Home / Romansa / Pria 'Shift Malam' / Bab 124: Bentrok dengan Pasukan Zionis

Share

Bab 124: Bentrok dengan Pasukan Zionis

Author: mrd_bb
last update Last Updated: 2025-05-24 17:23:55
Seminggu sebelum berangkat ke Timteng, Rey duduk termangu di rumahnya. “Selvi…maafkan Abang, yang gagal menjaga kamu!” batin Rey nelangsa.

Rumah ini sedianya akan jadi tempat Selvi tinggal sambil lanjutkan kuliah, namun takdir berkata lain, hanya beberapa hari bersama adik beda ibunya ini, Selvi sudah pergi untuk selama-lamanya.

Sampai kini, Rey belum menemukan siapa pelaku dan dalangnya, serta apa motif ingin membunuhnya, sehingga adiknya jadi korban.

"Andai Selvi aku minta langsung ke Jakarta, mungkin nyawanya akan tertolong. Pasti kelak dalangnya akan muncul...tunggu saja, kepala kalian akan aku bolongi," gumam Rey dengan suara geram.

Rey bahkan enggan kemana-mana, dia di rumah saja, chat dan telpon Bungki yang ajak nongki tak di balasnya.

Biarpun sudah lebih 6 bulanan sejak tragedi itu, tak ada yang tahu Rey diam-diam beberapa kali meneteskan airmata kalau ingat Selvi.

Inilah yang membuat dia sangat ganas saat di Papua kalau bertemu musuh, Rey bak mau bunuh diri saja, seolah tak ta
mrd_bb

BERSAMBUNG

| 5
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 315: Dapat Julukan Harimau Gurun

    Langga selempangkan senjatanya, dia kini pegang pistol yang juga dia ambil dari gudang senjata.Saat melihat seorang yang masih hidup, Langga mendekat dan tanpa ragu jambak rambutnya.“Di mana si Phantom pimpinan kalian itu, lekas jawab!” bentak Langga, ke 50 ‘anak buahnya’ hanya menonton aksi Langga ini.Orang ini terlihat menyeringai kesakitan, dengan hanya penerangan api yang masih membakar bangunan markas ini menatap tajam wajah Balang, lalu meludah ke arah Langga.Pemuda ini tersenyum sinis melihat ludahan anggota baju hitam ini. Tapi kalau melihat matanya akan terlihatlah kemarahan luar biasa di mata itu.Langga menaruh pistolnya tepat di mulut orang ini. Si anggota baju hitam ini kontan pucat pasi, tapi semuanya sudah terlambatDorrrrr…! Orang ini langsung tersentak ke belakang dan tewas dengan mulut dan batok kepala tembus ke belakang.Ke 50 orang anak buahnya melongo, begitu dingin dan sadisnya Langga eksekusi salah satu anggota Baju Hitam ini.Tak jauh dari tempat ini, salah

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 314: Serbu Markas Pemberontak

    Dia juga sudah dapat informasi dari Abu Kilab, di mana letak gudang senjata milik pasukan Baju Hitam tersebut.Setelah menempuh perjalanan hampir 2 jam, kini mereka melihat Kota Al Mada dari sebuah bukit. Kota ini jauh lebih ramai daripada Desa Al Maktom.“Tuan Langga itu yang ada bendera hitam markas mereka, infonya pasukan mereka berjumlah hampir 250 an orang,” kata salah satu anak buahnya.“Baiklah…kita akan bagi pasukan jadi 4 kelompok sesuai rencana kita, aku akan menyusup ke gudang senjata mereka. Begitu aku ledakan gudang senjata, kalian berondong siapa saja yang keluar dari markas itu. Jangan kasih ampun, habisi semua” cetus Langga.Kaget juga ke 50 orang ini, Langga benar-benar pemimpin berdarah dingin dan bergaya ‘militer’ sejati, dalam pertempuran memang hanya ada dua pilihan, membunuh atau terbunuh.Inilah hasil didikan Letnan Thomas, yang sebut dalam perang, hati nurani di tepikan. “Kalau kamu lemah, maka kamulah yang terbunuh,” kata sang pelatih militer Langga itu. Te

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 313: Langga Pimpin Pasukan

    “Saya hanya butuh 50 orang saja, tapi yang punya ke ahlian menembak, dan pengalaman pegang senjata juga bertempur,” ucap Langga sambil menatap wajah Abu Kilab.Padahal Langga aslinya baru kali ini ikut berperang, tapi berkat latihan dengan instruktur Om Tom yang sangat kenyang asam garam berperang, membuat Langga bak serdadu yang sudah berkali-kali dan punya pengalaman perang saja.Abu Kilab lalu panggil dua orang kepercayaannya dan mereka malah mendukung niat Langga.“Kita harus bertindak, jangan hanya jadi sasaran, kami setuju dengan niat tuan Langga, tindakan kaum pemberontak harus kita balas,” kata salah satu kepercayaannya, hingga Abu Kilab mengangguk.“Baiklah Langga, besok aku akan seleksi anak buahku dan paling lama siangnya, 50 orang sudah siap,” kata Abu Kilab lagi.Akibat serangan 3 drone itu, semalaman warga desa ini terutama yang laki-laki muda berjaga, Desa Al Maktom ini memiliki 500 an warga dan 155 kepala keluarga.Abu Kilab katakan ke Langga, dulu desa ini memiliki ham

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 312: Jadi Pahlawan

    Tiba-tiba si pria tadi berteriak dan minta pasukan dari desa ini bergerak menyerang, jangan ada lagi yang kabur, memanfaatkan kekacauan kaum penyerang setelah di berondong Langga.Dia seakan malu sekaligus dapat energy baru, orang asing yang sempat di curigai, malah tak sengaja membantu dia dan warga desa ini hadapi penyerang.Akibatnya dalam waktu singkat, keadaan berbalik, kaum pemberontak yang tadinya di atas angin mulai keteteran.Apalagi secara hebat Langga yang pegang senjata otomatis yang berisi ratusan magazine keluar dari persembunyiannya dan…menembaki secara ganas ke arah pasukan pemberontak tersebut.Langga bahkan dengan leluasa bombardir musuh ini tanpa berlindung, sebab di saat bersamaan, warga desa yang terbangkit semangatnya kini turut menembaki musuh.Sehingga musuh ini kalang kabut dan tak sempat lagi membidik Langga. Sudah tak terhitung berapa jumlah kaum penyerbu ini yang meregang nyawa akibat aksi ganas Langga ini.Langga tak sadar, aksinya ini seolah mengulang apa

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 311: Terjebak Perang di Desa Perbatasan

    Langga terbangun dan melihat desa ini, ada beberapa orang yang menatap mobil mereka dengan pandangan curiga.Walaupun tak pakai riben gelap, tapi hanya 60 persen, warga desa ini bisa melihat isi mobil ini ada 3 orang, Langga, Umini dan Aliyah si anak kecil.“Kita singgah di kafe itu Umini, kita isi perut dulu, ini sudah pukul 3 siang,” kata Langga, Umini pun mengangguk, walaupun dia heran, kenapa Langga malah ajak mampir di desa yang baginya menakutkan ini.Langga melihat peta satelit, mereka sudah jalan 315 kilometeran, artinya sudah lebih 90% melewati jalanan yang sebagian besar gurun dan berbatu-batu.Begitu duduk di kafe ini, Langga melirik ada 5 orang yang juga makan dan minum di sini dan semuanya pegang senjata.Mereka sempat menatap Langga, Umini dan Aliyah dan kini makan dengan santai, karena ketiganya memang lapar.Tiba-tiba salah seorang menghampiri ketiganya. Langga otomatis waspada.“Darimana dan mau kemana kalian? Wajahmu agaknya bukan asli Irak, walaupun mata kamu tajam!”

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 310: Makin Dekat dengan Umini

    “Umini, sebaiknya kita cari penginapan, terlalu riskan kalau kita lanjutan perjalanan di malam hari?” usul Langga, ternyata Umini setuju, apalagi di lihatnya Aliyah mulai ngantuk, setelah sepanjang jalan asyik ngemil makanan kecil.Mereka pun singgah di sebuah kota yang masih masuk wilayah Turki, sebuah kota kabupaten yang terlihat ramai dan banyak terdapat penginapan di sini.Walaupun rata-rata hotelnya syariah, tapi siapa yang curiga? Saat Langga, yang menggandeng Aliyah masuk ke hotel ini.Semua orang mengira Langga membawa anak dan istrnya ke hotel ini. Penampilan mereka seolah satu keluarga kecil yang sedang kemalamanan di jalan.Langga lalu pesan satu kamar saja, sekalian minta di antarkan makan malam ke kamar, karena dia malas cari makan keluar.Aliyah yang kekenyangan ternyata langsung merebahkan diri di kasur dan tak lama kemudian, si kecil ini sudah sangat nyenyak tidurnya.Umini cerita, orang yang akan dia temui di Irak adalah paman nya, adik dari ibunya, yang sejak lama tin

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status