Share

Pergi

Auteur: Mirielle
last update Dernière mise à jour: 2024-03-09 16:34:15

Jujur, Louis tidak pernah terpikir jika dia kelak akan berkenalan dengan wanita yang baru saja ditemuinya. 

Biasanya, dia akan menghindar terlebih karena dia tahu wanita-wanita yang mendekatinya hanya memanfaatkan ketenaran dan uang yang dimilikinya. Namun, Ruby berbeda.

Dia sepertinya tidak mengenalinya sebagai Winston, sosok turun temurun yang memiliki dinasti perusahaan perhotelan terbesar di negeri ini.

Louis sekali lagi menatap sepanjang garis pantai milik keluarganya tersebut setelah dia sudah memakai kembali pakaiannya. Dia duduk sebentar di kursi rotan, masih berharap jika Ruby akan kembali.

Hanya saja, pria itu tiba-tiba ingat tentang tujuan awalnya datang ke pantai!

Louis lantas merogoh kantong jasnya dan mengeluarkan sebuah cincin berlian.

“Aku pikir sekarang waktunya aku melepaskannya."

Dua tahun sejak pernikahan wanita yang dicintainya, Louis akhirnya merasa yakin tak ingin terikat selamanya.

Terlebih, dia menemukan sosok Ruby yang mampu memutarbalikkan prinsipnya.

Louis pun berdiri, menuruni anak tangga dan berjalan menuju pantai.

Tubuh 183 cm terlihat menjulang menatap laut lepas di hadapannya. Dia memejamkan mata dan melemparkan cincin di tangannya yang langsung disambut oleh lautan lepas dengan deburan ombaknya.

“Semuanya sudah selesai!” 

Dua tahun lalu, saat dia berniat melamar kekasihnya Angela Jakes, Louis menemukan kenyataan jika kekasihnya itu memilih laki-laki lain dibandingkan dirinya.

Lewat sepucuk surat yang dia tinggalkan di apartemennya sendiri, dia memberitahu Louis jika tidak mungkin mereka bersama lagi.

“Kamu sangat sibuk dengan dunia dan urusanmu sendiri sehingga kamu lupa denganku. Maaf, tapi aku tidak akan menghabiskan masa depanku dengan cara seperti itu. Aku butuh laki-laki yang bisa mendampingiku setiap saat ketika aku membutuhkannya.”

Kata-kata yang tertulis di dalam surat itu masih bisa diingat oleh Louis dengan jelas. Dan setiap kali mengingatnya, dia akan meradang.

Dia bekerja demi masa depan mereka. Walau Winston And Sons adalah perusahaan yang stabil dan memiliki masa depan yang sempurna, dan kenyataan jika Louis berasal dari keluarga old money tidak serta merta membuat Louis bisa berdiam diri.

Dia memangku banyak tanggung jawab sebagai seorang CEO dan seharusnya Angela mendukungnya.

Namun apa yang dilakukan Angela membuatnya tak mampu mempercayai wanita.

Tidak, hingga dia bertemu Ruby.

Ruby mengubah pandangannya kembali terhadap wanita. Masih ada wanita di luar sana yang tidak memandang apa yang dia miliki.

“Dan sayang sekali, aku membuang wanita seperti Ruby begitu saja.” Louis tersenyum, mengejek dirinya sendiri.

Lama sekali Louis menatap deburan ombak yang saling mengejar, hingga Luois memutuskan untuk mengaktifkan kembali ponselnya.

Dia perlu mengabari Edd mengingat panggilan sahabatnya itu ada banyak di layar ponselnya. Tidak lucu jika tiba-tiba ada berita yang menyatakan jika dia hilang.

Sebuah panggilan langsung masuk begitu Louis menyalakan kembali ponselnya. Dia berdecak sebelum akhirnya menggeser tombol bicara. “Ada apa Edd? Kamu menghubungiku berkali-kali untuk apa?”

“Akhirnya,” ujar Edd. “Jika sekali lagi kamu tidak mengangkat panggilanku, maka aku akan melaporkanmu ke polisi untuk kasus orang hilang, kamu tahu?” sungut Edd lagi.

Louis menarik nafasnya. “Aku di villa. Memangnya ada apa?”

“Villa? Untuk apa kamu di sana? Pagi-pagi begini kamu di villa, itu artinya kamu menginap semalaman di sana?”

“Kenapa kamu banyak bertanya? Sebenarnya apa tujuanmu untuk mencariku?” gerutu Luois.

Suasana hatinya sedang tidak baik karena Ruby meninggalkannya tanpa pamit. Dia tidak mengucapkan selamat tinggal dan itu sedikit melukai harga diri Louis.

Dan sekarang ditambah lagi dia harus berurusan dengan Edd pagi-pagi begini.

“Kalau bukan karena orang tuamu menghubungiku setiap menit, aku juga tidak ingin mencarimu. Paham?” seru Edd lantang.

“Aku sedang kesal Edd. Jadi jangan memancing emosiku sekarang.” Louis mengacak rambutnya yang masih berantakan.

“Angela lagi? Lou, sampai kapan kamu akan dihantui olehnya? Sudah dua tahun dan dia masih sanggup mengacaukan hatimu? Come on, Lou. Wanita bukan hanya dia,” teriak Edd.

“Siapa bilang aku kesal karena Angela? Aku sudah membuang cincin itu,” terang Louis. “Ini--”

Louis menimbang apakah dia harus memberitahu Edd soal Ruby atau tidak. Tapi, sepertinya memang harus.

Terlebih, Edd lebih tahu tentang wanita.

Siapa tahu, Edd mengenali Ruby sehingga dia bisa berhubungan kembali dengan wanita hebat itu.

“Edd, temui aku di apartemenku satu jam lagi!”

***

“Really?” Edd menatap Louis kaget.

Louis melepas jasnya lalu melemparnya begitu saja di sofa.

“Aku tidak berharap kamu bereaksi seperti ini,” ujar Louis santai.

“Tentu saja aku harus bereaksi seperti ini. Seorang Louis Winston akhirnya terlepas dari Angela Jakes. Bukankah kita harus membuat perayaan?” Edd terlihat bersemangat, berbanding terbalik dengan Louis yang terlihat lesu setelah dia tiba di apartemennya.

“Tidak ada perayaan apapun, mengerti?” Louis menyandarkan tubuhnya di sofa, lalu memejamkan matanya.

“Aku pikir wanita itu meninggalkan kesan yang sangat dalam padamu.” Edd menyikutnya. “Tapi kenapa kamu malah seperti ini?”

“Dia memiliki nama Edd,” Louis meliriknya tajam. “Namanya Ruby, oke? Ruby! Sudah berapa kali ku katakan padamu?”

“Oh, oke! Ruby, bukan? Bagaimana wanita ini akhirnya membuatmu bertekuk lutut dalam semalam?”

“Entahlah,” desah Louis. “Semuanya berjalan begitu saja, tahu-tahu kami sudah berada di atas tempat tidur.”

“Bukankah itu bagus?”

“Memang!”

“Lalu kenapa reaksimu datar?”

“Dia meninggalkanku begitu saja.”

“Dia apa?” Edd tersentak, cukup kaget dengan pengakuan Louis.

“Dia meninggalkanku, Edd. Itu yang membuatku kesal, tahu?” sungut Louis.

“Ckk. Apa yang kamu lakukan?” Edd berdecak. “Giliran kamu menemukan sebongkah berlian, kamu kehilangannya begitu saja.”

“Thank sudah mengingatkanku lagi!” Louis meliriknya tajam sebelum akhirnya berjalan menuju dapur dengan penuh kekesalan.

“Tapi bukan berarti kita tidak bisa menemukannya.” Edd menyusul Louis. “Kamu punya fotonya?”

Louis menenggak minuman kaleng dingin yang baru diambilnya sambil menatap Edd tajam, lalu bergumam, “Menurutmu?”

Edd menyipitkan mata. “Bagaimana dengan nomor ponselnya?”

“Aku tidak akan menceritakan semuanya padamu kalau saja Ruby meninggalkan nomor kontaknya padaku, paham?” Louis berdecak.

Louis masih dibayang-bayangi oleh kehangatan tubuh Ruby dan juga kekecewaan karena dia tidak mendapati wanita itu di sisinya saat dia bangun tadi pagi.

Sebenarnya Louis mengerti kenapa Ruby melakukannya. Mereka baru berkenalan beberapa jam, lalu keduanya terlibat hubungan sesaat yang melibatkan seluruh emosi mereka.

Wanita itu hanya mencoba mempertahankan harga dirinya, dan Louis sangat mengerti tentang hal itu.

“Bagaimana dengan nama belakangnya? Jangan bilang kamu juga tidak tahu.”

Louis menggeleng. “Aku memang tidak ingat.”

Ucapannya itu membuat Edd membelalak. "APA?!"

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Pria Pertamaku Ternyata Seorang Penguasa   THE END

    Pengadilan memutuskan untuk menyita semua aset milik Brenda dan mengembalikan perusahaan milik almarhum Frans pada Ashley. Perusahaan milik Frans terbukti tidak terlibat dalam usaha pencucian uang dan juga pertambangan liar yang selama ini dilakukan Brenda. Dan karena Ashley tidak memiliki kemampuan bisnis sama sekali, akhirnya untuk sementara waktu Louis dan James akan berada di belakangnya untuk mengendalikan laju perusahaan hingga Ashley benar-benar siap. Liv kembali pada kehidupannya, menyibukkan diri dengan segala kegiatannya dalam mengurus perusahaan milik keluarganya. Levin juga akhirnya memutuskan pensiun dini dari satuannya dan memilih membantu Liv untuk sama-sama mengembangkan perusahaan yang sudah didirikan oleh orang tuanya dengan susah payah. Mark kembali ke luar negeri, dengan cepat menyelesaikan sisa kontrak yang sudah dia tanda tangani sebelumnya. Sembari melakukan pekerjaannya, pria itu setiap hari dibayang-bayangi oleh ciuman tak sengaja antara dia dan Liv. Walau s

  • Pria Pertamaku Ternyata Seorang Penguasa   Terimakasih Banyak

    “Terimakasih banyak, kalian sudah menyiapkan kejutan ini walau kami tidak terlalu terkejut.”Louis dan Ruby berdiri dan masing-masing mereka mengangkat gelasnya. Selorohnya itu disambut tawa kecil dari sahabat-sahabatnya, tidak terkecuali Mary. Gadis kecil itu ikut tertawa dan mengangkat gelas berisi jus jeruk, mengikuti orang dewasa di sampingnya.“Sudah ku bilang dia akan protes,” gumam James pelan, namun suaranya masih terdengar oleh mereka.“Memang kami tidak terlalu terkejut,” kata Louis tak mau kalah. “Aku pikir ketika kalian mengatakan menyiapkan makan malam bersama, mejanya sudah kalian tata dan semua makanan sudah disediakan. Tapi apa? Aku dan Ruby yang belanja kebutuhan untuk memanggang malam ini dan aku juga masih ikut mengangkat meja ke luar sini,” protesnya.“Kamu hanya menggeret sebuah kursi,” sangkal Mark. “Itu pun langsung diambil alih oleh Mary.”Mary mengangguk. “Ya, Dad. Aku mengantikanmu tadi.”Louis berdecak, menatap satu-satu wajah semua orang di sana dengan pera

  • Pria Pertamaku Ternyata Seorang Penguasa   Kehadiran Sahabat

    Matahari sore mengantarkan sinarnya yang hangat menyusup diantara celah-celah pepohonan. Suara burung riuh rendah, terdengar ramai ketika mereka kembali ke sarangnya. Bunga-bunga liar tumbuh dengan subur karena disiram hujan selama beberapa hari, namun menjelang sore, kelopak bunga berwarna biru dan ungu itu perlahan menguncup.Ruby menyapukan pandangannya ke seluruh halaman belakang rumahnya. Di sana, pada sebuah meja panjang dan kursi yang berderet, Louis, Mark, James, Ashley, dan Mary sedang sibuk menata makanan di atas meja.Dia baru saja kembali dari bulan madunya bersama Louis, dan tahu-tahu sahabatnya sudah menunggu dan menyiapkan kejutan lain untuknya, yaitu makan malam bersama. Ashley berjalan dengan langkah yang ringan, tersenyum menyapa Ruby ketika dia mengambil anggur ke dalam rumah.Suasana itu terasa amat hangat, walau seandainya Edd ada di sana, akan semakin sempurna.Liv, terlihat duduk menyendiri di teras rumah. Sepertinya dia masih enggan bergabung dengan sahabatnya

  • Pria Pertamaku Ternyata Seorang Penguasa   Jangan Lakukan Itu

    Rasanya seperti menunggu bertahun-tahun! Itulah yang dirasakan Ruby saat kendaraan mereka malah terjebak macet. Mobil-mobil mengular di sepanjang jalan, membuat mereka terjebak dan tidak bisa kembali atau mengambil jalan lain.Posisi alamat yang diberikan James adalah jalanan di pinggir jurang. Dan hanya dengan membacanya saja Ruby tahu apa yang dilakukan sahabatnya itu di sana. Dia melipat kedua tangannya, terus berdoa dan menyebut nama Liv di bibirnya.Ruby tidak mau kehilangan Liv. Tidak!Kehilangan Edd saja membuat kehidupan mereka nyaris tidak berwarna. Seolah dunia ini berhenti berputar dan benda-benda diam di tempatnya. Mereka jarang tertawa, pun kalau tertawa, mereka akan merasa bersalah pada Edd dan diri mereka sendiri. Mereka ingin menangis, tapi air mata mereka terasa sudah mengering.Ruby melihat jam tangannya lagi, lalu menggulung gaun after party-nya yang memanjang hingga ke mata kaki. Louis meliriknya, memahami betapa Ruby sangat khawatir pada Liv. Karena itu sembari me

  • Pria Pertamaku Ternyata Seorang Penguasa   Mati Sama-Sama

    “Ini buruk,” desis Ruby, melihat Ashley masuk kembali ke dalam ruang ballroom dalam keadaan lesu.Sejak pertama menyadari kalau Liv tak ada di sana, perasaannya sudah tidak nyaman sama sekali. Kekuatan telepati dalam diri mereka menyadarkan Ruby kalau Liv tengah menghadapi kesulitan, entah karena dia melakukannya dengan sengaja, atau seseorang mempersulitnya.Dia melirik Louis, kedua bola matanya seolah memohon agar dia bisa pergi dari sana untuk mencari Liv. Toh, acara utama sudah selesai dan ini hanya acara tambahan. Dia ingin mencari Liv sendiri, berharap dia tidak terlalu terlambat untuk melakukannya.“Tidak mungkin, Babe.” Louis menggeleng, tahu isi hati Ruby. “Kita tidak mungkin meninggalkan para tamu begitu saja.”“Kan ada Mom dan Dad,” bisik Ruby memohon. “Please, aku yakin sekali Liv tidak dalam keadaan yang baik.”“Aku mengerti kekhawatiranmu. Tapi bagaimana bisa kita pergi dari sini sementara kitalah tujuan para tamu ini untuk hadir?”Itu alasan yang tepat, dan Ruby tidak b

  • Pria Pertamaku Ternyata Seorang Penguasa   Aku Juga Mencintaimu

    “Aku tidak melihat Liv,” bisik Ruby pada Louis di tengah-tengah moment ketika para tamu menyalami mereka.Louis berjinjit, mencoba melihat sekitarnya. Benar, dia tidak melihat Liv sama sekali. James dan Ashley terlihat bermain bersama Mary. Apa dia pergi ke suatu tempat untuk istirahat?“Mungkin dia ke toilet,” sahut Louis.“Tapi perasaanku tidak nyaman,” gumam Ruby lagi. “Aku takut terjadi sesuatu padanya.”Louis menggenggam tangan Ruby, tersenyum untuk meyakinkan istrinya itu.”Tidak akan terjadi sesuatu padanya.”Ruby mencoba tenang, tapi pada kenyataannya dia tak pernah bisa merasa tenang. Pernikahan mereka diundur berkali-kali karena Ruby merasa tidak enak pada Liv. Dia merasa dirinya tidak boleh bahagia di atas kehilangan Liv.Dan Ruby baru mengatakan ya pada ajakan Louis ketika kejadian itu sudah berlalu setahun. Tapi walau begitu, Ruby masih melihat kepedihan di mata Liv saat dia berterus terang pada sahabatnya itu jika dia akan menikah.Liv memang memberinya restu dan Ruby tah

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status