Share

03

Author: Fikul 07
last update Last Updated: 2021-08-29 20:52:01

" Anda yakin guru? "tanyanya.

" Tentu saja aku sangat yakin lagi pula aku merasa nyaman seperti ini dari pada harus  terjebak dalam buku itu,"ungkap Gentala.

Juan terdiam sesaat " Tapi bagaimana jika ibuku menanyakan dari mana aku mendapatkan kalung ini? "tanyanya polos, tangannya menggaruk kepalanya yang tak gatal, " lalu apa yang harus aku katakan padanya? " sambungnya.

Gentala yang berada didalam dimensi lain  mendengus frustasi. "Hadeuhhhh mengapa aku harus memiliki murid bodoh sepertimu? " jedanya, apa ibumu  tak pernah mengajari mu cara berbohong?! " bentaknya.

 Beberapa jam sebelumnya.

" Maafkan saya yang tidak sopan ini hingga diri ini lupa untuk memperkenalkan. Nama saya adalah Juan Purwadi dan ibu saya adalah Dewi Ayu, umur saya empat belas tahun, dan saya seorang piatu, "

" Bagus, bagus sangat bagus, aku menyukai sikapmu ini. " 

" Lalu apa syarat yang  kedua? " 

Gentala bangun, tangan kanannya memaikan  kipas, berjalan mondar mandir seraya berpikir sejenak." Syarat yang kedua adalah bersujud lah tiga kali dihadapan ku dan panggil aku Guru, "

Tanpa pikir panjang Juan langsung bersujud tiga kali dihadapannya, " murid ini memberi hormat pada guru," ucapnya dengan suara lantang.

 Gentala terkekeh merasa  bahagia sekaligus takjub melihat sikapnya yang tegas, sigap, namun apa adanya.

" Bagus, sangat bagus aku sangat menyukai sikap mu bocah, " pujinya, " selanjutnya aku perlu menyembunyikan jati diriku " katanya, kembali berjalan mondar mandir.

" Mengapa Guru harus  menyembunyikan diri? "

Langkanya terhenti, lalu menatapnya kesal, " sepertinya hal pertama yang harus aku ajari padamu adalah cara menghilangkan kebodohanmu. " berjalan menghampiri Juan, " apa kau tak memperhatikan wajah Gurumu  ini? "ucapnya seraya mendekatkan wajahnya pada Juan.

 Juan pun memperhatikan wajah gurunya, tangannya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, " memangnya ada apa dengan wajah guru? "

Gentala berdecak kesal, " coba kamu perhatikan dengan benar. " Juan kembali mendekatkan wajahnya, " kamu lihat, pahatan wajah yang  sempurna yang dibuatkan Dewa untuk ku ini, bagaimana  bisa aku keluar dengan wajah yang sesempurna ini? aku tak ingin menjadi rebutan para gadis dan membuat semua pria iri denganku,"

 Juan mengangguk kan kepala. menyadari bahwa memang gurunya memiliki paras yang tampan di atas rata-rata, " ah guru benar, dengan wajah seperti ini pasti akan menjadi  keributan, lantas apa yang harus kita lakukan? "

Gentala  menjauhkan tubuhnya seraya kembali berpikir dan memainkan kipasnya. " Apa kau menyukai perhiasan? "

Juan memegang dagunya berpikir. " Aku tak terlalu menyukainya tapi aku juga tidak membencinya juga, kenapa guru tiba-tiba menanyakan hal ini? "

" Artinya kamu  tak keberatan, " katanya, Juan mengerutkan dahi, tak mengerti. " Tutup matamu sekarang, " pinta  Gentala.

Meski  tak mengerti apa yang gurunya inginkan, Juan pun  menutup kedua matanya mengikuti permintaan gurunya.

" Buka mata mu sekarang! " pintanya lagi.

Juan perlahan membuka matanya dan tak mendapati siapapun dihadapannya, membuatnya  bingung sekaligus panik.

" Guru! guru dimana? "serunya. Berjalan mengitari sekitar hutan ,namun tak menemukan sosok Gurunya, kembali memanggil Gurunya. "Guru!! kamu dimana? " Teriaknya

" Berhenti lah berteriak, apa kamu ingin membuat telinga Gurumu ini  sakit,"

Juan tertegun mendengar suara Gurunya namun  tak menemukan sosoknya,

 " Apa kamu ingin telinga  Gurumu  ini menjadi tuli ?!

Juan kembali  mengedarkan pandangan untuk mencari keberadaan sosoknya, namun sia-sia.

" Berhenti mencari seperti orang bodoh, dasar murid bodoh, "celanya. " Guru mu ini berada di lehermu, dasar murid bodoh".

Setelah mendengar ucapan dari Gurunya, Juan pun melihat kebawah, matanya terbeliak mendapati sebuah kalung giok berwarna abu-abu menggantung dilehernya. " O,bagaimana guru bisa berada disini? " tanyanya penasaran, sorot matanya bersinar, tangannya terus memainkkan kalung itu, menatapnya takjub.

" Guru bagaimana kamu melakukannya? apa aku juga bisa melakukannya? tolong ajari aku. "

" Berhentilah mengoceh, suara mu  membuat telinga Gurumu semakin sakit "

Juan menghela nafas " baiklah, tapi Guru, apa anda yakin? "tanyanya

" Tentu saja aku sangat yakin lagi pula aku merasa nyaman seperti ini dari pada harus  terjebak dalam buku itu,"

" Tapi bagaimana jika ibuku menanyakan dari mana aku mendapatkan kalung ini? " tanyanya polos, tangannya menggaruk kepalanya yang tak gatal, " lalu apa yang harus aku katakan padanya? " sambungnya.

Gentala yang berada dalam kalung menghela nafas frustasi. "Hadeuhhhh mengapa aku harus memiliki murid bodoh sepertimu? apa ibumu tak pernah mengajarimu cara untuk berbohong?! "

" Tentu saja tidak, ibunda adalah orang yang sangat baik, tak mungkin baginya untuk mengajari anaknya untuk berbohong, bahkan ibunda bilang kalau berbohong itu adalah sebuah dosa yang tak akan di maafkan oleh Dewa. " Timpalnya

Gentala terdiam sesaat. " Sudahlah lupakan saja tak ada gunanya aku  berdebat dengan murid bodoh sepertimu. "

"Maaf kan mu-ridmu...."

"Aaaaahhhhhh" terdengar suara jeritan dari seorang wanita. Juan tercengang menyadari bahwa itu adalah suara milik ibunya, Dewi Ayu. Jantungnya berdegup kencang, hatinya menjadi resah dan gelisah, matanya terbeliak, mengingat bahwa paman nya Ranu tengah melakukan perjalan bisnis, Juan pun bergegas pergi menghampiri ibunya, takut terjadi sesuatu yang tak di inginkannya.

Juan tertegun sesaat, ketika merasakan bahwa tubuhnya lebih ringan dan menjadi lebih bertenaga dari sebelumnya, bahkan dia bisa sampai kekediamannya hanya dalam hitungan detik saja.

Sesampainya disana, mata Juan terbeliak melihat  tubuh sang ibu yang  sudah terbaring di atas tanah, rambutnya kusut, pakaian yang dikenakan nya kotor, serta ada luka di siku tangannya, berlari menghampiri Dewi Ayu. " Ibunda! " teriaknya.

" Juan? "

" Ibunda, tanganmu berdarah."

Dewi Ayu melirik sikunya yang mengeluarkan banyak darah. 

" Apa yang kamu lakukan pada ibuku?! " teriaknya, kedua tangannya mengepal kuat, kedua matanya melotot seraya menatap tajam ke arah Bratawati beserta ke empat pengawalnya yang berada di balik punggungnya. "

Bratawati mendengus. " Seharusnya aku yang bertanya, apa yang kamu lakukan pada anak ku yang manis?  kamu tahu? sekarang tubuhnya terbaling lemas. Aku sebagai ibunya tentu datang untuk membalas dendam kepadamu ? "

" Dasar tak tahu malu. "

 Dewi Ayu memeluk tubuhnya seraya  berusaha menenangkannya." Juan, tolong berhentilah. " pinta Dewi Ayu, " kamu lihat, tangan ibunda hanya sedikit tergores, jadi ibunda mohon tolong berhentilah. "

" APA KAMU BILANG?! "

" AKU BILANG, DASAR TAK TAHU MALU. "

" KAU,BERANINYA KAU !! "

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Jaskris Matunggu
awal penulisan berulang ulang,tumpukn perhatian ketika menulis,dari 01 amoi 03 terus itu2 juga apa masalah nya??
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pria Sampah Tak Terduga   Ucapan Terima Kasih.

    Tidak terasa, akhirnya aku bisa namatin ini buku, padahal sebelumnya aku bingung mau menamatkan buku ini bagaimana? Terlebih lagi karena kesehatan aku yang kemarin-kemarin sempat drop yang mengharuskan istirahat full. Buat kalian yang sudah setia baca cerita ini dari awal hingga akhir, terima kasih karena sudah mau mampir ke cerita aku yang notabenya masih acak-acakan baik itu dari segi penulisan, alur cerita dan masih banyak lagi kekurangannya, sungguh aku sangat, sangat berterima kasih pada kalian. Di lain cerita, aku akan berusaha sebaik mungkin untuk memperbaiki kekurangan yang terdapat di buku ini. Semoga kalian bisa sabar menunggu cerita baru ku. see you next time ^3^ <3 <3 Love you.

  • Pria Sampah Tak Terduga   154

    Perburuan malam itu membuat setidaknya beban yang berada di pundak Juan terangkat sedikit. Ia menatap sebuah batu giok yang merupakan milik dari Gentala, tangannya menggenggam batu itu lalu membawanya ke dadanya, berharap gurunya yang sudah di alam sana bisa merasakan kerinduannya.Juan tak pernah menyangka bahwa dirinya yang dulunya selalu di hina dan di kucilkan kini berbalik menjadi sosok yang disegani dan di hormati bahkan di takuti oleh banyak kalangan karena kekuatannya yang sudah melegenda.Dirinya tak pernah menyangka bahwa pertemuannya dengan Gentala akan merubah nasib sepenuhnya, tak pernah terpikirkan olehnya bahwa dirinya akan menjadi seorang Raja.Keesokkan paginya, Juan pun meminta kepada semua mahapatih untuk berkumpul di aula rapat. Sebab ada hal yang ingin dia katakan.Tentunya setelah mendengar titah tersebut para Mahapatih pun berbondong-bondong menuju aula untuk menghadiri rapat.Setibanya di sana, semua mahapatih ya

  • Pria Sampah Tak Terduga   153

    Di temani oleh Dewi Ayu dan juga Sekar, kini adalah kali pertama Juan mengunjungi pemakaman gurunya, meski masih terasa berat, namun kini dia sudah baik-baik saja, ia pun meletakkan beberapa dupa serta satu kendi berisi air keras. Menangkupkan kedua tangannya lalu mulai berdo'aSetelah selesai mengirim do'a dan mengutarakan perasaannya, Juan berserta ibunya, memilih untuk kembali ke istana, namun di tengah perjalanan dirinya bertemu dengan Rengganis yang baru pulang dari ekspedisinya.Wanita itu memberi salam, lalu berjalan bersama-sama serta berbagi cerita tentang ekspedisinya membantu Sang ayah memusnahkan para bandit yang selalu meresahkan para warga.Meski tak selalu bisa berada di sisi Juan terus menerus, namun Rengganis sebisa mungkin menyempatkan waktu untuk menemui Juan tentunya ia selalu pulang tanpa tangan kosong.Kendati begitu, Rengganis tak pernah tahu tentang perasaan Juan terhadapnya, apakah dia menganggapnya sebagai teman saja? Atau pria i

  • Pria Sampah Tak Terduga   152

    Perkataan Rengganis membuat Juan tersadar, apa yang dilakukannya selama ini tak akan membuat gurunya kembali ke sisi nya.Ia pun menarik Rengganis ke dalam dekapannya, membuat wanita itu terlonjak kaget akan tindakan yang di lakukan oleh Juan." Maaf. " Kata itu terlontar begitu saja dari mulut Juan, tangannya semakin erat mendekap tubuh wanita itu.Tangan Rengganis yang berniat membalas pelukan itu tiba-tiba berhenti ketika ibu Juan, Dewi Ayu datang bersama Sekar." Ekhem! Maaf ibunda mengganggu kalian. "Rengganis yang terkejut pun langsung bangkit dari posisi ambigunya, ia berdiri seraya merapihkan diri. " Sama sekali tidak bibi. " ujarnya.Seketika suasana di dalam sana berubah menjadi canggung. Semua orang yang berada di dalam sana terdiam, menambah suasana semakin canggung." A-ah kebetulan, Ibunda baru saja memasak wajik kesukaan mu. Apa kamu ingin memakannya putraku? " kata Dewi Ayu memecah kecanggungan di antara mereka.

  • Pria Sampah Tak Terduga   151

    Beberapa bulan setelah peperangan itu, kerajaan Nemu pun mulai menemukan kembali cahayanya.Namun selama itu kursi tahta itu masih kosong, Sebab Juan menolak untuk mengisinya. Karena mereka tak mungkin memaksa Jaraka yang mentalnya masih hancur. Tapi hanya tinggal Juan saja yang memiliki darah dari Raden Brama Wijaya.Meski sudah di bujuk oleh teman-temannya. Bahkan oleh ibunya sendiri, Juan tetap berkata tidak.Hingga suatu ketika, Gentala memintanya sembari berkata bahwa dirinya ingin melihatnya menjadi seorang raja di sisa akhir hidupnya.Karena gurunya sudah berkata seperti itu, Juan pun mau tak mau harus mengisi kursi itu, dengan syarat bahwa gurunya tak boleh jauh dari dirinya.Gentala pun memutar bola matanya malas.Sungguh merepotkan!" Terserah pada mu saja. Sekalian saja kamu pasangkan tali kekang di leher ku, dan jadikan aku binatang piaraan mu! Kau pikir aku ini Widura! Yang selalu mengikuti mu kemana pun

  • Pria Sampah Tak Terduga   150

    Setelah berhasil memenangkan peperangan tersebut, Juan maupun Gentala dan Juga Nura sama sama kehabisan tenaga. Ketiganya langsung tak sadarkan diri. Beruntung posisi mereka tak jauh dari Rengganis dan lainnya.Mereka pun berbondong-bondong menghampiri ketiganya.Meski Rengganis dan Ling ling sempat berebut siapa yang akan membawa tubuh Juan? Tapi pada akhirnya Yodha Wisesa lah yang membawanya selaku kakeknya.Sesampainya di camp militer, Ayu Dewi pun langsung memburu tubuh putranya dan langsung memberinya pertolongan pertama.Walau terbilang sangat terlambat, namun ayah Rengganis sebisa mungkin membantu, karena sebelumnya ia terkurung di rumahnya sendiri dan tak bisa melepaskan diri.Alhasil, ia tak membantu sama sekali saat perang berlangsung. Demi menebus dosanya, ia bekerja dua kali lipat di banding yang lain, seperti menyediakan makanan, obat-obatan, dan perlengkapan lainnya.Saat tahu Ranu adalah Nura yang merupakan seorang

  • Pria Sampah Tak Terduga   149

    Setelah berkali-kali bertukar kekuatan dengan Agri Brata, lambat laun Juan pun mulai merasa bahwa seluruh tubuhnya sudah tak bisa menahan rasa sakit lagi. bahkan ia merasa bahwa seluruh tulang di badannya seperti sedang diremukkan secara perlahan, sehingga menimbulkan sensasi rasa sakit yang amat luar biasa.Akan tetapi, dia tak bisa menyerah begitu saja dan melewatkan kesempatan langka, sebab ia menyadari bahwa Agri Brata yang merupakan makhluk setengah abadi itu mulai kehilangan kekuatannya. Membuat Juan tak bisa mundur.Tapi sayangnya kedua kakinya sudah tak bisa di gerakkan lagi, bahkan untuk menopang tubuhnya saja sudah sangat sulit, apalagi mengeluarkan kekuatan untuk menyerang." Ayo gerakkan tubuhmu, hanya perlu satu serangan lagi untuk menunju kemenangan. " gumam Juan pada diri sendiri yang tengah berusaha bangkit seraya mengumpulkan tenga.Akan tetapi, seberapa keras ia memaksa tubuhnya untuk berge

  • Pria Sampah Tak Terduga   148

    Entah siapa yang harus ia salahkan? Apakah ramalan itu? Ataukah karena hasutan istrinya? Maheswara termangu. Hingga sebuah hantaman besar menyadarkannya dari lamunannya.Bledum!! Tubuhnya menghantam sebuah tembok hingga hancur menjadi kepingan yang kecil, dari mulutnya ia memuntahkan banyak kental.Ia terkekeh menerima hantaman tersebut, berkat hantaman itu ia pun menyadari bahwa semua itu karena ambisinya yang terlalu tinggi yang kemudian membutakannya, dirinya bahkan rela mengirimkan ke tujuh saudaranya ke nirwana.Bahkan, ibunya pun ikut menyusul, tak lama setelah ia mengatakan bahwa dia akan menjadi raja.Mungkin ibunya sengaja pergi, agar dirinya tak melihat kehancuran kerajaan di tangan putra sulungnya.Setelah berhasil menduduki tahta, ia mengusir semua selir ayahnya, mengembalikan mereka ke tempat asal mereka. Dan menyisakan mayat ibunya yang sengaja ia awetkan. Supaya dia bisa mendengar dan merasakan bagaimana ia memakmurkan ke

  • Pria Sampah Tak Terduga   147

    Sejak kepergian Wuyang dan juga Burdana, membuat suasana istana menjadi tak terkendali, banyak pertumpahan terjadi di mana-mana, di mana ketiga putra mendiang raja saling membunuh antar sama lain. Karena mereka percaya bahwa salah satu diantara mereka merupakan penyebab semua ini.Selang beberapa hari , kekuatan Jayara dan Mandana menghilang secara bersamaan. Kecuali Jaraka.Mengetahui hal tersebut, kedua saudara itu bekerja sama untuk membunuh Jaraka, sehingga melupakan bahwa diantara mereka masih ada Maheswara.Di sisi lain Maheswara terduduk manis di dalam kediamannya, menyesap teh panas yang telah di sajikan oleh sang istri seraya menatap permukaan danau yang begitu damai nan tenang.Sejak pembantaian keluarga Burdana yang ia lakukan secara diam-diam, serta mengusir keluarga Wuyang, yang kemudian ia bantai di tengah-tengah perjalanan, meski awalnya sulit.Namun karena ia menyuntikkan racun bunga hitam pada adiknya itu, membuat

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status