Berkat bantuan dari sang kakek, Pada akhirnya Juan mendapatkan kamar yang lebih baik dan lebih besar dari sebelumnya, bahkan kamar itu hanya di huni oleh dirinya sendiri, tak seperti sebelumnya yang harus di huni oleh empat orang. Selain ruangan kamarnya yang luas, terdapat pula halaman kecil di sana yang bisa di gunakannya untuk menanam tumbuhan herbal.
Juan begitu senang, di kamar ini pula ia bisa dengan bebas memanggil guru beserta hewan spiritualnya tanpa takut di ketahui oleh siapapun.
" Apa ini sejenis takdir? atau aku ini memang pembawa keberuntungan di hidup mu? " ucap Gentala, seraya memperhatikan setiap sudut ruangan, yang di rasanya cukup mewah untuk ukuran seorang murid yang memilki kekuatan rendah, Gentala juga berpikir, betapa sialnya Suma karena sudah bertemu dengan muridnya.
Juan terdiam sejenak, tangannya mengelus lembut bulu Widura yang berada di pangkuannya. " Apa maksud guru? aku tidak men
Rengganis heran, kenapa setiap kali dirinya berpisah dengan Juan? tak peduli mereka berpisah lama atau pun sebentar, pasti akan selalu ada seorang gadis baru yang berdiri di sisi Juan.Akhir-akhir ini kepalanya terus di dera rasa sakit, mungkin karena sikap Ling ling terhadap Juan yang membuatnya terus sakit kepala. Karena keberadaan Ling ling membuatnya lupa untuk memberi tahu Juan, tentang apa yang telah ia temukan tentang Bismo.Setelah mengorbankan waktu tidurnya untuk mencari jejak keberadaan Bismo dan ibunya, akhirnya Rengganis menemukan titik terang, dirinya berhasil menemukan jejak dari mereka berdua yang sebelumnya sempat menghilang tanpa jejak, besar kemungkinan Bismo tahu pasti tentang pria berjubah hitam yang di cari oleh Guru Juan, Gentala, namun dirinya selalu lupa untuk memberi tahu pada Juan untuk menyampaikan pesannya, karena dirinya terlalu sibuk menjauhkan Juan dari Ling ling
Berkat kata-kata Juan. Rengganis pun memutuskan untuk menjadi lebih sabar lagi, meski pun Gentala terus menerus menguji kesabarannya. Seperti memujinya sebagai putri yang bijaksana, cantik, serta memiliki hati yang begitu bersih. Tak seperti seseorang seraya meliriknya. Dia bahkan sangat mengangung agungkan sosok Ling ling.Dan pada akhirnya Rengganis pun tak bisa menahannya. ' Brak! ' ia memukul meja itu dengan keras menggunakan gelas ditangannya, kedua matanya melirik Gentala. " Tuan Gentala, sepertinya kita harus berbicara empat mata. " Rengganis berkata dengan senyum yang di paksakan.Semua orang tersentak, kecuali Gentala yang tengah menahan tawa." Tentu, " melirik wajah Ling ling, seraya tersenyum simpul. " nah Putri Ling ling, izinkan saya yang rendah ini untuk undur diri sejenak, " ucapnya lalu mencium punggung tangan Ling ling dengan lembut, Andara merasa iri melihat pemandan
Setelah mendengar penjelasan dari Wijaya, sang kepala desa, mengenai hutan dan beberapa larangan yang tak boleh di lakukan di dalam hutan, termasuk memasuki gunung keramat, yang tak boleh di masuki oleh siapa pun.Konon katanya, di dalam gua tersebut terdapat penunggu yang berbentuk siluman Kera, dan bagi siapa pun yang berani memasuki tempat itu tanpa izin, maka siluman itu akan langsung membunuhnya dan memakannya.Juan dan kawan-kawan pun pergi kedalam hutan untuk menyelidiki kasus menghilangnya para hewan spritual di hutan itu dengan menggunakan kuda.Seperti biasa Ling ling dan Rengganis akan berebut posisi agar bisa lebih dekat dengan Juan, sedangkan Andara merasa senang karena di biarkan berdua saja dengan Gentala.Gentala sendiri hanya bisa melihat tingkah ke dua wanita yang tengah memperebutkan satu-satunya murid yang di milikinya, ia pun mulai menimbang-nimbang untuk memilih siapa yang pantas untuk menjadi istri muridnya d
Setelah Juan dan Ling ling pergi, Rengganis pun langsung mengirimkan petirnya ke arah orang-orang berjubah hitam yang tengah sibuk memasukkan para hewan ke dalam gua.' Jdarrr!! ' petir itu menyambar sebagian orang yang tengah membawa para hewan itu membuat para hewan pun terjatuh dari tangan mereka bersama sangkarnya.Begitu terjatuh, para hewan itu langsung menjerit seakan-akan meminta untuk di keluarkan dan di lepaskan dari sangkar yang mengurung mereka, sedang kan orang yang terkena petir milik Rengganis mati gosong seketika.Serangan dadakan yang di kirim Rengganis, membuat orang-orang berjubah hitam itu panik, sebagian dari mereka lari berhamburan karena ketakutan, sebagiannya lagi langsung meningkatkan tingkat kewaspadaannya. mereka pun mengeluarkan senjata dan bersiap-siap untuk menerima serangan kedua, berbeda dengan orang yang memakai jubah
Meghilangnya Juan secara tiba-tiba membuat Ling ling cemas sekaligus kebingungan, bagaimana bisa pria yang baru saja bersama dengannya hilang begitu saja tanpa meninggalkan jejak sedikit pun? seakan-akan di telan oleh bumi. Dirinya tanpa henti terus mencari keberadaan Juan dengan bantuan beberapa boneka tanah yang ia ciptakan. Setelah sekian lama mencari dan belum membuahkan hasil. Ling ling yang tak kenal menyerah, kembali menambah jumlah boneka tanahnya yang bahkan mencapai jumlah ratusan, melebihi batas kemampuannya.Di sisi lain, Andara dan Rengganis tengah bertarung dengan sengit melawan orang-orang berjubah hitam yang kini jumlah mereka terus bertambah dan mengepung keduanya dengan berbagai serangan dari segala arah.Suara dentingan pedang Rengganis dan tombak Andara yang beradu dengan pedang lawan terdengar nyaring, di ikuti suara petir yang bergemuruh di atas langit.Meski Rengganis dan Andara adalah se
Ucapan yang keluar dari mulut Agribrata, membuat Gentala marah, meski dirinya tak bisa menyangkal kebenaran tentang tubuh muridnya yang memang sudah di takdirkan untuk menjadi wadah baru untuk jiwa tuan lamanya. Nayaka Gantari. Namun ketika orang lain yang mengatakannya membuatnya kesal dan marah. Akan tetapi ada sesuatu yang tak di ketahui oleh semua orang kecuali dirinya, yaitu ada jiwa si hitam bersama tuannya di dalam tubuh muridnya. Dirinya tak pernah menyangka hal seperti itu bisa terjadi.Pertemuannya dengan Argibrata kali ini membuat Gentala menyadari bahwa muridnya akan menjadi incaran setelah ini, membuatnya bertekad untuk melindungi dan tak akan menyerahkan muridnya pada siapa pun, apalagi memanfaatkannya untuk membangkitkan yang sudah tak ada di dunia, selain bisa membahayakan nyawa dari muridnya, ia juga takut, kelak ia tak akan pernah bisa melihat sifat naif dan polos dari murid satu
Kera raksasa itu terdiam tak menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Juan, Namun ke dua matanya menatap lekat pada wajah Juan. Suasana pun menjadi hening.Telalu lama menunggu jawaban, membuat leher Juan terasa pegal dan mati rasa, ia pun memutuskan untuk kembali menundukkan kepalanya, seraya kembali mengolesi luka pada tubuh kera raksasa itu. " Aku tahu, pasti sulit untuk memberitahu ku, jadi. . ." Malam itu adalah malam bulan purnama, dimana kekuatanku akan berkurang dari setengahnya. " Ucapnya tiba-tiba, Juan kembali menengadah menatap kera raksasa itu, dan menghentikan sejenak aktifitasnya." Lalu? " tanya Juan, tangannya kembali mengolesi obat yang berada di tangannya" Entah dari mana mereka bisa tahu bahwa aku memiliki siklus melemah ini? Bahkan rakyat ku saja tak mengetahui hal tersebut, tapi malam itu mereka datang menyerang gunung in
Di tengah hutan yang rimba, Bismo dan ibunya tengah berlari tergesa-gesa, dirinya terus berlari seraya menekan luka pada pergelangan tangannya yang terus mengeluarkan banyak darah." Sial, sial sial. " Umpat Bismo " Siapa pria kuat itu? bukankah Argribrata mengatakan bahwa dia akan mengawasinya? lalu kenapa dia bisa datang? bahkan dengan berani memutus tangan ku, beruntung, aku memiliki banyak orang yang melindungi ku, jika tidak? kepalaku pasti sudah terpenggal. " Sambungnya seraya terus berlari seraya menekan luka pada tangannya. Rona wajahnya sudah menjadi pucat pasi akibat terlalu banyak mengeluarkan darah.Sang ibu yang mellihat rona pucat pada wajah putranya, membuatnya khawatir. " Anak ku, bagaimana kalau kita berhenti sejenak? wajah mu sudah terlihat sangat pucat. "Bismo pun menghentikan langkahnya, menatap raut khawatir pada wajah ibunya. " Diam kau!. " marahnya seraya mendor