovokasi. Dia justru tertawa.Di masa lalu, Chika sama sekali tidak pernah menghormati Leroy. Tapi sekarang, setelah mengetahui identitas Leroy, Chika berusaha menjilatinya. Alexa bertanya dengan santai. "Suamiku, memang bener begitu?""Nggak."Hanya dengan menjawab satu kata, Alexa paham bahwa Leroy tidak ingin mengungkit masa lalu."Gina, karena dia udah menyebarkan hoax, tampar mulutnya 20 kali!" perintah Alexa, ketus.Usia Alexa 22 tahun. Dia wanita muda yang pemberani. Ditambah lagi, kedudukannya saat ini sebagai Nyonya Muda keluarga Opulent. Siapa yang berani cari mati padanya?"Baik, Nyonya." Gina langsung menampar mulut
"Apa?! Mama masuk rumah sakit dan Dokter nggak berani menangani?!"Detik itu juga, handphone Mario berdering. Denadaーadik bungsunya, menelepon. Pandangan Mario dan Angeline saling beradu. Dalam suasana hati yang tidak menentu, Mario berusaha menstabilkan emosi yang kian meningkat."Mama muntah darah. Aku ikut Charles dan Alric bawa Mama ke beberapa rumah sakit dan semuanya menolak."Dari nada bicara Denada, Mario tahu kondisi ibu kandungnya pasti tidak biasa. Apalagi ibunyaーJennings White, memiliki sakit pencernaan yang menahun. Mario Narawangsa adalah anak dari pasangan Henry dan Jennings. Anak pertama mereka bernama Charles Narawangsa, anak ke-2 Mario, anak ke-3 Alric dan anak ke-4 Denada."Apa kata mereka?" tanya Mario, khawatir."Mereka bilang ...." Suara Denada lenyap dan berganti suara isak tangis. Mario mulai panik. "Nada, pihak rumah sakit bilang apa?! Kenapa mereka nggak mau menangani Mama?""Mario, kamu memang pembawa bencana!"Itu adalah suara Charles. Dia dan Mario mema
"Vera, kamu ngapain di sini?!" Bahran tidak bisa menahan diri saat melihat wanitanya datang. Tapi, mengapa Vera memanggil Leroy dengan sebutan Tuan Muda juga? Bahran ingin menghampiri Vera, tetapi Hayden segera berteriak. "Grigory, jaga Kakek!" Romeo menatap anak pertamanyaーEdwin Donsu. "Lindungi Mama dan Zilla!" "Oke, Pa," sahut Edwin. "Ma, Zilla, ayo ke belakang!" Jay langsung berteriak, "Jangan ada yang beranjak! Atau kaki kalian akan dipotong!" Romeo dan keluarganya membeku. Mereka akhirnya pasrah. Begitu juga dengan keluarga Moiz dan David Donsu. Sebagian lantai ballroom sudah kotor karena darah Samuel. Wajah Samuel mulai memucat. Namun, pengawal Geng Naga Merah masih tidak melepaskannya. Jika Geng Naga Merah mampu memotong jari Samuel, tentu saja mereka juga mampu memotong kaki keluarga Donsu. Vera menatap sinis Bahran. "Aku ke sini bukan untuk kamu, Bahran. Jangan lupa, kita udah putus setahun yang lalu!" Benar! Vera telah memutuskan hubungannya dengan Bahran secara
"Kepala naga merah!"Seseorang berteriak. Para tamu undangan saling pandang. Begitu juga dengan kedua mempelai pengantin.Hayden menarik tangan ayahnya agar menjauh dari para pengawal. Kedua matanya memelototi lambang di dada para pengawal.Hayden menatap Bahran dan Austin. "Mundur!" teriaknya. Sebagai seorang CEO Donsu Group, Hayden tentu sudah bertemu lebih banyak orang. Jadi, dia sering mendengar tentang Geng Naga Merah yang populer itu.Karena Hayden sudah berkata seperti itu, maka Bahran hanya bisa menyuruh Grigory melakukan perintahnya. Sedangkan anggota keluarga Donsu lainnya hanya bisa patuh.Angeline tidak mengerti. Jadi, dia bertanya kepada Bahran. "Kakek, ini pesta pernikahanku dan Mario. Kenapa Kakek malah mengikuti perintah Hayden?" "Bu Angel, tenang dulu!" pinta Chikaーsang asisten, yang sejak tadi bersamanya. Mario gelisah. Dia terlahir dari keluarga kaya kelas satu. Maka, dia sudah pasti mengerti maksud Hayden.Mario mengguncang kedua bahu istrinya. "Angel, kamu ngga